BABAK 2 : Menemui seseorang

...SEBELUM MEMBACA NOVEL INI, DISARANKAN MEMBACA "THEY CALL ME, MACBETH" TERLEBIH DAHULU, AGAR PAHAM JALAN CERITANYA 🙏...

...❄❄❄❄❄...

Keesokan harinya setelah melihat kejadian tadi malam, Evangeline memutuskan untuk tidak pergi ke Merciful, karena matanya yang bengkak akibat menangis terlalu lama.

Ketua tim dimana dia ditempatkan pun hanya menerima ijin itu, dan menganggap bahwa ini adalah sebuah shock hari pertama, dimana ketika seorang pegawai baru tiba-tiba mendapat begitu banyak tugas di hari pertama kerjanya, dan membuatnya kelelahan hingga jatuh sakit.

“Kau benar-benar tidak apa? Sepertinya ini tidak sesederhana itu? Katakanlah ada apa sebenarnya, Eva? Jangan mengelabui ku dengan pocker face mu lagi,” ucap Joy.

Gadis itu kembali dibuat khawatir oleh sang sahabat, meski kali ini Evangeline berusaha untuk tak diam seperti orang gila.

Istri Ardiaz itu terlihat baru saja selesai mandi dan masuk ke dalam walk in closet, dengan handuk yang membungkus rambut basahnya.

“Aku benar-benar tidak apa-apa? Aku menangis semalam hanya ingin meluapkan semuanya sekaligus dan mengakhiri semuanya. itu saja."

"Bukankah aku harus terus hidup dan menerima kenyataan bahwa suami ku sudah mati,” jawab Evangeline.

Dia mengambil sebuah pakaian casual yang ada di dalam deretan koleksi lemarinya. sebuah dress biru muda bercorak floral, dengan kerutan di bagian pinggang menjadi pilihannya.

Sementara Joy terus memperhatikan sahabatnya itu dari dalam kamar.

Apa kau pikir aku akan percaya begitu saja? Yang benar saja, batinnya.

Dia tak lagi membicarakan hal itu. Menurut Joy, percuma jika harus mencari tahu dari Evangeline.

Setelah kedua gadis itu selesai bersiap, mereka pun pergi dengan mobil masing-masing. Joy berkata jika dia hendak pergi ke Universitas karena ada kuliah siang ini.

Sementara Evangeline, dia berkata akan ke kampus juga setelah pergi ke suatu tempat.

Putri tunggal Hemachandra itu meminta Joy untuk melajukan mobilnya lebih dulu di depan, dan temannya itu pun hanya menurut.

Namun, ketika di pertigaan lampu merah, Joy melaju lurus ke alamat kampusnya, sementara Evangeline berbelok mengambil jalur lain.

Hal itu dilihat jelas oleh Joy melalui kaca spionnya.

“Kau mau main kucing-kucingan lagi ya? Baiklah, akan ku tangkap kucing manja seperti mu. Lihat saja,” gumam Joy seraya memutar kemudi, berbalik arah dan kembali ke pertigaan dimana Evangeline menghilang.

Dia dengan hati-hati mengikuti mobil Evangeline dari jarak yang aman, dibantu oleh teropong andalannya, agar bisa melihat kemana arah istri Ardiaz itu pergi.

Nampak mobil sport yang dikemudikan oleh Evangeline berbelok ke sebuah mall besar di kawasan dekat kampus mereka.

“Apa dia se tertekan ini sampai ingin pergi berbelanja? Ini memang kebiasaannya, bukan? Ah... Tapi sebaiknya ku ikuti terus saja. Aku tak mau sampai kecolongan lagi seperti waktu itu. Dia sekarang sudah sangat pandai bersandiwara,” gumam Joy.

Karena pertemanan mereka yang sudah cukup lama, membuat Joy tahu setiap kebiasaan Evangeline.

Termasuk kegemarannya berbelanja, ketika berada dalam suasana hati yang tidak bagus.

Istri Ardiaz itu bisa kalap dan membeli setiap benda yang dia lihat tanpa berpikir apa kegunaannya.

Joy bahkan dibuat geleng kepala saat Evangeline memaksa membeli pakaian yang menempel pada sebuah patung, lengkap dengan patung-patungnya, hanya karena patung itu mirip dengan pria yang dia sukai, yang pada saat itu adalah Aaron, kakak kandung Ardiaz.

