Hari berganti hari, Anyelir seolah semakin terpesona saja dengan segala apa yang dilakukan oleh Kalandra, segala aktivitas dan gerak-gerik yang Kalandra lakukan seolah istimewa dan selalu menarik perhatian dari Anyelir.
"Gila, Kalandra bagus banget mainnya, mungkin saat dewasa nanti dia bakal jadi Atlet Basket idola deh." Anyelir duduk sambil memangku wajahnya dengan kedua tangannya.
"Heleh.. bagus dari mananya? masukin bola ke keranjang aja gagal semua!" Ejek Adinda yang langsung tersenyum miring saat melihat kedua mata Anyelir yang terus tertuju ke satu pria di lapangan basket sekolahnya.
"Maklum lah cuy, namanya juga orang lagi kasmaran, mau dia kentut bau bangkai juga berasa harum wangi Kasturi." Alenka pun langsung ikut menimpali.
"Hoeeerrrkkk! kalau gue sih ogah!" Adinda langsung pura-pura ingin muntah dan memencet hidungnya.
"Emang siapa yang nawarin ke Elu, sampai kalian berdua coba-coba jadi saingan gue buat ngedapetin Kalandra, aku pecat kalian jadi Bestie gue, paham!" Anyelir langsung menatap kedua sahabatnya dengan tatapan penuh ancaman.
"Hello... Gue sudah punya kak Rico okey? walaupun bapaknya ngeselin tapi anaknya ngegemesin buanget Bestie!" Alenka langsung pamer dengan kekasih barunya yang memang belum lama jadian.
"Gue biar jomblo juga nggak minat sama Kalandra, orang dia dinginnya kayak kulkas tujuh pintu gitu, apalagi dia nggak suka cewek yang rame, woah... kebayang nggak sih hidup Elu Nye, bakalan berubah menjadi Garing seperti di Gurun pasir, kalau cuma masalah tampan doang mah gampang dicari, tapi soal kenyamanan hati itu tetap pilihan hati." Adinda saja sampai heran, orang serenyah Anyelir kenapa idamanya seperti Kalandra.
"Mantul sekali ceramahmu Bestie!" Alenka pun setuju dengan pendapat Adinda.
"Aish... selera kalian ini kurang menantang, walaupun sampai saat ini Kalandra belum terlihat wellcome denganku, tapi ini bisa menjadi sebuah tantangan bagiku, mau kalian jelek-jelekin Kala seperti apapun, aku tetap cinta dan mengaguminya!" Jawab Anyelir dengan bangganya.
"Heleh... makan tuh cinta!" Ledek Adinda sambil melengos.
"Anye, kita masih terlalu muda untuk terlalu over jatuh cinta, aku pun merasakan hal yang sama dengan Aa Rico, tapi masih tahap sewajarnya, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di hari esok bukan?" Adinda langsung sok bijak, namun dalam kisahnya dia tidak terlalu untuk memikat hati Rico, bahkan Rico yang selalu mengejarnya saat itu.
"Aku tidak perduli, apapun akan aku lakukan demi bisa mendapatkan Kalandra seorang." Entah menapa Anyelir begitu terobsesi dengan Kalandra.
"Ckk... ini anak dibilangin ngeyel banget yak!" Adinda langsung menoyor kening sahabatnya itu.
"Gue nggak bisa tidur Cuy kalau sudah bayangin dia tiap malam, apa kalian mau aku jadi gila gara-gara cintaku nggak kesampaian sama dia?" Anyelir sudah lama memendam rasa dengan Kalandra, padahal banyak siswa pria lainnya yang menggodanya, mencoba pede kate dengan Anyelir, namun seolah tidak menggugah hatinya.
Sedangkan Kalandra yang selalu cuek saat dia sapa dan selalu diam saat dia goda, membuat Anyelir seolah merasa penasaran dan tertantang karenanya.
"Ya jangan lah woi, sampe segitunya, merinding sendiri gue, ngeri amat dah, padahal Amat tetangga gue lumayan ganteng orangnya!" Adinda langsung mengusap lengannya sendiri.
"Ya sudah, kalian nggak usah banyak protes, cuma tinggal bantuin misi gue aja apa susahnya sih?" Keluh Anyelir.
"Terserah Elu lah, susah ngomongin orang yang lagi bucin!" Alenka hanya bisa memutar kedua bola matanya dengan jengah.
