Memeluk Kekasih Dalam Doa

Memeluk Kekasih Dalam Doa

Syailendra Putra Khairuddin

"Kakek!!!" seperti bocah, pemuda itu berlari kecil menyongsong tubuh renta sang Kakek, Kyai Bahi. Meletakan kitab kuning di atas meja kecil, bergegas Kyai Bahi mendatangi sang cucu kesayangan. Sejatinya rindu di dada tak kalah besar dari pada rindu sang cucu.

Mencium punggung tangan sang Kakek, kemudian sang kakek mencium tangan sang cucu dan mencium pipinya. Mereka bukanlah Kakek dan cucu kandung, namun ikatan itu begitu kokoh.

"Gimana kabar Kakek" merangkul pundak pria tua itu seraya berjalan memasuki kediaman sang Kakek.

"Kakek baik. Hanya saja ada sedikit ngilu di sini" ujarnya memegangi letak segumpal darah, yang di sebut kalbu.

Enda, pemuda itu seketika terlihat panik"Kok nggak bilang kalau Kakek sakit?. Ayo kita ke rumah sakit sekarang!."

Menepuk punggung tangan Enda"Ini bukan penyakit yang bisa di obati oleh dokter."

Mendengar hal itu, Enda semakin panik. Begitu parah kah sakit sang Kakek? sampai nggak bisa di tangani oleh dokter??.

"Jangan putus asa Kek. Kalau semua dokter di negara ini nggak bisa mengobati Kakek, Enda akan bawa Kakek ke luar negeri!!."

Kyai Bahi terkekeh. Memperlihatkan barisan giginya yang masih lengkap. Lengkap?. ya! di usia senja pun dia masih memiliki gigi yang lengkap. Selain rajin menggosok gigi, kebiasan memakai siwak sebelum melaksanakan sholat membuat giginya terjaga dengan baik. Bisa di bayangkan setampan apa pria tua ini saat masih muda, sebab keteduhan begitu terlihat di wajahnya, apalagi saat tersenyum dan tertawa, raut tampan masih tersisa di sana.

Tawa sang Kakek menyadarkan Enda, bahwa sedang di kerjai. Melirik Kyai Bahi dengan kedua mata memicing"Kakek bohong ya?. Ini hari senin, dan Enda yakin Kakek pasti puasa. Sudahlah, ambil minum ke dapur sana! karena berbohong puasa Kakek sudah batal."

Alih-alih marah, Kyai Bahi kembali terkekeh"Enak saja bilang Kakek bohong. Kakek beneran sakit di sini" kembali memegangi dada"Dada ini rasanya sesak."

Membawa sang Kakek untuk duduk di ruang tamu"Kalau itu bukan penyakit yang bisa di sembuhkan oleh dokter, berarti ini bukan penyakit biasa. Katakan, apa mau Kakek?" Enda mengerti, pasti ada sesuatu yang di inginkan sang Kakek darinya.

Kyai Bahi mengayun kedua tangan. Seperti sedang menggendong bayi. Oho!, Enda mengangkat kedua alis dengan bibir terkantup.

"Bagaimana??. Sudah ada calon buat kasih Kakek cicit?."

Menepuk keningnya"Astaghfirullah!!, Enda lupa!. Umma minta Enda ambilin daun jeruk di kebun santriwati. Enda izin ke sana sekarang ya Kek, takut kemalaman di kebun, entar Enda ketemu jin cewek. Ribet kan urusannya kalau jin cewek itu naksir Enda, secara Enda kan ganteng banget." Berdiri, hendak meninggalkan sang Kakek.

Surban yang mengalung di leher Enda, lekas di sambar Kyai Bahi"Daun jeruk di halaman belakang juga ada. Jangan cari-cari alasan untuk kabur dari Kakek!!."

Enda mengambil langkah mundur, dan kejadian ini di lihat oleh Santriwati yang kebagian tugas memasak hari ini. Sontak mereka tertawa kecil di ujung dapur.

"Bang Enda ada-ada aja. Paling suka bikin Kyai kesal" ujar seorang Santri.

"Jaga pandangan. Kita ke sini untuk memasak, bukan ngerjain sesuatu yang unfaedah."

Teguran itu sontak membuat semuanya kembali fokus bekerja. Ya! dialah Yasmin, seorang keamanan di asrama Santriwati. Orangnya cantik, baik hati dan tidak sombong. Tapi kalau itu bersangkutan dengan lain mahram, dia terkesan dingin.

"Cepat katakan. Sudah punya calon istri belum?. Kalau belum Kakek punya calon buat kamu." Tidak lagi berbasa-basi tentang dada yang sesak, kali ini Kyai Bahi langsung pada intinya.

Enda membenarkan surban yang tadi di tarik sang Kakek"Belum ada. Tapi Enda nggak mau di cariin calon."

"Kalau nggak mau di cariin calon, cari calon sendiri. Tapi harus yang baik, menutup aurat, baik agamanya."

