Chapter 3

Kinza terbangun dari tidurnya, dia meraba sampingnya. Ternyata, tidak ada sosok suami yang semalam baru saja menikah dengannya. Kinza mencarinya, ternyata suaminya tersebut sedang melaksanakan ibadah wajibnya.

“Ternyata dia sedang shalat subuh, kalau begitu aku juga shalat deh!“

Kinza mengambil air wudhu, dan segera melaksanakan shalat subuh. Setelah itu, dia turun ke bawah guna menyusul suaminya.

“Pagi Nona!"

“Soni , aku kan sudah bilang kalau aku ini istrimu. Jadi, tolong panggil aku dengan sebutan nama saja. Kalau diluar boleh saja ,kamu memanggilku dengan sebutan Nona. Karena, kamu juga masih punya pacar kan?“

Kinza, menarik kursi makan tersebut. Dia duduk, dan mengolesi rotinya dengan selai strawberry favoritnya. Soni, yang baru selesai memasak nasi goreng, dia kemudian duduk di samping Kinza.

“Baiklah Istriku!“

Mendengar perkataan sang suami, Kinza tersedak, dengan segera Soni membantu menepuk-nepuk punggung Istrinya tersebut. Dan, memberinya segelas air putih, setelah dirasa Kinza sudah baikan.

“T-terimakasih!“

Sony mengangguk “ Lain kali, hati-hati. Kamu bisa mati, kalau tidak ada aku barusan!“

“ Iya deh, maaf.“ kata Kinza sembari mengerucutkan bibirnya.

“Sudahlah, makan kembali rotimu!“

“ Iya, suamiku.“timpal Kinza sembari tersenyum miring.

Entah mengapa, Soni dibuat tersipu saat istrinya berbicara lembut saat memanggilnya.

“Aku selesai, kita olahraga sebentar yuk !“

“Kamu nggak liat, aku masih makan nasi gorengnya ! “

Kinza, terdiam baru kali ini dia tidak suka dengan sikap Soni. Akhirnya, Kinza duduk menunggu sang suami selesai. Sedangkan, pria yang merupakan asisten pribadi ayahnya itu, merasa bersalah. Karena, sudah membentak nona muda, sekaligus istrinya. Soni, yang telah selesai, akhirnya dia bangkit dari duduknya, dan, mencuci piringnya. Kinza mengikutinya, ini adalah pertama kalinya dia mencuci piring.

“Ya ampun Nona, pekerjaan sekecil ini saja anda tidak bisa ? Sudahlah diam disini, biar saya yang akan mencucinya! “

Kinza, terdiam dia sakit hati dibentak oleh Soni, untuk yang kedua kalinya. Dia menangis, tapi, saat Soni selesai dengan pekerjaannya. Dia, memeluk tubuh Nonanya tersebut.

“ Maafkan saya Nona ! “.

“ Aku tahu, kamu tidak mencintai aku. Tapi, jangan membentakku, aku tidak suka dibentak ! “

“Maafkanlah saya sekali lagi.“

Kinza, menengadah menatap wajah sang suami “Aku maafkan, tapi ada syaratnya. “

Soni, melepaskan pelukannya“ Apa itu? “

Kinza, menempelkan jari telunjuknya, tepat di bibirnya. Memberikan, isyarat agar Soni mau menciumnya. Pria itu mengerutkan dahinya, keinginan istrinya ini, membuatnya spot jantung . Bukannya apa-apa, dalam hidup Soni, baru pertama kalinya dia mencium bibir seorang wanita. Sekalipun kekasihnya, dia tidak pernah mencium bibir, tapi hanya keningnya saja. Semalam pun dia deg-degan, saat melakukan hubungan intim. Tetapi, karena lampu padam, jadi dia berani melakukan hubungan intim bersama sang istri.

“ Ayo dong, katanya mau minta maaf! “

Soni, mendekati istrinya dia merangkul pinggang sang istri, kemudian memejamkan matanya, dan mencium bibir istrinya, dengan lembut. Entah setan apa yang merasukinya, saat Kinza membalas ciumannya. Dia, semakin liar, hingga tanpa sadar melepaskan blazer milik sang istri. Kini, Kinza hanya mengenakan tank top putih satin, dalaman piyama saja. Tidak lama, Soni tersadar dengan apa yang barusan diperbuatnya. Ketika, dirasa napasnya hampir habis. Pria itu, melepaskan ciumannya, untuk mengambil napasnya. Sedangkan Kinza tersenyum bahagia, dia tahu sekarang kelemahan Soni ada di mana . Dia, mencium bibir Soni kembali, membuat pria itu tidak tahan lagi. Tetapi, Soni sadar ini tidak benar. Karena, semalam saja Kinza masih merasakan kesakitan. Jadi, dia memutuskan untuk tidak menyentuh sang istri.

