"Pak kenapa?" tanya seorang wanita parubaya yang berada dalam mobil pada sopirnya. Tiba-tiba sang sopir meng-rem mobilnya secara mendadak.
"Ma-maaf Nyonya, sepertinya kita menebak seseorang," jawabnya. Sang sopir itu pun masih terlihat sangat terkejut.
"Ya ampun, cepat turun! Lihat orang itu, kenapa masih diam di situ!" sentaknya, membuat sang sopir langsung buru-buru turun, ia tak menghiraukan hujan di luar sana yang masih deras.
"Gimana?" teriak wanita tersebut, membuka kaca jendela mobilnya.
"Dia pingsan Nyonya," jawab sang Sopir.
"Cepat bawa masuk, kita bawa dia ke Rumah Sakit," pintanya.
Sang sopir pun langsung menurutinya, ia membawa Diana yang tergeletak tak sadarkan diri itu ke dalam mobilnya.
"Yaampun, kenapa gak hati-hati sih Pak bawa mobilnya, cepat cari rumah sakit terdekat!"
"Baik Nyonya."
Sang sopir pun langsung melajukan mobilnya kembali. Tak lama kemudian mereka pun tiba di salah satu Rumah Sakit.
Mereka langsung meminta petugas Rumah Sakit untuk membawa Diana.
Diana langsung dilarikan ke ruangan UGD, Dokter langsung menanganinya, semantara wanita tadi dan sopirnya masih menunggu di depan ruangan tersebut.
"Pak Bibi pulang saja dulu, ganti baju. Nanti ke sini lagi, biar saya yang urus wanita itu," titah wanita parubaya yang bernama Ambar tersebut.
"Baik, Nyonya. Tapi saya mohon maaf atas kejadian ini, saya benar-benar tidak sengaja, tadi wanita itu yang sengaja berdiri menghalangi jalan kita, dia seperti ingin mengakhiri hidupnya," jelas Pak Bibi sebelum ia pergi, ia merasa tidak enak hati dengan majikannya itu.
"Iya gak apa-apa, namanya juga musibah. Sudah Pak Bibi pulang saja, nanti saya telepon Pak Bibi kalau semuanya sudah selesai."
Pak Bibi mengangguk mengerti, setalah itu ia pun berpamitan dari sana.
"Ya Allah, semoga saja wanita itu tidak apa-apa, di baik-baik saja," gumam Bu Ambar.
Berselang 15 menit kemudian, Dokter yang menangani Diana pun keluar dari ruangan UGD, Bu Ambar dengan cepat menghampirinya untuk menanyakan keadaan wanita itu.
"Dok, bagaimana keadaanya?" tanya Bu Ambar.
"Keadaannya sudah lebih baik, Bu. Pasien hanya mengalami luka ringan saja," jelas sang Dokter.
"Tapi, kenapa dia sampai tak sadarkan diri, Dok?"
"Sepertinya pasien shock, Bu. Dan sepertinya sedang tertekan, tapi sekarang pasien sudah sadarkan diri."
"Apa saya boleh melihatnya, Dok?"
"Silahkan, Bu."
"Terima kasih, Dok."
Bu Ambar pun masuk ke dalam ruangan UGD tersebut, sementara sang Dokter, beliau berpamitan.
Diana menatap kearah sekitar ruangan tersebut, ia merasa sangat asing dengan tempat ini. Di mana dia? Diana mencoba mengingat-ingat kembali apa yang sebelumnya terjadi.
"Di mana aku? Apa aku sudah mati?" ucap Diana.
"Kamu di rumah sakit, Nak." Tiba-tiba saja seseorang menyahut ucapannya.
Sontak Diana pun langsung menoleh ke sumber suara tersebut. Seorang wanita parubaya dengan penampilan yang sangat elegan berjalan kearahnya.
"Ma-maaf anda siapa?" tanya Diana pada wanita tersebut, yang tak lain adalah Bu Ambar.
Bu Ambar tersebut, lalu ia mengenal diri pada Diana. "Saya Ambar, maaf tadi sopir saya tak sengaja menabrak kamu, kamu pingsang jadi saya bawa ke sini."
