"Saya tidak tahu siapa dia, yang saya tahu saya sedang dijebak. Dan Bismillah saya benar-benar akan menghalalkannya." tegas pria itu dengan hati yang sangat berat. Ia berharap putusannya ini untuk menghindari kebohongan lain yang mungkin akan muncul setelah hari ini.
Para pendukungnya tampak sangat takjub dengan keputusan pria itu. Demi menjaga kehormatan gadis berambut pirang itu, Usman rela menikahi perempuan yang ternyata adalah seorang non muslim. Dan ia tak yakin hatinya tidak akan baik-baik saja setelah ini.
Semua serba mendadak. Laura Eveline pun hijrah karena tak punya pilihan lain. Disaksikan oleh beberapa saksi, hari itu, Laura Eveline telah sah dan halal bagi seorang Usman Ali Kemal.
Mereka menikah di dalam kamar hotel itu disaksikan oleh seorang penasehat spiritual dan beberapa orang tim pemenangan calon walikota itu. Tak ada acara pesta. Yang terpenting saat ini mereka berdua sah. Sungguh mereka diburu waktu hingga tak ada waktu untuk memikirkan hal lainnya.
"Kami tunggu diluar Pak Usman, dan ya, jangan lama-lama dengan ibu Laura," canda Fardan Larigau, kuasa hukumnya dengan senyumnya yang sangat menyebalkan bagi seorang Usman.
"Hahaha, pengantin baru jangan galak-galak dong. Galaknya nanti di ranjang aja," lanjut pria itu dengan tawa yang semakin menyebalkan. Semua orang yang ada di dalam ruangan itu langsung tertawa. Ya, saat ini ia sudah menjadi bulan-bulanan timnya karena insiden yang sangat memalukan ini.
"Ya ampun Pak Wali, udah gak sabar banget nih, sampai kejadiannya kayak gini," ujar salah seorang anggota timnya saat tahu musibah yang menimpanya. Pria itu baru saja bergabung di kamar itu.
Usman Ali Kemal tidak menjawab. Rasanya moodnya sangat hancur hari ini. Padahal ia sedang akan mengikuti kampanye terakhir hari ini.
"Anggap ini adalah tanda-tanda kemenangan kita. Berpikir positif, lakukan hal positif, insyaallah hasilnya positif!" Fardan Larigau mengucapkan tag line kampanye mereka untuk memberi semangat pada sang calon walikota.
"Sudah. Ayo kita keluar sekarang juga. Biarkan Pak Usman mengobrol mengambil berkah pada istrinya, hihihi." Fardan Larigau kembali cekikikan. Ia sangat suka menggoda sahabatnya itu.
Usman Ali Kemal langsung menatapnya dengan tatapan tajam dengan rahang mengeras.
"Harimaunya sepertinya sebentar lagi mengaum, ayo cepat keluar." Pria itu segera keluar dari kamar itu dan diikuti oleh semua orang. Mereka meninggalkan dua orang itu yang mendadak jadi suami istri.
"Sungguh saya tidak tahu siapa kamu sebenarnya, tapi karena waktuku sangat sempit, aku tidak akan meminta penjelasanmu sekarang." ujar Usman seraya menatap intens perempuan yang bernama Laura Eveline itu.
"Kamu adalah istriku. Jadi jaga sikapmu. Kalau kamu mau ikut kampanye bersamaku silahkan. Tapi kalau mau berada di sini, silahkan juga. Kamu bebas memilih." Laura Eveline hanya menatap pria dihadapannya dengan tatapan tak terbaca. Hari ini ia juga mempunyai tugas sebagai korlap di kubu Yusfan Bahar.
Apa aku harus jujur saat ini?
Perempuan itu bertanya pada hati kecilnya. Sungguh ia juga berada dalam dilema.
Ah tidak. Nanti saja. Semua harus berjalan dengan baik saat ini. Ia tidak ingin merusak perasaan suaminya begitu pula moodnya sendiri hari ini.
"Aku pergi." Pria itu pun pergi dari kamar itu hanya dengan kata singkat itu. Setelah ini ia akan mengunjungi ibunya untuk meminta restu. Sedangkan Laura Eveline segera bersiap juga untuk menuju lokasi kampanye Yusfan Bahar. Hidupnya sudah seringkali berada di ujung tanduk. Jadi untuk masalah ini ia harus kuat menghadapinya. Bagaimana pun juga ini adalah kesalahannya.