Kasih sayang ayahnya lah yang membuat Evangeline selalu berbuat seenaknya. Hemachandra tak pernah melarang apapun keinginan Evangeline, bahkan hal aneh sekalipun.

Akan tetapi, satu yang dia tekankan bahwa Evangeline tidak boleh bebas keluar masuk tempat hiburan malam. Hingga gadis itu benar-benar menjadi gadis manja yang polos, yang sangat payah dalam urusan minum-minum.

Kembali ke saat ini, Joy melihat Evangeline memarkirkan mobilnya di basemen, begitu pun Joy yang mengambil tempat parkir agak jauh, namun masih bisa memperhatikan sahabatnya.

Mall tersebut memiliki lift dengan dinding kaca tembus pandang, sehingga siapapun bisa melihat ke dalam dari luar, begitu pun sebaliknya.

Joy tak masuk bersama Evangeline, dan menggunakan teropongnya untuk melihat tombol berapa yang ditekan oleh gadis cantik itu.

“Lantai dua belas? Bukankah itu...,” ucap Joy terpotong.

Dia menoleh ke papan petunjuk lokasi gerai di mall tersebut. Dia melihat bahwa di lantai yang dituju oleh Evangeline, bukanlah tempat gerai pakaian atau benda-benda lain yang biasa dibeli Evangeline.

Lantai tersebut hanya berisi restoran sky lounge dan restoran shabu-shabu terkenal di kota ini.

Joy pun segera berlari ke arah lift dan menuju ke lantai yang sama dengan Evangeline.

Di sana, nampak beberapa orang berseliweran hendak makan siang di kedua resto ternama itu.

Kebanyakan diantara mereka adalah orang dari kalangan atas, yang mampu membeli satu set makanan porsi kecil, dengan harga yang bahkan bisa membeli satu unik skuter matic.

“Apa kebiasaannya sudah berubah? Bukan lagi belanja barang tapi belanja makanan?” gumam Joy pada diri sendiri.

Dia pun kembali melangkah dan mencoba mencari dimana keberadaan temannya itu. Dia melihat dari luar kaca restoran shabu-shabu, berusaha menemukan Evangeline, namun dia tak melihatnya juga.

“Apa dia masuk ke ruang VIP? Haruskah aku memeriksa satu persatu?” keluh Joy.

Dia tak mungkin memeriksa ruangan khusus itu, karena pasti pihak manajemen restoran akan memarahinya dan dianggap pengganggu.

Dia kembali melihat sekitar, namun tiba-tiba netranya melihat sosok yang dicari, tengah berdiri di dekat resepsionis sky lounge resto di ujung sana.

Joy pun segera berlari kecil ke arah itu dan benar saja, itu memang Evangeline.

Gadis tersebut berjalan dipandu oleh seorang pelayan ke sebuah meja.

Joy tak bisa melihat dengan jelas dari luar, hingga dia pun terpaksa harus masuk ke dalam.

Dia terlalu fokus pada Evangeline, hingga sapaan penerima tamu pun tak digubrisnya.

Joy bahkan langsung masuk dan mencari tempat duduk yang membuatnya bisa memantau Evangeline dari jauh.

Joy terlihat seperti seorang penguntit yang menyembunyikan wajahnya di balik buku menu, karena tak mau jika Evangeline sampai lihat keberadaannya di sana.

Gadis itu melihat jika Evangeline tengah duduk seorang diri di sana. Namun, ada gelas lain yang ada di seberangnya, pertanda bahwa dia tidak sendiri.

Ada seseorang yang tadi menunggunya di tempat itu, namun entah sekarang pergi kemana.

Tak berapa lama kemudian, Evangeline tiba-tiba berdiri dan tersenyum ke arah depan, membuat Joy pun mengikuti arah tatapan sahabatnya.

Nampak seorang pria tampan berjalan ke arah sang sahabat. Pria dengan kemeja warna putih gading dengan tatanan rambut yang rapi, nampak berjalan ke arah Evangeline.

Joy semakin membola, saat Evangeline dengan manjanya memeluk pria tersebut dengan begitu akrabnya.

Siapa pria itu? Aku seperti pernah melihatnya. Apa jangan-jangan... wahhhh... batin Joy.

