Semua nya malah kaget karena atasan mereka malah tiba - tiba memeluk Haikal dengan erat sambil meneteskan air mata. "Tuan muda!! Akhirnya aku menemukan mu!!". Lirih pria itu.
Karena syok dengan interaksi yang tiba - tiba ini, Haikal sontak mendorong atasan nya itu sehingga hampir terjatuh. Beruntung Mandor dan beberapa pekerja lain sikap menangkap tubuh kekar nya. Tatapan mandor menjadi semakin tidak bersahabat pada Haikal, Haikal yang tahu sikap nya salah langsung menghampiri atasan nya itu untuk meminta maaf.
"Maaf pak, saya tidak sengaja". Lirih Haikal menyesal.
"Sudah nggak papa, saya baik - baik saja. Nama kamu siapa?". Tanya pria itu sambil mengulurkan tangan nya berkenalan dengan Haikal.
"Nama saya Haikal pak". Jawab Haikal singkat.
Pria itu masih menatap Haikal dengan tatapan haru. Tapi beberapa detik kemudian ia sadar dan langsung bersikap seperti biasa. "Sudah kalian bisa lanjut kerja!". Titah pria itu dingin pada semua buruh yang masih berbaris seperti tadi.
"Baik, pak". Seru mereka serentak. Semua nya bubar termasuk Haikal.
Sebelum melanjutkan pekerjaan nya, Haikal kembali menatap pria itu dengan binging dan benar saja, pria itu juga menatap nya tapi bukan tatapan tajam melain kan tatapan sendu. Haikal tunduk memberi hormat lalu melanjut kan pekerjaan nya.
Terlihat pria itu masuk ke dalam mobil bersama mandor. Mandor tampak nya sedikit takut tidak seperti biasa nya.
"Semoga tidak terjadi masalah pada mandor atas sikap kurang sopan ku tadi. Tapi kenapa pria kaya itu tiba - tiba memelukku dan mengatakan sesuatu yang aneh? Dengan penampilan ku yang seperti sekarang apa kah dia nggak jijik?". Haikal terus bergumam bingung dengan kejadian yang terjadi dalam waktu singkat tadi.
Beberapa saat kemudian Mandor tiba - tiba datang mengagetkan Haikal dengan menepuk pundak nya dengan perlahan.
"Letakkan dulu semen itu, ada yang ingin saya sampai kan pada kamu". Kata mandor dengan wajah yang ceria.
Haikal nurut dan meletakkan semen yang berada di punggung nya ke tanah. Ia penasaran dengan sikap mandor nya yang tiba - tiba berubah ceria tidak seperti saat masuk ke dalam mobil bersama pria tadi.
"Ya ada apa pak?". Tanya Haikal penasaran..
Tiba - tiba mandor memeluknya. "Kamu memang membawa keberuntungan untuk ku, Haikal. Semoga hidup mu di limpahkan kebahagiaan". Bisik mandor sambil mengusap punggung Haikal.
"Ada apa ini pak Mandor? Kenapa anda tiba - tiba bersikap aneh seperti ini?". Bingung Haikal.
Mandor melepas pelukannya karen teringat pesan atasan nya tadi saat di dalam mobil. Ia harus menjalan kan tugas nya dengan baik tanpa ada yang curiga. Semua ia demi kebaikan merela berdua dan demi kelangsungan proyek yang ia tangan saat ini.
"Tidak apa - apa, saya cuma sedang gembira saja. Kamu boleh lanjut kan pekerjaan kamu tapi ingat selalu utama kan keselamatan. Saya tidak mau terjadi apa - apa sama kamu, eh maksud saya pada semua pekerja saya. Saya pamit dulu". Mandor meninggalkan Haikal yang tercengang dengan sikap nya.
"Ada - ada saja pak Mandor ini. Walau pun sikap nya sedikit aneh tapi dia memang dari dulu baik pada ku, memberikan ku pekerjaan meskipun tidak bekerja sepenuh masa, kadang memberi bonus juga bahkan jika ada pekerjaan tambahan lain aku adalah orang pertama yang ia berikan". Gumam Haikal mengingat kembali kebaikan mandor pada nya.
"Eh, kenapa mandor tiba - tiba meluk lo tadi? Padahal dari jauh gue khawatir lo akan di beri pelajaran atas kejadian tadi tapi ternyata malah sebalik nya". Imran juga bingung dengan sikap mandor.
"Gue juga nggak tahu, Im. Ya udah lah, yang penting gue masih bisa kerja di sini. Sana lanjutkan kerja lo, gue juga mau angkat semen ini juga ke dalam. Masih banyak yang harus gue angkat di sana". Kata Haikal tidak ingin mengambil pusing dengan sikap mandor yang tiba - tiba.
