Mega menyuruh Kiara masuk saja ke rumahnya karena di sana ada kakak Mega yang mungkin sedang tidur.
"Ini rumah siapa sih sebenarnya, Mega?"
"Itu rumah lama mama dari kakak aku, dia kalau pulang ke sana, jarang sekali pulang ke rumah dan bukunya aku taruh di sana karena jaraknya lebih dekat dari rumahmu, daripada kamu ke rumahku yang agak jauh dari rumahmu."
"Ya sudah, kalau begitu aku ketuk saja pintunya. Kamu jangan lama-lama datangnya."
"Iya, ini aku masih di pusat perbelanjaan sama mamaku. Nanti aku langsung ke sana, tapi kalau kamu terburu-buru, minta tolong kakakku saja untuk mengambilkannya. Kakakku sudah aku beritahu di mana bukunya."
"Iya, bawel. Ya sudah kalau begitu aku tunggu kamu saja di rumahmu."
Kiara mengetuk pintu, tapi tidak ada yang membuka pintunya. Kiara melihat pintu rumah yang tidak tertutup rapat.
"Ceroboh sekali kakak Mega ini. Kenapa dia tidak menutup bahkan mengunci pintunya dengan benar?"
Kiara membuka pintunya sedikit dan mengatakan selamat sore dari tadi, tapi lagi-lagi dia tidak mendengarkan jawaban dari dalam rumah.
Pyar ...
Bruk!
Kiara dikagetkan dengan suara benda jatuh dari dalam rumah. "Suara apa itu?" Kiara melangkah lebih dalam lagi masuk ke dalam rumah. "Apa ada maling yang masuk dan melukai kakaknya Mega?"
Kiara yang cemas segera mencari sesuatu untuk dia jadikan alat pemukul jika memang ada maling yang masuk ke dalam rumah.
Dia kembali ke luar dan ada sapu di sana. Kiara membawa sapu yang nanti bisa dia pukulkan pada pencuri itu.
Kiara mendengar suara pecahan di kamar atas dan dia naik perlahan-lahan. Ada dua kamar di sana dan ada satu pintu dengan tulisan toilet.
Kiara mendengar suara lagi dari kamar yang memiliki pintu besar. "Aku takut sebenarnya, tapi siapa tau kakaknya Mega ada apa-apa." Kiara membuka pintu dan kedua netranya disambut oleh hal yang membuat dia terkejut. Banyak sekali barang berserakan dan ada seorang pria terduduk di bawah tempat tidur dengan telapak kaki berlumuran darah.
"Ya Tuhan! Ada apa ini?" Kiara mencoba mendekat pada pria itu dan Kiara kaget saat kepala pria itu mendongak melihat pada Kiara.
"Untuk apa kamu ke sini?"
"Kamu bukannya pria yang tadi di toko kue itu? Nama kamu Arthur, kan?"
Pria itu berdiri dan Kiara tampak agak takut melihat wajah Arthur yang terlihat menyeramkan.
"Kenapa kamu harus mengkhianati aku? Padahal aku ingin menikahimu. Jawab!" bentaknya marah sembari kedua tangannya menekan erat pada kedua lengan Kiara.
Gadis itu meringis menahan sakit karena cengkraman erat dari tangan besar Arthur. "Aku bukan kekasihmu. Aku Kiara, gadis yang menjual kue di mana tadi kita bertemu di toko ibuku. Lepaskan aku!"
Kiara mencoba berontak, tapi hal itu malah membuat Arthur merasa dia ditolak dan tentu saja emosi Arthur semakin menjadi.
Arthur menghempas tubuh mungil Kiara dia atas tempat tidurnya, dan dengan cepat Arthur menindihnya.
Kiara mendelik melihat wajah pria tepat di atasnya. "Arthur, kamu kebanyakan minum. Sadarlah! Aku bukan kekasihmu." Kiara mencoba berontak dengan sekuat tenaga. Bahkan Kiara menendang perut Arthur sampai pria itu tersungkur. Kiara berhasil terlepas dari kungkungan pria itu dan hendak berlari menuju pintu keluar.
Namun, langkah Arthur lebih cepat, dan dia bahkan tidak merasakan kakinya yang sakit karena terkena pecahan gelas minumannya.