"Wah selamat! Kamu berhasil jadi istri Usman Ali Kemal," ujar Bima Satria saat ia sudah sampai di lokasi kampanye Akbar hari itu.
"Jadi ini adalah rencanamu Bim?" Laura menatap pria dihadapannya itu dengan tatapan kaget.
"Kenapa? Kamu suka kan?"
"Ish. Brengsek kamu!" Laura Eveline langsung meringsek maju ke arah pria itu dan memukulnya dengan sebuah topi yang sedang ia pegang.
"Supaya kita bisa tahu lebih dekat apa saja yang mereka lakukan Laura. Kita bisa menghancurkan pria itu yang telah berani melawan Pak Yusfan Bahar!"
"Hey, ini negara demokrasi. Semua orang punya hak mencalonkan dirinya untuk dipilih dan memilih."
"Apa katamu? Kamu mulai membela suamimu itu ya?!" Bima menatap perempuan itu dengan tatapan tajam.
"Bukan begitu Bim. Kurasa Usman itu emang pantas jadi pemimpin sih. Dia itu bijaksana dan juga baik."
"Apa dia sudah berhasil menyentuhmu sampai kamu berani memuji-mujinya di hadapanku? Bagaimana rasanya?!"
"Ya ampun. Jaga mulutmu Bim. Kami menikah karena jebakanmu. Kami tidak melakukan apapun!"
"Hem, sudahlah. Menyesal saya menjebakmu seperti itu!" Bima Satria mendengus dan segera pergi dari hadapan gadis itu. Entah kenapa ia tiba-tiba merasa tidak nyaman dengan kejadian yang ia rencanakan ini.
Laura Eveline hanya bisa menarik nafas panjang. Ia tidak tahu bagaimana kelanjutan hidupnya kedepannya. Sekarang ia seperti berada diantara dua jurang yang akan membunuhnya. Bergerak sedikit saja, ia mungkin akan jatuh ke bawah dengan sangat mengenaskan.
Dengan cepat ia meraih semua atribut kampanye untuk pasangan Yusfan Bahar dan Karim Itung. Ia berjanji akan melakukan tugasnya dengan baik karena hari ini adalah puncaknya masa kampanye. Setelah itu ia akan berlibur di suatu tempat. Karena setelah ini adalah masa tenang sebelum memasuki masa pemilihan.
🌻
Usman Ali Kemal tampil di depan para pendukungnya menyampaikan visi dan misinya dengan sangat menakjubkan. Ia benar-benar sangat enjoy dan tampak sangat menguasai medan.
"Ingatlah, bahwa doa orang-orang dibelakang kita adalah kunci sukses. Doa kedua orang tua dan juga doa pasangan kita, serta doa anda semua adalah kekuatan yang tidak ada tandingannya. Mereka akan menembus langit dan memberikan kita keberkahan untuk menang," tegasnya di depan para pendukungnya. Semua orang terpukau.
Usman Ali Kemal memang terkenal orator ulung. Ia juga terkenal jujur dan bijaksana. Tak heran, jika ia bisa mencalonkan diri sebagai calon walikota melalui jalur independen. Banyak warga masyarakat yang sangat menyukainya. Meskipun begitu ada saja yang selalu ingin menjatuhkannya.
"Ingatlah perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang-orang baik."
"Dari situlah mari kita bersama berjuang untuk mengembangkan kota kita, tempat kita lahir, tempat kita tinggal, tempat kita mencari kehidupan agar menjadi kota yang maju dan lebih baik daripada sebelumnya. Jangan diam kalau kita benar! Ungkapkan dan sampaikan."
"Berpikir positif, lakukan hal positif, insyaallah hasilnya positif!"
"Insyaallah kita menang!"
Usman Ali Kemal terus membakar pendukungnya untuk terus bersemangat dalam mengahadapi pertarungan di balik suara dengan lawan politiknya.
🌻🌻🌻
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik , komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
mskpun nikah di hotel gk da resepsi mestinya pihak orngtua hrus tau,dn jadi saksi nikah ke 2 orng trsbt,...udh ditiduri y hrs brtnggng jwab asal nnti gk pada selingkuh
2023-04-17
4
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
kok mukul. pake topi.... pake balok donk biar kerasa... 🤣🤣🤣
2023-04-10
1
Susilawati Rela
serba positif...hasilnya ya positif juga...😍
2023-04-06
1