"Kalian baru pulang?" ucap Ibu dari Arshinta dan Boy. Kedua anak itu mengambil tangan ibunya dan mencium punggung tangan pada ibu nya.
"Maaf, bu! Semalam ada acara ulang tahun bos saya, jadi saya juga mengajak adik Arshinta ke acara itu. Selain itu mengenalkannya pada bos, siapa tahu Arshinta di kota ini secepatnya mendapatkan pekerjaan. Dan ternyata, bos akan memberikan pekerjaan pada adik Arshinta di perusahaan nya," terang Boy pada ibu nya.
"Syukur alhamdulillah, kalau begitu! Arshinta dan kamu Boy, tapi hari ini kalian tetap berpuasa bukan?" sahut ibunya Boy dan Arshinta yang bernama bu Renata.
"Tentu saja kami berpuasa, bu!?" sahut Arshinta dengan cepat menjawabnya. Ibu Renata mengerutkan dahinya lalu melihat ke arah Boy dan Arshinta secara bergantian.
"Kalian sahur dengan apa, nak?. Kalian berdua yakin tidak sedang membohongi ibu kan?" kata bu Renata.
"Tidak, bu!?" jawab Boy.
"Syukur lah!? Boy, kamu sebagai kakak harus bisa menjadi contoh bagi adik kamu. Kalian harus tetap punya pandangan dan prinsip pedoman hidup walaupun kalian tinggal di kota besar dengan banyak teman-teman pergaulan dengan mereka," ucap bu Renata.
"Baik, bu!?" sahut Arshinta.
"Ya sudah, ibu pergi berbelanja dulu untuk persiapan nanti berbuka puasa. Nanti jangan lupa kita berbuka puasa di rumah bersama-sama. Bapak kalian hari ini juga akan pulang ke rumah," jelas bu Renata.
Bapak Boy dan Arshinta sering ke luar kota dalam urusan pekerjaan. Bapak Arshinta dan Boy ini adalah seorang sopir pribadi dari bos nya. Jadi terkadang harus mengikuti bos nya untuk melakukan perjalanan ke luar kota dalam urusan bisnis.
Keluarga Arshinta dan Boy ini terbilang cukup sederhana. Walaupun demikian mereka sangat taat dalam menjalankan perintah agama. Ibu Renata selalu mengingatkan putra putri nya dalam beribadah sholat lima waktu dan juga berpuasa. Walaupun Arshinta selama ini tinggal di rumah nenek kakek nya, didikan beliau juga tidak jauh berbeda dengan bu Renata.
🌼🌼🌼🌼🌼
Saat menjelang adzan maghrib, keluarga dari Boy dan Arshinta semuanya lengkap berkumpul di ruang makan. Bapak Boy dan Arshinta juga telah kembali dari bekerja. Bapak Dedy dan bu Renata beserta putra-putri nya telah duduk di meja yang sama menikmati berbuka puasa. Minuman hangat dan cemilan manis telah tersaji di meja. Semuanya menikmati berbuka puasa itu dengan penuh kepuasan.
Suara bel terdengar di depan. Itu artinya di depan ada seseorang tamu yang datang di malam itu. Pak Dedy dan bu Renata saling berpandangan.
"Biar saya saja yang membukakan pintunya, bu pak!?" ucap Arshinta yang segera bangkit dari tempat duduknya.
Arshinta berjalan ke arah pintu utama untuk membukakan pintu di rumah itu. Saat pintu itu dibuka, Arshinta menatap tidak percaya pada seorang tamu yang datang.
"Siapa, Arshinta tamunya? Suruh masuk dan ajak dia berbuka puasa bersama-sama," teriak bu Renata.
"Baik bu!?" sahut Arshinta. Arshinta menatap ke arah tamu yang datang di saat itu.
"Masuk saja kak!? Ada bapak ibu dan juga kak Boy di dalam sana. Kakak bisa berbuka puasa bersama kami. Setelah itu kita akan sholat magrib berjamaah terlebih dahulu sebelum lanjut makan berat," kata Arshinta.
Tamu itu tidak lain adalah Barram Elzatta. Dia tanpa berkata sepatah pun pada Arshinta, segera masuk ke dalam bergabung dengan bapak ibu dan juga Boy.
"Eh, tuan muda Barram!? Mari bersama kita berbuka puasa," ucap pak Dedy.
"Benar, tuan muda Barram! Mari silahkan duduk dan dinikmati hidangan di meja yang sederhana ini," sahut bu Renata.
"Kelihatannya sangat spesial sekali menu berbuka puasa nya," kata Barram berbasa-basi.
"Hanya makanan murahan di keluarga kami, bos!? Ayo bos, dicicipi!" ucap Boy yang cukup dekat dengan bos nya itu.
Arshinta kembali duduk di kursi nya dan melanjutkan menikmati makanan nya. Setelah itu pak Dedy mengajak putra putri nya beserta bu Renata sholat magrib berjamaah. Barram yang di sana jadi ikutan sholat berjamaah. Tentu saja hal itu membuat Boy terheran-heran. Namun Boy hanya bisa tersenyum dan memberikan perlengkapan untuk sholat pada Barram seperti sarung, sajadah dan peci.
Arshinta yang melihat Barram mengenakan sarung dengan baju koko nya lengkap dengan peci nya menatap kagum. Arshinta seperti tidak percaya jika Barram ikut sholat berjamaah di rumah nya.
"Yakin, dia mau sholat? Jangan-jangan dia malu jika ketahuan tidak sholat selama ini," batin Arshinta sambil melihat ke arah Barram yang sudah siap untuk ikut sholat berjamaah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments