Sesampainya dirumah Dinda,mereka berdua langsung disambut dengan ramah oleh Ibu Mira.Wanita itu sudah menganggap Ryra seperti putrinya sendiri,jadi tidak heran kalau dia juga sangat merindukan anak dari sahabatnya itu.
Ya, Ibu Mira memang dulu adalah teman satu kampusnya Bunda Diana.Itulah sebabnya kenapa Ryra dan Dinda bisa bersahabat sejak dari mereka lahir kedunia, karena ibu-ibu mereka juga adalah sahabat.
"Ibu.... " Ryra tak lupa mencium punggung tangan wanita itu.Meskipun lama tinggal diluar negeri,ia tetap tidak pernah melupakan tata krama sungkem kepada orang yang lebih tua.
"Alhamdulillah, akhirnya kita bisa ketemu lagi ya, sayang," ujar Bu Mira sambil mengusap surai Ryra. Senyuman bahagia tergambar jelas diwajahnya.
"Iya Bu,Ryra juga senaaaaang banget bisa ketemu sama Ibu lagi. "
"Kamu makin cantik aja ya,andai aja anak laki-laki Ibu usianya diatas kalian,pasti udah Ibu jodohin sama kamu.Sayangnya, adiknya Dinda masih kelas 7 SMP,"ujar Bu Mira.
"Ih Ibu,ada-ada saja.Masa' Ibu mau jodohin Ryra sama Dilan sih Bu,malu-maluin aja," sahut Dinda gak setuju.
Ya jelas lah gak setuju, lagian mana mau Ryra sama bocah ingusan yang masih pake seragam putih biru kayak adiknya.
Ryra hanya tertawa mendengar penuturan Ibu angkat dan sahabatnya itu.
"Sudah jangan bertengkar.Tamunya,gak diajakin masuk nih?"seloroh Ryra.
"Eh iya,sampai lupa.Ayo..ayo, mari nak Ryra, ayo masuk," ajak Ibu Mira.
"Gak ada yang berubah kan,dirumah ini? Semuanya masih sama seperti saat kamu belum ke Belanda dulu," ujar Bu Mira merendah.
"Malahan bagus Bu,kalau ada yang berubah malah Ryra jadi sulit nanti mengenalinya. Yang ada nanti, mau ke kamar mandi aja minta ditemanin."Ryra kembali berseloroh.
"Kamu juga gak berubah nak,malah semakin cantik,cantik hatinya,cantik juga orangnya," ujar Bu Mira memuji.
"Ah...ibu bisa aja."Ryra jadi tersipu malu.
"Bu,udah siap 'kan makanannya?Udah laper nih." Dinda langsung berlari ke ruang makan untuk memastikan kalau ibunya itu sudah menyiapkan masakan sesuai yang dia minta.
"Wah udah siap semua!Ayo Ryra,kita makan siang bareng.Ini semua makanan kesukaan kamu loh,"ajak Dinda.
"Ayo Ryra kita ke meja makan,Dinda kayaknya udah gak sabar.Dari pagi dia ngajakin Ibu ke pasar buat belanja bahan masakan kesukaan kamu,sambel udang dengan irisan petai,"ujar Bu Mira dengan ramahnya.
Hanya di rumahnya Dinda ini Ryra gak pernah jaim,ia bisa makan nambah,gak kayak dirumah orang tuanya,makan pun harus dijaga.Mulai dari jam makan yang harus teratur, lauk pauknya gak boleh banyak minyak,harus begini,harus begitu.Capek banget kalau ngebayanginnya.Boro-boro ia boleh makan petai favoritnya.
Seandainya saja,ia terlahir didalam keluarga yang sederhana seperti keluarganya Dinda,yang orang tuanya hanya bekerja sebagai pemilik warung sembako yang cukup besar di wilayah tersebut,pasti hidup Ryra akan lebih mudah dan tidak akan terkekang.
Bu Mira mempersilakan Ryra untuk segera duduk dan mengisi piringnya.
"Makan yang banyak ya, nak Ryra.Kalau habis,di atas kompor masih banyak. Kamu tenang aja,tadi Ibu masak banyak sambel udang petai nya,"ujar Bu Mira.
"Makasih ya Bu,Ryra udah lamaaaa banget pengen makan sambel udang yang ada petai nya,sekarang baru kesampaian😁😁."Ryra melahap sambal udang petai itu dengan lahap, ia tidak jaim sama sekali.Memang kalau soal memasak makanan rumahan,Bu Mira lah jagonya.
Makanya kalau main kerumahnya Dinda, sudah pasti pulangnya Ryra akan merasa sangat kenyang.Tidak seperti di rumahnya, kalau makan selalu ada aturannya, tidak boleh makan ini, tidak boleh makan itu dan sebagainya,"Awas jangan makan petai Ryra.Nanti mulut kamu bau, belum lagi nanti kamar mandi kamu bau pesing."Begitulah omelan bundanya kalau di rumah.
"Iya Bu, tenang aja.pasti Ryra akan makan banyak nih,"sahutnya pada Bu Mira.
Selesai makan,Ryra tak segan membantu Dinda untuk mencuci piring sambil sesekali bergurau.
"Di Belanda,beneran kamu gak punya gebetan?" tanya Dinda yang kepo abis.
"Mana ada,aku gak dibolehin keluar rumahnya sama Paman dan Bibiku.Kalau abis kuliah,ya...cuma bantuin mereka di restoran aja,"jawab Ryra.
"Busyet dah!Keluarga kamu killers semua ya, aku jadi kasihan deh sama kamu.Entar aku cariin pacar deh kalau gitu.Tenang aja, serahkan semuanya sama Dinda,"ucap Dinda sambil menaikkan alisnya berulang-ulang.
"Kayaknya gak perlu deh Din,entar yang ada kalau bunda sampai tau, kamu bisa kena marah." Ryra tertunduk lesu.
"Udah... kamu tenang aja,pokoknya serahkan semuanya sama aku.Masa' usia sudah segede gini masih belum pernah ngerasain yang namanya pacaran," ujar Dinda sambil terkekeh. Baginya, Ryra sangat udik kalau soal pacaran.Kalah jauh dengan dirinya yang udah tiga kali punya pacar.
"Tapi cariin yang baik-baik ya cowoknya, kalau gak , kamu tahu sendiri nanti akibatnya. "Ryra akhirnya mau.
"Oke Bos! Yang penting ada imbalannya,"sahut Dinda.
" Kalau gitu,gak jadi aja deh. "Ryra mengurungkan niatnya.
" Ya ampun, gitu aja kok ngambek. "Dinda tahu kalau sahabatnya itu cuma bercanda.
" Hehehehe. "
******
Setelah semuanya beres,Ryra bermaksud ingin menghubungi bundanya,agar tidak mengkhawatirkan dirinya yang sekarang masih dirumah Dinda.
Ia merogoh ponsel yang tadi ia masukkan ke dalam tas secara sembarangan,karena tadi keburu Dinda datang saat di Bandara.Namun saat ia baru saja akan memegang ponsel itu, tiba-tiba saja ponsel itu berdering.
Ryra kaget karena mendapati ponsel itu bukanlah miliknya."Ponsel siapa ini?" tanyanya pada diri sendiri,ia kaget karena tipenya memang sama dengannya ponsel miliknya, tapi warnanya sedikit berbeda.
Ryra pun langsung teringat kejadian di Bandara tadi, dimana ponselnya terjatuh bersamaan dengan ponsel laki-laki yang tadi menabraknya.
Karena mata mereka terus saling memandang, jadi tak terasa ponsel yang mereka bawa bukanlah milik mereka sendiri, melainkan tertukar satu sama lain.
"Jangan-jangan,ini ponselnya cowok itu?"ujar Ryra sambil terus memperhatikan ponsel tersebut.
"Cowok yang mana?" tanya Dinda.
"Cowok yang tadi tabrakan sama aku di Bandara," jawab Ryra.
"Kok bisa?" tanya Dinda heran.
"Iya,tadi itu pas aku lagi cariin siapa yang jemput aku sambil celingak celinguk, eh... tau-tau,aku ditabrak sama seorang cowok karena aku mundur-mundur terus, terus ponsel aku jatuh karena waktu itu aku lagi mau nelpon Bunda.Lalu ponsel kami jatuh barengan gitu,eh gak taunya ketuker," jelas Ryra pada sahabatnya itu.
"Kok bisa ketuker?Jangan bilang,kalau tadi kamu terpesona ya sama tuh cowok.Sampai-sampai gak tahu,kalau ponsel kalian ketuker gitu," goda Dinda.
Tapi belum sempat Ryra menjawab dan menjelaskan, ponsel ditangannya kembali berdering.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments