"Kamu boleh nggak tidak ganggu kami berdua, sehari saja?". Kesal sang suami tapi mendapat tatapan tajam dari sang istri jadi ia memilih melanjutkan menikmati hidangan nya.
"Katakan apa kabar baik itu?". Tanya wanita itu.
"Saya sudah menemukan tuan muda, nyonya". Sahut sang bawahan.
Pasangan suami istri yang merupakan keluarga kaya raya dan memilik berbagai cabang perusahaan di beberapa tempat dalam negeri maupun luar negeri sontak kaget. "Kamu nggak sedang bercanda kan, Pundas? Anak aku benar - benar udah ketemu kan?". Tanya wanita itu memastikan, terlihat dari raut wajah nya ia sangat bahagia sambil meneteskan air mata kebahagiaan..
"Betul nyonya Aisyah, Tuan Zack. Saya baru saja kembali dari memantau proyek pembangunan yayasan rumah sakit baru kita di Kita BL, saya melihat seorang remaja yang persis dengan wajah tuan muda semasa kecil cuma...". Pundas menggantung ucapannya karena mengingat keadaan Haikal yang sangat memilukan.
"Cuma kenapa, Pundas? Bawa aku ketemu dengan putra ku sekarang juga!". Aisyah menggoncang bahu Pundas dengan kuat agar pemintaan nya terkabulkan.
Sang suami yang paham dengan perasaan istrinya pun sigap menenangkan sang istri, "sabar dulu sayang, kita nggak boleh gegabah. Kita harus betul - betul menastikan jika itu Albar, anak kita. Kita dengar dulu penjelasan Pundas". Bujuk Zack sambil memeluk sang istri tercinta.
"Benar nyonya. Kita nggak boleh gegabah dalam bertindak, takut nya musuh kita kembali beraksi dan membuat masalah lagi. Tapi saya bisa memastikan jika remaja yanh saya lihat tadi benar - benar tuan muda. Saya mohon izin kan saya membantu tuan muda membalas dendam atas segala perlakuan kejam yang di berikan pada nya selama ini...". Sahut Pundas meyakinkan.
"Tapi aku ingin melihat putra ku, mas. Aku mohon izinkan aku ketemu dengan nya. Aku janji nggak akan membuat masalah atau memancing musuh kita untuk kembali menyerang kita. Tapi ku mohon aku ingin...". Lirih Aisyah memohon sampai terisak - isak pada suami nya.
"Aku nggak akan melarang mu sayang. Besok aku akan menemani mu ke sana. Tapi kamu harus sabar yah. Jika dia bukan putra kita seperti yang di katakan Pundas kamu jangan kecewa tapi jika ia benar putra kita maka aku akan mengusahakan semua yang terbaik untuk keselamatan keluarga kita. Jika waktu nya sudah tepat maka putra kita akan kembali dalam pelukan keluarga kita". Imbuh Zack menenangkan Aisyah.
"Tapi mas..". Rengek Aisyah.
"Aku melakukan semua ini bukan untuk memisahkan kamu dengan putra kita lagi tapi demi keselamatan keluarga kita juga termasuk putra kita juga. Lagi pula, Pundas tadi bilang ingin membantu nya membalas dendam kan. Jadi biar kan kita bentuk dia jadi tangguh sebelum ia menjadi pewaris dari semua kekayaan kita. Kamu mengerti kan maksud ku?". Zack tetap pada pendirian nya..
Aisyah mengangguk paham. Aisyah memeluk suami nya erat dan kembali menangis haru. Akhirnya kabar baik ini ia dengar semenjak 15 tahun penantian. Mereka selalu menyempatkan diri mencari keberadaan putra mereka sambil memperkembang lagi perusahaan milik mereka supaya saat putra nya kembali maka kehidupan mewah menanti nya.
*
*
Sesuai janji Haikal pada Sukma. Sepulang dari kerja ia langsung menuju toko yang menjual ayam potong menggunakan uang pemberian mandor untuk upah membersihkan kontrakan semalam. Tapi saat sampai di toko itu, ternyata uang nya kurang...
"Harga ayam potong nya boleh kurang nggak pak? Saya cuma ada uang 50 ribu, sedangkan harga ayam anda 55 ribu seekor". Tawar Haikal dengan perasaan penuh harap.
"Aduh dek, harga ini yang paling mentok dan paling murah di sini. Coba deh kamu ke toko sebelah pasti lebih mahal". Kata pemilik toko itu.
Haikal menghela nafas kecewa karena nggak bisa membawa pulang ayam itu. Saat ia ingin pergi tiba - tiba ada yang menghalangi jalan nya.
"Anak miskin ada hati mau makan ayam. 55 ribu aja nggak mampu beli dasar nggaj guna, ha ha ha". Rudi kembali menghina nya ditempat umum.
