Bab 5 Niat terselubung Nina

Mengantarkan sang adik ke dalam kamarnya, Nayla kini berpesan pada Nina. " kamu jangan berpakaian terbuka seperti ini lagi ya, soalnya Mas Akbar tidak suka dengan pakaian seperti yang kamu kenakan, minimal formal lah. "

Nina membuka koper bajunya, membereskan semua baju ke dalam lemari dengan raut wajah muramnya, kedua bibir tampak memanjang. 

Sang kakak yang membantu adiknya membereskan baju, berusaha menasehati lagi Nina agar mengikuti peraturan di rumah Akbar. 

"Nina, kamu dengar tidak apa yang kakak katakan.  Hem. "

"Iya kak, bawel banget sih. Hanya gara gara baju Nina ke begini sampai di permasalahkan, ribet tahu. " Ketus sang adik, membuat Nayla berusaha sabar menghadapi Nina. 

Tok  …. Tok … . 

Ketukan pintu dilayangkan Akbar, Nayla mulai melangkahkan kaki mendekati sang suami. 

"Mas, ada apa?"

"Mas mau bicara sama kamu!"

Nayla menganggukkan kepala, ia kini mengikuti langkah kaki Akbar dari belakang, hatinya sudah tak karuan. Pastinya ia akan mendapatkan sebuah teguran dari suaminya karena Nina. 

*******

Kini mereka sampai di dalam kamar, Nayla masih dengan posisi kepala yang menunduk. 

"Nayla, apa kamu sudah memberi tahu adikmu tentang peraturan di rumah ini?" tanya Akbar dengan tutur kata lembutnya. 

Nayla menganggukkan kepala, dan menjawab. " Sudah mas, baru saja aku beritahu Nina!"

"Syukurlah, sebenarnya aku tak suka jika adik kamu tinggal di rumahku, karena aku merasa terganggu dengan penampilan bajunya yang kurang bahan itu." ucap Akbar, begitu blak-blakan dihadapan sang istri. 

"Sudah aku beritahu soal itu mas, aku juga berharap dia mau menuruti perkataanku. Padahal dulu Nina gadis yang lugu dengan pakaian sederhananya, tapi setelah ibu menyuruhku untuk menjaganya karena dia berniat kuliah, akhir akhir ini penampilannya berubah. Dan lagi dia selalu membahas pacar."

Keluh Nayla pada suaminya. 

"Kak Nayla. " Teriakan Nina, membuat Nayla terkejut, hingga obrolan mereka terpotong. 

"Mm, kenapa dengan adik kamu itu, apa dia tidak punya sopan  santun, sampai harus berteriak segala, " ucap Akbar merasa terganggu dengan teriakan Nina. 

"Maafkan aku ya mas,  biar aku nasehati dulu dia, " balas Nayla, dengan terburu buru ia pergi dari kamar sang suami. Melangkahkan kaki, menghampiri sang adik. 

"Kak Nayla. "

Teriak lagi Nina, membuat Nayla menutup mulut sang adik dengan telapak tangannya. "Mm."

Nayla menarik tubuh adiknya masuk ke dalam kamar, " Mm. "

Melepaskan tangannya, " Kak Nayla, pengap tahu. Kenapa  sih kakak ini. "

"Kamu yang kenapa, teriak teriak, memang ini dihutan. Nina, jika kamu memang ingin tinggal di sini, tolonglah ikuti aturan di sini, pakai adab, bicara sopan dan cara berpakaian kamu ini.  Dan satu lagi. Suami kakak tidak menyukai cara kamu memanggil kakak dengan berteriak," ucap Nayla mencoba menasehati  lagi adiknya.  Dengan memegang kain menempel pada baju Nina. 

"Iya, iya. Telinga Nina ini ada dua, jadi Nina sudah mendengarkan apa yang kak Nayla katakan berulang kali. "

Nina memajukkan kedua bibirnya, kesal dengan perkataan Nayla yang terdengar begitu cerewet. 

Nayla meraih baju yang masih dirapikan adiknya, menjemberengkan dengan berkata, "Baju apa ini, Nina. Astagfirullah. "

Nina mengambil bajunya dari tangan sang kakak, lalu menaruhnya kembali. 

"Kakak ini norak banget sih, ini tuh baju lingerie."

"Apa langer apa?" Pertanyaan Nayla, membuat sang adik menggelengkan kepalanya. 

"Astaga naga, pakaian lingerie kakak tidak tahu. Kuno, norak!" Balas sang adik sembari meledek sang kakak. 

"Nina, biar nanti kakak pinjamkan kamu baju yang pantas, dan baju ini kakak bakar semuanya, " Ucap Nayla terdengar bernada tinggi. 

"Nina nggak mau, kakak jangan sembarangan buang baju Nina dong," cetus Nina, tak ingin kalah debat dengan kakaknya. 

Nina berusaha merebut kembali baju seksinya dari tangan sang kakak, " Kembalikan bajuku. "

Namun Nayla berusaha menghindar, ia pergi dan berniat akan membakar semua baju kurang bahan itu. 

"kak Nayla please, jangan. " Teriakan terus terdengar dari mulut Nina, untuk mencegah sang kakak pergi.

