Orang yang paling semangat untuk les privat diantara geng Tiga A hanyalah Anyelir seorang, sedangkan Alenka dan Adinda seperti orang yang sedang ogah-ogahan, berulang kali mereka menyandarkan kepalanya di tembok, berulang kali pula dua wanita cantik itu menghela nafas dengan berat, jam pelajaran sekolah yang sudah sampai siang itu, kini harus ditambah beberapa jam lagi sampai sore.
Andai mereka tidak mau menghadapi ujian nasional nanti, mungkin mereka sudah kabur sedari tadi dengan berbagai alasan.
"Kalandra, gimana kalau kita belajar kelompoknya di Kafe depan, gue yang traktir deh?" Ucap Anyelir dengan senyuman yang terus mengembang sedar tadi.
"Nggak usah, kalau kamu kelebihan uang, lebih baik bagikan saja kepada orang-orang yang tidak mampu atau fakir miskin dijalanan." Jawab Kalandra sambil mempersiapkan buku yang akan dia pergunakan untuk memberikan les kepada Tiga A, setelah pelajaran sekolah berakhir mereka masih berada dikelas mereka.
"Ya ampun, kamu baik banget sih jadi orang? Hatimu sungguh-sungguh mulia Kalandra, aku jadi makin emm---" Anyelir menatap kagum ke arah Kalandra, bahkan kedua matanya terlihat berbinar-binar saat ini.
"Makin apa?" Walau srolah tidak perduli, namun dia penasaran juga dengan tanggapan orang seperti Anyelur dihidupnya.
Cinta!
"Makin baik dan sholeh, hehe!" Namun Anyelir berpikir untuk lebih baik memendam segala pujiannya tentang sosok Kalandra, sebelum tiba saatnya dia mengungkapkan segala perasaan tentangnya.
"Jenny, kita mulai dari materi apa dulu?" Kalandra berkata-kata lembut sekali saat menanyakan hal itu kepada Jenny yang sedari tadi hanya duduk diam saja di sebelah Kalandra.
"Anye, materi mana yang belum kamu pahami?" Giliran Jenny yang menanyakan hal itu dengan Anyelir, mereka memang satu jelas, namun Jenny seseorang yang tertutup, bahkan di kelas dia sering menyendiri, selain dengan Kalandra dia jarang mau berbicara seperti yang lainnya, bahkan yang mereka bahas disekolah juga seputar mata pelajaran, karena keduanya siswa dan siswi berprestasi.
"Semua." Jawab Anyelir dengan cepat, namun arah pandangannya terus tertuju kepada Kalandra yang masih sibuk dengan bukunya.
"Hah, semuanya? jadi kalau pelajaran fisika itu apa yang kamu pelajari?" Jenny sampai terngaga saat mendengarnya, Anyelir memang terkenal siswa yang tidak begitu perduli dengan pelajaran di sekolah.
"Emm.. apa ya? rumus Gaya, rumus massa jenis dan rumus volume, betul kan?" Anyelir menjawabnya dengan mantap, seolah dia tahu benar rumus itu, padahal dia hanya bisa mengingat itu saja, jika diberi soalan entah dia bisa mengerjakannya atau tidak.
"Astaga Anyelir, itu kan rumus dasar dalam fisika, semua orang juga tahu, materi pelajaran kita itu sudah jauh sekali, seperti Hukum Ohm, Listrik arus searah, Gaya Lorentz, listrik arus bolak-balik , atau medan magnet, diantara materi pelajaran itu semua, coba mana yang belum kamu pahami, biar kita perjelas lagi."
Jenny seolah pusing dadakan saat mengatakannya dan entah mengapa Kalandra malah menahan tawa disana, entah apa yang menurutnya lucu.
"Gaes, yang mana? kalian sudah paham belum?" Anyelir berbalik menanyakan hal itu kepada kedua sahabatnya.
"Boro-boro, orang saat pelajaran kalau nggak tidur juga kita ngumpet di kantin, mana aku tahu, yang penting naik kelas aja kan?" Jawab Adinda sambil menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal.
"Aish.. kalau elu pasti tau dong Alenka, elu kan calon menantu dari guru fisika, jangan bikin malu okey!" Anyelir gantian menatap sahabatnya yang sudah mengangkat kedua tanannya terlebih dahulu.
"Apalagi gue? bukannya gue selalu kalian ajak bolos juga?" Jawab Alenka tanpa rasa malu sedikitpun.
"Aduh... kalian berdua ini nggak ada yang beres!" Anyelir langsung menepuk jidatnya sendiri.
"Bukan hanya kami berdua doang, Elu juga iya kali, jadi bertiga namanya!" Adinda langsung tidak mau disalahkan begitu saja.
"Sudah, jangan berantem, kita mulai saja evaluasi materinya dari awal semester, okey?" Dan saat keributan diantara mereka bertiga semakin menjadi, Kalandra langsung menengahinya.
