"sayang terimakasih ya bingkisannya" ucap Dini.
"Ia kamu sukakan?"
"Tentu saja mas aku suka, apa yang tidak aku suka, kalau pemberian dari suami tersayang, sayang kira-kira ada tidak lowongan buat adikku mas, kasian dia sudah lama nganggur setelah lulus"
"Ia besok aku tanyakan, sepertinya ada lagian aku managernya pasti ada buat adikmu, sudah sana ganti bajunya sudah malam"
Saat Dini berganti bajunya, Dion keluar kamar untuk mengambil minum. Namun tak sengaja ia bertabrakan dengan Nita.
"Haduh mas, maaf aku tak sengaja"
Sesaat Dion termenung karena telah menyentuh tubuh Nita yang begitu cantik dan wangi apalagi Nita memakai dress merah minim, yang membuat Dion terpukau.
"Halo mas Dion, mas tak apa-apakan apakah ada yang sakit"
"Tidak Dini tidak ada yang sakit, hanya jantungku yang berdenyut sangat kencang, dan terpukau mencium harumnya tubuhmu"
"Ah mas Dion bisa aja, jangan menggoda begitu, aku jadi malu jadinya"
"Aku hanya jujur itu kenyataannya, kamu sudah punya pacar belum Nit"
"Dulu ada mas, tapi sudah putus mas. Lagian apa ada yang mau sama aku"
"Ya pasti ada yang mau dengan gadis secantik kamu"
"Ya sudah mas, aku masuk kamar dulu"
"Ia Nit, moga mimpi indah"
"Ia mas terimakasih"
Dalam hati Nita berkata "apakah mas Dion suka sama aku, andai ia ini semua juga bukan salahku, aku juga mau hidup berkecukupan dan bisa beli apa-apa yang aku mau. Tapi mas Dion adalah suami kakakku!!! ah aku tak perdulu andai mas Dion mau sama aku, berarti dia ditakdirkan untukku. haduh apa yang kufikirkan ini, Nita langsung bergegas masuk ke dalam kamar"
Sedangkan Dion kembali masuk kedalam kamarnya, dan Dini sudah menunggunya dia diatas kasur, dengan menggunakan baju linjernya.
Tanpa menunggu lama, Dion segera duduk disamping istrinya.
"Sayang"
"Ia mas, ada apa"
"Kita menikah sudah 5 tahun, aku ingin sekali punya anak sayang"
"Aku juga mas, wanita mana yang tak ingin punya keturunan, tapi Tuhan belum kasih rizki anak pada kita, sekarang kita berdoa dan berusaha ya mas. Aku yakin nanti kalau waktunya sudah tepat pasti kita akan diberikan anak yang cantik dan ganteng sesuai harapan kita"
"Ia sayang, mas akan tunggu waktu itu datang"
Dini langsung memeluk suaminya, namun Dion kembali membandingkan wangi tubuh istrinya dengan Nita.
"Kenapa istriku tak sewangi dan seseksi adiknya, andai saja dia seperti adiknya mungkin aku akan sangat bahagia"
Dion mulai berselancar di tubuh Dini, namun difikirannya masih saja terbayang-bayang harum tubuh Nita dan kemolekannya.
Saat dia berselancar di tubuh istrinya hampir saja ia mengucap nama Nita.
"Mas kenapa kamu tak meneruskannya mas, apakah ada yang salah denganku" ucap Nita.
"Tidak sayang, mas hanya tiba-tiba sakit perut"
"Apa kita tak usah lanjutkan"
"Tidak ini sudah baik-baik saja"
Dion mulai melanjutkannya, memegang gunung kembar sambil sesekali ia membayangkan Nita, dan pada akhirnya puncak kenikmatannya akhirnya ia rasakan dengan sempurna, merekapun kelelahan dan tertidur dengan sangat pulas.
pagipun tiba, Dion keluar kamar dan tak sengaja lewat di kamar Nita.. Entah disengaja atau tidak pintu kamar nita terbuka dan Dion melihat nita yang hanya memakai handuk, terlihat sekali lekuk tubuhnya dan juga lempitannya yang membuat yang tongkat sakti Dion tak terkendali.
Apalagi saat handuk yang dipakai tiba-tiba terlepas, dan Dion sangat menikmati melihatnya, dia sangat tak terkendali lagi ingin sekali langsung masuk dan mulai menikmati layaknya binatang buas yang siap menerkam mangsanya.
"Nita kenapa kamu begitu indah sekali, aku tak tahan untuk masuk ke kue lempitmu"
Tanpa disadari Nita melihat mas Dion yang sedang melihatnya.
Nita berlari dan segara memakai dressnya, dan setelah ia memakainya ia langsung menuju ke Dion yang berada di balik pintu.
"Maaf mas Dion aku tadi lupa menutup pintu, kalau begini aku jadi malu sama mas Dion"
"Ah aku yang seharusnya malu, maaf juga aku tak sengaja melihatnya, tadi aku lewat dan pintumu terbuka jadi aku tak sengaja melihat"
Nita tertunduk malu dan melihat ke bawah ke arah Dion dan ia tersenyum karena melihat tongkat berdiri.
Tak lama terdengar teriakan Dini.
"Mas Dion!!!!! "
Dion bergegas menemui istrinya.
"Ada apa sayang, pagi-pagi sudah teriak"
"Itu sayang HP mas berbunyi aku takut penting"
Dion langsung bergegas mengangkat telefon benar saja itu telefon dari bagian HRD bahwa ada lowongan di kantornya untuk Dian.
"Sayang ada apa"
"Ada lowongan dari kantor, kamu beritahu Nita, pagi ini ikut aku ke kantor dan bawa lamaran pekerjaannya"
"Ia sayang, sebelumnya aku ucapkan terimakasih sekali kamu sudah bantu aku da adikku"
"Sudah tenang aja, tak usah sungkan. Adikmu adalah adikku juga"
Dini langsung mencium suaminya tanda terima kasih.
"emmmuach....... emmuach. terimakasih sayang"
dini langsung berlari ke kamar.
"Kakak kenapa berlari gitu, apakah ada yang penting?"
"Kamu sekarang dandan yang cantik, berpakaian rapi tidak lupa siapkan lamaran, ada lowongan di kantor suami"
"Wah kakak, terimakasih"
"Ia sayang sama-sama"
Dini keluar dan menyiapkan makanan, sedangkan Dion dikamar berdandan rapi dan dia sangat bahagia sekali pagi ini, akhirnya dia dapat tiap hari berdua dengan Nita karna ia berencana akan mengungkapkan perasaannya pada Nita. Dion bersiul-siul di depan kaca.
Dini yang masuk dalam kamar sangat curiga dengan sikap suaminya seperti anak muda yang sedang jatuh cinta.
"Mas kenapa kau terlihat bahagia dan bersiul"
"Tidak apa-apa sayang, aku lagi menang tender jadi aku sangat bahagia"
"Kalau begitu kita sarapan mas"
"Oke sayang"
saat tiba di meja makan Dion juga kaget melihat penampilan Nita yang layaknya seperti model, lekuknya terlihat.
"Mas adikku cantikkan hari ini, semoga kamu ketrima ya dik"
"Ia adikmu cantik, tapi lebih cantik kamu sayang istriku"
"Ah kamu mas bisa saja, aku jadi malu"
"Ia kakak yang lebih cantik dari aku"
seperti biasa di meja makan Dion melihat bibir merah nan seksi Nita, serasa ia ingin sekali **********, hasratnya sudah tak terkalahkan dan jiwa mudanya sangat bergelora.
"Sayang kami berangkat, kamu baik-baik dirumah ya"
"Ia sayang"
Tak lama mereka berdua meninggalkan Dini dirumah.
Didalam mobil dengan sengaja Dion memegang tangan Nita.
Nita dengan dengan pura-pura lugu berkata.
"Aduh mas kenapa pegang tangan Nita, kalau begini aku tak enak dengan kakak"
Dion dengan cepat melepaskan tangannya.
"Maaf aku tak sengaja tadi, kamu jangan marah ya"
"Ia mas, padahal dalam hati Nita dia sangat senang akhirnya Dion terpikat juga dengannya"
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments