Mendadak Halal
"Hey, siapa kamu?" Usman Ali Kemal menatap seorang perempuan berambut pirang yang sedang berbaring di ranjangnya. Perempuan itu nampak baru saja juga terbangun seperti dirinya.
Laura Eveline berusaha mengumpulkan nyawanya kemudian menjawab dengan terbata-bata, "Anda Pak Usman Ali Kemal?"
Pria itu tidak ingin menjawab. Rasanya ia begitu jijik dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya sendiri. Apa kata semua pendukungnya jika tahu hal ini.
Oh ya Allah, musibah apa ini?
Pria itu meraup wajahnya kasar. Rasanya ia ingin sekali marah dan mencekik leher perempuan yang tak dikenalnya ini setelah itu ia mungkin akan membuangnya keluar lewat jendela kamar hotel berlantai ratusan ini.
Usman Ali Kemal pun turun dari ranjangnya kemudian meminta perempuan berambut pirang itu untuk keluar dari kamarnya. Ia begitu bingung dengan apa yang telah terjadi.
"Keluar kamu! Kita tidak ada hubungan apa-apa. Dan jangan pernah berani berpikir untuk menjebak ku!" Ia menunjuk ke arah pintu agar perempuan itu pergi dari hadapannya. Dalam hati ia terus beristighfar karena merasa seperti sedang bermimpi, ya mimpi yang sangat buruk. Beberapa hari lagi pemilihan walikota dan ia adalah salah satu calonnya.
Laura Eveline yang merasakan kepalanya masih sangat pusing akhirnya turun dari ranjang itu. Perempuan itu masih belum sadar penuh dengan apa yang terjadi. Ia yakin ia juga sedang dijebak.
Ia pun berjalan ke arah pintu kamar hotel itu dan membuka pintunya. Tangannya pun dengan cepat bergerak memutar handle pintu.
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Kilauan lampu blitz kamera langsung menghadangnya di depan pintu. Dalam beberapa detik perempuan itu begitu kaget dengan apa yang telah terjadi.
Dengan cepat ia menutup kembali pintu itu dengan denyut jantung dua kali lipat dari biasanya.
"Ada apa? Kenapa kamu tidak jadi keluar?" tanya pria tampan pemilik kamar itu. Meskipun ia sangat marah dan jijik pada Laura ia tetap menunjukkan penampilannya yang sangat menarik dan berwibawa.
Laura Eveline tidak menjawab. Ia masih terlalu shock dengan apa yang barusan ia alami. Di luar sana ternyata banyak pemburu berita. Seketika ia jadi teringat tentang misinya untuk memata-matai pria dihadapannya ini.
Flashback on.
"Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Laura?" tanya seorang pria berpakaian formal di hadapan perempuan cantik berambut pirang itu. Laura Eveline tersenyum kemudian mengangkat jempolnya tanda sangat mengerti apa yang harus dilakukannya.
"Baiklah, aku tunggu kabar dari mu. Secepatnya!" Pria bernama Bima Satria itu menyeringai. Rencana mereka harus segera terlaksana sesegera mungkin sebelum masuk waktu pendaftaran bakal calon Walikota beberapa hari lagi.
"Aku berangkat sekarang. Dan mintalah pada Tuhanmu agar usaha kita lancar." Laura Eveline tersenyum kemudian segeralah pergi dari ruangan itu.
Bima Satria, selaku tim sukses pemenangan calon walikota Yusfan Bahar itu harus menghancurkan lawan satu-satunya sebelum pemilihan itu dimulai. Dan Laura Eveline adalah bidaknya.
Perempuan cantik itu rela melakukan apa saja yang penting bisa bertahan hidup ditengah kerasnya kehidupan di ibu kota.
Laura Eveline sudah mendapatkan informasi dari orang-orang kepercayaan tim Yusfan Bahar kalau hari ini tim lawan dari kubu Independen Usman Ali Kemal sedang ada pertemuan penting dengan beberapa pendukungnya di sebuah hotel.
Ia tersenyum senang karena sudah berhasil mendapatkan akses untuk memasuki tim itu. Dengan rasa penuh percaya diri, ia pun menggunakan atribut calon agar ia tampak sebagai seorang pendukung yang sebenarnya.
Ia ikut minum, makan, mengobrol bersama semua orang yang ada disana. Mendengarkan saran dan usul cara memenangkan pemilihan yang cukup riskan ini karena calonnya cuma dua. Yusfan Bahar dan juga Usman Ali Kemal.
