Aku dengan masa laluku,
Pantaskah aku memilikimu?
Segala hujatan datang menghantam,
mengingatkan kembali pada masa lalu yang kelam.
Wahai langit malam, berikan aku sedikit harapan agar aku lebih baik di masa depan ....
***
Happy Reading....
Semilir angin membelai lembut wajah wanita yang kini berdiri di atas balkon kamar, dengan kedua tangan yang bertengger di pagar balkon. Kicauan burung terdengar saling bersahutan, terbang dari satu dahan ke dahan lainnya. Senyum samar terbingkai indah di wajah cantik wanita berusia 26 tahun itu.
Wajahnya yang biasa alami tanpa make up, kini terlihat jauh berbeda dari biasanya. Rambutnya yang biasa tergerai atau hanya di ikat asal-asalan, kini tersanggul rapi. Tiara kecil berwarna perak tersemat indah di sela rambutnya.
Kebaya sederhana berwarna putih tulang dengan taburan Payet yang membungkus tubuh mungilnya, membuat wanita itu terlihat sangat anggun. Ia menatap langit yang cerah, secerah hatinya saat ini.
Senyum kebahagiaan tak jua mau luntur dari bibirnya. Mengulum senyum, mengingat kembali masa yang telah di lalui bersama sang kekasih. Tak pernah terbayangkan olehnya, hari yang selama ini ia nantikan akhirnya tiba.
Baru beberapa bulan lalu ketika pria yang ia cintai itu melamarnya. Di bawah pohon Trengguli, di saksikan bangku panjang dengan sedikit debu. Di saksikan dedaunan yang bertiup di belai lembut angin yang berhembus. Sebentar lagi, satu jam ke depan ia akan resmi menjadi seorang istri. Melepas masa lajang dan akan menjalani kehidupan baru.
Pria itu, yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Pria yang ia temui satu tahun lalu, memberikan rasa yang berbeda di setiap harinya. Pria yang membuatnya jatuh cinta dengan segala kesederhanaan yang ia miliki. Bahkan pria itu tak pernah mau melakukan sentuhan pisik yang lebih.
Di jaman sekarang, sulit sekali menjumpai pria yang seperti itu. Benar bukan?
“Aku mencintaimu, sudah seharusnya aku menjagamu. Bukan malah merusakmu. Dan aku tidak ingin menodai kesucian cinta kita dengan hal yang tidak semestinya di lakukan sebelum resmi menikah.” masih jelas terngiang ucapan pria yang kini memenuhi relung hatinya.
“Kamu memang berbeda, mas.” gumamnya pelan.
“Apanya yang berbeda?” suara seorang gadis tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Aisyah menoleh, mengulas senyum lebih lebar.
“Ish Dita, ngagetin aja sih.”
“Makanya jangan melamun. Pengantin kok melamun? Nanti kesambet gimana? Nggak jadi kawin, terus aku deh yang jadi mempelai wanitanya.” ujar gadis yang bernama Dita itu dengan santai.
“Bisa aja kamu. Sekolah dulu yang bener, baru kawin.”
“Aku udah gede, tau. Udah semester tiga, temen aku aja banyak yang udah nikah. Bahkan udah punya anak.”
“Ya ampun, si bocil udah mikirin kawin. Emang udah ada calonnya?”
“Udah dong.”
Aisyah mendelik tak percaya.
“Kamu udah punya calon?”
Dita mengangguk.
“Siapa? Kok nggak di kenalin ke kakak?”
“Tapi calonnya udah di rebut orang.” ucap Dita dengan wajah sedih.
“Hah? Maksudnya gimana?” tanya Aisyah bingung. Dahi yang di poles dengan make up tebal itu berkerut.
“Iya, Karena hari ini dia akan menikah.”
Deg ....
Jantung Aisyah seolah berhenti, bibirnya yang berwarna peach terbungkam. Tubuhya kaku tak bergerak, menatap dalam manik gadis yang menyimpan sejuta kesedihan yang berusaha di tutupi.
“Ha ha Dita bercanda! Ya ampun coba lihat muka kakak. Tegang begitu.” tawanya seketika pecah, ia memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa terbahak-bahak. Jemarinya yang lentik mengusap pelan cairan hangat yang tanpa sadar keluar begitu saja di sudut matanya.
Sementara Aisyah hanya terdiam melihat apa yang di lakukan adik tirinya itu. Di sudut hatinya, membantah apa yang di ucapkan Dita. Ia tak mudah begitu saja mempercayai kata bercanda yang di lontarkan gadis yang memakai dress putih yang berada di hadapannya ini. Entahlah, ia merasa Dita memang mempunyai rasa pada calon suaminya.
“Hei kak, sudah aku katakan kalo hanya bercanda. Jangan di pikirkan, aku hanya menggoda kakak di hari bahagia ini.” ia mengedipkan sebelah matanya.
“Aku turut bahagia kakak dan kak Arzan bisa menikah. Semoga kalian selalu bahagia.” tutur gadis itu dengan nada ceria, menutupi rasa sedih yang tak terlalu kentara. Gadis itu lalu memeluk sebentar sang calon pengantin. Setelah selesai, ia pun segera pamit untuk bergabung dengan para tamu undangan yang ada di bawah kemudian ia menghilang di balik slayer yang menghiasi kamar pengantin. Sementara Aisyah hanya bisa diam tanpa ada suara yang mampu keluar dari mulutnya.