*******

Nina mengejar sang kakak, dimana wanita itu kini membakar habis baju adiknya, di saat pelayan kebun tengah membakar rerumputan. 

"Kakak ini tega ya. "

Nayla kini menarik lagi tangan sang adik, untuk segera menghindar dari kobaran api yang tengah melahap baju-baju seksi adiknya. 

Nina melihat pemandangan itu membuat hatinya terasa sakit," Kakak, tega."

 Sebagai seorang kakak.  Nayla kini memberikan baju-baju bekasnya yang masih layak dipakai.  

Di tengah Nina menangis, Nayla duduk dan berkata, " Kamu lihat. "

Perlahan suara tangisan itu terdengar redup, Nina mengangkat kepalanya, menatap ke arah depan. 

"Ini baju kakak yang sudah tak terpakai, jadi kakak berharap kamu memakai baju ini. "

Nayla memberikan sebagian baju gamisnya pada sang adik dengan harapan adiknya itu merubah gaya dan penampilan yang terlihat tak karuan. 

Nina mengambil baju dari tangan sang kakak dengan raut wajah kesalnya, perlahan demi perlahan ia menatap satu persatu baju pemberian Nayla. 

"Baju apa ini kak, nggak ada modis modisnya, jelek banget, " Ledek Nina pada baju yang diberikan kakaknya. 

"Nina, kalau baju gamis ya seperti itu, kamu ini bagaimana sih, " Ketus sang kakak berusaha menahan emosi saat melihat adiknya tak suka dengan pemberian sang kakak. 

"Gamis sih. Gamis. Tapi  kelihatan norak banget, aku nggak mau lah, males pake gamis ke begini, kaya ibu ibu mau ke pasar." Gerutu Nina, membuat Nayla mengambil semua baju dari tangan adiknya. 

"Ya sudah pake aja daun pisang atau daun pepaya, lalu kamu tempelkan tuh di badan kamu itu, supaya kelihatan modis, " 

Ketus sang kakak, pergi meninggalkan adiknya. 

Pintu tiba tiba ditutup begitu kencang, membuat Nina terkejut, " Woy, kalau marah ya marah saja, jangan  sampai membanting pintu sampai segitunya. "

Nayla yang berada di balik pintu kamar adiknya, kini mengusap pelan dada bidang dan berkata, " sabar, sabar. Hanya orang sabar yang mampu melewati semua ini. "

Berjalan dengan tangan yang membawa beberapa helai baju, kini  Akbar mendekat dan bertanya, " bagaimana? Apa kamu sudah memberi tahu adik kamu?"

Nayla menundukkan wajah, terlihat bibirnya ragu untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan juga sang adik. 

"Nayla, kenapa kamu diam saja?"

Menarik napas mengeluarkan secara perlahan, Nayla kini menjawab," sudah aku nasehati mas!"

"Bagus kalau begitu. "

Setelah menanyakan hal itu Akbar pergi dari hadapan Nayla, dimana wanita berkerudung putih itu menatap sekilas kearah pintu kamar adiknya. 

Nayla terpaksa berbohong jika adiknya tak bisa di atur. " Mudah mudahan saja Nina berubah setelah aku nasehati, walaupun belum seratus persen aku yakin padanya. "

******

Di dalam kamar Nina berusaha melepaskan kesedihannya dengan melihat layar ponsel, ia mulai menatap aplikasi bernama S@p*€, dimana aplikasi untuk berbelanja kebutuhan seorang wanita. 

Nina memesan tanpa melihat harga yang tercantum dari layar ponselnya, ia tak peduli, memakai situs COD agar sang tuan rumah yang membayar semua pesannya. 

"Ini bagus banget, pesan ah. "

Sudah banyak baju dan alat make-up yang ia pilih, tinggal Nina memesan kerudung yang ia suka. 

"Kayaknya, kalau aku pakai baju ini cocok deh buat ke kampus, ahhh senangnya. "

Nina terlihat menikmati apa yang ia lihat, memesan terus menerus tak mempedulikan harga dari barang tersebut. 

"Selesai deh."

Nina keluar dari kamarnya dan bertanya pada sang kakak. " kak. "

Terlihat Nayla masih kesal terhadap sang adik, sampai dimana. " kakak Nayla, helo. "

Melambaikan tangan pada wajah sang kakak dengan tangan, " Kak Nayla, ayolah jangan berpura pura sok budek lah. "

Nayla berusaha menghilangkan rasa egoisnya dihadapan sang adik. " Ada apa?"

"Nina boleh minta alamat daerah sini nggak."

"Buat apa? Bukannya kemarin kakak sudah kasih tahu. "

"Eh, Nina sebenarnya pinjam ktp kakak sih boleh, nggak. "

Nayla mengerutkan dahinya, tak mengerti dengan ucapan sang adik, " Gak bisa, bukannya kamu punya ktp sendiri, pake saja ktp kamu sendiri. "

Menghembuskan napas, Nina terlihat kesal dengan sang kakak yang tak mau meminjamkannya ktp. 

"Kak Nayla, ayo dong."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!