Namira Permatasari, putri dari seorang desainer pakaian ternama. Wanita, yang merupakan single parents itu, adalah mantan istri dari Kakak kandung Abdurrahman, alias ayah Kinza Jaleela. Namira, diberitahu oleh ibunya, jika keluarga Abdurahman, alias konglomerat negeri ini. Sangat jahat, maka dari itu, dia tidak mau bertegur sapa dengan gadis yang bernama Kinza, yang merupakan sepupunya tersebut.
Dulu, ayahnya Abdus Syukur, mengkhianati cinta ibunya. Dia, menikah lagi dengan wanita lain. Akan tetapi, hukum karma pasti berlaku, Abdus Syukur, Papanya kini lumpuh, dan tidak lagi muncul dari pandangan publik. Sedangkan, selingkuhannya, pergi meninggalkannya, dan, hidup bersama pria lain.
“ Aku tiba-tiba teringat pada Papa ? Bagaimana ya, keadaan beliau saat ini? “ batin Namira.
Kinza, dan, Soni, baru saja pulang dari Kantor Urusan Agama. Mereka, mengambil Buku Pernikahan mereka. Besok, keduanya akan berbulan madu di Bali. Keduanya, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Untuk, kebersamaan mereka, karena, setelah bulan madu keduanya akan sama-sama sibuk, dengan pekerjaan masing-masing.
“ Sayang, Bali cukup bagus buat kita, enggak terlalu jauh kok, ya kan ? daripada Jepang. “
“ Iya, No..ah maksudnya sayang! “
Soni, masih ragu untuk menyebut nama istrinya dengan panggilan informal. Seperti yang istrinya lakukan padanya. Jujur saja, ini terlalu mendadak. Bagaimanapun juga, dia masih belum terbiasa. Memanggil sayang, kepada kekasihnya saja, dia tidak pernah apalagi, Nona nya.
“ Sayang, kamu enggak marah kan sama aku. Kok, dari tadi cemberut terus ? “
“ Nona, ada yang ingin saya bicarakan dengan anda. Tapi, tidak disini, saya takut akan di dengar oleh para maid ! “
Kinza menatap wajah suaminya,
“ Baik, mari kita ke kamar kita ! “
“ Baik, terimakasih sudah mendengarkan saya ! “
“ Kamu kan, suamiku! “
Soni, menatap wajah Kinza. Setelahnya, keduanya bergandengan tangan menuju kamar mereka di lantai atas .
“Sayang, apa yang ingin kamu katakan padaku?“
“Nona, saya mohon pada anda. Ini, terlalu berlebihan menurut saya . Anda memanggil saya sayang, saya merasa seperti ada yang mengganjal dalam hati saya. Kita menikah tanpa dilandasi dengan cinta, anda dan saya bukankah kita tidak saling mencintai satu sama lain. Mengapa anda seperti ini?“
Apa yang diucapkan oleh suaminya tersebut, memang benar adanya. Tetapi, entah mengapa hatinya merasa terluka, karena perkataan yang terlontar dari mulut suaminya tersebut. Hancur sudah perasaannya saat ini, bagaimana tidak. Dia, sudah sangat berharap Soni adalah pengganti mantan kekasihnya yang sempurna.
“Oh begitu, Baiklah. Batalkan saja honey moon kita. Tunggu sebentar, aku akan menghubungi Ayah dulu!“
Kinza, berbalik memunggungi suaminya. Sementara itu, Soni bergeming. Dia, menyesal sudah berkata seperti itu pada wanita yang dicintainya. Statuslah yang, membuatnya semakin minder dengan istrinya. Dia, hanya seorang asisten, bahkan dia hanyalah anak seorang supir, dan, pembantu rumah tangga saja. Membuat nyalinya semakin menciut, berada di dekat Kinza.
“ Maafkanlah saya Nona, ini semua karena saya mencintai anda ! “ batin Soni.
“ Halo ! “
“ Assalamualaikum, Nak ! “
“ Wa’alaikumusallam! “
“ Ada apa? Tumben menghubungi Ayah ?”
