BAB 4 (MERUBAH PENAMPILAN ACAK-ACAKAN MU)

"Aku tidak mau!" Ucap Alya dengan tegas.

Matanya dengan berani menatap mata laki-laki yang ada di hadapannya.

"Ini perintah, bukan pertanyaan!" Tegas laki-laki itu.

"Tapi aku tidak mau di perintah, apa lagi di perintah dengan laki-laki sepertimu!" Ketus Alya.

"Cih! Berani sekali kamu, apa kamu ingin melihat orang-orang terdekatmu seperti laki-laki itu?" Tanyanya sambil menunjuk ke arah laki-laki yang sudah babak belur.

Alya kembali menegang, dia khawatir jika keluarganya akan seperti laki-laki yang dia lihat.

Jika laki-laki itu bisa membuat orang tidak berdaya begitu, maka keluarganya juga pasti bisa di buat seperti itu juga pikir Alya.

Alya memang tidak tau bagaimana hebatnya keluarganya, selama ini Alya hanya tau keluarganya adalah orang-orang yang baik yang tidak mungkin melakukan hal keji seperti yang di lakukan laki-laki ini.

Itulah kenapa Alya takut dengan ancaman laki-laki itu yang mau menyakiti keluarganya, kalau saja Alya tau keluarganya juga tidak kalah kejinya, mungkin dia tidak akan setakut ini.

"Cih! Kau ini sebenarnya menyukaiku sejak awal bukan? Makanya kamu gunakan kejadian ini untuk menikah denganku!" Ucap Alya sambil tersenyum sinis.

Ya! Laki-laki itu pasti memang sudah menyukainya makanya dia mengajak Alya menikah.

Mana ada laki-laki yang asal mengajak orang asing menikah? Jadi tentu saja laki-laki itu pasti sudah pernah melihatnya dan langsung jatuh cinta padanya.

"What? Hahahaha!!!" Laki-laki itu tertawa sangat kencang hingga membuat Alya terkejut.

"Kenapa kamu tertawa?" Tanya Alya.

"Tidak ada yang membuatku menyukai wanita sepertimu, hanya kulitmu saja yang putih selebihnya tidak ada yang menarik sama sekali!" Ucap laki-laki itu.

Alya tidak percaya dengan apa yang di ucapkan laki-laki itu, tidak ada yang menarik darinya? Apa laki-laki itu tidak tau kalau Alya adalah primadona saat berada di bangku SMP sampai kuliah.

"Kalau memang aku tidak menarik, kenapa kamu malah mengajakku menikah hah? Apa keuntungan yang bisa kita dapat?" Tanya Alya.

"Karena kamu sudah menjadi saksi suatu kejadian, dan dengan cara kita menikah aku akan selalu bisa memantau mu." Jelas laki-laki itu.

"Sesuatu? Aku tidak melihat apa pun di sini, aku hanya melihat kau sedang membantu temanmu yang terluka, itu saja." Ucap Alya.

Dia berusaha untuk menutupi rasa takutnya, dia juga berusaha untuk pura-pura berpikiran positif tentang apa yang di lihatnya.

Laki-laki itu semakin kesal, dia mengeluarkan senjata api dari saku jas bagian dalamnya lalu...

Dor.. dor.. dor... Dengan santainya laki-laki itu menembak laki-laki yang tidak berdaya itu berkali-kali di hadapan Alya.

Melihat hal itu Alya mematung, mulutnya menganga karena terkejut, dia tidak bisa berkutik lagi saat ini.

"Sekarang kau adalah seorang saksi yang harus selalu aku pantau!" Bisik laki-laki itu di telinga Alya hingga membuatnya merinding.

"A-apa yang sudah kau lakukan?! B-bagaimana bisa seseorang melakukan hal keji sepertimu!" Ucap Alya yang masih lemas.

Bahkan tangan dan kakinya gemetar sampai tidak bisa berdiri dengan tegak.

"Dia adalah bawahanku yang sudah berkhianat, jadi itulah yang akan terjadi kepada orang yang mengkhianati ku." Ucap laki-laki itu.

"Dan itu juga yang akan terjadi kepada keluargamu jika kamu tidak menikah denganku." Lanjutnya.

Alya benar-benar terpojok, dia tidak bisa memposisikan keluarganya di dalam bahaya karena dirinya, toh hanya menikah dengan laki-laki keji itu saja kan?

"Kita bahkan tidak mengetahui nama masing-masing, bagaimana bisa kita bersama." Ucap Alya.

"Arsen, Arsenio Finn Craig." Ucap laki-laki itu.

"Oke pertama Arsen, tolong menjauh dari tubuhku lebih dulu!" Ucap Alya sambil mendorong tubuh Arsen dengan penuh tenaga tapi laki-laki itu tidak bergerak sama sekali.

