HIJRAH NYA SANG CEO CASANOVA
Barram bukan orang biasa, melainkan CEO muda. Masa lalu nya dikenal sebagai pria Casanova, yang suka bergonta-ganti wanita sangat melekat pada Barram. Tiba-tiba saja dia ingin berubah menjadi pria yang baik-baik setelah mengenal gadis sholehah itu. Gadis sholehah itu bernama Arshinta.
Arshinta diangkat menjadi asisten pribadi Barram. Dan menjadi guru ngaji Barram. Sampai akhirnya Barram memutuskan menikah dengan Jeje, salah satu wanita yang pernah menjalin hubungan dengan nya. Pernikahan mereka karena suatu kecelakaan atau Jeje hamil duluan.
Bagaimana sikap Arshinta setelah Barram menikah dengan Jeje? Padahal sebenarnya antara Barram dan Jeje telah tumbuh benih-benih cinta?
Bagaimana cerita novel selengkapnya?
Temukan semuanya di novel
HIJRAH NYA SANG CEO CASANOVA
🌼🌼🌼🌼🌼
"Maaf, kak! Jangan makan dan minum di sembarangan tempat. Apalagi sekarang ini masuk di bulan suci ramadhan. Tentu saja bagi umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa. Apakah kakak tidak menghormati kami yang sedang berpuasa?" ucap Arshinta.
"Yang puasa kalian. Kenapa aku harus repot-repot menahan haus dan lapar. Siang panas terik ini aku haus. Tentu saja minum air dingin akan membuat lega dahaga di tenggorokan ku," sahut seorang pria muda yang berbadan besar tinggi dengan sedikit tato di tangannya bergambar naga.
Dia adalah Barram. Pria itu nama lengkapnya Barram Elzatta. Di tangannya ada satu botol minuman kemasan dingin. Dengan cuek dia kembali meminumnya di depan Arshinta. Bahkan saat ini ada di tempat umum tepatnya di taman kota.
Datang dengan tergopoh-gopoh seorang laki-laki dewasa dengan membawa kantong plastik yang berisi makanan siap saji dan juga minuman dingin kekinian.
"Tuan muda, ini makanan dan minuman yang anda pesan tadi," ucap laki-laki dewasa itu yang tidak lain adalah sopir pribadi dari Barram.
"Hem, oke! Ayo, kita segera ke tempat mama. Mama sudah menunggu kedatangan ku di rumah," sahut Barram.
Sang sopir pribadi bergegas masuk ke dalam mobil itu. Demikian juga dengan Barram. Arshinta menatap kepergian pria angkuh dan sombong itu dengan melongo saja. Apalagi sebelum laki-laki itu pergi, ia menyerahkan kantong plastik yang berisikan makanan siap makan itu kepada Arshinta. Tentu saja Arshinta melongo dan dibuat bengong saja. Dirinya yang sempat menegur laki-laki yang notabene belum ia kenalnya itu malah jadi memberikan makanan untuk dirinya.
"Itu makanan dan minuman untuk kamu berbuka puasa. Anggap saja permintaan maaf dariku karena minum di depan kamu yang sedang berpuasa," ucap Barram sebelum mobil itu berjalan dengan cepat dan kaca mobilnya ia buka dan turunkan.
"Eh, em tidak usah!?" teriak Arshinta. Namun sang sopir segera menjalankan mobil itu dengan cepat meninggalkan tempat parkiran di sana. Kembali Arshinta bengong dan masih berdiri mematung menatap jauh mobil yang sudah melaju kencang, di mana di dalamnya ada pria muda yang aneh menurut Arshinta.
"Apakah aku terlalu galak sih? Seharusnya aku tadi tidak perlu menegurnya atau memperdulikan dia saat minum sembarangan tempat di sini," gumam Arshinta.
"Mungkin saja dia beda server," pikir Arshinta.
*****
"Astaghfirullah, Barram!? Kamu tidak puasa?" ucap seorang wanita dewasa yang berumur sekitar empat puluh lima tahunan. Dia adalah mama dari Barram yang bernama mama Elza. Barram duduk dengan cuek sambil mengambil cemilan di toples meja makan.
"Mama, untuk apa puasa sih? Lagipula puasa itu hanya diwajibkan bagi yang mampu berpuasa. Kalau aku tidak kuat, masak harus dipaksa berpuasa. Kalau aku sakit bagaimana, ma?!" sahut Barram sambil mengedipkan matanya pada mama nya.
"Haduh, Barram!? Sejak kapan sih, kamu jadi tidak mau berlapar-lapar puasa?" kata mama Elza.
"Seharian tadi sibuk sekali aku, ma!? Ketemu dengan banyak relasi dan klien. Jadi haus banget. Lagi pula aku dibuat uring-uringan dengan mereka karena tidak becus dalam menjalankan pekerjaan mereka. Jadi daripada puasaku hanya mendapatkan lapar saja dan tidak mendapatkan pahala, lebih baik aku tidak puasa saja," alasan Barram. Mama Elza yang mendengar alasan dari Barram hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam.
"Mama, bibi mana yah?! Minta tolong dibuatin kopi hitam untuk ku," sambung Barram.
"Haduh, pasti kamu mau merokok yah!? Bibi tadi mama suruh ke luar beli iga. Mama ingin membuat sup iga kesukaan kamu," kata mama Elza.
"Oh, ya sudah lah, biar aku buat kopi sendiri dulu ma!?" sahut Barram yang segera melangkah menuju ke dapur untuk membuat kopi hitam untuk dirinya sendiri.
