Menjalani hari-hari bersama sang kekasih. Rasa bahagia semakin bertambah saat sang kekasih berniat melamarnya.
"Nak Arjuna pria yang baik. Baik rupa dan agamanya" ujar sang Ibu saat dirinya menolak lamaran lelaki lain, lelaki yang bahkan tidak dikenalnya.
"Ibu, Mas Randy juga baik. Dia selalu perhatian sama aku."
"Tapi nak----."
"Ibu, pokoknya aku nggak mau menikah dengan lelaki yang enggak aku kenal itu."
"Tapi dia mau langsung melamar, alih-alih hanya berpacaran denganmu" sang Ayah ikut bersuara.
Lamaran, menikah, gadis ini kerap ditodong tentang pernikahan oleh kedua orang tuanya. Sudah bertahun-tahun dirinya berpacaran dengan sorang pria, pria yang sangat baik menurutnya. Randy, dialah pria itu. Seorang anak tunggal dari keluarga kaya. Di usia muda dia sudah menjadi seorang CEO dari perusahaan yang berkembang di bidang produk digital.
Kasih sayang dan perhatian, kerap dia dapatkan dari seorang Randy. Selain Randy sendiri, kedua orang tua pemuda itu juga sangat menerima kehadiran dirinya. Meski hanya seorang pegawai di toko bunga, dan datang dari keluarga biasa, keluarga Randy tidak pernah memandang sebelah mata padanya.
Salwa Al-Adnan, itulah namanya. Seorang gadis cantik dengan rambut panjang nan indah. Memiliki tubuh tinggi dan langsing, juga berisi. Itulah salah satu alasan mengapa Randy sangat menyukai dirinya. Demi Salwa, apapun akan Randy berikan, termasuk membiayai sekolah sang calon adik ipar.
Ya, dengan Randy menopang kebutuhan sekolah putra bungsu mereka, kedua orang tua Salwa akhirnya tidak lagi mempermasalahkan perihal pernikahan yang tak kunjung datang itu.
Hanya mengelola kebun sawit milik sendiri, tak terlalu besar namun masih mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Datangnya Randy tentu sangat membantu, dengan begitu beban di pundak dapat berkurang.
Bertandang ke kediaman Salwa, Randy akhirnya mengikat tali pertunangan. Desas-desus penolakan Salwa terhadap lamaran pria terdahulu sirna sudah. Terganti dengan desas-desus lamaran seorang pria kaya raya. Ya, begitulah tinggal di desa itu, apa yang terjadi kerap menjadi bahan perbincangan masyarakat di sana.
"Pernikahan akan dilaksanakan dalam tahun ini. Harinya sedang dibicarakan" ujar sang pembicara yang mewakili rombongan Randy malam itu.
Kembali menjalani keseharian sebagai pegawai di toko bunga, cincin pengikat itu telah tersemat di jari manis Salwa.
"Sayang, aku membelikan kamu dress, pakailah saat bekerja. Dress ini sangat cocok denganmu yang selalu di kelilingi bunga-bunga yang cantik. Kamu seperti dewi di antara para bunga" Randy memberikan dress indah dengan motif bunga-bunga.
"Terimakasih Sayang" ucap Salwa seraya mendaratkan ciuman di pipi Randy.
Bukan hanya kali ini, Randy kerap memberikan ini dan itu untuk Salwa. Dia sangat gemar mempercantik wanitanya. Kalau dipandang penampilan Salwa sangat modis. Dia memakai jam tangan mahal, tentu dari Randy. Tas bermerek yang juga dari Randy. Pakaian yang dibeli di butik, bukan pasar tepi jalan. Sampai alas kaki pun tak luput dari perhatian Randy. Gadis yang sangat feminim, selalu berdandan dan wangi.
Lantas bagaimana dengan isi dompet Salwa, tentu di isi dengan uang Randy juga.
Perihal uang di dompet, Salwa baru mengungkapkan hal ini saat Ayah dan Ibu mendesaknya untuk menikah. Juga di saat mereka menyesalkan lamaran pria lain yang ditolak Salwa. Kesal karena seolah disalahkan, Salwa pun mengungkapkan kebaikan Randy kepadanya. Hal ini terjadi sebelum Randy datang ke kediaman mereka, juga sebelum Randy melamar Salwa dan menanggung biaya sekolah Adik laki-laki Salwa.
Sore itu, Randy sedang ada pertemuan penting. Salwa yang sudah selesai bekerja memilih untuk pulang menaiki bus saja. Sudah lama dia tak menaiki angkutan umum itu, dan sebelumnya dia berbelanja dahulu di supermarket.
Dengan belanjaan yang banyak, Salwa menaiki bus. Bertepatan dengan jam pulang kantor, tentu bus dalam keadaan penuh, beruntung Salwa mendapatkan tempat duduk di sana.
Menunggu giliran turun seraya memainkan ponsel mahal dengan merek apel tergigit, tanpa disadari ada seseorang yang memerhatikannya.
45 menit waktu yang ditempuh. Tepat di depan halte pemberhentian Salwa turun. Sedikit berjalan maka dia akan memasuki desa tempat tinggalnya. Jalanan cukup ramai, meski terletak jauh dari pusat kota. Saat malam hari pun Salwa merasa aman bepergian sendirian, karena daerah itu sudah sangat ramai.
Di sisi lain, Syailendra baru keluar dari jalan pedesaan. Dirinya mengantarkan Arjuna pulang ke kediaman Nenek Adila karena saat berangkat Arjuna menumpang mobil sang Ayah.
"Tolong!!! copet!!" seorang wanita berteriak di jalan menuju desa yang bersebelahan dengan desa tempat tinggal Nenek Adila.
Atas dasar rasa kemanusiaan, Enda yang suka menolong mempercepat laju kendaraan. Menghalau sang copet yang berlari tunggang langgang di kejar masa.
Buk!! sang copet terjatuh dan tas sang wanita terlempar ke tepi jalanan. Terpincang-pincang, copet itu berniat menaiki motor sang rekan yang sedari tadi ingin membawanya dari kejaran masa.
Tidak ingin melewatkan kesempatan emas, Enda lekas keluar dari mobil dan menarik si copet.
Cukup ahli dalam berkelit, si copet melayangkan tinju di wajah Enda. Akh! wajah tampan itu!!. Enda sangat khawatir wajah tampannya akan lecet. Mengaduh dan langsung didorong si copet Enda terjatuh ke sisi mobilnya.
Bertepatan dengan naiknya copet itu ke motor rekannya, rombongan masa yang mengejar pun sampai di hadapan Enda.
"Mas!!. Mas berdarah!!" pekik gadis itu, yang tak lain adalah Salwa.
"Wah berani mengacau di sini. Kita harus lebih menjaga tempat ini" seru salah seorang dari masa yang ingin membantu Salwa.
"Ya!!. Penjahat seperti itu jangan sampai berkembang biak di daerah kita" sahut yang lainnya.
"Mas mari kami bantu" seorang bapak-bapak memapah Enda hendak membawanya ke sebuah warung tepi jalan, tak jauh dari tempat itu.
"Bantu saya masuk ke mobil saja pak, ada obat kok di dalam mobil saja."
Mereka pun membantu Enda masuk ke dalam mobil"Di mana kotak obatnya Mas!!" tanya Salwa dalam panik. Dia tak menghiraukan tas yang masih berantakan di tepi jalan. Juga belanjaan miliknya, yang sedari tadi dititipkan pada Ibu-ibu. Gemas dengan copet itu si Ibu-ibu juga ikut mengejar copet.
Mengambil kotak obat dengan meringis, Salwa lekas mengambil alih kotak obat dari tangan Enda"Biar saya bantu Mas."
Melihat sang korban berniat merawat sang pahlawan kesorean, masa pun bubar meninggalkan mereka.
"Neng, ini belanjaan Eneng" si Ibu tak lupa menyerahkan belanjaan Salwa sebelum pergi.
"Ini tas Eneng. Semua barangnya sudah saya masukan ke dalam. Silahkan diperiksa. Tapi ponselnya pecah Neng" seorang Ibu lain menyerahkan tas milik Salwa.
"Enggak apa-apa. Syukurlah masih kembali sama saya. Terimakasih Ibu-ibu atas bantuannya" tidak lupa Salwa mengucapkan terimakasih.
"Sama-sama Neng" dua Ibu-ibu itu pergi usai menyerahkan barang milik Salwa. Kini tinggal Salwa dan Enda di dalam mobil.
"Saya baik-baik saja."
"Tapi sudut bibir Mas berdarah."
"Hanya perih sedikit. Periksalah barang-barang kamu. Semoga nggak ada yang hilang" ujar Enda mengambil alih lagi kotak obat itu. Berduaan dengan seorang wanita di dalam mobil saja sudah membuatnya deg-degan. Bagaimana kalau gadis ini yang mengobatinya, dia takut terjerat perangkap setan.
"Alhamdulillah aman Mas" ujar Salwa usai memeriksa isi dalam tas.
"Kamu mau kemana?, mau saya panggilkan ojek?," alih-alih menawarkan diri untuk mengantar, Enda menawarkan ojek pada Salwa.
paham dengan hal itu, Salwa meminta di antar ke pangkalan ojek yang sempat dia lalui saat mengejar copet.
Hanya mundur sedikit, tugas Enda pun selesai. Setelah mengucapkan banyak terimakasih, akhirnya Salwa dan Enda berpisah.
To be continued...
Selamat membaca jangan lupa like fav dan komennya ya.
Salam anak Borneo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
ZasNov
Wah ternyata Salwa ditolong Enda.. Tapi awas ga boleh jatuh cinta, tar Arjuna makin patah hati..😄
2023-05-22
1
ZasNov
Randy memanjakan Salwa dengan materi, hingga keluarganya pun tidak punya alasan lagi untuk menolak Randy 😥
2023-05-22
1
ZasNov
Kok kesannya Randy suka sama Salwa lebih ke fisiknya ya.. Apa Randy beneran tulus ya sama Salwa 🤔
2023-05-22
1