“ Gini loh Ayah, aku ada jadwal mendadak. Ada pemotretan di Australia, makanya besok pagi aku harus bersiap-siap berangkat ke sana. Dan, bulan maduku, bersama Soni sepertinya harus dibatalkan ! “
“ Wah sayang sekali ya, ah iya bagaimana kalau begini. Kamu berangkat saja Ke Australia sana terlebih dahulu, nanti Soni menyusul! “
“ Tidak bisa, dia disini saja. Soni masih punya kekasih kasihan Namira, pasti akan kesepian. Ingat, dia dan aku tidak saling mencintai. Dia, hanya kasihan padaku saja, jadi tolong beri aku waktu untuk bisa mengenalnya lebih jauh!“
“ Baiklah, Ayah tidak akan ikut campur dalam urusan rumah tangga kalian berdua. Yang jelas, kalau ada pemotretan atau sebagainya, kamu harus meminta izin darinya ! “
“ Baik , terimakasih ayah. Oh, ya sudah aku tutup dulu ! “
Terlihat sekali wanita itu, sedang kesal. Tanpa pikir panjang, Kinza mengemasi barang-barangnya . Membuat, Soni semakin merasakan sakit yang begitu mendalam hatinya sakit. Pria itu menatap wajah istrinya nanar, ingin rasanya dia menarik kembali ucapannya, tetapi dia tidak mungkin lagi menarik ucapannya kembali. Jika, seperti itu, berarti dia telah mengkhianati prinsipnya.
“Memang benar kamu suami dadakan ku, hanya saja tidakkah kamu lihat aku begitu tulus padamu. Ini, yang kamu lakukan padaku, agar kamu bisa berduaan dengan kekasihmu kan?“ batin Kinza.
“Aku melakukan hal ini, karena aku tidak ingin terlalu banyak berharap. Kamu, tidak menyukaiku sama sekali. Aku, takut patah hati.“ batin Soni.
“Aku pamit dulu, Assalamualaikum."
Selesai mengemasi barang, Kinza menatap wajah sang suami, dia kemudian berpamitan setelahnya. Saking kesalnya, dia tidak mencium tangan pada suaminya.Hanya menatap wajahnya, kemudian menggeret kopernya.
“Wa’alaikumusallam“ jawab Soni lirih.
Soni, jatuh terduduk ketika istrinya benar-benar pergi, dari hadapannya. Dia, menangis tanpa suara, menyesali perbuatannya.“Bodoh, kamu memang bodoh, Soni!“
Dia mengumpati,dirinya sendiri sembari memegangi dadanya yang terasa sesak itu.
“Kamu tidak jadi bulan madunya?“
Kinza, mengangguk sebagai jawaban.
“Aih, apakah Soni membuat ulah?“
“Tidak, dia baik kok. Aku, tidak ingin merusak kebahagiaan dia bersama kekasihnya. Mereka, saling mencintai. Jadi, sebaiknya aku bekerja saja, Kak Indri.“
Indri mengangguk “Baiklah, itu sudah menjadi keputusanmu. Sekarang, istirahat dulu, besok kita harus bangun pagi. Supaya, tidak ketinggalan pesawat!"
Kinza, mengangguk, dan, mulai memejamkan matanya. Dia, menginap di rumah Indri, kakak ipar sekaligus managernya. Kebetulan, Kakaknya sedang ada kunjungan bisnis, ke luar kota. Sehingga, Indri hanya sendirian di rumah. Karena, Indri, dan, David, masih belum memiliki buah hati.
Sementara itu, suami Kinza, alias Soni. Dia menangis, di tengah keheningan malam. Dalam agama yang dianutnya, pacaran memang tidak diperbolehkan. Karena, banyak sekali fitnahnya. Akan tetapi, dia masih belum siap untuk menikah dengan Kinza, dan, dia juga belum bisa memutuskan hubungannya dengan Namira. Gadis itu, gadis yang manja, dan, juga baik hati, ditambah wajahnya cantik, hampir sama dengan istrinya. Akan tetapi, lebih cantik istrinya dibandingkan Namira.
Namun, saat dia hendak melamar gadis itu, dia mengetahui fakta yang sesungguhnya, gadis cantik itu ternyata anak orang kaya. Pantas, saja dia bertingkah aneh, saat dia menanyakan perihal rumahnya. Juga, gadis itu mengatakan padanya masih belum bisa menerima lamarannya. Karena, dia masih berusia 22 tahun. Masih terbilang muda, jadi tidak terpikirkan untuk menikah di usia semuda itu. Dan, Soni memakluminya.
Sedangkan, dia sudah siap untuk menjalani kehidupan rumah tangga. Dan kini, dia telah memiliki seorang istri. Yaitu, Nonanya sendiri, gadis yang sedari dulu sangat dicintai, dan, dikaguminya. Kini, telah resmi menjadi istrinya, dan, pernikahan keduanya telah resmi secara hukum maupun agama.
“Aku harus bagaimana? Istriku pasti sedih, dia pergi tanpa memberitahuku berapa lama dia di Australia sana . Semoga istriku baik-baik saja disana, dan bisa menjaga kodratnya sebagai seorang istri. Aamiin“ batin Soni.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments