Bab. 2. Air mata Mella

Perlahan Mella membuka kedua matanya, ia melihat sekeliling ruangan yang terlihat begitu putih. Ia perlahan bangkit dan merasakan tubuhnya yang begitu sakit.

Ada sebuah selang infus ditangannya, sepi hanya ia seorang diri. Terdengar suara detak jam dinding yang terus berputar. Menandakan waktu akan terus berjalan apapun yang Mella hadapi.

Siap tidak siap, kuat tidak kuat waktu akan terus berjalan. Dan takdir akan terus berjalan sesuai dengan apa yang tertulis untuk setiap insan.

Mella menatap kearah jendela, ia bingung apa yang harus ia lakukan saat ini. Kemana kakinya akan melangkah dan kemana ia harus pulang ?."

Sayup-sayup masih terdengar pesan sang ayah agar ia tetap harus bisa menjalani semuanya. Terbayang kembali peristiwa pahit yang dialami oleh seluruh keluarganya hingga ajal menjemput mereka.

Air mata Mella mengalir deras, membasuh luka yang tak berdarah itu. Mella sangat putus asa dengan semua kejadian yang ia alami.

"Nak kamu sudah sadar ?." tanya seorang wanita paruh baya dengan sangat lembut.

Perlahan Mella menoleh kearah sumber suara. Terlihat wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dengan menggunakan seragam polisi.

Mella mencoba tersenyum diantara derai air matanya. ia tidak tau siapa wanita dihadapannya saat ini.

Tapi kelembutan dan kedamaian dari wajahnya mengingatkan Mella kepada sang ibu. Wanita sang selama ini menjadi tempat bermanja-manja dan wanita yang telah memberinya ribuan kebahagiaan.

"Nak apa kau sudah lebih baik ? kau terlalu lama memejamkan mata. Bahak setelah 4 hari tertidur kau masih belum bisa melupakan kesedihan yang kau alami." ucap wanita itu sambil mengusap air mata Mella.

"Ibu siapakah kau sebenarnya ? dan apa yang terjadi?." tanya Mella.

"Aku adalah salah satu pekerja yang mencoba mengabdikan diri kepada negara ini. Aku menemukanmu 4 hari yang lalu."

"Melihatmu pingsan di atas tanah, di antara lalu lalang orang yang tidak melihat mu. Kemudian aku membawamu ke tempat ini agar kau mendapatkan perawatan yang tepat." jawab wanita itu.

"Ibu, siapapun dirimu, Mella ucapkan ribuan terimakasih. Namun Mella belum bisa membalas semua kebaikan mu. Biarlah Allah yang akan membalas semua kebaikan mu dengan berlipat ganda." ucap Mella dengan tulus.

"Nak, buka kah sudah menjadi tugas kita untuk saling tolong menolong ? jadi untuk apa kau berfikir untuk membalas semua yang aku lakukan ?."

"Melihatmu bangkit dan tersenyum dari tidur panjangmu saja sudah membuat hati ibu bahagia, artinya apa yang ibu lakukan tidak sia-sia." jawab wanita itu dengan lembut.

"Ibu sekali lagi terimakasih." ucap Mella.

Perlahan Mella melepas jarum infus ditangannya, ada darah yang mengalir dari tangannya namun segera Mella tahan dengan ujung jilbabnya.

"Nak apa yang kau lakukan ?." tanya wanita berseragam polisi itu dengan panik.

"Tidak apa ibu, aku hanya ingin pulang." jawab Mella dengan tersenyum.

Kemudian ia melangkah meninggalkan ruangan itu tanpa memperdulikan panggilan dari wanita yang telah menolongnya.

"Ibu maafkan Mella, dan terimakasih untuk semuanya." ucap Mella sebelum ia melanjutkan langkahnya.

Mella berjalan menyusuri jalan, melangkahkan kakinya tanpa arah dan tujuan hingga kakinya berhenti di sebuah pemakaman umum.

Kemudian ia melangkah ke pemakaman umum itu, ia berjalan mencari dimana keluarganya dimakamkan.

Karena hanya pemakan umum inilah yang ada didaerahnya. Dengan langkah yang gontai Mella mencoba mencari pusara keluarganya.

Dan langkahnya terhenti di sebuah makam yang tertulis nama sang ayah ' Jakfar bin Sidik ' disebelahnya lagi ada dua makam tempat peristirahatan terakhir sang ibu dan juga kakaknya.

