Bab 3 Hari Pertarungan

Jam dua belas tengah malam, serangan fajar dilakukan oleh kubu Yusfan Bahar. Mereka mengangkat sebuah berita tentang salah satu calon walikota berinisial UAK.

Dalam berita itu disebutkan tentang oknum UAK membawa seorang perempuan ke kamar hotel sebelum hari pemilihan itu. Berita itu bukanlah headline news yang dipajang di bagian paling depan surat kabar pagi itu. Akan tetapi lumayan memberikan pengaruh kepada elektabilitas Usman Ali Kemal. Elektabilitas pria muda itu langsung turun drastis tapi masih tetap memimpin.

Beberapa pendukung ada yang nampak mulai ragu tapi ada juga yang masih cukup solid.

Mereka percaya konferensi pers pria itu pagi-pagi sekali kalau Laura Eveline adalah istrinya.

"Sial! Kenapa pria itu gampang sekali mendapatkan simpati meskipun ia sudah kita buat menjadi bahan omongan!" Yusfan Bahar menatap tajam Bima Satria yang hanya bisa tersenyum meringis.

"Sabar Pak. Kita lihat saja nanti saat penghitungan suara nantinya. Disanalah kita bisa lihat, sejauh mana kekuatan doa yang pria itu yakini."

"Kita pasti menang Pak" lanjut pria itu berusaha memberikan rasa tenang dan motivasi pada calon walikota itu.

Pagi itu, Usman Ali Kemal sudah bersiap berangkat ke tempat pemungutan suara. Akan tetapi sebelumnya, seluruh anggota keluarganya haruslah melaksanakan sholat duha berjamaah terlebih dahulu. Setelah itu barulah mereka keluar rumah.

"Usman, dimana istrimu nak?" tanya Fatimah, sang ibu dengan tatapan teduhnya. Pria itu tersentak kaget. Karena terlalu sibuk mengurusi pemilihan, ia jadi lupa kalau sudah menikah dan punya istri.

"Ibu kok tahu?" Pria itu menatap ibunya dengan perasaan tak nyaman. Tiba-tiba ia merasa bersalah karena tidak memberitahu sang ibu kalau ia sebenarnya sudah menikah.

"Maafkan saya ibu. Maafkan saya," ucapnya seraya bersujud dihadapan sang ibu. Ia menciumi tangan ibunya berkali-kali memohon ampun.

"Ibu sudah mendengar kabar itu dari Fardan. Yakinlah bahwa segala sesuatu terjadi tak pernah keluar dari kehendak dan izin Allah. Sedangkan daun kering yang jatuh dari pohonnya saja tak akan terjadi jika tanpa izinNya."

Usman Ali Kemal menundukkan wajahnya. Ia tahu hal itu. Tapi jika mengingat akan gadis itu, rasanya ia tak habis pikir dengan keputusan Tuhan yang satu itu pada dirinya.

"Dan bagaimanapun latar belakangnya, perempuan itu adalah istrimu nak. Kamu harus bertanggung jawab padanya."

"Ah iya Bu." Usman tak tahu harus menjawab apa, setelah menduda cukup lama karena dikhianati, ia sudah tidak berpikir untuk menikah. Dan apa yang terjadi sekarang adalah, dia mendadak menikahi seseorang yang ternyata adalah orang dalam dari kubu lawan politiknya. Hatinya sangat sakit, ia seperti dikhianati untuk yang kedua kalinya.

"Kita berangkat sekarang Bu." Pria itu sedang tidak ingin membahas tentang pernikahannya. Hari ini adalah penentu usahanya selama beberapa tahun ini. Ia harus fokus dulu di sini.

Fathimah setuju, ia tidak ingin menggangu perasaan putranya yang akan menghadapi pertarungan sebentar lagi. Mereka pun berangkat bersama-sama dengan mengucapkan bismillah.

"Meskipun kamu adalah istri dari Usman Ali Kemal, tapi suaramu dan semua anggota mu adalah untuk Yusfan Bahar. Kamu mengerti 'kan?" bisik Bima Satria dikuping Laura Eveline sesaat sebelum memasuki area pemungutan suara.

Laura Eveline tersenyum kemudian menjawab dengan tegas. " Tentu saja Bim. Saya adalah tipe orang yang solid. Tidak mudah tergoyahkan. Hanya saja saya sangat tidak suka dengan caramu menjebak Usman Ali Kemal. Itu sangat tidak adil dan curang."

"Hahaha, inilah pekerjaan kita Laura. Dan saya berharap sekali setelah ini Usman akan menceraikanmu! Karena engkau adalah milikku!" Bima Satria menyeringai kemudian segera pergi dari hadapan perempuan itu.

Laura Eveline mengepalkan tangannya dikedua sisi tubuhnya. Ia sangat kesal saat ini. Andaikan ia bisa memilih, ia akan memilih keluar dari pekerjaan yang memuakkan ini. Ingin ia menjadi seorang warga biasa yang tidak ikut urusan politik dan semacamnya.

"Laura Eveline!" Namanya terdengar dipanggil oleh petugas KPPS. Ia pun masuk ke dalam area TPS dan siap untuk memasuki bilik suara. Tak lama ia di dalam ia sengaja memilih waktu akhir hingga tak banyak yang antri.

Setelah selesai, ia pun keluar dengan langkah panjang ke arah motor matiknya, akan tetapi seorang pemburu berita menghadangnya di dalam perjalanan. Rupanya sejak kejadian itu, hidupnya tidak lagi aman seperti dulu. Ia seringkali dibuntuti oleh orang yang tidak dikenal.

"Kenapa Ibu Laura tidak mendampingi suami disaat-saat seperti ini?" tanya pria itu dengan wajah kepo nya.

"Kami berbeda tempat mencoblos jadi tentunya kami berpisah untuk sementara waktu."

"Kok bisa? Kan ada formulir A5 kalau ingin pindah mencoblos Bu?"

"Maaf, saya sedang ada keperluan penting jadi tidak bisa melayani pertanyaan Anda. Maaf." Laura segera melajukan motornya dengan cepat untuk meninggalkan tempat itu. Kalau bisa ia ingin segera lari dari yang namanya Usman Ali Kemal.

"Heh, memangnya siapa saya? dicari pun tidak. Apalagi mau mencoblos di tempat yang sama? mimpi apa saya kalau itu terjadi?" Laura Eveline terkekeh.

Sungguh, Ia tidak terlalu mengharapkan pernikahan ini. Ia sangat sadar akan siapa dirinya sebenarnya. Ia tak pantas bersanding dengan orang terhormat seperti Usman Ali Kemal sang calon walikota.

Saat ini Ia hanya perlu belajar beribadah karena sudah berstatus sebagai seorang muslimah.

Sebuah kepercayaan yang sudah lama ia idamkan, sayangnya baru kesampaian pada saat terjepit. Maha suci Allah yang memberikan hidayahNya pada siapa pun yang dikehendaki Nya.

Sore itu, ia pulang ke rumah kontrakannya untuk beristirahat. Pekerjaannya sudah selesai. Dan hari ini adalah penentuan apakah calon yang diusungnya itu akan lolos menjadi walikota atau tidak.

Setelah memasak mie instan dicampur dengan telur kocok, ia pun makan seraya menonton tayangan penghitungan suara yang cukup menegangkan di setiap siaran televisi. Ada banyak klaim dari beberapa lembaga hitung cepat atau quick count di televisi. Dan ia tidak peduli. Ia hanya ingin melakukan refreshing pada hatinya.

Sebuah kitab suci Al-Qur'an ia buka dan ia baca melalui tulisan latinnya. Sampai sayup-sayup ia mendengar dari arah televisi, tim pemenangan pasangan Walikota dan wakil dari Usman Ali Kemal menyatakan kemenangan atas lawannya Yusfan Bahar.

Ia pun menghentikan acara belajarnya.

Gadis itu memandang ke arah layar televisi dan menatap wajah sumringah dari seorang pria yang telah menghalalkannya.

"Terimakasih semuanya. Kemenangan ini adalah kemenangan kita semua."

"Saatnya aku pergi dari kota ini," gumamnya pelan seraya menutup kitab suci yang telah dipelajarinya. Ia tahu hidupnya tidak akan aman lagi saat pria itu tahu kalau ia adalah salah satu anggota tim lawan yang sengaja memberinya jebakan yang sangat kotor seperti ini.

🌻🌻🌻

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Normah Basir

Normah Basir

manarik, Krn Laura dapat hidayah dalam keadaan terjepit/Drowsy//Drowsy/

2024-07-30

1

Langit Biru

Langit Biru

lanjut

2023-05-09

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

kabar berita memng lbih cepat penyebaran mski tertutup rapat

2023-04-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mendadak Halal
2 Bab 2 Kampanye Akbar
3 Bab 3 Hari Pertarungan
4 Bab 4 Harapan Fathimah
5 Bab 5 Masih Merasa Mimpi
6 Bab 6 Partner Kerja
7 Bab 7 Hanya Status
8 Bab 8 Gara-gara Pakaian Dalam
9 Bab 9 Tekad Laura Eveline
10 Bab 10 Anugrah Terindah
11 Bab 11 Suami Tampan
12 Bab 12 Perempuan Penggoda
13 Bab 13 Tulip Menjadi Saksi
14 Bab 14 Buka Sedikit
15 Bab 15 Harimau Lapar
16 Bab 16 Malu-Malu Kucing
17 Bab 17 Pria Aneh
18 Bab 18 Dua Musim
19 Bab 19 Pencitraan Atau Beneran?
20 Bab 20 Kedatangan Tamu
21 Bab 21 Rencana Bima Satria
22 Bab 22 Lepaskan Emosimu
23 Bab 23 Skin To Skin
24 Bab 24 Goal!!!
25 Bab 25 Kesibukan Pagi
26 Bab 26 Waktu Mepet
27 Bab 27 Win Win Solution
28 Bab 28 Rasamu Bagaikan Candu
29 Bab 29 Hari H Pelantikan
30 Bab 30 Terlambat Kah?
31 Bab 31 Tantangan Galih
32 Bab 32 Fardan Bisa
33 Bab 33 Menunggu Jawaban
34 Bab 34 Pernyataan Cinta
35 Bab 35 Olahraga???
36 Bab 36 Proses Penyatuan
37 Bab 37 Tugas Pertama
38 Bab 38 Rencana Fardan
39 Bab 39 Kebahagiaan Fardan
40 Bab 40 Tekad Tersembunyi
41 Bab 41 Sahabat Lucknut
42 Bab 42 Nana Ninu
43 Bab 43 Masih Tentang Nana Ninu
44 Bab 44 Perempuan Hebat
45 Bab 45 Sahabat Pencuri
46 Bab 46 Sebuah Pesan
47 Bab 47 Bukan PMS
48 Bab 48 Tidak Merasa
49 Bab 49 Sesak Dan Sakit
50 Bab 50 Masih Sedih
51 Bab 51 Sakit Lagi
52 Bab 52 Menikahimu Adalah Anugrah
53 Bab 53 Untuk Sang Pelakor
54 Bab 54 Dua Orang Sensi
55 Bab 55 Perasaan Campur Aduk
56 Bab 56 Isteri Solehah
57 Bab 57 Benci Aroma Tubuhmu
58 Bab 58 Hormon Bumil
59 Bab 59 Penyakit Aneh
60 Bab 60 Tak Bisa Move On
61 Bab 61 Harapan Usman
62 Bab 62 Kiat Sukses
63 bab 63 Obat Anti Mual
64 Bab 64 Bertemu Dengan Mantan
65 Bab 65 Terciduk
66 Bab 66 Tamparan Keras Laura
67 Bab 67 Dokter Plus-plus
68 Bab 68 Sambel Jantung Pisang
69 Bab 69 Seorang Yucuber
70 Bab 70 Mantan Terburuk
71 Bab 71 Adegan Romantis
72 Bab 72 Beda Tipis
73 Bab 73 Langit Malam Jadi Saksi
74 Bab 74 Nana Dan Nadia
75 Bab 75 Ngidam Buatan Yucuber
76 Bab 76 Mencari Arvina Gunawan
77 Bab 77 Masih Tentang Sang Mantan
78 Bab 78 Minum Dari Bibirmu
79 Bab 79 Kerang Bakar
80 Bab 80 Permintaan Arvina
81 Bab 81 Pernikahan Fardan Dan Asma
82 Bab 82 Ide Jahil
83 Bab 83 Lingerie Kah?
84 Bab 84 Jangan Gugup
85 Bab 85 Malam Panjang
86 Bab 86 Mau Ditusuk
87 Bab 87 Saling Menggoda
88 Bab 88 Woman On Top
89 Bab 89 Bertemu Bumil Lainnya
90 Bab 90 Ada Darah
91 Bab 91 Kehamilan Nana Ninu
92 Bab 92 Kekhawatiran Nana
93 Bab 93 Bertemu Lagi
94 Bab 94 Penolakan Nana
95 Bab 95 Usaha Yoga Prayoga
96 Bab 96 Puncak Hasrat
97 Bab 97 Kehamilan Meragukan
98 Bab 98 Bertemu Sang Cassanova
99 Bab 99 Tanpa Restu
100 Bab 100 Wali Nikah
101 Bab 101 Tak Bisa Tidur
102 Bab 102 Sebelum Tidur
103 Bab 103 Keram Dan Kesemutan
104 Bab 104 Rindu Menggunung
105 Bab 105 Perjuangan Nana Yoga
106 Bab 106 Perlu Tindakan Khusus
107 Bab 107 Rindu Pada Ibu
108 Bab 108 Asi Belum Lancar
109 Bab 109 Galih Cemburu
110 Bab 110 Kontrol Pertumbuhan Bayi
111 Bab 111 Nikmat Bersama
112 Bab 112 Mantan Terindah
113 Bab 113 Terimakasih Banyak
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab 1 Mendadak Halal
2
Bab 2 Kampanye Akbar
3
Bab 3 Hari Pertarungan
4
Bab 4 Harapan Fathimah
5
Bab 5 Masih Merasa Mimpi
6
Bab 6 Partner Kerja
7
Bab 7 Hanya Status
8
Bab 8 Gara-gara Pakaian Dalam
9
Bab 9 Tekad Laura Eveline
10
Bab 10 Anugrah Terindah
11
Bab 11 Suami Tampan
12
Bab 12 Perempuan Penggoda
13
Bab 13 Tulip Menjadi Saksi
14
Bab 14 Buka Sedikit
15
Bab 15 Harimau Lapar
16
Bab 16 Malu-Malu Kucing
17
Bab 17 Pria Aneh
18
Bab 18 Dua Musim
19
Bab 19 Pencitraan Atau Beneran?
20
Bab 20 Kedatangan Tamu
21
Bab 21 Rencana Bima Satria
22
Bab 22 Lepaskan Emosimu
23
Bab 23 Skin To Skin
24
Bab 24 Goal!!!
25
Bab 25 Kesibukan Pagi
26
Bab 26 Waktu Mepet
27
Bab 27 Win Win Solution
28
Bab 28 Rasamu Bagaikan Candu
29
Bab 29 Hari H Pelantikan
30
Bab 30 Terlambat Kah?
31
Bab 31 Tantangan Galih
32
Bab 32 Fardan Bisa
33
Bab 33 Menunggu Jawaban
34
Bab 34 Pernyataan Cinta
35
Bab 35 Olahraga???
36
Bab 36 Proses Penyatuan
37
Bab 37 Tugas Pertama
38
Bab 38 Rencana Fardan
39
Bab 39 Kebahagiaan Fardan
40
Bab 40 Tekad Tersembunyi
41
Bab 41 Sahabat Lucknut
42
Bab 42 Nana Ninu
43
Bab 43 Masih Tentang Nana Ninu
44
Bab 44 Perempuan Hebat
45
Bab 45 Sahabat Pencuri
46
Bab 46 Sebuah Pesan
47
Bab 47 Bukan PMS
48
Bab 48 Tidak Merasa
49
Bab 49 Sesak Dan Sakit
50
Bab 50 Masih Sedih
51
Bab 51 Sakit Lagi
52
Bab 52 Menikahimu Adalah Anugrah
53
Bab 53 Untuk Sang Pelakor
54
Bab 54 Dua Orang Sensi
55
Bab 55 Perasaan Campur Aduk
56
Bab 56 Isteri Solehah
57
Bab 57 Benci Aroma Tubuhmu
58
Bab 58 Hormon Bumil
59
Bab 59 Penyakit Aneh
60
Bab 60 Tak Bisa Move On
61
Bab 61 Harapan Usman
62
Bab 62 Kiat Sukses
63
bab 63 Obat Anti Mual
64
Bab 64 Bertemu Dengan Mantan
65
Bab 65 Terciduk
66
Bab 66 Tamparan Keras Laura
67
Bab 67 Dokter Plus-plus
68
Bab 68 Sambel Jantung Pisang
69
Bab 69 Seorang Yucuber
70
Bab 70 Mantan Terburuk
71
Bab 71 Adegan Romantis
72
Bab 72 Beda Tipis
73
Bab 73 Langit Malam Jadi Saksi
74
Bab 74 Nana Dan Nadia
75
Bab 75 Ngidam Buatan Yucuber
76
Bab 76 Mencari Arvina Gunawan
77
Bab 77 Masih Tentang Sang Mantan
78
Bab 78 Minum Dari Bibirmu
79
Bab 79 Kerang Bakar
80
Bab 80 Permintaan Arvina
81
Bab 81 Pernikahan Fardan Dan Asma
82
Bab 82 Ide Jahil
83
Bab 83 Lingerie Kah?
84
Bab 84 Jangan Gugup
85
Bab 85 Malam Panjang
86
Bab 86 Mau Ditusuk
87
Bab 87 Saling Menggoda
88
Bab 88 Woman On Top
89
Bab 89 Bertemu Bumil Lainnya
90
Bab 90 Ada Darah
91
Bab 91 Kehamilan Nana Ninu
92
Bab 92 Kekhawatiran Nana
93
Bab 93 Bertemu Lagi
94
Bab 94 Penolakan Nana
95
Bab 95 Usaha Yoga Prayoga
96
Bab 96 Puncak Hasrat
97
Bab 97 Kehamilan Meragukan
98
Bab 98 Bertemu Sang Cassanova
99
Bab 99 Tanpa Restu
100
Bab 100 Wali Nikah
101
Bab 101 Tak Bisa Tidur
102
Bab 102 Sebelum Tidur
103
Bab 103 Keram Dan Kesemutan
104
Bab 104 Rindu Menggunung
105
Bab 105 Perjuangan Nana Yoga
106
Bab 106 Perlu Tindakan Khusus
107
Bab 107 Rindu Pada Ibu
108
Bab 108 Asi Belum Lancar
109
Bab 109 Galih Cemburu
110
Bab 110 Kontrol Pertumbuhan Bayi
111
Bab 111 Nikmat Bersama
112
Bab 112 Mantan Terindah
113
Bab 113 Terimakasih Banyak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!