"Bodo amat!" Umpat Anyelir tidak mau tahu.
"Entar sore rombongan OSIS di sekolah kita mau buat acara di Kafe, mau lihat nggak?" Adinda memang selalu update berita-berita terkini.
"Emang ada Kalandra juga?" Tanya Anyelir dengan wajah semangat.
"Ya iyalah, dia kan juga anggota OSIS." Adinda menjawabnya dengan mantap.
"Mantul deh kalau begitu, cus kita berangkat lah woi!" Semangat Anyelir seolah membara.
"Kok Elu bisa tau Adinda, jangan bilang gebetan kamu juga salah satu anggota OSIS disini, hayow.. ngaku kamu!" Tuduh Alenka yang langsung kepo.
Plak!
"Sembarangan aja kalau ngomong, gue males pacaran sama anggota OSIS kita kale!" Adinda langsung menoyor lengan Alenka saat dia seolah mengejek dirinya.
"Why?" Anyelir langsung mengerutkan kedua alisnya dengan heran, karena menurutnya semua anggota OSIS pria disekolahnya rata-rata tampan semua.
"Karena rata-rata mereka yang menjadi juara kelas, dan gue malas pacaran sama orang pintar, pasti ribet urusannya, dikit-dikit banggain nilainya, dikit-dikit belajar, fuh... pasti hidupnya hampa karena setiap harinya hanya berkencan dengan buku doang!"
Diantara mereka bertiga, Adinda memang terkenal si orang yang nggak pernah mau ribet dalam segala hal, dia seolah tidak mau ada beban di pundaknya.
Mungkin karena itu dia memilih jomblo sedari dulu, karena males harus ngasih kabar, ngechat, diajak kesana, diajak kesini, sedangkan mood Adinda sering berubah-ubah setiap harinya.
"Harusnya kamu senang dong, kan bisa nyontek nantinya!" Anyelir langsung terlihat menyeringai.
"Ya kalau kita sekelas, kalau enggak gimana? Nyahok doang!" Jawab Adinda yang tetap ngotot.
"Eh... btw nanti ada ulangan harian Fisika cuy, kalian sudah pada belajar belum?"
Saat mendengar kata contekan Anyelir baru teringat hari ini ada pelajaran Fisika, dan minggu lalu Pak Wali kelas sudah koar-koar kalau hari ini ada ulangan harian.
"Mau belajar sampai pagi juga gue kagak ngerti, apalagi suruh hafalin rumus, aish.. berasa berat mata gue untuk bisa terbuka." Jawab Alenka yang langsung menyandarkan kepalanya di lengan Anyelir yang duduk disampingnya.
"Woi... Nggak jaim Luu, masak macarin anaknya tapi benci mata pelajaran bapaknya, gengsi dong harusnya kamu rajin belajar dan punya nilai bagus di mata pelajaran pak Wali kelas, biar dia bangga punya calon menantu kayak kamu!" Ledek Anyelir kembali, dia pun semapt kaget saat Alenka bilang kalau kekasihnya adalah anak pak Rudi, wali kelas mereka.
"Whateverlah, mau dia bangga ataupun tidak yang penting anaknya cinta!" Jawab Alenka yang tidak mau tahu.
"Suatu saat nanti, jika orang tua Rico tetap tidak setuju denganmu, apa yang akan kamu lakukan?" Entah mengapa Adinda merasa penasaran sendiri jadinya.
"Lepaskan saja lah, buat apa kita terlalu keras memikirkan cinta, walau mungkin harus nangis tujuh hari tujuh malam, karena mas Rico itu sweet banget saat berdua bersamaku, rasa-rasanya aku selalu dibuat nyaman olehnya."
Senyum diwajahnya langsung terbit saat mengingat Rico kekasih hatinya, hatinya selalu dibuat mleyot oleh pria itu, apalagi umur Rico memang beberapa tahun lebih tua darinya, Rico sudah menginjak di bangku Kuliah saat ini, jadi dia selalu bisa memanjakan diri Alenka dalam segala hal.
To Be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
meE😊😊
enakan jd si adinda hidup y ga mau ribet gada beban🤣🤣
2023-06-03
0
Lia Yulia
seru...satu gank tp beda selera😂😂
2023-04-16
1
Diank
Trio centil kalau ngumpul bawaannya gatel kalau ga ngerumpi 😂
2023-04-16
1