*****
Barram menikmati kopi hitam buatan nya sendiri. Barram menikmati setiap tarikan batang rokoknya dengan pelan. Tiba-tiba suara handphone nya berdering. Ada panggilan masuk di sana.
"Ada apa boy?" tanya Barram.
"Barram, malam ini kita jadi kumpul-kumpul di rumah kamu kan? Untuk merayakan ulang tahun kamu?" sahut laki-laki di seberang sana yang dipanggil dengan sebutan Boy.
"Jadi, dong!? Asisten ku sudah menyiapkan banyak minuman untuk acara kumpul-kumpul kita nanti malam. Pokoknya, semuanya sudah beres! Kalian semua tinggal datang saja ke rumah. Aku sudah menyiapkan banyak makanan dan minuman untuk kalian semuanya," sahut Barram.
"Aku akan mengajak Sindi, mantan kamu di malam nanti," kata Boy.
"Sindi? Mantan pacar ku saat sekolah menengah atas dulu?" sahut Barram.
"Benar!! Astaga, cepat sekali kamu lupa dengan cewek yang pernah dekat dengan kamu, Barram!?" ucap Boy.
"Hahaha, kamu kan tahu sendiri. Sudah banyak cewek-cewek yang dekat dan menjadi mantan ku," kata Barram.
"Percaya!? Jadi, boleh kan aku mengajak Sindi ke rumah? Dia baru datang dari luar negeri," cerita Boy.
"Terserah saja!? Kamu mau mengajak siapa saja boleh! Asal jangan mengajak orang-orang alim ke rumahku. Karena bukan tempat yang cocok untuk mereka," kata Barram.
"Siap!?" sahut Boy.
"Tapi aku boleh mengajak adikku tidak? Aku akan mengenalkan dia ke kamu. Adikku ini sejak kecil memang dirawat oleh nenek. Jadi mungkin kamu belum mengenalnya. Sekarang ini adikku mau nyari kerjaan di kota. Siapa. tahu kamu bisa memberikan pekerjaan untuk adikku," cerita Boy.
"Boleh saja dan bisa diatur!? Oh iya, btw adik kamu laki-laki atau cewek?" sahut Barram.
"Cewek!? Tapi adikku seperti nya alim, Barram!? Tidak apa-apa kan bila aku mengajaknya ke rumah. Ini dalam rangka supaya kamu bisa kasih kerjaan buat adikku. Minimal jadi pegawai rendahan di perusahaan kamu, tidak apa-apa lah??" kata Boy.
"Gampang!? Nanti bisa diatur!?" sahut Barram.
🌼🌼🌼🌼🌼
"Barram, ini adikku Arshinta!? Arshinta, ini Barram, bos ku sekaligus teman dekat sejak kecil. Kamu bisa memanggilnya dengan kak Barram. Tapi nanti kalau sudah menjadi bos kamu, saat di kantor kamu harus memanggilnya dengan pak Barram," ucap Boy Pratista panjang lebar. Arshinta Pratista tentu saja melongo sampai mulutnya terbuka.
"Eh, em Arshinta!?" sahut Arshinta.
"Aku Barram!? Masih ingat aku yah?!" ucap Barram dengan tersenyum lebar. Boy melihat ke arah Barram dan Arshinta secara bergantian.
"Kalian berdua sudah saling kenal??" tanya boy.
"Tidak!?" jawab Arshinta dan Barram secara bersamaan. Hal itu kembali membuat Boy melihat keduanya secara bergantian.
🌼🌼🌼🌼🌼
"Baiklah, mulai besok datang lah ke kantor ku! Aku akan memberikan pekerjaan untuk kamu," ucap Barram kepada Arshinta.
"Bilang terimakasih, Arshinta! Kamu sudah langsung diterima bekerja di kantor tuan muda Barram. Biasanya kamu harus melewati banyak tahapan-tahapan. Ini kamu langsung diterima dan bisa bekerja," sahut boy yang masih ada di dekat Barram dan Arshinta.
"Terimakasih, kak Barram!?" sahut Arshinta.
"Kak, aku boleh pulang duluan kan? Sepertinya acara malam ini tidak diperuntukkan untuk aku," bisik Arshinta yang melihat ruangan itu sudah disulap untuk acara party dengan banyak makanan dan minuman baik minuman yang non beralkohol maupun beralkohol tinggi. Selain itu teman-teman Barram pun terlihat berpenampilan mentereng. Arshinta seperti salah kostum yang mengenakan busana muslim yang longgar.
"Benar! Kamu seperti mau ke acara pengajian. Ya sudah, kamu boleh pulang duluan," sahut Boy.
"Ada apa?" tanya Barram.
"Itu adikku mau pulang duluan. Boleh kan, bos?!" kata Boy.
"Bahkan acara belum kita mulai. Nanti dong!?" sahut Barram.
"Tapi?!?" gumam Arshinta.
"Tidak ada tapi-tapian. Kamu harus tetap di sini sampai acara selesai. Oke?" kata Barram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
itanungcik
hadir...
2023-06-07
0
Yuniara Pandiangan
mampir y mbak🥺
2023-05-27
1
Baihaqi Sabani
mmpir......rada2 gmn gt....punya kakak rdabrandal...adiknya alim d carikn....pkjaan ke...duh....g bs byngin...tpi seru jg...
lnjut💪💪👍👍
2023-05-19
1