Tok
Tok
Tok
Flashback off.
Dua orang itu tersentak kaget dengan ketukan di pintu kamar yang baru saja tertutup itu. Usman Ali Kemal merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Ia pun menarik nafas panjang dan berusaha untuk tenang.
"Kamu duduklah. Saya yang akan membuka pintunya."
Ceklek
Seperti yang dirasakan oleh Laura Eveline, pria itu juga merasakan hal yang sama, kaget bercampur bingung dengan apa yang terjadi saat ia membuka pintu kamarnya. Akan tetapi ia tidak boleh lari. Dia adalah calon walikota dan harus ramah pada pemburu berita.
Cekrek
Cekrek
"Pak Usman, bisakah anda menjelaskan siapa perempuan yang sedang bersama dengan anda saat ini?" tanya seorang pria pemburu berita yang berada pas di depan pintu.
Pria itu dan teman-temannya langsung mengarahkan padanya mikrofon untuk menjawab. Dalam beberapa detik, ia memaksa otaknya untuk berpikir.
"Maaf Pak Usman, bisakah Anda menjawab pertanyaan kami?" Ia terdesak. Berdua saja dengan lawan jenis di dalam sebuah kamar hotel adalah sebuah hal yang sangat mencoreng nama baiknya yang selama ini ia jaga.
Hubungan apa yang ia punya dengan perempuan itu.
"Maafkan kami karena belum mengumumkan secara resmi hubungan kami. Dia adalah istri saya."
Duarr
Semua orang langsung kaget dengan jawaban pria itu. Tak ada yang menyangka kalau duda keren itu ternyata mempunyai istri baru.
"Wah kenapa belum diumumkan Pak? Kan bisa jadi calon ibu walikota nih." Usman hanya bisa tersenyum meringis. Satu kali berbohong maka kebohongan lain pasti akan menyusul untuk menutupi kebutuhan lainnya.
"Karena ini terlalu mendadak. Jadi kami baru akan mengumumkannya setelah pemilihan. Jadi saya mohon dengan sangat, agar teman-teman wartawan tidak membocorkan hal ini." Usman tersenyum berharap para pemburu berita itu mengikuti keinginannya.
"Baiklah Pak, tapi kami ucapkan selamat ya Pak. Semoga pernikahan bapak dan ibu membawa berkah untuk kemenangan pada pemilihan nanti."
"Aamiin, terimakasih kawan-kawan. Kalian adalah partner yang sangat cocok dengan saya."
Usman Ali Kemal tersenyum lebar. Para wartawan itu pergi dari sana dengan wajah tak nyaman. Mereka pikir mereka akan mendapatkan berita yang akan viral dan mampu mengguncang kota itu ternyata tidak.
"Heh, kamu percaya kalau mereka benar-benar telah menikah?" tanya salah satu wartawan yang sejak tadi nampak diam saja.
"Kenapa kita tidak meminta buku nikah mereka berdua?" lanjutnya lagi dengan pikiran-pikiran berseliweran di dalam kepalanya.
Mereka pun kasak-kusuk.
Mereka ingin kembali ke kamar sang calon walikota itu tetapi langkah mereka semua terhenti karena diusir oleh pihak security hotel karena mereka tak memiliki izin untuk mengambil berita di daerah yang sangat privasi seperti itu.
Sementara itu, kamar milik Usman Ali Kemal sudah sangat ramai oleh beberapa orang tim suksesnya.
Mereka menyaksikan pria itu menghalalkan Laura Eveline setelah perempuan itu menyatakan dirinya sebagai seorang muslimah.
🌻🌻🌻
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor, kita berjumpa lagi nih dikarya yang baru. Semoga bisa menghibur ya.
Jangan lupa tap favorit, rating bintang lima, like dan juga komentarnya ya.
Eh, hampir lupa. Kasih bunga atau hadiah gitu supaya othor semakin bersemangat ya. Selamat menikmati.😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Normah Basir
politik menghalalkan segala cara
2024-07-29
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
y ampun sama2 dijebak yg kna getahnya si cewek berambut pirang,psti minuman nya dksh obt,Usman calon walikota jg klok ktauan kn wow wow... ap kata masyarakat..
2023-04-17
3
🤎🅜A🅜ADEVI💜
mampir lagi🤭
2023-04-17
2