Dia tengah menerka-nerka sendiri akan hubungan keduanya, bahkan dia sampai menutup mulutnya karena pikirannya itu.

Ditengah keterkejutannya, seorang pelayan menghampiri dan bermaksud menanyakan pesanan Joy.

“Permisi, Nona. Apa sudah siap untuk memesan?” tanya pelayan.

Joy terkejut dengan kedatangan pelayan tadi, sampai dia menghela nafas dalam setelah melihat pelayan itu.

Mendengar pertanyaan pelayan tadi, dia pun melihat ke buku menu yang ada di depannya.

Dia kembali membelalak saat melihat daftar harga makanan yang ada di sana.

Gawat. Uang saku ku bisa habis kalau aku sampai makan di sini, batin Joy.

Dia pun lalu melihat lagi lembar demi lembar, hingga dia melihat deretan menu minuman yang ada di sana.

“Ah... Aku pesan coffee latte saja satu. Terimakasih,” ucap Joy.

Pelayan itu terlihat mencatat pesanannya, dan mengulangi lagi lalu kemudian berbalik hendak pergi.

Tetiba, Joy mencegahnya karena terbersit sesuatu di pikiran.

“Ehm... Tunggu sebentar,” seru Joy.

Pelayan itu pun kembali berbalik.

“Apa ada yang Anda butuhkan lagi, Nona?” tanyanya ramah.

“Apa mungkin kau mengenal pria itu? Maaf, hanya saja sepertinya aku tidak asing dengan wajahnya. Tapi... ah... maaf kan aku. Kau mana mengenalnya. Dasar aku saja yang bod*h,” ucap Joy menyanggah sendiri pertanyaannya.

Pelayan tadi pun menoleh, melihat ke arah yang ditunjuk oleh Joy.

“Oh... Maksud Anda pria itu? Dia adalah putra tunggal Tuan Andara, pemilik mall ini,” jawab si pelayan.

What? pekik Joy dalam hati dengan mata yang membola sempurna.

.

.

.

.

Mohon tinggalkan jejak berupa like 👍, komen 📝, atau beri dukungan lainnya

terimakasih.

