Bab 5 Pertengkaran

Haikal terdiam berpikir ingin menolak lagi tapi mamah nya di rumah pasti sedang menunggu kepulangan nya membawa seekor ayam potong. Jika ia pulang dengan tangan kosong maka dia akan mendapat pukulan lagi dari wanita paruh baya itu.

"Baik lah, bang kalau abang ikhlas memberi nya". Sahut Haikal setuju.

Josep dan Kali membawa Haikal masuk ke dalam toko dan memilihkan nya beberapa aneka jenis lauk untuk ia bawa pulang. Haikal yang tahu di rumah nya nggak ada kulkas pun menolak pemberian mereka yang sangat banyak itu.

"Eh, nggak perlu banyak - banyak bang. Satu ekor ayam potong ini aja sudah cukup untuk kami sekeluarga, jika saya bawa pulang semua ini pasti hanya terbuang saja, di rumah nggak ada kulkas bang untuk simpan bahan mentah kayak gini". Tolak Haikal dengan halus..

Josep dan Kali tercengang, begitu miris kehidupan yang di jalani Haikal selama ini. "Begini saja deh, semua bahan - bahan ini simpan di kontrakan kami saja, setiap kita pulang kerja kamu mampir ke kontrakan untuk mengambilnya untuk makan malam, gimana?". Tawar Kali.

"Hah, itu benar". Sahut Josep membenarkan.

Haikal menghela nafas dengan sikap dua orang pria itu. Mereka baru saja kenal beberapa hari tapi mereka sudah sangat baik pada Haikal. "Kalian tidak sedang merencanakan sesuatu kan? Kenapa kalian sangat baik padaku?". Tanya Haikal dengan penuh selidik.

Mendapat tuduhan seperti itu, membuat kedua pria itu tertawa. "Kamu ini kenapa sih, Haikal? Orang baik sama kamu kok malah curiga. Kalau orang lain malah kesenengan tahu nggak. Bahkan mengambil kesempatan untuk mengambil keuntungan lebih, kamu malah sebalik nya, ha ha ha.". Seru Josep geli dengan sikap Haikal.

"Terserah kalian mau pikir apa. Jika ingin memberi saya cukup ayam ini saja. Saya permisi pulang dulu, terima kasih ayam nya". Sahut Haikal sambil berlalu pergi meninggalkan Josep dan Kali.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Sukma menunggu Haikal di teras dengan perut yang sudah sangat kelaparan.

"Kamu kemana aja, hah? Jam segini baru pulang, nggak pikir apa kalau aku udah mau mati kelaparan?". Omel Sukma pada Haikal.

Haikal tidak menjawab, ia hanya memberikan kantong kresek berisi ayam potong pemberian Josep dan Kali tadi. Sukma menerima nya dengan bingung tapi setelah melihat isi nya ia langsung gembira. "Ayam???". Seru nya girang.

"Kamu langsung masak aja, mandi nya nanti aja aku udah laper banget". Titah Sukma tanpa memperdulikan keadaan Haikal yang sangat kelelahan.

"Tapi mah, aku...". Baru saja Haikal ingin mengatakan kondisi nya tapi Sukma tidak menerima alasan apa pun..

"Nggak ada alasan, kamu sudah pulang lambat nggak mau masak lagi, aku ini udah laper nungguin kamu...". Omel Sukma kesal.

Haikal menghela nafas berat tapi ia tidak bisa membantah ucapan wanita itu. Walau pun tubuh nya sangat kelelahan, ia tetap melaksanakan perintah mamah nya. "Baik lah, mah. Mamah duduk aja dulu aku segera masak". Kata Haikal pasrah.

Selesai masak, Haikal sudah tidak larat untuk membersihkan diri. Ia langsung masuk ke dalam kamar nya setelah mempersilahkan mamah dan audio angkatnya untuk makan.