"Kamu tidak bisa menolakku, akan aku buktikan jika aku lebih hebat dari selingkuhan kamu itu." Setelah mengatakan hal itu. Arthur menutup pintunya dan dengan cepat menguncinya, dia kemudian menggendong tubuh Kiara ala karung beras. Kiara memukuli punggung Arthur beberapa kali meminta untuk dilepaskan. Arthur sekali lagi melemparkannya di atas ranjang besarnya. Kiara berteriak, tapi sayang teriakannya tidak berlangsung lama karena mulutnya sudah dibungkam oleh mulut Arthur.
Pria itu dengan liar menciumi Kiara hingga Kiara susah bernapas.
"Hentikan, aku mohon!"
Kiara mencoba menendang sekali lagi, tapi Arthur seolah bisa menahannya. Kiara semakin takut saat melihat wajah pria di atasnya itu berubah lebih menyeramkan lagi.
"Aku menginginkan kamu." Arthur saat ini merasakan hal yang dia sendiri tidak pernah rasakan, tapi dia ingin sekali melepaskan apa yang terjadi pada tubuhnya. Mungkin ini karena efek dari vodka yang dia minum.
Perlawanan pun terjadi. Gadis dengan tubuh mungil itu mati-matian berusaha melawan pria yang dia tau apa yang ingin dilakukan Arthur padanya, tapi bagaimana dia berusaha, kekuatan seorang Arthur dengan postur tinggi gagah tidak mungkin dia kalahkan.
Arthur sudah membuat tubuh Kiara polos di bawahnya dan Arthur yang sudah diliputi iblis pun mulai melakukan aksinya.
Pergulatan yang tidak diharapkan oleh Kiara pun akhirnya terjadi. Gadis itu menangis meratapi nasib buruk yang sedang menimpanya. Dia tidak menyangka akan mendapat mimpi buruk seperti ini.
Teriakannya pun terdengar serak dan dia hanya bisa menahan sesuatu yang menyakitkan yang sedang Arthur perbuat padanya.
Arthur pun sebenarnya tidak sadar dengan perbuatan iblis yang sedang dia lakukan. Dia hanya ingin menuntaskan apa yang membuat hati dan tubuhnya terasa sangat menyiksa.
Arthur terbaring di samping Kiara yang meneteskan air matanya. Dia ingin berteriak sangat keras, tapi suaranya tidak mau keluar.
Kiara mencoba bangun dan ingin sekali menjauh dari tubuh pria yang malah tertidur di sampingnya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Ibu ...!" suara teriakan Kiara benar-benar sudah tidak bisa terdengar. Dia menangis dengan memeluk kedua lututnya.
Kiara mendengar suara ponselnya dan dia terkejut. Kiara mengambil tasnya dan melihat ada nama ibunya di sana.
"Ibu! Tidak aku tidak boleh membuat ibu cemas." Kiara mengecilkan suara volume ponselnya dan dia dengan menahan rasa sakit pada kedua pahanya memunguti bajunya. Kebetulan dia memakai sweater panjang dan celana legging, apa lagi Arthur tidak sampai membuat bajunya terkoyak.
Kiara bingung melihat pada punggung pria yang baru saja mengambil hal berharga dalam hidupnya.
"Apa aku tusuk saja dia sampai mati? Tidak, aku tidak bisa melakukanya. Bagaimana dengan ibuku nanti?" Kiara memilih pergi saja dari sana karena dia tidak ingin berlama-lama melihat devil yang tak lain adalah Arthur.
Kiara keluar dari rumah itu setelah memastikan keadaan di luar sepi dan aman. Kiara segera mengendarai motor lamanya dan pergi dari sana.
Sepanjang perjalanan, Kiara hanya bisa meneteskan air mata mengingat kejadian yang baru saja dia alami. Kiara benar-benar jijik dan membenci dirinya sendiri saat ini.
"Ibu, aku membutuhkan ibu," ujar Kiara dengan air mata yang masih menetes.
Perasaan Kiara yang sedang terguncang membuat dia hampir saja menabrak sebuah mobil. Kiara kaget dan terdiam di atas motornya.
Pemilik mobil berwarna putih itupun keluar dan mencoba memeriksa keadaan.
"Kamu tidak apa-apa, Kan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
yanah
tim like thor jdi jarang komen aku 😂😂🙏
2023-06-10
1
Noval Pratama
dahal itu apa? typo ya thor?
2023-05-26
1