“Apa kamu yakin, menikah dengan Nak Arzan?” belum lagi hilang rasa terkejutnya, kini Aisyah harus kembali terkejut dengan kedatangan Ibu tirinya. Perempuan separuh baya yang menjadi Ibu sambungnya, kini berdiri di hadapannya dengan wajah tidak suka. Meski itu hal biasa bagi Aisyah, tapi ia berharap jika di hari bahagianya wanita ini membuang jauh wajah tidak bersahabatnya.
“Ibu, kenapa bertanya seperti itu?”
“Bagaimana jika Arzan mengetahui masa lalumu dan menyesal telah menikahimu?”
“Apa maksud Ibu?” tanya Aisyah bingung.
“Kamu lupa masa lalu kamu yang bebas? Gonta ganti pacar, selalu keluar malam bahkan pernah tidak pulang ke rumah. Apa kamu yakin, nak Arzan akan menerima semua kenakalan yang kamu lakukan di masa lalu?” wanita itu tersenyum sinis. Sementara Aisyah meremas kuat jemarinya yang saling bertautan. Menggigit bibir kuat-kuat demi menahan hujan yang sebentar lagi akan turun.
“Kamu harusnya sadar, Aisyah. Kamu itu tidak pantas bersama Nak Arzan! Tapi dengan egoisnya kamu malah menerima lamaran pria itu bahkan memutuskan untuk menikah. Kamu adalah perempuan paling egois yang ada di muka bumi ini.” bagai tersayat sembilu, hati Aisyah terasa amat perih. Kini genangan air yang bergelayut di awan hitam yang sedari tadi di tahannya, jatuh berjatuhan tanpa bisa di cegah.
“Jangan sok tersakiti! Di sini kamu lah yang banyak menyakiti. Harusnya nak Arzan mendapatkan perempuan yang masih suci, karena dia anak baik-baik. Bukan perempuan mantan preman seperti kamu!”
“Bu, kenapa Ibu mengungkit masa laluku yang kelam?” tanya Aisyah dengan suara yang bergetar.
“Biar kamu sadar! Tapi hati tembok seperti kamu mana ada sadar. Egois!” wanita itu mengayunkan langkah meninggalkan Aisyah begitu saja. Meninggalkan luka yang sangat berbekas. Meski tak tampak, tapi luka itu nyata adanya. Sangat perih menyayat hati hingga sulit tuk di obati.
“Aisyah, maafkan Ayah nak.” seorang pria memeluk wanita yang sedang tergugu. Mengusap lembut kepala putri yang di cintai.
“Maafkan semua perkataan Ibumu, Nak. Maafkan Ayah, karena Ayah kamu sering mendapatkan luka dari Ibu tirimu.” ucap pria itu penuh sesal. Ia akui, semenjak menikah dengan Deswita membuat banyak perubahan pada Aisyah.
Alasan Aisyah tidak betah di rumah dan terjerumus ke dalam pergaulan bebas ialah karena Ibu tiri yang kerap kali berkata kasar. Serta perbedaan kasih sayang antara dirinya dan adik tiri. Tapi seiring berjalannya waktu, Aisyah bisa menerima dan berubah menjadi lebih baik.
“Ayah tidak perlu khawatir, Aisyah baik-baik saja. Seharusnya memang Aisyah sadar diri, Mas Arzan terlalu sempurna untuk Aisyah yang telah rusak.” dengan cepat pria paruh baya itu segera mengurai pelukannya dan meletakkan jari ke depan bibir anaknya.
“sstt... jangan berkata seperti itu, jika nanti Nak Arzan benar menyesal telah menikahimu, maka yang seharusnya di salahkan ialah Ayah. Semua kesalahan ada pada Ayah.”
“Ayah ... Ayah tidak salah. Semuanya salah Aisyah yang tidak bisa menjaga diri.”
“Tidak, Nak. Seandainya saja Ayah tidak menikahi perempuan itu dan lebih memperhatikan kamu, mungkin semua itu tidak akan terjadi.”
Pria itu membelai lembut surai coklat milik putri kesayangannya.
“Tapi Ayah yakin, Nak Arzan itu orang baik. Ia tidak akan mempermasalahkan masa lalu. Ia pasti akan menerima baik buruknya anak Ayah. Iya kan, sayang?” menatap wajah anaknya yang basah, menunggu anggukan percaya diri dari wanita yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai istri. Tapi yang di tunggu tak kunjung tiba.
Wanita itu pun meragu, membuat hatinya yang rapuh kembali terberai. Mengambang dalam kepercayaan diri yang samar. Akankah Mas Arzan menerima masa lalu kelamnya? Apakah benar yang di ucapkan kemarin?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
alfy
lanjut
2023-05-01
0
🟢𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰π
Benarkah begitu?
2023-05-01
0
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
Semoga Arzan termasuk lelaki yg memilih pasangan atas ridho Allah..
2023-04-06
0