Sukma dan Karina tidak berniat mengajak Haikap ikut makan bersama mereka. Mencium aroma lezat menggugah selera membuat Karim bergegas masuk ke dapur untuk ikut makan bersama istri dan putri nya. "Bau lezat apa ini? Sedap banget kayak nya". Seru Karim yang baru saja pulang.

"Hei, kamu kenapa ikut makan? Sana pergi minum aja kamu, dasar suami nggak guna!". Cerca Sukma tidak suka melihat suami nya ikut makan bersama mereka.

"Kamu kenapa, sih. Datang bulan yah?". Ucap Karim tidak memperdulikan ucapan istrinya.

"Kemarin aja kamu punya uang malah kamu gunakan untuk mabuk - mabukan nggak jelas padahal aku udah bilang ingin makan ayam tapi kamu nggak peduli, giliran sudah ada ayam di rumah ini kamu ingin ikut makan juga. Nggak! Kamu pergi sana!". Usir Sukma mendorong tubuh kurus kering milik suami nya.

Karim nggak terima dengan sikap kurang ajar istrinya, ia tidak tahan untuk memberi tamparan pada pipi wanita itu.

Plaaakkk..

Tamparan keras mendarat cantik ke pipi Sukma, ia memegang pipi nya yang terasa panas. "Kamu memang lelaki brengsek, yah! Kamu pikir selama ini apa yang sudah kamu beri kan pada ku. Kesengsaraan dan hinaan masyarkat saja yang aku terima. Kamu sebagai suami memang nggak becus, nggak guna jadi orang. Pulang saat kamu lapar saja, padahal sedikit pun kamu nggak pernah beri aku uang belanja. Gaji anak sialan itu pun kamu gunawan untuk bayar hutang, dasar suami brengsek". Kesal Sukma sambil membalas tamparan suami nya dengan tendangan kuat di bahagian vital nya.

"Auchhh...senjata kuuuu". Seru Karim meringis kesakitan sambil memegang senjata kelelakian nya yang terasa nyeri.

"Kamu pikir aku takut sama kamu. Kamu tak lebih dari lelaki sampah!". Kata Sukma puas hati.

Karina yang melihat pertengkaran kedua orang tua nya hanya cuek sambil menikmati makanan yang sudah terhidang di meja makan. Ia sudah terbiasa dengan pertengkaran kedua orang tua nya, semenjak ia kecil tidak pernah sekali pun ia melihat mereka akur. Karina bersikap masa bodoh saja dan tidak memihak pada siapa pun antara mereka.

Karim tetap ingin ikut makan bersama istri dan putrinya karena ayam yang di masak Haikal sangat mengunggah selera. Sukma pun tidak peduli lagi, ia juga malas melarang suami nya jika pria itu tetap saja tidak memperdulikan ucapan nya.

"Makan saja tapi sedikit saja, kalau kamu nggak mau senjata kamu itu aku potong...". Ancam Sukma kemudian melanjutkan makan nya.

Selesai makan, ayam hanya tersisa sedikit, Karina berniat membawakan makanan untuk Haikal di kamar nya karena tadi ia sempat melihat wajah Haikal sedikit pucat. Tapi ia memilih cuek saja tapi menunggu kakak nya itu datang makan kayak nya nggak mungkin. "Dia pasti sangat capek". Gumam Karina dalam hati.

Sebenarnya ia sedikit perhatian pada Haikal cuma ia malas saja melakukan pekerjaan rumah maka nya ia terlihat kejam pada kakak lelaki nya itu. Tapi jika terjadi masalah pada Haikal ia orang pertama yang tahu. Sebenarnya Karina menyimpan rasa untuk kakak nya itu tapi melihat masa depan ia memilih membuang rasa itu jauh - jauh.

Tok, tok, tok....

Karina mengetuk pintu kamar Haikal. Tapi sehingga beberapa ketukan tetap tidak mendapat respon dari dalam. "Tumben nih orang nggak nyahut. Biasa nya cepat,...". Batin Karina khawatir.

"Bapak!! Oh, bapak!!". Panggil Karina pada Karim, bapak nya.