"Nah itu dia Kek!. Enda juga belum ada niat buat nyari."

Lirikan tajam kini tertuju kepadanya. Tentu ini berasal dari sang Kakek"Usia kamu sudah cukup untuk menikah. Kamu punya usaha sendiri, pasti bisa menghidupi istri dan anak kamu kelak."

"Enda belum siap."

"Kapan? kapan kamu siap?. Nanti kalau sudah tumbuh jenggot??."

Mengusap dagunya perlahan"Kalau jenggot sih, udah tumbuh Kek. Karena selalu Enda cukur sebelum tumbuh lebat jadinya nggak kelihatan."

Awh!! selalu ada jawaban dari mulut sang cucu. Kyai Bahi menarik napas panjang"Kamu nggak sayang sama Kakek?."

Merangkul pundak sang Kakek lagi"Siapa bilang?. Enda sayang banget kok sama Kakek.

"Kalau sayang bawakan cucu menantu untuk Kakek."

Melepaskan rangkulan tangannya"Aduh Kek. Jangan Enda dong yang bawa cucu menantunya."

"Terus siapa lagi?. Mecca? Adik kamu masih SMA, mau di suruh nikah sekarang?."

Menunduk sembari memainkan jemarinya"Ya~~~kalau Mecca mau, Enda nggak keberatan kok di langkahi."

"Syailendra Putra Khairuddin~~~." Kembali menjaga jarak dari sang Kakek. Saat dia memanggil dengan nama panjang, itu berarti ada lonjakan emosi di dalam dada.

"Sabar Kek!. Sabar~~~. Kakek lagi puasa, orang puasa nggak boleh marah. Lagian sayang kalau batal sekarang, sudah lewat waktu Ashar, bentar lagi buka."

Mendengus, hanya itu yang bisa Kyai Bahi lakukan. Dia pun membuang pandangan dari Enda.

Kembali duduk namun di kursi lain, yang letaknya sedikit jauh dari sang Kakek"Cucu Kakek kan bukan cuman Enda sama Mecca. Masih ada Arjuna."

Arjuna, ya!. Benar juga. Arjuna juga seorang cucu baginya. Tapi, kalau itu Arjuna, dia nggak bisa meminta cucu menantu. Sebab pemuda itu memiliki keluarga sendiri. Sedangkan Enda, Umma nya adalah putri semata wayang Kyai Bahi.

"Dengar-dengar, Arjuna mau melamar seorang gadis."

"Di tolak" sahut Kyai Bahi.

Kedua mata Enda memelotot. Hah!! seorang Arjuna di tolak??.

"Kakek serius?."

"Kakek nggak suka ngibul kayak kamu." Enda terkekeh mendengar jawaban sang Kakek. Mungkin karena terlalu sering di goda olehnya, sehingga sang Kakek mengatakan Enda tukang kibul. Padahal Enda seorang pemuda yang setiap perkataannya dapat di pegang.

"Kenapa di tolak?."

"Juna nggak cerita sama kamu?."

"Sudah hampir seminggu kami nggak bertemu. Dia juga nggak ada cerita."

"Gadis itu sudah punya calon. Dia menolak lamaran Juna tanpa melihatnya terlebih dahulu."

Sungguh Enda nggak bisa menahan tawa. Sungguh malang nasib Arjuna, dia mendapat penolakan telak.

"Enda mau ledekin Juna dulu ah~~" ujarnya seraya mengeluarkan ponsel dari saku.

"Malah mau ngeledekin Juna. Calon mantu Kakek gimana?."

"Nanti Kek. Kalau jodoh nggak akan kemana. Kakek sabar ya, sandal jepit aja punya pasangan, masa Enda yang ganteng nggak punya pasangan!."

Ingin rasanya menjitak kening sang cucu, namun bocah itu gegas berjalan ke muara pintu.

"Enda mau ambil daun jeruk dulu. Nanti di cubit Umma kan bahaya." Berjalan memutari kediaman itu. Enda tau ada beberapa Santriwati di dapur kediaman sang Kakek. Rasanya nggak nyaman kalau harus melewati mereka yang sedang beraktivitas itu.

To be continued...

Selamat membaca jangan lupa like fav dan komennya ya.

Salam anak Borneo.