Episodes
1 Prolog
2 BABAK 2 : Menemui seseorang
3 BABAK 2 : Kiriman File
4 BABAK 2 : Petunjuk dari riwayat Chat
5 BABAK 2 : Bagiku kau sudah mati
6 BABAK 2 : Pelampiasan
7 BABAK 2 : Hari yang padat
8 BABAK 2 : Malam hari di Merciful
9 BABAK 2 : Menunggu
10 BABAK 2 : Eva Pingsan
11 BABAK 2 : Sebuah kecupan
12 BABAK 2 : Tolong jaga dia
13 BABAK 2 : Pengepungan
14 BABAK 2 : Perangkap
15 BABAK 2 : Targetnya adalah...
16 BABAK 2 : Suara tembakan
17 BABAK 2 : Tumbang
18 BABAK 2 : Kemarahan Mac duff
19 BABAK 2 : Operasi selesai
20 BABAK 2 : Pengakuan Alexa
21 BABAK 2 : Kekasih pura-pura
22 BABAK 2 : Mengobati Mac duff
23 BABAK 2 : Berpura-pura tegar
24 BABAK 2 : Kembali
25 BABAK 2 : Kedatangan Devonshire
26 BABAK 2 : Dewasa secara instan
27 BABAK 2 : Bertemu Martin
28 BABAK 2 : Kegilaan Martin
29 BABAK 2 : Pertolongan Mac duff
30 BABAK 2 : Jangan seret aku
31 BABAK 2 : Apa sebenarnya yang terjadi?
32 BABAK 2 : Cahaya Jingga
33 BABAK 2 : Makan malam
34 BABAK 2 : Kecewa
35 BABAK 2 : Mungkin yang terakhir
36 BABAK 2 : Aku bukan janda
37 BABAK : Aku pergi
38 BABAK 2 : Bandara
39 BABAK 2 : Pria di atas kursi roda
40 BABAK 2 : Aku akan membantumu
41 BABAK 2 : Mengejar
42 BABAK 2 : Karena kau suamiku
43 BABAK 2 : Bertukar peran
44 BABAK 2 : Penyamaran
45 BABAK 2 : Dugaan
46 BABAK 2 : Apa kau baik-baik saja?
47 BABAK 2 : Menggemaskan
48 BABAK 2 : Aku hanya ingin tahu
49 BABAK 2 : kedatangan Martin dan Alexa
50 BABAK 2 : Bertemu Malcolm
51 BABAK 2 : Kekesalan Devonshire
52 BABAK 2 : Kecanggungan
53 BABAK 2 : Morning kiss
54 BABAK 2 : Sarapan
55 BABAK 2 :Berbincang
56 BABAK 2 : Bercerita
57 BABAK 2 : Diam berarti ya
58 BABAK 2 : Be mine
59 BABAK 2 : Jahil
60 BABAK 2 : Senyum malu
61 BABAK 2 : Rumah sakit
62 BABAK 2 : Kemunculan Malcolm
63 BABAK 2 : Memikirkan pria lain
64 BABAK 2 : Berita siaran langsung
65 BABAK 2 : POV MALCOLM 1
66 BABAK 2 : POV MALCOLM 2
67 BABAK 2 : POV MALCOLM 3
68 BABAK 2 : POV MALCOLM END
69 BABAK 2 : Aku lebih mengenalnya
70 BABAK 2 : Pertemuan
71 BABAK 2 : Pencarian Malcolm
72 BABAK 2 : Permohonan Malcolm
73 BABAK 2 : Kemarahan Morgan
74 BABAK 2 : Dikejar
75 BABAK 2 : Master Enel
76 BABAK 2 : Posisi kalung berada
77 BABAK 2 : Kekecewaan Malcolm
78 BABAK 2 : Menuju gudang kayu
79 BABAK 2 : Kemunculan Martin
80 BABAK 2 : Terikat
81 BABAK 2 : Gemetar ketakutan
82 BABAK 2 : Pertemuan Morgan dengan Ardiaz
83 BABAK 2 : Noda darah
84 BABAK 2 : Rencana melarikan diri
85 BABAK 2 : Keadaan genting
86 Babak 2 : Pertolongan
87 BABAK 2 : Akhir dari perang
88 BABAK 2 : Operasi
89 BABAK 2 : Kabar menyebar
90 BABAK 2 : Kemarahan Devonshire
91 BABAK 2 : Alpha bukan adikku
92 BABAK 2 : Ucapan Hemachandra
93 BABAK 2 : Syukurlah
94 BABAK 2 : Permohonan maaf Malcolm
95 BABAK 2 : Obati lukaku
96 BABAK 2 : Jaga dirimu... kawan
97 BABAK 2 : Nasib Morgan
98 BABAK 2 : Mac Duff
99 BABAK 2 : Soul eater
100 BABAK 2 : Anak laboratorium
101 BABAK 2 : Sebuah rahasia
102 BABAK 2 : Sabotase
103 BABAK 2 : Pasien sekarat
104 BABAK 2 : Mencurigai
105 BABAK 2 : Keputusan Jordan
106 BABAK 2 : Aku masih payah
107 BABAK 2 : Bayiku
108 BABAK 2 : Kekecewaan sang putra
109 BABAK 2 : Sidang putusan
110 BABAK 2 : Pulang
111 BABAK 2 : Berkumpul kembali
112 BABAK 2 : End
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Prolog
