Bab 5 Masih Merasa Mimpi

"Brengsek kamu Bim! Lepaskan aku!" Laura menjerit kesal. Tangannya terus ditarik dengan paksa oleh pria yang bernama Bima Satria itu. Pria itu bahkan tak perduli ketika barang belanjaannya terlepas dan jatuh ke jalan.

"Kamu gak sopan Bim. Lepaskan aku atau aku akan berteriak!" Perempuan itu terus saja menolak untuk dibawa ke dalam mobil pria itu.

"Kamu mau jalan atau saya gendong hah?!" Bima menatap tajam Laura karena merasa kesal perempuan itu tidak lagi mau mendengarkannya.

"Tidak keduanya! Kamu tidak berhak melakukan ini padaku. Jadi sekarang tinggalkan aku!"

"Apa? Kamu mengusirku Laura? Kamu pikir kamu siapa hah? Kamu itu hanya perempuan yang tidak ada bedanya dengan perempuan nakal di tempat itu. Jadi tidak usah sok suci kamu!"

"Sekarang ikut saya supaya semua orang tidak memperhatikan kita disini. Kamu tidak ingin semua orang tahu 'kan kalau kamu itu istri pak walikota yang terhormat itu."

"Tidak!" Sekali lagi Laura Eveline berteriak menolak. Ia merasa tidak punya urusan lagi dengan pria itu. Tim pemenangan Yusfan Bahar sudah bubar sejak kekalahannya beberapa saat yang lalu. Itu artinya ia sama sekali tidak ada lagi urusan pekerjaan dengan pria itu.

"Berani kamu membangkang hah? Kamu saja dinikahi oleh pak walikota hanya untuk dicampakkan lalu apa yang membuatmu jadi sangat sok jual mahal seperti ini?" Bima semakin emosi. Ia menatap Laura dengan tatapan tajam.

"Apa peduli mu Bim! Aku mau bersama beliau atau tidak itu sama sekali bukan urusanmu!" Laura menyentakkan tangannya sampai akhirnya terlepas. Setelah itu ia berusaha untuk lari menuju motornya yang terparkir di pinggir jalan. Akan tetapi Bima berhasil memburunya. Baru saja pria itu ingin menggendong paksa perempuan itu seseorang langsung meneriakinya.

"Heh, kamu tidak sadar kalau telah menggangu istri orang hah?!" Fardan Larigau berdiri di sana dengan tatapan tajamnya.

"Oh Pak Fardan Larigau. Maaf, anda membicarakan siapa?" tanya Bima pura-pura tidak bersalah sama sekali padahal ia tahu betul siapa pria dihadapannya. Seorang kuasa hukum dari walikota terpilih Usman Ali Kemal.

"Tentu saja anda Pak Bima. Apakah anda tahu siapa yang sedang anda sentuh itu? Saya bisa memperkarakan anda lho." Fardan menatap tangan pria itu dengan tatapan tajam. Pegangan tangan Bima pada Laura langsung terlepas. Ia seperti sedang menyentuh bara api yang panas.

"Nah itu bagus. Apa pun hubungan anda dengan Ibu Laura Eveline dimasa lalu silahkan kubur saja dan lupakan. Ibu Laura adalah milik pak Walikota. Anda bisa paham 'kan?"

"Ah iya Pak Fardan maaf. Saya tidak tahu itu. Kalau begitu saya permisi." Bima langsung pergi dari hadapan orang-orang kepercayaan Walikota terpilih itu. Ia tidak mau mencari masalah apalagi sekarang tim mereka sudah tidak punya gigi karena telah kalah telak dari Usman Ali Kemal.

"Mari Bu Laura, ikut saya," ujar Fardan Larigau seraya mempersilahkan perempuan itu untuk berjalan lebih dulu ke mobilnya.

"Kita mau kemana Pak?" tanya Laura bingung. Ia masih saja berdiri di tempatnya tanpa bergerak sama sekali.

"Kita pulang ke rumah pak Wali. Beberapa hari lagi pelantikan dan ibu harus berada disana untuk mendampinginya."

"Ah, benarkah? Tapi kenapa harus saya pak?" Laura Eveline masih tampak bingung. Berhari-hari menghilang dari Usman dan tidak dicari samasekali membuatnya yakin kalau ia mungkin sudah diceraikan oleh orang nomor satu di kota itu.

"Karena anda adalah istri sah Pak Wali. Jadi sekarang mari kita pulang." Fardan dengan sabar menunggu. Laura Eveline akhirnya setuju. Ia takut menolak karena ia tahu kekuatan seorang walikota.

"Kalau begitu biarkan saya pulang ke rumah dulu. Ada beberapa pakaian yang akan saya bawa." Laura meminta izin. Fardan tersenyum kemudian meminta perempuan itu naik ke mobil. Mereka akan mengantarnya ke rumahnya.