Mendengar penjelasan Bu Ambar, Diana merasa tidak enak hati, niat hati ingin mengakhiri hidupnya, tapi kenapa malah merepotkan orang lain?
"Sebenernya apa yang terjadi, kenapa kamu mau menabrak diri ke mobil saya?" tanya Bu Ambar.
"Saya ... "
"Siapa namamu?" sela Bu Ambar, memotong ucapan Diana yang belum usai.
"Di-Diana," jawab Diana.
"Diana, dengarkan saya. Saya memang tidak tahu apa yang tengah kamu rasakan saat ini, saya juga tidak tahu apa masalah kamu. Tapi, ingat! Perbuatan kamu tadi itu sungguh perbuatan yang sangat buruk. Jika memang kamu merasa lelah dengan apa yang kamu rasakan saat ini, kamu hanya cukup beristirahat saja, jangan bertindak gegabah apa lagi berpikir untuk mengakhiri semuanya. Nak, Tuhan itu tidak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya, saat ini mungkin Tuhan sedang memberikan kamu ujian, apa pun yang kamu rasakan saat ini kamu harus tetap bersyukur,"
"Maaf, bukannya saya sok menasehati kamu, saya ini seorang Ibu, saya juga seorang wanita. Tidak ada salahnya bukan kita saling mengingatkan?" imbunnya.
Diana terdiam, ia mencoba mencerna semua ucapan yang dilontarkan oleh Bu Ambar. Semuanya memang benar. Beberapa kali Diana beristighfar dalam hatinya, diiringi dengan air mata yang meluncur begitu saja dari sudut matanya.
"Menangislah jika memang bisa membuat kamu merasa lebih lega," ujar Bu Ambar seraya mengusap kepala Diana.
Diana seperti merasakan kembali kasih sayang dari seorang Ibu, yang sudah lama tidak ia rasakan lagi. Siapa wanita ini? Kenapa sangat baik? Pikir Diana pada Bu Ambar.
"Maafkan saya, Bu. Saya tahu saya bersalah, tidak seharusnya saya melakukan hal bodoh seperti itu, sekali lagi saya mohon maaf kerena kejadian ini, saya merepotkan Ibu," ucap Diana, penuh penyesalan.
"Tidak apa-apa, mungkin semua ini sudah takdir. Tapi, pesan saya satu. Berjanjilah kamu tidak akan melakukan hal seperti itu lagi," pinta Bu Ambar. "Semangat, sebesar apa pun masalah kamu, pasti akan ada jalan keluar," lanjutnya.
Diana tersenyum sambil menganggukkan kepalanya mendengar nasihat dari Bu Ambar tersebut. Rasa putus asa yang tadi sempat ia rasa perlahan terasa sirna, Diana merasakan mempunyai semangat baru.
'Dengan atau tanpa Mas Daffa, aku pasti bisa melanjutkan hidupku. Semangat Diana, ini semua bukan akhir dari segala,' batin Diana, mencoba menyemangati dirinya sendiri serta menyakinkan dirinya jika ia bisa melewati semuanya.
***
Sementara itu di tempat lain, tepatnya di salah satu hotel bintang lima, terlihat sedang diadakan sebuah acara pernikahan yang sangat mewah dan meriah.
"Apa kamu sudah siap?" tanya seorang wanita parubaya pada anaknya, yang akan menjadi calon pengantin pria-nya.
Sang anak hanya merespon dengan anggukan kepalanya pelan.
"Semangat dong ah! Jangan lupa juga senyum, ini itu acara bersejarah dalam hidup kamu, AL Bukan cuman untuk kamu, tapi untuk keluarga kita, Venna dan keluarganya juga. Ayo senyum!" pinta sang Ibunya, yang bernama Lusi itu.
Al-Daffa atau biasa di sapa dengan AL itu pun terlihat memasakkan senyumnya. Terlihat jelas jika AL sebenernya tidak menginginkan pernikahan tersebut!
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Dodo Aja
penghianat kau Daffa .aku benci lelaki yg tidak jujur..
2023-05-26
0
Lily
Astaga.... Apa ini daffa, kmu meninggalkan diana untuk menikah dgn org lain ??? 😬😬
2023-05-18
2
Rini Musrini
ya ampon daffa kamu mau menikah ?
2023-05-13
0