Tidak terasa, waktu untuk pulang kerja sudah tiba. Haikal dan Imran sama - sama bersiap untuk pulang bersama seperti biasa. Tapi saat di jalan langkah mereka di cegat oleh Rudi dan teman - teman nya menggunakan motor.
"Anak miskin baru pulang kerja, sekarang mau kemana lagi cari uang? gue ingin menawarkan pekerjaan menarik untuk kalian si anak - anak miskin. Gue yakin kalian pasti berminat, nggak perlu mengeluarkan tenaga banyak tapi bayaran kalian mahal sangat berbanding jauh jika di banding bekerja sebagai buruh. Bagaimana kalian berminat nggak?". Rudi memberi tawaran pekerjaan pada mereka berdua.
Haikal tidak ingin menanggapi ucapan Rudi dan melanjutkan langkah nya tapi Imran malah terlihat berminat dengan pekerjaan yang di tawar kan Rudi.
"Tunggu dulu, Kal. Tawaran Rudi terdengar menarik". Imran menahan tangan Haikal agar tidak pergi. "Pekerjaan apa yang kamu maksud itu, Rudi?". Tanya Imran pada Rudi.
"Sudah lah, Im. Jangan ladenin mereka. Mereka hanya datang ingin mengusik tiada niat menolong pun". Kata Haikal ketus.
"Tapi kalau memang ada pekerjaan senang seperti itu kan bagus. Aku capek lah kerja jadi buruh terus tapi bayaran nya nggak seberapa menurut ku dengan tenaga yang kita pakai. Aku mau juga kerja tapi bayaran mahal". Sahut Imran..
"Betul yang kamu katakan Imran. Kalian itu sudah miskin, hidup susah jadi nggak usah sombong. Sudah bagus aku ingin menawarkan pekerjaan bagus untuk kalian...". Imbuh Rudi dengan senyum sinis nya. Teman - teman nya juga menatap mereka berdua seperti sampah..
"Jadi apa pekerjaan itu, Rudi? Aku seperti nya berminat". Sahut Imran senang.
"Ha ha ha". Rudi dan teman - teman nya malah serentak ketawa terbahak - bahak.
"Kok kalian malah tertawa?". Bingung Imran.
Rudi turun dari motor nya dan menghampiri Haikal dan Imran. "Dari penampilan kalian berdua kayak nya memang cocok jadi gigolo, ha ha ha". Rudi kembali tertawa di ikuti teman nya yang lain.
Imran tersentak, ternyata benar yang di katakan Haikal, Rudi dan teman - teman nya hanya datang untuk mengganggu mereka. Dengan perasaan kesal, Imran lebih dulu berjalan meninggalkan mereka. Haikal pun ikut dari belakang meninggalkan Rudi dan teman - teman nya yang masih asik menertawakan mereka berdua.
"Kalau kalian berubah pikiran, datang saja ke tempat ku, akan aku cari kan tante - tante girang yang akan membayar kalian mahal, ha ha ha". Tidak puas Rudi masih saja melontarkan kata - kata yang membuat Haikal dan Imran kesal.
Tapi mereka tahu jika mereka melawan akan semakin memperpanjang masalah, jadi mereka berdua memutuskan untuk mengabaikan kata - kata hinaan Rudi. "Kita mengalah bukan berarti kita pengecut kan. Kita nggak ada masa untuk meladeni mereka semua, di rumah masih ada yang menunggu kepulangan kita, masih banyak kerjaan penting yang harus kita kerjaan darinpada harus meladeni mereka semua". Ujar Imran menenangkan pikirannya.
"Aku sudah bilang kamu malah tertarik, yang ada kamu hanya menjadi bahan mereka untuk menghibur diri...". Sahut Haikal.
*
*
Keesokan hari nya seperti biasa sepulang sekolah Haikal langsung menuju lokasi tempat ia bekerja. Tapi ada yang aneh, dua orang pengawal yang menemani Pria kaya kemarin sekarang sudah bekerja menjadi buruh seperti nya. Seorang dari mereka di letakkan bersama Imran bagian susun bata sedangkan seorang lagi bersama nya mengangkat semen dan bahan - bahan lain.
"Hai nama saya Josep, bang Jo". Pengawal itu mengulurkan tangan nya memperkenalkan diri.
Mereka berdua saling berkenalan tapi tak cukup akrap karena Haikal bersikap cuek pada orang yang baru ia kenal. Perlakukan masyarkat pada nya membuat nya memiliki sikap cuek dan dingin kecuali pada sahabatnya Imran.
Haikal merasa heran dengan sikap dua orang pekerja baru itu, ia merasa seperti di perhatian setiap gerak - gerik nya seperti sedang di mata - matai. Tapi dengan cepat Haikal menyangkal semua itu. "Mungkin hanya perasaan ku saja". Gumam nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments