Cinta Gadis Pingitan
Suasana Bandara Internasional yang ramai sesak membuat seorang gadis cantik yang baru saja turun dari pesawat yang membawanya dari negeri kincir angin itu menjadi kalang kabut.
Sedari tadi ia terus menengok kesana kemari untuk mencari orang yang akan menjemput dirinya.Tadi ia sudah menghubungi bundanya, dan bundanya bilang kalau dia akan dijemput di Bandara.Tapi dari tadi tak satupun namanya tertulis di bagian orang yang menjemput penumpang, juga tak ada yang di kenalnya disana.
Baru saja ia ingin menghubungi bundanya lagi,tiba-tiba ponselnya terjatuh karena ia terdorong oleh seseorang yang sedang berjalan dibelakangnya.Semua itu salahnya sendiri, karena ia tidak fokus dan menelpon sambil tetap menengok kesana kemari, tanpa ia sadari ia terus mundur dan akhirnya bertabrakan dengan seorang cowok tampan yang sepertinya juga baru saja tiba dan akan berjalan keluar dari Bandara tersebut.
"Maaf, Bang.Maaf," ucap gadis yang bernama Qaryra itu.
"Ya, tidak apa-apa," jawab cowok yang tampan itu.
"Kalau jalan tuh pakai mata dong Mbak! Jangan mundur-mundur gak jelas gitu!Nabrak kan akhirnya!"ketus wanita yang ada di samping cowok itu.
"Iya Mbak, saya kan sudah minta maaf tadi," sahut gadis yang biasa disapa Ryra itu sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada, tanda permintaan maafnya.
"Sudah dong sayang, jangan diperpanjang.Lagian Mbak ini sudah minta maaf kok." Cowok itu membelanya.
"Ya sudah, minggir!Kami mau lewat!," ketus wanita yang bersama cowok tadi.
Dengan sedikit malu Ryra mundur dan menarik kopernya agar tak menghalangi pasangan yang mau lewat itu.Terlihat cowok yang tadi ia tabrak menoleh ke arahnya sesaat setelah memungut ponselnya yang juga terjatuh,sambil tersenyum dan menundukkan kepalanya.Sepertinya ia mau meminta maaf atas sikap wanitanya tadi yang begitu kasar,dan kemudian mereka pun berlalu.
"Huhft!! Baru aja tiba di tanah air,udah diomelin sama cewek gak jelas itu,"celoteh Ryra.
"Untung aja cowoknya cakep,mana baik lagi.Kok bisa ya tuh cowok suka sama tuh cewek jadi-jadian?" Ryra tersenyum membayangkan bagaimana ribetnya tuh cowok karena harus menghadapi cewek arogan seperti itu.
Ryra pun teringat dengan ponselnya yang tadi jatuh saat mereka bertabrakan,ia mencari ke sekeliling.Untung bisa ketemu karena jatuhnya gak jauh,baru saja akan mengecek kondisi ponselnya,tiba-tiba ada suara yang memanggilnya dari arah belakang.
"Ryra."
Ryra pun langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas yang ia bawa.Setelah ia menoleh,"Dinda.... ,"serunya.
"Akhirnya kamu pulang juga ke Indonesia. Aku seneng banget,"sambut sahabatnya itu.
Mereka berdua memang sudah bersahabat dari kecil,hanya saja keduanya harus terpisah karena Ryra yang terpaksa harus pindah kuliah di luar negeri,menuruti kehendak orang tuanya.
Maklum saja,bundanya yang perfeksionis soal pendidikan dan juga selalu ingin melihat Ryra menjadi lebih baik dari dirinya,membuat Ryra tidak bisa membantah saat bundanya yang meminta. Meskipun sebenarnya dirinya juga tidak mau kuliah di luar negeri, tapi mau bagaimana lagi?Titah Bundanya sudah seperti sebuah undang-undang yang tidak boleh dilanggar.
Dari kecil, gadis itu selalu tidak bisa menentukan apapun di dalam hidupnya sesuai keinginannya, semuanya harus sesuai dengan kehendak orang tuanya, terutama bundanya,Bunda Diana.
"Aku juga senang banget akhirnya kita bisa ketemu lagi,Din,"sahut Ryra.
Kedua sahabat yang sudah lama tidak bertemu itu saling berpelukan untuk melepaskan kerinduan yang mendalam, karena sudah bertahun-tahun mereka tidak pernah bertemu.
Selama Ryra di Belanda,mereka hanya bisa teleponan dan berkirim kabar lewat medsos saja.Tidak bisa berpelukan secara langsung seperti ini.
" Kangen banget,"ujar Dinda.
" Sama, aku juga kangen bangetttt,"jawab Ryra.
" Sudah...sudah,sesak juga nih lama-lama,"ujar Dinda yang mulai melerai pelukannya.
" Ya udah,ayo buruan pulang ke rumah,"ajak Ryra pada sahabatnya itu.
" Eitsss..., jangan buru-buru pulang dulu ke rumah kamu,"ujar Dinda sembari menahan lengan sahabatnya itu.
"Loh, kenapa?" Ryra bingung apa maksudnya Dinda.
"Kamu lupa ya?Kalau kamu langsung pulang,yang ada kamu gak boleh keluar lagi sama bunda mu.Benar 'gak?" ujar Dinda.
Ryra manggut-manggut,benar kata Dinda. Kalau sudah sampai di rumah, pasti lah dia akan di jadikan burung dalam sangkar oleh bundanya.
Ryra tidak mau terus terkekang,bahkan selama ia kuliah di Belanda pun ,hidupnya sama terkekangnya seperti di Indonesia. Ternyata di Belanda, Ryra harus tinggal bersama paman dan bibi dari pihak bundanya.
Pamannya itu adalah adik kandung dari Bunda Diana,adik kakak itu sama saja.Selalu mengawasi Ryra seperti sedang mengawasi peliharaannya saja.
"Kalau gak pulang, kita mau kemana?" tanya Ryra bingung.Dia hanya bisa menatap sahabatnya itu penuh tanya.
"Ya,,,gak kemana-mana juga, kita main ke rumah aku aja dulu.Kebetulan aku sudah minta ibu aku buat masakin makanan kesukaan kamu loh, bagaimana?Mau ya?" tawar Dinda.
"Oke deh, aku mau.sebenarnya aku juga rindu sama ibu,"ujar Ryra yang memang sudah sangat dekat dengan ibunya Dinda,sudah seperti ibu ke-dua baginya.
Keluarga Dinda yang hangat kadang membuat Ryra iri,karena keluarganya sangat jauh berbeda.Ayahnya mengurus usaha mereka yang di bagian pabrik,sedangkan bundanya mengurus usaha mereka yang di bagian kantor pusatnya.Jadi tentu saja keluarganya bisa di bilang adalah keluarga yang sangat sibuk.
"Baiklah, ayo kita cabut!"Dinda menarik tangan Ryra menuju ke pintu keluar Bandara.
"Let's Go!! "Keduanya sangat kompak.
Dinda dengan sukarela menarikkan koper besar milik Ryra,dia tau betul,pasti sahabatnya itu merasa capek, karena perjalanan jauh.
"Biar aku aja,"pinta Dinda saat Ryra ingin menarik kopernya sendiri.
"Ya udah deh, kalau kamu memaksa." Ryra tersenyum senang, memang Dinda lah sahabat yang paling pengertian.
"Eh,ngomong-ngomong,kok kamu yang jemput aku?"tanya Ryra sambil jalan menuju mobil.
"Tadinya Mang Oding yang mau jemput kamu, tapi kebetulan aku datang dan aku bilang sama bunda, biar aku aja yang jemput kamu," jawab Dinda .
"Kamu memang the Best ya. " Ryra menepuk punggung sahabatnya itu.
"Dinda gitu loh. Eh... ngiming- ngiming ada gak nih oleh-oleh buat aku?" tanya Dinda sambil melihat barang bawaan Ryra yang sedang ia masukkan ke bagasi mobil.
"Ada dong, semua akan kebagian," ujar Ryra.
Dirinya memang baru saja lulus dan kembali untuk membantu usaha keluarganya, yang bergerak di bidang tekstil.Jadi ia sudah mengirim semua baju-bajunya dan barang yang lain ,melalui jasa pengiriman jauh-jauh hari. Sedangkan yang ada di koper besar itu khusus untuk oleh-oleh yang baru saja ia beli saat akan pulang ke Indonesia.
"Memang ya, kamu sahabatku yang paling the best deh pokoknya."Dinda sangat senang.
Keduanya masuk ke dalam mobil dan kini Dinda lah yang menyetir,walaupun mobil yang Dinda bawa untuk menjemput Ryra ini adalah mobilnya Ryra sendiri.
Gadis itu baru menyadari kalau ini mobil kesayangannya,pantas saja dia merasa sangat familiar.Sudah bertahun-tahun ia tidak pernah menggunakannya.Untung saja mobil kesayangannya itu tidak banyak berubah.
Hanya saja sepertinya ada penambahan stiker saja yang terlihat menambah kesan feminim di bagian luar tadi, sampai-sampai Ryra tidak menyadarinya.Baru setelah mereka masuk kedalam, Ryra 'ngeh kalau itu adalah mobilnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞Arlingga✿꙳❂͜͡✯࿐
hadiiiir,,,, semangat up nya,,, 🔥🔥🔥
2023-05-13
3