4. Selalu Salah Paham

Pagi-pagi sekali Amira sudah bersiap ke kantor. Dia selalu bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan dan bersiap bekerja. Sedangkan David semenjak kecelakaan yang menimpanya, dia tidak bisa bekerja lagi karena kontrak yang ia terima sudah di batalkan.

Ya sebelum kecelakaan itu terjadi David mendapatkan kontrak selama 3 tahun dalam club sepak bola. Tapi naas setelah kecelakaan itu justru kontrak kerja itu di batalkan karena kondisi David yang tidak memungkinkan.

"Aku harus pergi bekerja dulu," pamit Amira sesaat sebelum ia pergi bekerja.

"Ya aku tahu, aku memang sudah tidak bekerja," timpal David yang merasa tersinggung hanya karena Amira berpamitan.

"Tapi bukan maksudku," ujar Amira yang belum lagi melanjutkan kata-katanya ternyata David sudah mengatakan sesuatu lagi.

"Ya aku tahu, aku memang tidak bisa seperti dulu yang bisa memberi mu uang. Sekarang aku hanya bisa menyusahkan mu," tambah David lagi.

Semenjak mengalami kecelakaan itu membuat David menjadi sensitif. Ada saja hal yang membuatnya salah paham meski Amira tidak mengatakan apa-apa. Terkadang Amira kesal dan merasa penat harus mengalami ini semua.

Padahal Amira tidak pernah menuntut apapun dari David, tapi David selalu saja salah paham hanya karena hal kecil. Untuk menghindari perdebatan nya dengan David, Amira pun segera bergegas pergi ke kantor.

Karena hanya disanalah tempat yang paling aman dan nyaman tempat Amira melupakan segala kesalah pahamannya dengan Amira. Amira segera keluar dan mengendarai mobilnya sendiri.

Satu jam kemudian akhirnya Amira tiba dikantornya.

"Huft, akhirnya aku tiba juga di kantor ini," ujar Amira yang baru saja tiba di kantornya.

"Hai Mira, ada apa? Apa sedang ada masalah?" tanya Sinta yang merupakan teman kantor Amira.

"Eh Sin, aku tidak apa-apa," jawab Amira yang mencoba menyembunyikan masalahnya.

Dikantor Amira selalu bisa menutup-nutupi kesalahannya. Dia selalu bersikap ceria dan manis seolah-olah tidak ada masalah dalam hidupnya. Amira juga selalu membuat orang lain bahagia.

Selama berada dikantor juga, Amira seakan lupa akan masalahnya. Meski tidak sepenuhnya lupa tapi setidaknya dia merasa pikirannya teralihkan. Amira segera melakukan pekerjaannya.

Sementara setelah kepergian Amira, David segera mengantar dan menjemput sekolah anaknya Alvin. Hal itu ia lakukan setelah David tidak bekerja lagi, sehingga mau tidak mau ia harus melakukannya.

"Ayo jagoan kita berangkat!" ajak David.

"Ayo yah aku sudah siap!" timpal Alvin yang sudah berdandan rapi.

David pun segera mengantar anaknya menggunakan mobilnya. Meski laki nya sedikit sakit tapi ia masih bisa menyetir. Beberapa saat kemudian akhirnya David tiba di sekolah.

"Belajar yang baik nak!" ujar David sesaat sebelum pergi.

"Baik yah!" jawab Alvin sambil mengacungkan jempol nya dan segera bergegas masuk ke dalam kelas.

Selesai mengantar Alvin, David segera pulang kembali. Namun saat dalam perjalanan David seperti melihat seseorang yang ia kenal yang sedang berjalan.

"Wanita itu, sepertinya aku mengenalnya!" ujar David sambil menepikan mobilnya.

"Tunggu!" pekik David.

"Sepertinya aku mengenalmu, apa kita pernah bertemu?" tanya David yang menghampiri seseorang itu.

"Tunggu, apa kita pernah bertemu?" tanya wanita itu balik. Untuk beberapa saat dia terdiam dan mencoba mengingat sesuatu.

Tak berapa lama kemudian akhirnya dia mengingat sesuatu.

"Ya sekarang aku ingat, kita pernah bertemu di taman saat itu," ujar seseorang itu.

