"Mas Daffa!" teriak Diana lagi.
"Allhamdulilah, akhirnya Mbak Diana sadar, minum dulu, Mbak," ucap seorang wanita yang kini duduk di dekatnya. Wanita itu terlihat mengambilkan segelas air putih untuknya.
Diana masih terdiam, ia mencoba mencerna apa yang terjadi barusan. 'Apa aku hanya bermimpi barusan?' batinnya.
"Diminum dulu, Mbak," ujar sang wanita yang bernama Tina tersebut, dia adalah pemilik rumah kontrakan yang Diana dan Daffa ditinggali saat ini.
Diana yang masih terdiam pun mengangguk, ia mengambil gelas yang diberikan oleh Bu Tina, lalu meneguk air tersebut hingga tandas.
"Gimana Mbak Diana, apa sudah merasa lebih baik? Apa kita ke Rumah Sakit saja biar Mbak Diana diperiksa oleh Dokter di sana? Saya tadi kebetulan lewat, terus saya dengar bunyi benda jatuh, saya penasaran, jadi saya masuk ke rumah Mbak Diana yang kebetulan gak di kunci, dan pada saat saya masuk saya lihat Mbak Diana pingsan, dan benda yang jatuh itu ternyata pas bunga dan ponsel Mbak Diana, maaf ya Mbak Diana kalau saya lancang," jelas Bu Tina, ia mengerti pasti Diana bingung kenapa ia ada di sana.
"Gak apa-apa Bu, terima kasih. Saya baik-baik saja kok," sahut Diana. Jadi ternyata dia tadi pingsan, itu tandanya apa yang Diana alami tentang Daffa yang pergi meninggalkannya hanya mimpi, syukurlah.
"Yakin, Mbak Diana baik-baik saja? Mending kita ke Rumah Sakit saja, biar saya antar," tawar Bu Tina, ia melihat kondisi Diana sepertinya tidak baik-baik saja.
"Yakin, Mbak. Saya gak apa-apa kok." Diana mencoba menyakinkan Bu Tina, dengan memperlihatkan senyumannya.
"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu. Kalau ada apa-apa dan butuh bantuan tidak usah sungkan bilang saja ya, Mbak Diana. Kitakan berdekatan," kata Bu Tina.
Diana hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Oh iya, saya hampir lupa. Tadi saya coba hubungin suami Mbak Diana, tadi nomer ponselnya gak aktif, Pak Daffa belum pulang ya, Mbak Diana?" lanjutnya bertanya.
"Belum, Bu. Memang sejak tadi ponselnya gak aktif, mungkin kehabisan daya. sebentar lagi mungkin suami saya pulang," jawab Diana.
"Syukurlah, soalnya saya merasa gak tenang juga ninggalin Mbak Diana sendiri di sini, apa mau saya temani sampai Pak Daffa pulang saja, Mbak?"
"Terima kasih semuanya, Bu. Tidak usah, saya gak apa-apa kok, lagian ini sudah malam juga, pasti Mas Daffa pulang kok, Ibu juga harus istirahat," tolak Diana dengan halus.
Bu Tina pun menganggukkan kepalanya pelan, setalah itu ia pun berpamitan pergi dari sana.
Diana menghelai nafas beratnya usai kepergian Bu Tina, lalu ia melihat jam dinding yang tertempel di ruangan sana, dilihatnya waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Diana kembali teringat dengan suaminya yang sampai detik ini tak kunjung kembali.
"Sebenarnya kemana Mas Daffa, kenapa belum pulang juga?" gumam Diana. Ia pun mengambil ponselnya.
Diana terkejut saat melihat ponselnya yang sudah rusak dan sepertinya tidak akan bisa digunakan lagi, ponselnya mati, layar ponselnya terlihat pecah.
"Ya ampun bagaimana ini? Bagaimana aku bisa menghubungi Mas Daffa, kalau seperti ini?"
Dengan tujuan tidak terlalu tubuh yang masih merasa lemas, Diana pun bergegas menuju kamarnya. Diana memutuskan untuk membersihkan diri, sambil menunggu Daffa pulang. Memang sudah malam, Diana bersih-bersih hanya mencuci muka dan gosok gigi saja.
Akan tetapi saat Diana membuka lemari, ia kembali di buat terkejut.
"Loh, kemana pakaian Mas Daffa?" Diana melihat lemari tersebut hanya berisikan pakaian-pakaian miliknya saja, sementara pakaian Daffa terlihat hanya tertinggal satu helai saja, seingat Diana kemarin ia menata pakaiannya dekat pakaian suaminya yang cukup banyak juga. Tapi sekarang kenapa hanya ada pakaiannya, dan pakaian suaminya tidak ada? Jika dipindahkan, dipindahkan kemana? Di sini hanya ada satu lemari saja?
Diana pun mengambil satu helaian pakaian milik Daffa yang tertinggi di sana, namun saat ia mengambilnya tiba-tiba saja sesuatu jatuh dari bawah helaian baju tersebut.
"Apa ini?" Diana mengambil benda tersebut, seperti sebuah dompet. Tapi, ini bukan dompet milik suaminya. Atau mungkin memang Daffa memiliki dua dompet.
Beberapa saat Diana memperhatikan dompet tersebut, rasanya ia sangat penasaran apa isinya. Tapi, Diana meras tidak berani juga jika membukanya, takut jika nanti Daffa pulang dan marah.
Diana pun memutuskan untuk kembali menyimpan baju dan dompet tersebut ke tempatnya.
***
Sementara itu, di sebuah rumah mewah bak istana megah, terlihat sebuah keluarga tengah berkumpul. Padahal waktu sudah hampir larut malam, tapi mereka sama sekali tidak menghiraukan.
"Dia pulang, akhirnya dia pulang ... " teriak seorang wanita parubaya saat mendengar suara sebuah mobil memasuki halaman rumahnya itu.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Riana
apakah dafa yg pulang itu🤔
2023-04-04
1