Sampai akhirnya Arsenio mundur beberapa langkah dengan sendirinya.

"Baiklah, aku mau menikah denganmu, tapi bisakah kamu membantuku untuk membalas dendam kepada kekasihku dan sahabatku tadi?" Tanya Alya.

"Kau ingin membuat kesepakatan?" Tanya Arsenio.

Alya mengangguk tegas, dia memang ingin memberi pelajaran lebih dulu kepada kedua pengkhianat itu.

"Harusnya nanti malam aku dan laki-laki itu bertunangan, tapi aku tidak sudi setelah mengetahui semua pengkhianatan nya selama ini." Jelas Alya.

"Oke, pertama kamu harus tetap melanjutkan pertunangan ini." Ucap Arsenio dengan santainya.

"Apa!? Kamu gila?"

"Ya! Kamu lihat sendiri aku membvnvh seseorang sepertinya tidak perlu membuktikan lebih banyak lagi kalau aku gila." Ucap Arsenio.

Mendengar ucapan laki-laki itu membuat Alya yang tadi sempat lupa kembali menelan salvilanya.

Saat ini dia sedang berada di satu ruangan dengan seorang mayat yang bisa saja akan jadi hantu bergentayangan.

"Apa yang mau kamu rencanakan dengan menyuruhku untuk melanjutkan pertunangan ini?" Tanya Alya.

"Jangan banyak tanya! Lakukan apa yang aku katakan, kamu hanya harus bersikap natural seperti biasanya." Ucap Arsenio dengan tegas.

Arsenio mengembalikan ponsel milik Alya, lalu dia membukakan pintu apartemennya membuat Alya mengerutkan keningnya.

"Kamu menyuruhku pergi?" Tanya Alya.

"Kamu mau tetap di sini?" Ucap Arsenio yang malah kembali bertanya.

"Tidak! Aku akan pergi sekarang juga!" Seru Alya yang langsung mau keluar dari apartemen.

Namun langkahnya terhenti saat Arsenio menggenggam tangannya.

"Apa lagi?" Tanya Alya saat dia sudah menoleh ke arah Arsenio.

"Aku tidak menyuruhmu untuk pulang ke rumah." Ucap Arsenio.

"Lalu apa yang kau inginkan?" Tanya Alya.

"Ikut aku! Kamu harus merubah penampilan acak-acakan mu itu agar penampilan mu berkesan sedikit saja di otaknya." Ucap Arsenio.

"Acak-acakan katanya? Ini adalah penampilan ternyaman untukku!" Gumam Alya yang tidak ingin berdebat lebih lama lagi.

Penampilan Alya selama ini memang sangat sederhana, dia biasanya hanya memakai kaos dan celana jeans cutbray kesukaannya, bahkan dia sering kali hanya memakai trening jika hanya ke luar rumah.

Alya berpenampilan rapi hanya saat dia bekerja saja, selebihnya dia akan sering memakai pakaian yang santai dengan rambut yang di gulung atau di kepang.

Sedangkan Arsenio menarik tangan Alya dengan kasar dan langsung melempar Alya masuk ke dalam mobil saat dia sudah membuka pintu mobilnya sampai kepala Alya terbentur bagian atas pintu karena mobil milik Arsenio adalah mobil Bugatti La Voiture Noire yang harganya sekitar 250 miliar lebih.

Padahal mobil Bugatti Divo milik adiknya yang harganya 80 miliaran saja sudah terbilang mahal bagi Alya yang hidup dengan kesederhanaan.

“Kasar banget jadi orang!” Alya bergumam kesal saat Arsenio berjalan menuju pintu kemudi jadi dia tidak mendengar gumaman Alya.

Setelah Arsenio duduk di kursi kemudi, dia sempat menoleh ke arah Alya lalu tiba-tiba saja laki-laki itu mendekat membuat Alya memejamkan mata dengan kedua tangan yang mengepal seperti orang yang sedang bersiap untuk meninju penjahat.

Ceklek! Hanya itu yang Alya dengar, lalu dia merasa kalau laki-laki itu sudah menjauh dari tubuhnya membuat Alya mengintip sedikit.

“Ga usah ke pedean jadi orang! Aku sama sekali ga tertarik buat macem-macem sama perempuan sepertimu!” ketus Arsenio.

Alya kesal, lalu sesaat kemudian dia baru sadar kalau Arsenio tadi hanya memakaikan seat belt Alya saja, dan hal itu membuat Alya jadi malu sendiri dan mengutuk dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

peace v

peace v

🔥🔥

2024-03-06

0

kenzie

kenzie

nanti bkl bucin tuh sama alya

2023-04-04

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 89 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!