“ Nona, sudah ya. Saya minta maaf atas kejadian tadi, yang sudah membentak anda! “

Kinza mengangguk, sebagai jawaban. Sementara itu, Soni membenarkan pakaian Kinza yang sudah acak-acakan karena ulahnya barusan.

“Aku sudah memaafkanmu kok. Jadi, maukah kamu berjalan-jalan denganku sebentar?“

“Baiklah, mari kita berjalan-jalan sekitar taman!“

Kinza, melompat kegirangan. Hampir saja, dia terjatuh kalau saja, suaminya itu tidak menahannya. Sedangkan, Soni hanya bisa menghela napasnya melihat kelakuan sang istri.

“T- terimakasih!“

“ Sama-sama No, istriku! “

Kinza, tersenyum manis,  saat Soni memanggilnya dengan sebutan “ Istriku” entah perasaan apa ini. Yang jelas seperti ada kupu-kupu terbang dalam perutnya, seolah menggelitik membuatnya merasakan kebahagiaan.

“Ayo, kita jalan!“

 Soni, menggenggam erat tangan sang istri, begitu juga dengan Kinza . Mereka berjalan beriringan, layaknya suami-istri pada umumnya.

“Ayo, suamiku!“

Kinza, dan, Soni berjalan-jalan di sekitar taman. Setelah, dirasa lelah, Kinza memutuskan untuk beristirahat sejenak, di bangku taman tersebut. Begitu pula dengan, sang suami . Kinza, menyenderkan kepalanya di pundak suaminya sembari memejamkan matanya. Soni, memperhatikan wajah sang istri yang tepat di sampingnya. Tanpa sadar, pria itu mencium puncak kepala sang istri.

“ Aku merasa, beruntung bisa menikah dengan wanita seperti kamu Nona. Saat itu, aku bukannya menolak, akan tetapi, status kita sungguh jauh berbeda. Ibaratnya, kamu adalah putri raja, sedangkan aku hanyalah rakyat jelata. “ batin Soni.

Soni bersandar pada kepala istrinya, keduanya sampai jadi tontonan anak-anak SMP yang lewat depan rumah keduanya.

“ Aduh, sweet banget sih ? “

“ Heh, nggak sopan kamu Uci ! “

Terdengar, suara berisik di pintu gerbang, membuat Soni terbangun. Sontak saja, Kinza hampir terbentur kepala bangku kayu tersebut.

“ Aduh, hampir saja. Maaf sayang, tadi ada anak SMP mengintip dari balik pintu gerbang sana ! “

Deg...

“ Sayang? Apakah mungkin sehabis tidur, dia jadi lupa ingatan? Ataukah dia justru mengingat kekasihnya? Baiklah, akan aku uji ! “ batin Kinza.

“ Iya sayang, tidak apa-apa! “

Soni, membelalakkan matanya.

“ Apakah aku tadi memanggilnya Sayang? Makanya, dia memanggilku seperti itu! “ batin Soni.

“ Kenapa sayang ? “

Soni, menggeleng.

“ Tidak. S... sayang ! “

“ Iya kan beda banget, tadi dia spontan memanggil sayang. Karena, mengingat kekasihnya mungkin. Ah sudahlah, untuk apa aku memikirkan hal itu. Tidak penting, yang jelas akulah istrinya!“ batin Kinza.

“ Ayo, kita ke kantor urusan agama . Kita ganti pakaian dulu ! “

“ Mari, Nona ! “

Kinza, menggandeng lengan Soni. Dan, pria itu, mengikuti istrinya dari belakang.

“ Sudah siap ya ? “

“ Sudah ! “

Setelah datang ke Kantor Urusan Agama, mereka mengatakan masalah yang telah terjadi pada keduanya. Dan, buku nikah keduanya segera di buat. Harus menunggu, besok, baru boleh di ambil. 

“ Suamiku, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu ? “.

“ Iya Istriku, silakan! “

“ Kalau boleh tahu, pacarmu siapa? “

Soni, mengerutkan keningnya.

“ Kenapa menanyakan tentang itu ? “

“ Jika tidak berkenan juga tak apa, beneran deh. Aku hanya, ingin tahu saja ! “

“ Namanya, Namira. Dia anak seorang desainer ternama. Saya baru mengetahui hal tersebut baru-baru ini. Jujur saja, saya sedikit kecewa padanya! “

Kinza, mengangguk paham . Setelah itu dia terdiam, dirasa tidak ada pertanyaan lagi, Soni memfokuskan perhatiannya pada jalanan. Agar, keduanya segera sampai dikediaman mereka.

" Aku akan berusaha untuk membuatmu jatuh cinta padaku Soni. Kitalah pasangan yang sesungguhnya, karena aku, sudah tidak memiliki perasaan pada kekasihku. Maka dari itu, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku ! " batin Kinza.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!