"Ada apa, sih teriak - teriak. Rumah ini kecil jadi pakai suara kecil saja udah bisa bapak dengar". Omel Karim sambil berjalan bercangkang karena alat vital nya masih terasa nyeri.

"Ini, dari tadi aku panggil tapi Haikal nggak nyahut - nyahut, takut terjadi apa - apa di dalam". Ucap Karina khawatir.

"Dia itu lelaki, untuk apa kamu khawatir kayak begitu. Pandai - pandai lah dia urus diri nya sendiri...". Kata Karim nggak perduli.

"Bapak tuh gimana, sih. Kalau dia sakit, siapa yang kerja lalu membayar hutang bapak. Pikir pak, dia udah banyak berjasa dalam keluarga kita. Kalau nggak ada dia bisa apa keluarga kita kita?". Cerca Karina kesal.

Karim heran dengan sikap putrinya yang tiba - tiba perhatian pada Haikal. "Ya udah, kita dobrak saja pintu nya".

Saat pintu berhasil di buka, mereka berdua syok.

"Haikal!!". Seru Karina.

Episodes
1 Bab 1 Remaja yang malang
2 Bab 2 akhirnya menemukan nya
3 Bab 3 Kabar gembira
4 Bab 4 Gembira
5 Bab 5 Pertengkaran
6 Bab 6 perasaan terpendam
7 Bab 7 Rahasia Hana
8 Bab 8 Kekhawatiran Karina
9 Bab 9 Kekhawatiran bertambah
10 Bab 10 Lega
11 Bab 11 Tawaran pekerjaan untuk Haikal
12 Bab 12 meminta persetujuan Sukma
13 Bab 13 Benih Cinta semakin berkembang
14 Bab 14 Rudi nggak pernah puas
15 Bab 15 Detik - detik pertemuan keluarga
16 Bab 16 Reaksi keluarga besar Purbalingga
17 Bab 17 Haru
18 Bab 18 Siapa mereka?
19 Bab 19 kenyataan pahit
20 Bab 20 Tukaran bekal
21 Bab 21
22 Bab 22 Ada apa dengan Karina?
23 Bab 23 Khawatir
24 Bab 24 aku di titipkan oleh seseorang?
25 Bab 25 Penyebab kematian juragan Jarwo
26 Bab 26 siapa aku sebenar nya?
27 Bab 27 Rencana Karina
28 Bab 28 kejadian malam pembunuhan Juragan Jarwo
29 Bab 29 rumah baru Karina
30 Bab 30 Karina dan Abil
31 Bab 31 bertemu mereka
32 Bab 32 Hancur di tangan darah daging sendiri
33 Bab 33 Bertemu tante Jasmin
34 Bab 34 Bibik yang baik Hati
35 Bab 35 Oma murka pada Zack
36 Bab 36 Zack emosi
37 Bab 37 Jasmin punya perasaan pada Haikal
38 Bab 38 Jasmin masuk perangkap
39 Bab 39 Kerja sama
40 Bab 40 Ragu
41 Bab 41 Siapa yang datang?
42 Bab 42 +
43 Bab 43 Apa yang terjadi padaku?
44 Bab 44 Operasi plastik
45 Bab 45 Pertengkaran
46 Bab 46 Suprise
47 Bab 47 Ke Markas
48 Bab 48
49 Bab 49 Rinata
50 Bab 50 Pelampiasan
51 Bab 51 Hampir saja terenggut
52 Bab 52 Gadis kucing
53 Bab 53 Ternyata
54 Bab 54 Hansi
55 Bab 55 Pertengkaran
56 Bab 56 Desak Hansi
57 Bab 57 Mengatur rencana
58 Bab 58 Pertemuan Meri dan Jasmin
59 Bab 59 Ancaman Jasmin
60 Bab 60 Seram
61 Bab 61 Pengkhianat