"Betul, betul. Saat itu kita pernah bertemu di taman dan berbincang," timpal David.

"Apa kabar? Long time no see," tukas David.

"Kabar baik, kamu sendiri bagaimana?" tanya Keyla.

"Aku baik, kamu akan pergi kemana biar aku antar," tawar David.

"Aku aku harus mengajar di sekolah," jawab Keyla.

Akhirnya setelah pembicaraan itu David mengantar Keyla menuju tempat mengajarnya. Tak terasa karena terus berbincang akhirnya mereka tiba di sekolah Keyla.

"Terima kasih ya karena sudah mengantarku," ujar Keyla sesaat sebelum turun dari mobil.

"Ya Keyla sama-sama, kalau begitu aku pamit ya," timpal David yang segera melajukan mobilnya kembali.

Keyla segera bergegas menuju ruang kelasnya karena sebentar lagi dia akan terlambat. Keyla sendiri mengajar di kelas 1. Sungguh tidak mudah saat kita mengajar anak-anak kelas 1.

Namun karena kesabarannya dan karena sangat menyukai anak kecil Keyla masih mengajar sampai saat ini. Keyla merasa senang saat sudah berhadapan dengan anak-anak.

Baginya anak-anak itu begitu lucu. Terkadang Keyla teringat akan pernikahannya. Dia merasa sedih karena sudah beberapa tahun menikah tapi dia belum juga di karunia seorang anak.

"Kapan Tuhan akan memberikan malaikat kecil untukku," gumam batin Keyla.

"Bu!" panggil salah seorang muridnya saat sudah selesai mengerjakan tugas.

"Iya nak," jawab Keyla yang terperanjat dari lamunannya.

"Tugasku sudah selesai bu," ucap murid itu lagi.

"Bawa sini nak, ibu akan memeriksanya," timpal Keyla.

Keyla pun segera memeriksa buku satu persatu muridnya. Saat sedang mengajar, Keyla selalu bisa melupakan kesedihannya yang belum di karuniai seorang anak. Hanya saat mengajarlah Keyla bisa melupakan masalahnya.

Beberapa jam kemudian akhirnya kegiatan belajar mengajar pun telah selesai di laksanakan. Seluruh siswa pun sudah pulang, kini hanya tinggal Keyla. Setelah ia membereskan semua barangnya Keyla pun segera bergegas pulang.

Satu jam kemudian Keyla tiba di rumahnya.

"Kamu sudah pulang?" tanya Keyla yang melihat suaminya yang sudah berada di rumah lebih dulu.

"Ya Keyla, aku baru saja tiba," jawab Angga.

Sepulang mengajar, Keyla segera menyiapkan makanan untuk mereka berdua. Lalu setelah itu dia segera membereskan rumahnya karena saat pagi-pagi dia belum sempat membebaskannya.

"Apa kamu tidak lelah Keyla?" tanya Angga.

"Lelah sih, tapi aku tidak suka saat melihat rumah yang berantakan," ujar Keyla sambil mengerjakan pekerjaan rumahnya.

"Apa kamu mau kopi?" tawar Keyla.

"Boleh, boleh. Sementara itu aku mau mandi dulu," timpal Angga yang segera bergegas ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri.

Sementara Keyla masih di sibukan dengan pekerjaannya. Bagi Angga, Keyla sudah seperti ibunya karena dia selalu memperhatikan setiap makanan nya. Setelah selesai makan malam mereka pun bersiap untuk beristirahat.

Di dalam kamar Keyla sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Angga yang melihat Keyla segera mendekatinya.

"Keyla, aku sangat merindukan mu," bisik Angga di telinga Keyla.

"Maafkan aku, tapi aku sangat lelah," tolak Keyla. Setelah seharian bekerja dan membereskan rumah membuat tubuh Keyla merasa begitu lelah. Untuk itu Keyla merasa tidak siap saat Angga memintanya sesuatu.

Namun bagi Angga penolakan itu membuatnya sangat kecewa. Lagi-lagi Keyla menolak ajakannya untuk berhubungan. Merasa kecewa akhirnya Angga pergi ke luar rumah untuk mencari angin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!