"Tapi Kal, kalau dari dasar nggak akan cukup waktunya?" Jenny merasa sedikit keberatan, karena masih banyak hal yang harus dia lakukan setelah pulang dari sekolah, karena dia bukan dari kalangan orang kaya seperti mereka berempat.
"Tenang saja Jen, kita nggak perlu mengulangi semua materinya, cukup kita kasih mereka pertanyaannya saja, dari situ kita bisa lihat sampai mana pelajaran yang sudah mereka tangkap."
Mampus gue, satu pun pelajaran nggak ada yang nyangkut di otak gue, piye ikih?
Saat sudah mulai masuk tahap pembelajaran Anyelir mulai pusing dadakan.
"Emm... gimana kalau kita ngopi-ngopi dulu aja?"Anyelir mulai mengeluarkan jurusnya.
"Nggak usah Anyelir, aku nggak ngantuk." Kalandra langsung menolaknya, karena dia oun tidak suka berbasa-basi atau ngobrol-ngobrol nggak jelas seperti anak-anak muda lainnya.
"Atau mau aku belikan jus sama cemilan dulu?" Dia mulai ingin menunda waktunya, karena pelajaran fisika dan kimia itu sudah mulai terasa membosankan ketika sudah menggunakan rumus.
"Kami belum lapar dan haus, jangan menunda waktu kami lagi!" Kalandra mulai menghela nafasnya dengan tatapan jengah.
"Tapi aku haus?" Rengek Anyelir dengan wajah manjanya.
"Huft... ya sudah, kamu belajar sama Jenny dulu, biar aku yang beliin kalian minuman." Akhirnya Kalandra mengalah, dia tidak tega melihat wanita merengek seperti itu.
"Aku ikut Kala, biar aku nanti yang traktir kalian!" Anyelir masih berusaha agar bisa lebih dekat dengan Kalandra walau selalu ditolak.
"Tidak perlu, kamu kan yang harus belajar, kalau terus ditunda kita pulangnya jadi kesorean, kasian nanti Jenny, emang kamu mau minum apa?" Tanya Kalandra yang masih mencoba bersabar.
"Samain aja dengan kamu, selera kita kan sama." Celetuk Anyelir sambil menunjukkan barisan gigi putihnya.
"Hah?" Kalandra menaikkan kedua alisnya, dia merasa heran sendiri, karena merasa Anyelir sok tahu.
"Karena apa yang kamu suka aku pun sama!" Ucap Anyelir kembali seolah meyakinkan.
"Emang kamu tahu apa kesukaanku?" Tanya Kalandra balik.
"Tau lah, apa aku perlu menyebutkan semuanya?"
"Misalnya?" Kalandra seolah ingin tahu.
"Semua yang tidak berbau manis kan, karena kamu saja sudah cukup manis, muehehe!" Celoteh Anyelir yang membuat Adinda dan Alenka seolah ingin muntah saat mendengarnya.
"Bahaha.. wuuu! dasar modus, cari-cari kesempatan kamu ya Nye!" Ledek Adinda dan Alenka secara bersamaan.
Brak!
Tiba-tiba Jenny langsung bangkit dari tempat duduknya, bahkan dengan sedikit menendang kursi miliknya, dan berhasil membuat semua orang terkejut karenanya.
"Dia kenapa sih?" Anyelir bahkan mengusap dadaanya perlahan.
"Lagi PMS kali!" Bisik Alenka sambil menjeling mengamati pergerakan Jenny.
"Kalian bertiga tunggu disini sebentar, mungkin Jenny haus atau lagi pengen sesuatu, biar aku temankan dia beli minuman di luar, okey!" Kalandra langsung ingin mengejarnya.
"Tapi Kal?" Anyelir merasa iri jadinya.
"Anyelir, sekali ini saja bisa nurut nggak, kamu pelajari dulu rumus-rumus di buku itu, sebentar lagi aku kasih pertanyaan, okey?" Kalandra memelankan suaranya.
"Tapi?"
"Kalau masih mau protes, kita batalkan saja acara les privat kita, mau kamu?" Kalandra mulai mengancamnya, karena dia ingin segera mengejar Jenny.
"Jangan dong Kalandra, aku butuh kamu." Rengek Anyelir setelahnya.
"Kalau begitu nurut ya, kamu baca itu dulu!" Tangan Kalandra tiba-tiba mengusap rambut panjang Anyelir, membuat bibir Anyelir sontak langsung terbungkam sesaat.
Jantungnya pun seketika berdetak dengan kencang, darahnya seolah mengalir dengan deras di sekujur tubuhnya.
Sentuhan tangan Kalandra benar-benar membuat diri seorang Anyelir terhipnotis dan membuatnya takhluk, seolah-olah menjadi lemah tak berdaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Lia Yulia
nahkan mbak jenny cemburu....
2023-05-03
0
Diank
Woahhhhh, rupanya Jenny cemburu ya, sepertinya Jenny sengaja menendang kursi itu karena hatinya tidak baik2 saja
2023-04-16
0
Anik Trisubekti
Jeny cemburu, sakit gk Jen kakinya nendang meja 😄
2023-04-15
1