"Saya punya motor sendiri pak. Terima kasih banyak." ujar Laura Eveline menolak secara halus.

"Biar Pak Wawan yang pakai motor ibu. Silahkan ke Mobil saja." putus Fardan seraya meminta Wawan untuk meminta pria itu membawa motornya ke rumah.

"Tapi Pak?" Laura masih belum rela. Wajahnya masih menunjukkan keraguan.

"Tidak apa Bu. Motornya tidak akan hilang kok." Laura Eveline kembali menurut. Ia pun naik ke atas mobil dengan begitu banyak pikiran yang berkecamuk dalam hatinya.

Apakah ini mimpi?

Apa benar saya telah menjadi seorang Ibu walikota?

Oh tidak. Mimpi apa saya semalam?

Perempuan itu tiba di rumah kontrakannya dibawah tatapan curiga dari para tetangganya.

Laura Eveline berusaha untuk tidak peduli akan apa yang mereka bicarakan dan juga pikirkan. Ia memasuki rumah kontrakan sederhana itu dengan tarikan nafas beratnya. Lama ia memandang kesekeliling ruangan itu dengan perasaan campur aduk.

Rumah itu sudah lama ia tinggali bersama dengan seorang sahabatnya yang entah kemana lagi keberadaannya sekarang.

Perempuan itu kadang manggung jika ada panggilan dari sebuah organ tunggal dan kadang tak pulang sama sekali.

Dari pengakuannya sendiri ia mengakui bahwa ia sering dirayu dan diajak berkencan oleh beberapa pejabat di kota itu.

Laura kadang tidak percaya karena menurut pengakuan sang sahabat, ia sering diberi banyak uang jika berkencan dengan para Pria beristri itu tapi kenyataannya sahabatnya itu selalu saja mengeluh tentang keadaan keuangannya, hingga kadang ia lah yang membayar kontrakan sendiri dari hasilnya bekerja membantu orang lain.

Laura kembali menarik nafas panjang. Ia pun melangkahkan kakinya ke arah kamar nya kemudian mengumpulkan pakaiannya yang seadanya itu dari dalam lemari.

Satu koper cukup untuk membawa pakaiannya yang tidak banyak itu setelah itu ia pun mengunci rumah kontrakan itu setelah memasukkan motornya ke dalam.

Sahabat yang ia temani selama ini punya kunci sendiri jadi dia membawa kuncinya pun sendiri. Mereka berdua mempunyai kunci masing-masing. Fardan pun sudah menjemputnya di depan pintu

"Mari bu saya bawakan tasnya." ujar pria itu dengan ramah.

""Oh ya ampun Pak. Tidak usah repot-repot, saya bisa sendiri kok."

"Tidak apa-apa Bu. Anda harus latihan sekarang karena anda adalah istri dari Walikota di sini di kota ini. Laura Evelyn tidak menjawab. Ia masih sangat bingung dengan kejadian yang terjadi dalam hidupnya ini.

Ia pasrah saja ke mana pria ini membawanya dan ia berharap bahwa kehidupannya yang baru ini akan lebih baik daripada apa yang ia alami belakangan ini dan juga semoga Bima Sakti tidak datang lagi mengganggu ketenangan hidupnya

Iasudah lama ingin jauh-jauh dari pria brengsek itu yang selalu ingin menikahinya dan kadang berbuat kekerasan padanya. Mobil itu pun melaju dengan segala pikiran Laura Evelyn di dalam hatinya.

🌻🌻🌻

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Normah Basir

Normah Basir

Laura hrs belajar JD istri wali,walau terpaksa,hrs dilakoni

2024-07-30

0

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

Ea elah.. harimau ompong.... krain mau menunjukkan taring dang cakar.... eeeee cakarnya tumpul