Tubuh Mella jatuh di atas pusara sang ayah. Ia menangis menumpahkan semua kesedihan yang ia rasakan saat ini. Sakit yang teramat dalam karena kehilangan seluruh keluarganya dalam waktu yang bersamaan.

Jika mereka mengalami sebuah kecelakaan maut, itu akan lebih baik dari pada yang terjadi saat ini. Ayahnya harus pergi dengan status sebagai seorang *******.

Kakaknya harus pergi, karena sudah kehilangan kehormatannya dan ibunya harus pergi demi melindungi nyawa suaminya.

Begitu tragis nasib yang menimpa mereka, kini hanya Mella seorang diri di dunia ini. Jika saja bunuh diri adalah jalan yang terbaik, pasti Mella akan melakukannya.

Namun jika ia bunuh diri, apakah ayahnya akan memaafkannya ? dan apakah itu adalah jalan yang terbaik ?.

Mella hanya bisa menangis, tak ada yang bisa ia lakukan saat ini. Ia hanya ingin menumpahkan semuanya. Ia hanya ingin mengadu kepada keluarganya yang kini telah terkubur dengan semua peristiwa pahit yang menimpa mereka.

"Ayah, apa yang harus aku lakukan saat ini ?." tanya Mella di antar Isak tangisnya.

"Bagaimana caranya agar aku bisa menjalani kehidupan ini tanpa kalian semua ? aku hanya seorang diri. Ayah ajaklah aku ikut serta dengan mu." ucap Mella dengan pilu.

Perlahan gerimis turun membasahi bumi. Sepertinya alam mengetahui bahwa saat ini Mella sedang menangis dan gerimis ini datang untuk menutupi air matanya.

Mella bersimpuh, kemudian ia merebahkan kepalanya di atas pusara sang ayah. Air matanya bersatu dengan air hujan yang membasahi pusara sang ayah.

Rasa dingin yang mulai menusuk tulang Mella abaikan. Ia tidak peduli lagi dengan kondisi tubuhnya. Saat ini ia hanya ingin bersama keluarganya, keluarga yang telah meninggalkan dirinya seorang diri di dunia fana ini.

Perlahan ada seseorang yang mendekatinya dengan membawa sebuah payung. Mella bangkit dan melihat orang tersebut.

"Ibu." ucap Mella perlahan dan ia kembali menutup matanya.

Orang itu segera meminta bantuan untuk menolong Mella, membawa tubuh lemah yang sudah dingin seperti es. Dengan cepat orang tersebut membawa Mella kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Dengan cepat tim medis mulai melakukan pertolongan untuk Mella. Segala upaya mereka lakukan untuk menyelamatkan nyawa Mella.

Gadis remaja yang kehilangan arah karena telah kehilangan seluruh keluarganya. Siapapun yang masih mempunyai hati nurani pasti tidak akan tega melihat nasib pahit yang dialami oleh Mella.

Air mata Mella tetap mengalir meskipun kedua matanya tertutup. Tergambar betapa nestapanya nasib yang dialami oleh Mella.

Bahkan dalam tidurnya Mella masih teringat peristiwa tragis yang merenggut seluruh keluarganya.

"Ayah !." teriak Mella dengan kuat.

Ia kemudian bangkit dan segera melepas jarum infus ditangannya. Namun segera dihentikan oleh orang yang sejak tadi duduk di dekatnya.

"Apa yang ingin kamu lakukan ? apakah dengan mencabutnya kau bisa lebih baik ? apakah dengan menangis dan meratapi nasib semua akan kembali dan baik-baik saja ?."

"Mella dengarkan aku ! jika kau ingin membuat kedua orang tua mu bahagia bukan dengan cara menangis dan meratapi hidup."

" Seharusnya kau melakukan hal yang diinginkan oleh kedua orang tuamu, membuat keluargamu bangga karena telah memiliki dirimu."

Terpopuler

Comments

Zaqian Laili

Zaqian Laili

Lanjut Thor ... Penasaran dengan kisah selanjutnya

2023-04-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Hukuman
2 Bab. 2. Air mata Mella
3 Bab. 3. Lampu Ajaib
4 Bab. 4. Harapan
5 Bab. 5. Orang Gila
6 Bab. 6. Rumah baru
7 Bab. 7. Di Sekolah
8 Bab. 8. Taman yang indah
9 Bab. 9. Mimpi
10 Bab. 10. Laboratorium
11 Bab. 11. Benih cinta
12 Bab. 12. Merajut cinta
13 Bab. 13. Ruang Sidang
14 Bab. 14. Sidang Pertama
15 Bab. 15. Tamu tak diundang
16 Bab. 16. Kelakuan sang Jendral
17 Bab. 17. Hantu
18 Bab. 18. Mimpi buruk
19 Bab. 19. Rapat
20 Bab. 20. Keraguan
21 Bab. 21. Foto keluarga
22 Bab. 22. I love you
23 Bab. 23. Pak Harun
24 Bab. 24. Kronologi kejadian
25 Bab. 25. Pak Harun tidak bersalah
26 Bab. 26. Lomba
27 Bab. 27. Ingin yang lebih
28 Bab. 28. Ingin punya keluarga
29 Bab. 29. Seorang penolong
30 Bab. 30. Ingin bekerja
31 Bab. 31. Kepergian Nelly
32 Bab. 32. Balas Dendam
33 Bab. 33. Sebuah gudang
34 Bab. 34. Ganti Rugi
35 Bab. 35. Perintah Jendral Pranoto
36 Bab. 36. Live streaming
37 Bab. 37. Pengakuan Melly
38 Bab. 38. Peringatan
39 Bab. 39. Kebakaran
40 Bab. 40. Ingin Pindah
41 Bab. 41. Ingin Pindah (2)
42 Bab. 42. Apartemen baru
43 Bab. 43. Tak ingin berpisah
44 Bab. 44 Sekolah Baru
45 Bab. 45. Sertifikat
46 Bab. 46. Teman Baru
47 Bab. 47. Permintaan terakhir
48 Bab 48. Bertemu ibu Della
49 Bab. 49. Wanita luar biasa
50 Bab. 50. Rindu dibawah senja
51 Bab. 51. Gladi resik
52 Bab. 52. Menunggu Bus
53 Bab. 53. Jun telah kembali
54 Bab. 54. Resepsi
55 Bab. 55. Sah
56 Bab. 56. Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab. 1. Hukuman
2
Bab. 2. Air mata Mella
3
Bab. 3. Lampu Ajaib
4
Bab. 4. Harapan
5
Bab. 5. Orang Gila
6
Bab. 6. Rumah baru
7
Bab. 7. Di Sekolah
8
Bab. 8. Taman yang indah
9
Bab. 9. Mimpi
10
Bab. 10. Laboratorium
11
Bab. 11. Benih cinta
12
Bab. 12. Merajut cinta
13
Bab. 13. Ruang Sidang
14
Bab. 14. Sidang Pertama
15
Bab. 15. Tamu tak diundang
16
Bab. 16. Kelakuan sang Jendral
17
Bab. 17. Hantu
18
Bab. 18. Mimpi buruk
19
Bab. 19. Rapat
20
Bab. 20. Keraguan
21
Bab. 21. Foto keluarga
22
Bab. 22. I love you
23
Bab. 23. Pak Harun
24
Bab. 24. Kronologi kejadian
25
Bab. 25. Pak Harun tidak bersalah
26
Bab. 26. Lomba
27
Bab. 27. Ingin yang lebih
28
Bab. 28. Ingin punya keluarga
29
Bab. 29. Seorang penolong
30
Bab. 30. Ingin bekerja
31
Bab. 31. Kepergian Nelly
32
Bab. 32. Balas Dendam
33
Bab. 33. Sebuah gudang
34
Bab. 34. Ganti Rugi
35
Bab. 35. Perintah Jendral Pranoto
36
Bab. 36. Live streaming
37
Bab. 37. Pengakuan Melly
38
Bab. 38. Peringatan
39
Bab. 39. Kebakaran
40
Bab. 40. Ingin Pindah
41
Bab. 41. Ingin Pindah (2)
42
Bab. 42. Apartemen baru
43
Bab. 43. Tak ingin berpisah
44
Bab. 44 Sekolah Baru
45
Bab. 45. Sertifikat
46
Bab. 46. Teman Baru
47
Bab. 47. Permintaan terakhir
48
Bab 48. Bertemu ibu Della
49
Bab. 49. Wanita luar biasa
50
Bab. 50. Rindu dibawah senja
51
Bab. 51. Gladi resik
52
Bab. 52. Menunggu Bus
53
Bab. 53. Jun telah kembali
54
Bab. 54. Resepsi
55
Bab. 55. Sah
56
Bab. 56. Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!