2
BABAK 2 : Menemui seseorang
3
BABAK 2 : Kiriman File
4
BABAK 2 : Petunjuk dari riwayat Chat
5
BABAK 2 : Bagiku kau sudah mati
6
BABAK 2 : Pelampiasan
7
BABAK 2 : Hari yang padat
8
BABAK 2 : Malam hari di Merciful
9
BABAK 2 : Menunggu
10
BABAK 2 : Eva Pingsan
11
BABAK 2 : Sebuah kecupan
12
BABAK 2 : Tolong jaga dia
13
BABAK 2 : Pengepungan
14
BABAK 2 : Perangkap
15
BABAK 2 : Targetnya adalah...
16
BABAK 2 : Suara tembakan
17
BABAK 2 : Tumbang
18
BABAK 2 : Kemarahan Mac duff
19
BABAK 2 : Operasi selesai
20
BABAK 2 : Pengakuan Alexa
21
BABAK 2 : Kekasih pura-pura
22
BABAK 2 : Mengobati Mac duff
23
BABAK 2 : Berpura-pura tegar
24
BABAK 2 : Kembali
25
BABAK 2 : Kedatangan Devonshire
26
BABAK 2 : Dewasa secara instan
27
BABAK 2 : Bertemu Martin
28
BABAK 2 : Kegilaan Martin
29
BABAK 2 : Pertolongan Mac duff
30
BABAK 2 : Jangan seret aku
31
BABAK 2 : Apa sebenarnya yang terjadi?
32
BABAK 2 : Cahaya Jingga
33
BABAK 2 : Makan malam
34
BABAK 2 : Kecewa
35
BABAK 2 : Mungkin yang terakhir
36
BABAK 2 : Aku bukan janda
37
BABAK : Aku pergi
38
BABAK 2 : Bandara
39
BABAK 2 : Pria di atas kursi roda
40
BABAK 2 : Aku akan membantumu
41
BABAK 2 : Mengejar
42
BABAK 2 : Karena kau suamiku
43
BABAK 2 : Bertukar peran
44
BABAK 2 : Penyamaran
45
BABAK 2 : Dugaan
46
BABAK 2 : Apa kau baik-baik saja?
47
BABAK 2 : Menggemaskan
48
BABAK 2 : Aku hanya ingin tahu
49
BABAK 2 : kedatangan Martin dan Alexa
50
BABAK 2 : Bertemu Malcolm
51
BABAK 2 : Kekesalan Devonshire
52
BABAK 2 : Kecanggungan
53
BABAK 2 : Morning kiss
54
BABAK 2 : Sarapan
55
BABAK 2 :Berbincang
56
BABAK 2 : Bercerita
57
BABAK 2 : Diam berarti ya
58
BABAK 2 : Be mine
59
BABAK 2 : Jahil
60
BABAK 2 : Senyum malu
61
BABAK 2 : Rumah sakit
62
BABAK 2 : Kemunculan Malcolm
63
BABAK 2 : Memikirkan pria lain
64
BABAK 2 : Berita siaran langsung
65
BABAK 2 : POV MALCOLM 1
66
BABAK 2 : POV MALCOLM 2
67
BABAK 2 : POV MALCOLM 3
68
BABAK 2 : POV MALCOLM END
69
BABAK 2 : Aku lebih mengenalnya
70
BABAK 2 : Pertemuan
71
BABAK 2 : Pencarian Malcolm
72
BABAK 2 : Permohonan Malcolm
73
BABAK 2 : Kemarahan Morgan
74
BABAK 2 : Dikejar
75
BABAK 2 : Master Enel
76
BABAK 2 : Posisi kalung berada
77
BABAK 2 : Kekecewaan Malcolm
78
BABAK 2 : Menuju gudang kayu
79
BABAK 2 : Kemunculan Martin
80
BABAK 2 : Terikat
81
BABAK 2 : Gemetar ketakutan
82
BABAK 2 : Pertemuan Morgan dengan Ardiaz
83
BABAK 2 : Noda darah
84
BABAK 2 : Rencana melarikan diri
85
BABAK 2 : Keadaan genting
86
Babak 2 : Pertolongan
87
BABAK 2 : Akhir dari perang
88
BABAK 2 : Operasi
89
BABAK 2 : Kabar menyebar
90
BABAK 2 : Kemarahan Devonshire
91
BABAK 2 : Alpha bukan adikku
92
BABAK 2 : Ucapan Hemachandra
93
BABAK 2 : Syukurlah
94
BABAK 2 : Permohonan maaf Malcolm
95
BABAK 2 : Obati lukaku
96
BABAK 2 : Jaga dirimu... kawan
97
BABAK 2 : Nasib Morgan
98
BABAK 2 : Mac Duff
99
BABAK 2 : Soul eater
100
BABAK 2 : Anak laboratorium
101
BABAK 2 : Sebuah rahasia
102
BABAK 2 : Sabotase
103
BABAK 2 : Pasien sekarat
104
BABAK 2 : Mencurigai
105
BABAK 2 : Keputusan Jordan
106
BABAK 2 : Aku masih payah
107
BABAK 2 : Bayiku
108
BABAK 2 : Kekecewaan sang putra
109
BABAK 2 : Sidang putusan
110
BABAK 2 : Pulang
111
BABAK 2 : Berkumpul kembali
112
BABAK 2 : End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!