"Benar tuh Rudi. Kalau miskin buat gaya miskin lah bro. Nggak usah bermimpi ingin makan enak segala. Kesihan sekali hidup nya, ha ha ha". Sahut rekan Rudi yang bernama Malik.
Haikal ingin kembali melanjutkan langka nya tapi Rudi kembali menawarkan sesuatu yang semakin membuat Haikal tersudut. "Bagaimana kalau gue tambah uang lo, lumayan loh ini menurut gue. 20 ribu tapi dengan syarat...". Rudi menjatuhkan selembar uang hijau itu ke lantai.
"Lo harus pungut uang itu menggunakan mulut. Gampang kan dan setelah itu lo bisa makan ayam di rumah bersama keluarga miskin lo juga pasti nya". Sambung Rudi sambil melipat tangan nya di dada.
Ramai orang lalu lalang melihat kejadian itu tapi tiada satu pun yang berniat menegur sikap sombong Rudi dan teman - teman nya. Malah ada di antara mereka yang menatap Haikal dengan tatapan mencemooh.
"Terima kasih atas kebaikan lo Rudi, tapi maaf gue nggak berminat menerima pemberian dari orang yang sombong seperti kalian. Sila pungut sendiri uang itu, gue permisi dulu". Tolak Haikal ingin menerobos keluar dari tokoh.
"Ets,,, tunggu dulu dong. Uang nya kurang yah. Tenang gue tambah kan, nih 50 ribu, sekarang total nya jadi 70 ribu lumayan lah, gaji lo sehari bekerja bukan". Rudi kembali menghadang langkah Haikal dan menjatuhkan lagi selembar uang biru ke lantai.
Haikal menatap uang itu, memang uang itu lumayan jika ia dapatkan tapi maruah nya sebagai lelaki pasti akan terinjak - injak. "Maaf ya. Berapa pun yang kamu berikan tidak akan aku terima. Hanya dengan uang itu lo pikir bisa mempermalukan gue. Gue bisa mendapatkan uang tanpa harus menggadaikan maruah gue. Minggir sana, gue mau pulang...". Haikal udah nggak tahan lagi dengan sikap Rudi yang selalu berniat menjatuhkan nya.
Haikal mendorong tubuh Rudi dan seorang teman nya yang menghalangi jalan nya. Rudi tidak terima dengan sikap Haikal, ia selalu saja gagal membuat Haikal malu di depan umum.
"Cepat beri dia pelajaran! Enak aja dia menolak pemberian Rudi anak orang paling kaya di kota ini". Seru Rudi pada teman - teman nya..
Baru saja mereka ingin mengejar Haikal tiba - tiba dua orang pria berbadan besar menghampiri Haikal. Tatapan dua orang pria itu saja sudah membuat nyali mereka semua cuit. Akhirnya mereka menunda untuk memberi pelajaran pada Haikal.
"Kenapa kalian malah bengong di sini? Sana cepat beri di pelajaran atau kalian nggak akan aku traktir malam ini". Ancam Rudi saat melihat teman - teman nya hanya diam berdiri.
"Lihat di sana tuh , Rudi. Ada dua orang pria berbadan sado yang berjalan beriringan dengan Haikal. Kami nggak mau mati konyol jika nekat menyerang si Haikal itu. Kalau lo mau lo aja sendiri yang ke sana. Kami ogah, iya nggak!". Sahut Malik menolak dan di benar kan oleh teman nya yang lain.
"Dasar kalian nggak becus! Kalau begitu lain kali lah kita bagi dia pelajaran, sekarang kita ke klub yang lain udah pada nungguin, tapi ingat kali ini aku nggak belanja. Kalian bayar sendiri apa yang kalian minum". Imbuh Rudi pasrah.
Sementara itu, Haikal bersama Josep dan Kali masuk ke dalam toko yang menjauh pelbagai macam aneka daging dan makanan laut.
"Nggak papa, bang. Saya ikhlas kok menolong abang. Nggak perlu lah di bayar segala..". Haikal menolak uang biru pemberian Josep atas pertolongan nya menunjukkan mereka toko yang menjual aneka macam makanan yang mereka cari.
"Tapi saya juga ikhlas kok beri kan ke kamu. Saya harap kamu terima yah, atau begini saja. Saya beli ayam untuk kamu saja gimana?". Tawar Josep pada Haikal..
Haikal terdiam berpikir ingin menolak lagi tapi mamah nya di rumah pasti sedang menunggu kepulangan nya membawa seekor ayam potong. Jika ia pulang dengan tangan kosong maka dia akan mendapat pukulan lagi dari wanita paruh baya itu.
"Baik lah, bang kalau abang ikhlas memberi nya". Sahut Haikal setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Anonymous
ini gimana sih, bahasanya campur kadang betawi kadang sumatera?
2023-12-11
0