62 Bab 62 urung kan niat menjadi malaikat maut
63 Bab 63 Cemas
64 Bab 64 Tanggapan Naga Merah
65 Bab 65 Curiga
66 Bab 66 Melindungi Rinata
67 Bab 67 ide Haikal
68 Bab 68 iya Sayang
69 Bab 69 paking baju
70 Bab 70 Rehan pamit
71 Bab 71 Sampai di kota kelahiran
72 Bab 72 Wanita pilihan Ronal
73 Bab 73 Lowongan pekerjaan untuk Rehan
74 Bab 74 Rehan di Culik
75 Bab 75 Arya Cemas
76 Bab 76 Aneh
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 Remaja yang malang
2
Bab 2 akhirnya menemukan nya
3
Bab 3 Kabar gembira
4
Bab 4 Gembira
5
Bab 5 Pertengkaran
6
Bab 6 perasaan terpendam
7
Bab 7 Rahasia Hana
8
Bab 8 Kekhawatiran Karina
9
Bab 9 Kekhawatiran bertambah
10
Bab 10 Lega
11
Bab 11 Tawaran pekerjaan untuk Haikal
12
Bab 12 meminta persetujuan Sukma
13
Bab 13 Benih Cinta semakin berkembang
14
Bab 14 Rudi nggak pernah puas
15
Bab 15 Detik - detik pertemuan keluarga
16
Bab 16 Reaksi keluarga besar Purbalingga
17
Bab 17 Haru
18
Bab 18 Siapa mereka?
19
Bab 19 kenyataan pahit
20
Bab 20 Tukaran bekal
21
Bab 21
22
Bab 22 Ada apa dengan Karina?
23
Bab 23 Khawatir
24
Bab 24 aku di titipkan oleh seseorang?
25
Bab 25 Penyebab kematian juragan Jarwo
26
Bab 26 siapa aku sebenar nya?
27
Bab 27 Rencana Karina
28
Bab 28 kejadian malam pembunuhan Juragan Jarwo
29
Bab 29 rumah baru Karina
30
Bab 30 Karina dan Abil
31
Bab 31 bertemu mereka
32
Bab 32 Hancur di tangan darah daging sendiri
33
Bab 33 Bertemu tante Jasmin
34
Bab 34 Bibik yang baik Hati
35
Bab 35 Oma murka pada Zack
36
Bab 36 Zack emosi
37
Bab 37 Jasmin punya perasaan pada Haikal
38
Bab 38 Jasmin masuk perangkap
39
Bab 39 Kerja sama
40
Bab 40 Ragu
41
Bab 41 Siapa yang datang?
42
Bab 42 +
43
Bab 43 Apa yang terjadi padaku?
44
Bab 44 Operasi plastik
45
Bab 45 Pertengkaran
46
Bab 46 Suprise
47
Bab 47 Ke Markas
48
Bab 48
49
Bab 49 Rinata
50
Bab 50 Pelampiasan
51
Bab 51 Hampir saja terenggut
52
Bab 52 Gadis kucing
53
Bab 53 Ternyata
54
Bab 54 Hansi
55
Bab 55 Pertengkaran
56
Bab 56 Desak Hansi
57
Bab 57 Mengatur rencana
58
Bab 58 Pertemuan Meri dan Jasmin
59
Bab 59 Ancaman Jasmin
60
Bab 60 Seram
61
Bab 61 Pengkhianat
62
Bab 62 urung kan niat menjadi malaikat maut
63
Bab 63 Cemas
64
Bab 64 Tanggapan Naga Merah
65
Bab 65 Curiga
66
Bab 66 Melindungi Rinata
67
Bab 67 ide Haikal
68
Bab 68 iya Sayang
69
Bab 69 paking baju
70
Bab 70 Rehan pamit
71
Bab 71 Sampai di kota kelahiran
72
Bab 72 Wanita pilihan Ronal
73
Bab 73 Lowongan pekerjaan untuk Rehan
74
Bab 74 Rehan di Culik
75
Bab 75 Arya Cemas
76
Bab 76 Aneh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!