2023-04-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mendadak Halal
2 Bab 2 Kampanye Akbar
3 Bab 3 Hari Pertarungan
4 Bab 4 Harapan Fathimah
5 Bab 5 Masih Merasa Mimpi
6 Bab 6 Partner Kerja
7 Bab 7 Hanya Status
8 Bab 8 Gara-gara Pakaian Dalam
9 Bab 9 Tekad Laura Eveline
10 Bab 10 Anugrah Terindah
11 Bab 11 Suami Tampan
12 Bab 12 Perempuan Penggoda
13 Bab 13 Tulip Menjadi Saksi
14 Bab 14 Buka Sedikit
15 Bab 15 Harimau Lapar
16 Bab 16 Malu-Malu Kucing
17 Bab 17 Pria Aneh
18 Bab 18 Dua Musim
19 Bab 19 Pencitraan Atau Beneran?
20 Bab 20 Kedatangan Tamu
21 Bab 21 Rencana Bima Satria
22 Bab 22 Lepaskan Emosimu
23 Bab 23 Skin To Skin
24 Bab 24 Goal!!!
25 Bab 25 Kesibukan Pagi
26 Bab 26 Waktu Mepet
27 Bab 27 Win Win Solution
28 Bab 28 Rasamu Bagaikan Candu
29 Bab 29 Hari H Pelantikan
30 Bab 30 Terlambat Kah?
31 Bab 31 Tantangan Galih
32 Bab 32 Fardan Bisa
33 Bab 33 Menunggu Jawaban
34 Bab 34 Pernyataan Cinta
35 Bab 35 Olahraga???
36 Bab 36 Proses Penyatuan
37 Bab 37 Tugas Pertama
38 Bab 38 Rencana Fardan
39 Bab 39 Kebahagiaan Fardan
40 Bab 40 Tekad Tersembunyi
41 Bab 41 Sahabat Lucknut
42 Bab 42 Nana Ninu
43 Bab 43 Masih Tentang Nana Ninu
44 Bab 44 Perempuan Hebat
45 Bab 45 Sahabat Pencuri
46 Bab 46 Sebuah Pesan
47 Bab 47 Bukan PMS
48 Bab 48 Tidak Merasa
49 Bab 49 Sesak Dan Sakit
50 Bab 50 Masih Sedih
51 Bab 51 Sakit Lagi
52 Bab 52 Menikahimu Adalah Anugrah
53 Bab 53 Untuk Sang Pelakor
54 Bab 54 Dua Orang Sensi
55 Bab 55 Perasaan Campur Aduk
56 Bab 56 Isteri Solehah
57 Bab 57 Benci Aroma Tubuhmu
58 Bab 58 Hormon Bumil
59 Bab 59 Penyakit Aneh
60 Bab 60 Tak Bisa Move On
61 Bab 61 Harapan Usman
62 Bab 62 Kiat Sukses
63 bab 63 Obat Anti Mual
64 Bab 64 Bertemu Dengan Mantan
65 Bab 65 Terciduk
66 Bab 66 Tamparan Keras Laura
67 Bab 67 Dokter Plus-plus
68 Bab 68 Sambel Jantung Pisang
69 Bab 69 Seorang Yucuber
70 Bab 70 Mantan Terburuk
71 Bab 71 Adegan Romantis
72 Bab 72 Beda Tipis
73 Bab 73 Langit Malam Jadi Saksi
74 Bab 74 Nana Dan Nadia
75 Bab 75 Ngidam Buatan Yucuber
76 Bab 76 Mencari Arvina Gunawan
77 Bab 77 Masih Tentang Sang Mantan
78 Bab 78 Minum Dari Bibirmu
79 Bab 79 Kerang Bakar
80 Bab 80 Permintaan Arvina
81 Bab 81 Pernikahan Fardan Dan Asma
82 Bab 82 Ide Jahil
83 Bab 83 Lingerie Kah?
84 Bab 84 Jangan Gugup
85 Bab 85 Malam Panjang
86 Bab 86 Mau Ditusuk
87 Bab 87 Saling Menggoda
88 Bab 88 Woman On Top
89 Bab 89 Bertemu Bumil Lainnya
90 Bab 90 Ada Darah
91 Bab 91 Kehamilan Nana Ninu
92 Bab 92 Kekhawatiran Nana
93 Bab 93 Bertemu Lagi
94 Bab 94 Penolakan Nana
95 Bab 95 Usaha Yoga Prayoga
96 Bab 96 Puncak Hasrat
97 Bab 97 Kehamilan Meragukan
98 Bab 98 Bertemu Sang Cassanova
99 Bab 99 Tanpa Restu
100 Bab 100 Wali Nikah
101 Bab 101 Tak Bisa Tidur
102 Bab 102 Sebelum Tidur
103 Bab 103 Keram Dan Kesemutan
104 Bab 104 Rindu Menggunung
105 Bab 105 Perjuangan Nana Yoga
106 Bab 106 Perlu Tindakan Khusus
107 Bab 107 Rindu Pada Ibu
108 Bab 108 Asi Belum Lancar
109 Bab 109 Galih Cemburu
110 Bab 110 Kontrol Pertumbuhan Bayi
111 Bab 111 Nikmat Bersama
112 Bab 112 Mantan Terindah
113 Bab 113 Terimakasih Banyak
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab 1 Mendadak Halal
2
Bab 2 Kampanye Akbar
3
Bab 3 Hari Pertarungan
4
Bab 4 Harapan Fathimah
5
Bab 5 Masih Merasa Mimpi
6
Bab 6 Partner Kerja
7
Bab 7 Hanya Status
8
Bab 8 Gara-gara Pakaian Dalam
9
Bab 9 Tekad Laura Eveline
10
Bab 10 Anugrah Terindah
11
Bab 11 Suami Tampan
12
Bab 12 Perempuan Penggoda
13
Bab 13 Tulip Menjadi Saksi
14
Bab 14 Buka Sedikit
15
Bab 15 Harimau Lapar
16
Bab 16 Malu-Malu Kucing
17
Bab 17 Pria Aneh
18
Bab 18 Dua Musim
19
Bab 19 Pencitraan Atau Beneran?
20
Bab 20 Kedatangan Tamu
21
Bab 21 Rencana Bima Satria
22
Bab 22 Lepaskan Emosimu
23
Bab 23 Skin To Skin
24
Bab 24 Goal!!!
25
Bab 25 Kesibukan Pagi
26
Bab 26 Waktu Mepet
27
Bab 27 Win Win Solution
28
Bab 28 Rasamu Bagaikan Candu
29
Bab 29 Hari H Pelantikan
30
Bab 30 Terlambat Kah?
31
Bab 31 Tantangan Galih
32
Bab 32 Fardan Bisa
33
Bab 33 Menunggu Jawaban
34
Bab 34 Pernyataan Cinta
35
Bab 35 Olahraga???
36
Bab 36 Proses Penyatuan
37
Bab 37 Tugas Pertama
38
Bab 38 Rencana Fardan
39
Bab 39 Kebahagiaan Fardan
40
Bab 40 Tekad Tersembunyi
41
Bab 41 Sahabat Lucknut
42
Bab 42 Nana Ninu
43
Bab 43 Masih Tentang Nana Ninu
44
Bab 44 Perempuan Hebat
45
Bab 45 Sahabat Pencuri
46
Bab 46 Sebuah Pesan
47
Bab 47 Bukan PMS
48
Bab 48 Tidak Merasa
49
Bab 49 Sesak Dan Sakit
50
Bab 50 Masih Sedih
51
Bab 51 Sakit Lagi
52
Bab 52 Menikahimu Adalah Anugrah
53
Bab 53 Untuk Sang Pelakor
54
Bab 54 Dua Orang Sensi
55
Bab 55 Perasaan Campur Aduk
56
Bab 56 Isteri Solehah
57
Bab 57 Benci Aroma Tubuhmu
58
Bab 58 Hormon Bumil
59
Bab 59 Penyakit Aneh
60
Bab 60 Tak Bisa Move On
61
Bab 61 Harapan Usman
62
Bab 62 Kiat Sukses
63
bab 63 Obat Anti Mual
64
Bab 64 Bertemu Dengan Mantan
65
Bab 65 Terciduk
66
Bab 66 Tamparan Keras Laura
67
Bab 67 Dokter Plus-plus
68
Bab 68 Sambel Jantung Pisang
69
Bab 69 Seorang Yucuber
70
Bab 70 Mantan Terburuk
71
Bab 71 Adegan Romantis
72
Bab 72 Beda Tipis
73
Bab 73 Langit Malam Jadi Saksi
74
Bab 74 Nana Dan Nadia
75
Bab 75 Ngidam Buatan Yucuber
76
Bab 76 Mencari Arvina Gunawan
77
Bab 77 Masih Tentang Sang Mantan
78
Bab 78 Minum Dari Bibirmu
79
Bab 79 Kerang Bakar
80
Bab 80 Permintaan Arvina
81
Bab 81 Pernikahan Fardan Dan Asma
82
Bab 82 Ide Jahil
83
Bab 83 Lingerie Kah?
84
Bab 84 Jangan Gugup
85
Bab 85 Malam Panjang
86
Bab 86 Mau Ditusuk
87
Bab 87 Saling Menggoda
88
Bab 88 Woman On Top
89
Bab 89 Bertemu Bumil Lainnya
90
Bab 90 Ada Darah
91
Bab 91 Kehamilan Nana Ninu
92
Bab 92 Kekhawatiran Nana
93
Bab 93 Bertemu Lagi
94
Bab 94 Penolakan Nana
95
Bab 95 Usaha Yoga Prayoga
96
Bab 96 Puncak Hasrat
97
Bab 97 Kehamilan Meragukan
98
Bab 98 Bertemu Sang Cassanova
99
Bab 99 Tanpa Restu
100
Bab 100 Wali Nikah
101
Bab 101 Tak Bisa Tidur
102
Bab 102 Sebelum Tidur
103
Bab 103 Keram Dan Kesemutan
104
Bab 104 Rindu Menggunung
105
Bab 105 Perjuangan Nana Yoga
106
Bab 106 Perlu Tindakan Khusus
107
Bab 107 Rindu Pada Ibu
108
Bab 108 Asi Belum Lancar
109
Bab 109 Galih Cemburu
110
Bab 110 Kontrol Pertumbuhan Bayi
111
Bab 111 Nikmat Bersama
112
Bab 112 Mantan Terindah
113
Bab 113 Terimakasih Banyak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!