Arsenio menghentikan mobilnya tepat di depan salon kecantikan yang dari depannya saja sudah bisa di pastikan kalau salon ini sangat mahal.
“Turun!” tegas Arsenio sedikit membentak membuat Alya yang sedang melamun itu terlonjak kaget.
“Tuh orang ga bisa apa kalo ngomong ga pake ngagetin!” gumam Alya sambil menatap tajam ke arah Arsenio yang saat ini sudah keluar dari mobilnya.
Kalau tidak, mana berani Alya menatap tajam ke arah laki-laki itu. Alya masih tetap menatap laki-laki itu sampai Alya segera keluar dari mobil saat melihat Arsenio berbalik menatap ke arah mobil dengan tajam.
Yang Alya ingat saat melihat wajah Arsenio hanya satu, waktu laki-laki itu menembak seseorang dengan santainya seperti sudah menjadi kebiasaannya untuk melakukan hal seperti itu.
“Lama banget jadi orang!” ketus Arsenio saat Alya baru saja berdiri di sampingnya.
Alya hanya melirik sekilas lalu memutar bola matanya jengah, selama ini Alya memang hidup sederhana dan tidak ingin kalau orang-orang tau tentang keluarganya karena tidak ingin di sukai karena latar belakang keluarganya, tapi bukan berarti Alya mau di tindas begitu saja.
Jika bukan karena kejadian di apartment tadi, Alya juga pasti akan langsung membalas semua ucapan laki-laki gila itu.
“T-tuan Arsen?” ucap para karyawan yang terkejut saat melihat Arsen masuk ke dalam salon.
Semua karyawan di sana terlihat segera memberi hormat kepada Arsen dan juga Alya yang tidak tau apa pun.
“Kenapa semua orang bersikap hormat pada laki-laki ini? Sebenarnya siapa dia sampai membuat semua orang ketakutan?” gumam Alya sambil berjalan perlahan mengikuti Arsenio dari belakang dengan mata yang menoleh ke sana ke mari melihat situasi yang terjadi.
“Aku ingin kalian membuat dia cantik untuk nanti malam, berikan massage terbaik dan make up terbaik kalian!” tegas Arsenio.
“Baik tuan...” Jawab semua karyawan yang ada di sana.
Semua karyawan wanita langsung menggiring Alya masuk ke dalam sebuah ruangan yang entah ruangan apa itu, sedangkan Alya hanya bisa pasrah sambil menoleh ke belakang melihat Arsenio yang tidak melihatnya sama sekali karena perhatian laki-laki itu sekarang ada pada ponselnya.
Alya di bawa ke sebuah ruangan seperti kamar mandi karena ada bath up di sana, tiba-tiba saja Alya berteriak saat salah satu karyawan mengatakan permisi lalu mau membuka pakaiannya.
“Mau apa kamu!?” ucap Alya sambil menyilangkan kedua tangannya dan mundur beberapa langkah.
“Maaf nona, tapi anda harus kita lulur terlebih dahulu, dan harus mengganti pakaian anda dengan pakaian khusus karena kita akan melakukan SPA.” Jelas salah satu karyawan.
Ah, Alya baru sadar sekarang, ternyata dia akan di SPA, tapi tetap saja kalau di bukakan pakaiannya tentu saja dia akan terkejut.
Dia pernah beberapa kali melakukan SPA itu pun karena mami dan adiknya yang memaksa, tapi tidak ada adegan di bukakan pakaiannya, mereka akan di suruh untuk memakai pakaian khusus sendiri di ruang ganti.
“Aku bisa ganti sendiri, sini biar aku ganti dulu.” Ucap Alya sambil menjulurkan tangannya untuk meminta pakaian yang di pegang salah satu karyawannya.
Akhirnya karyawan itu memberikan pakaian yang dia pegang kepada Alya dan memberi tahu di mana ruang gantinya.
Dengan segera Alya mengganti pakaiannya dengan yang sudah di siapkan, pakaian yang lebih tepat di bilang handuk karena bahannya berbulu seperti handuk namun sudah di satukan hingga berbentuk kemben dengan karet mengelilingi dadanya.
Setelah selesai akhirnya Alya kembali keluar dari ruang ganti dan melihat masih ada beberapa karyawan yang menunggu di depan ruang ganti.
“Apa harus kalian semua mengurusku? Aku kan cuma satu orang, kayaknya satu atau dua orang saja cukup buat ngurus aku.” Ucap Alya kepada semuanya.
“Maaf nona, tuan Arsen adalah orang yang sangat berpengaruh di sini, kami harus melayaninya dan kekasihnya dengan sebaik mungkin.” Ucap salah satu karyawan yang sepertinya manager tempat itu.
“What!? Kekasih? Hahaha. Aku ingatkan, aku ini bukan kekasihnya, aku hanya orang yang kena sial karena bertemu dengan laki-laki sepertinya.” Ucap Alya dengan tidak suka karena di bilang kekasih orang kejam seperti Arsenio.
Alya bisa melihat semua karyawan di sana salin berbisik satu sama lain, berbisik membicarakan Alya yang dengan beraninya mengatakan kalau bertemu dengan Arsenio adalah sebuah kesialan.
“Ya, bagi kalian pasti aku ini adalah orang gila karena menganggap pertemuan dengan laki-laki itu adalah sebuah kesialan, tapi kalau menurutku kalian semua lah yang gila karena menyukai laki-laki itu, bisa mati berdiri kalo kalian tau apa yang sudah laki-laki itu lakukan.” Batin Alya di dalam hatinya.
Lalu seketika dia teringat untuk menghubungi orang tuanya, dia tidak mau membuat orang tuanya khawatir karena dia terlalu lama.
Alya tidak bisa menelfon, jadi dia hanya mengirim pesan dan mengatakan kalau dia sedang berada di salon kecantikan untuk bersiap akan pertunangannya nanti malam.
Padahal yang sebenarnya Alya ingin sekali segera memutuskan hubungannya dengan Tommy, laki-laki pengkhianat itu benar-benar tidak bisa di pertahankan.
“Sebenarnya apa rencana laki-laki gila itu dengan menyuruhku untuk tetap melanjutkan pertunangan ini?” gumam Alya yang saat ini sudah mulai di pijat.
Pijatan yang di lakukan oleh para terapis itu memberi kenyamanan kepada Alya hingga dia mengantuk dan akhirnya tertidur nyenyak.
Setelah beberapa lama, Alya mulai membuka kedua matanya karena merasa tidak ada tangan yang menyentuh tubuhnya lagi, dia terkejut saat melihat semua orang sedang menunduk di sebelahnya.
“Yaampun aku sudah tidur berapa lama?” tanya Alya yang langsung bangkit dari tidurnya.
Namun Alya tidak mendapatkan jawaban apa pun, Alya tau pasti mereka takut untuk menjawab, akhirnya Alya melihat sendiri jam yang ada di dinding.
Matanya langsung melotot saat dia sadar kalau dia sudah tertidur selama empat jam.
“Kenapa tidak ada yang membangunkan aku?” tanya Alya.
Dan lagi-lagi tidak ada jawaban dari mereka membuat Alya kesal sendiri.
“Jawab!” akhirnya dengan terpaksa Alya membentak mereka, padahal selama ini dia tidak pernah meninggikan suaranya kepada siapa pun.
“K-kami mana berani nona..” jawab salah satu dari mereka.
“Maaf karena sudah membentak kalian, aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya ingin kalian menjawab pertanyaanku saja.” Ucap Alya dengan tulus.
Semuanya terkejut mendengar permintaan maaf yang Alya berikan, karena selama Arsenio membawa wanita-wanitanya tidak pernah ada yang meminta maaf seperti Alya, bahkan mereka semua akan memaki para karyawan yang ada di sana.
“Sudahlah, selanjutnya apa? Kalau nanti aku ketiduran lagi aku mohon bangunkan aku, aku juga ingin segera pulang ke rumah.” Ucap Alya.
“Baik nona.” Ucap semuanya dengan serentak.
Mereka sudah berani menjawab Alya karena mereka sudah bisa memastikan kalau Alya berbeda dari wanita yang biasa di bawa Arsenio ke salon mereka.
Setelah SPA, mereka mulai memberikan perawatan kepada rambut Alya yang rontok karena sering di gulung-gulung tidak jelas.
“Butuh waktu berapa jam sih aku bisa pulang?” gumam Alya di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Yuli Yana
lnjutttt thorr
2023-05-16
1
kenzie
lanjutt
2023-04-05
0