Terpopuler

Comments

ZasNov

ZasNov

Waduh masa cwo seganteng & sesoleh Arjuna, malah ditolak ya.. Jadi penasaran sama cwenya 😄

2023-05-17

1

ZasNov

ZasNov

Nah lho, Enda nyesel kan udah nanya sama Kakek..😆
Malah jadi ditanyain calon tuh 😂

2023-05-17

1

mama Al

mama Al

aku mampir baca pelan-pelan

2023-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Syailendra Putra Khairuddin
2 Ahmad Arjuna Pratama
3 Gadis bernama Salwa
4 Nurmecca Putri Khairunnisa
5 Almeera Yasmine Fateena
6 Pertemuan
7 Resah sang hati
8 Jodoh pilihan Kakek
9 Teguran
10 Sanksi
11 Terlambat
12 Patah hati
13 Risalah cinta
14 Tak lagi nyaman
15 Larangan lagi
16 Kegilaan Randy
17 Pulang
18 Tersesat sang hati
19 Penggoda
20 Penolakan Randy
21 Titian kesabaran
22 Kedungu-an cinta
23 Selangkah untuk maju
24 Gagal fokus
25 Setitik nila
26 Kecewa
27 Tawaran Salwa
28 Menarik diri
29 Umpan cinta
30 Menemukan
31 Bebas
32 Tuduhan
33 Trik Salwa
34 Talak
35 Bermain diam-diam
36 Richard Brander
37 Gerak sang hacker
38 Masih menunggumu
39 Menjaga hati
40 Rumus Nenek Adila
41 Duka keluarga Salwa
42 Kembali mengungkap rasa
43 Ketakutan Salwa
44 Bersambut tali
45 Menjaga dalam diam
46 Hari yang mendebarkan
47 Si usil Mecca
48 Pandang pertama
49 Senda cinta
50 Malam kita
51 Pasangan baru
52 Usikan masa lalu
53 Saingan cinta
54 Kultum Tuan Bae
55 Rahasia Mecca
56 Manis kehidupan
57 Arjuna vs Randy
58 Cobaan Arjuna
59 Pagi yang manis
60 Kebusukan hati Randy
61 Trouble
62 Sesal sang pengkhianat
63 Kabar nona Salwa
64 Cemburu
65 Permintaan maaf Tuan muda
66 Tentang Arjuna
67 Gelitik cinta
68 Serangan untuk Richard.
69 Duka keluarga Ahmad
70 Nuha
71 Gundah Salwa
72 Obrolan para orang tua
73 Kerelaan
74 Lidah tetangga
75 Permintaan Arjuna
76 Hari H
77 Melepas putri tercinta
78 Racun masa lalu
79 Pagi pertama
80 Sarapan yang kesiangan
81 Manis Arjuna??
82 Kecil mini tapi aku suka
83 Kekesalan Syailendra
84 Menagih janji sang koki
85 Jawaban atas doa
86 Mengunjungi Tuan muda Bae
87 Cinta sejati
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Syailendra Putra Khairuddin
2
Ahmad Arjuna Pratama
3
Gadis bernama Salwa
4
Nurmecca Putri Khairunnisa
5
Almeera Yasmine Fateena
6
Pertemuan
7
Resah sang hati
8
Jodoh pilihan Kakek
9
Teguran
10
Sanksi
11
Terlambat
12
Patah hati
13
Risalah cinta
14
Tak lagi nyaman
15
Larangan lagi
16
Kegilaan Randy
17
Pulang
18
Tersesat sang hati
19
Penggoda
20
Penolakan Randy
21
Titian kesabaran
22
Kedungu-an cinta
23
Selangkah untuk maju
24
Gagal fokus
25
Setitik nila
26
Kecewa
27
Tawaran Salwa
28
Menarik diri
29
Umpan cinta
30
Menemukan
31
Bebas
32
Tuduhan
33
Trik Salwa
34
Talak
35
Bermain diam-diam
36
Richard Brander
37
Gerak sang hacker
38
Masih menunggumu
39
Menjaga hati
40
Rumus Nenek Adila
41
Duka keluarga Salwa
42
Kembali mengungkap rasa
43
Ketakutan Salwa
44
Bersambut tali
45
Menjaga dalam diam
46
Hari yang mendebarkan
47
Si usil Mecca
48
Pandang pertama
49
Senda cinta
50
Malam kita
51
Pasangan baru
52
Usikan masa lalu
53
Saingan cinta
54
Kultum Tuan Bae
55
Rahasia Mecca
56
Manis kehidupan
57
Arjuna vs Randy
58
Cobaan Arjuna
59
Pagi yang manis
60
Kebusukan hati Randy
61
Trouble
62
Sesal sang pengkhianat
63
Kabar nona Salwa
64
Cemburu
65
Permintaan maaf Tuan muda
66
Tentang Arjuna
67
Gelitik cinta
68
Serangan untuk Richard.
69
Duka keluarga Ahmad
70
Nuha
71
Gundah Salwa
72
Obrolan para orang tua
73
Kerelaan
74
Lidah tetangga
75
Permintaan Arjuna
76
Hari H
77
Melepas putri tercinta
78
Racun masa lalu
79
Pagi pertama
80
Sarapan yang kesiangan
81
Manis Arjuna??
82
Kecil mini tapi aku suka
83
Kekesalan Syailendra
84
Menagih janji sang koki
85
Jawaban atas doa
86
Mengunjungi Tuan muda Bae
87
Cinta sejati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!