Biang Masalah

Brugh!

Tumpukan kertas HVS A4 kosong tanpa tulisan itu jatuh begitu saja ke tangan Delisa yang saat ini sedang sibuk mencari buku di perpustakaan.

Delisa yang terkejut mengangkat pandangannya karena melihat beberapa pasang kaki yang berdiri disampingnya.

Matanya memicing lalu berdiri dari duduknya. Delisa menatap gadis yang tengah menatapnya juga. Dan ia baru ingat siapa gadis itu. Ya gadis itu adalah orang yang menepak luka di tangannya kemarin.

''Apa?! inget lu sama gue!'' Delisa memundurkan kepalanya sedikit karena gadis yang bicara padanya sampai mengeluarkan liur yang mengenai wajahnya.

''Ada apa ya, Kak?'' tanya Delisa sembari menyeka wajahnya dengan lembaran tissue.

''Jangan sok kecantikan! sekali lagi gue liat lu dekati Hary, abis lu gue buat!'' ancamnya sebelum pergi dari sana meninggalkan Delisa dengan tumpuan kertas itu.

Delisa menghela nafasnya begitu kasar. Sungguh! dia tidak mau memiliki masalah apapun disana, karena tujuan kakaknya menguliahkan dia di sana untuk melanjutkan pendidikannya yang sempat tertunda.

Delisa tidak menyangka kalau hari keduanya ia pergi kekampus sudah mendapatkan musuh. Yang bahkan dia sendiri tidak pernah memiliki musuh saat masih di kampungnya.

Apa kata Sang kakak jika tahu dia sudah memiliki musuh terlebih lagi karena seorang pria.

Delisa memunguti tumpukan kertas yang berhamburan itu, karena memang dia tidak meninggalkan kertas-kertas itu begitu saja.

Niat hati pergi ke perpustakaan untuk mencari sebuah buku, ia malah merapikan kekacauan yang tidak ia buat. Dia keluar dari sana setelah merapikannya, berjalan menuju kelasnya yang ada di lantai dua gedung fakultas tersebut.

Namun, diperjalanan ia kembali bertemu dengan lelaki yang membuat dia mendapatkan ancaman. Ya dia adalah Hary, lelaki itu berjalan kearahnya dengan senyuman manisnya.

''Selamat pagi Delisa…" sapa nya tapi tidak sama sekali dijawab Delisa yang berjalan melewatinya begitu saja.

Tidak mau menyerah, Hary justru terus mengejarnya dan mengganggu nya. "Delisa sarapan yuk!" ajak Hary lagi tapi Delisa tetap tidak menyahutinya.

Merasa terus diabaikan, Hary langsung menghalangi jalan Delisa.

"Del, kamu kenapa? aku punya salah kah?"

Delisa menatap malas Hary, sebenarnya Hary tidak memiliki salah. Tapi karena dia, Delisa berada dalam masalah.

"Kak, aku mohon jangan buat aku berada dalam masalah,'' pinta Delisa memelas.

Bukan! bukan Delisa takut pada gadis bernama Rika itu, hanya saja dia tidak mau berurusan dengan sumber masalah kampus.

''Maksud kamu?''

''Bisa berikan aku jalan? aku ada kuliah pagi ini,'' ucap Delisa begitu dingin.

Hary terkesip mendengarnya, ia pun menggeser posisi berdirinya untuk memberikan jalan Delisa.

Delisa pun berlalu pergi dan Hary hanya bisa memperhatikannya dari tempatnya. Dia bingung kenapa sikap Delisa tiba-tiba berbeda. ''Kalau boleh jujur, aku suka sama kamu, Del,'' gumam Hary yang masih menatap Delisa yang sudah menjauh dan menghilang dibalik dinding.

Ya Hary memang terkenal sebagai pria playboy, ia selalu welcome pada semua gadis cantik yang ada di kampus. Tapi entah kenapa pada Delisa ia merasa berbeda, jantungnya terus berdebar kala bertemu dengan gadis itu.

Hary kembali melangkah menuju ruang musik yang ada di ujung koridor. Disana sudah ada teman-temannya yang sedang berlatih.

Melihat raut wajah Hary yang murung, temannya yang bernama Gery itu pun bertanya, ''Hei buaya cap kodok! ada apa gerangan murung begitu?'' tanya Gery dengan meledeknya.

''Delisa ternyata susah didekati ya, ku pikir seperti gadis lainnya,'' ucap Hary yang mengambil duduknya.

''Delisa? mahasiswa baru itu?'' Hary mengangguk.

''Syukurlah akhirnya ada gadis normal di kampus kita ini,'' celetuk Gery yang langsung mendapatkan lemparan stik drum dari Hary.

Hary, Gery dan Alvin memang tiga sekawan yang terkenal sangatlah tampan, bahkan mereka bertiga dijuluki pangeran kampus. Maka tidak heran jika Hary bersikap welcome pada semua gadis karena memang dia merasa kalau wajahnya adalah aset untuk memikat lawan jenisnya.

Hary dan Gery masihlah menjadi mahasiswa disana tapi Alvin, dia sebenarnya sudah lulus. Namun, entah kenapa dia masih sering berada disana menghabiskan waktunya bersama dua sahabatnya.

''Vin! pulang nanti kita main ke kantor lu ya!''

Alvin yang sedang memainkan gitar listriknya mengangkat pandangannya seraya menjawab, ''Mau apa? lebih baik jangan!'' larang Alvin.

''Pelit banget! kita 'kan mau tahu kehidupan orang kantoran tuh kayak mana, ya enggak Ger!'' Gery pun mengangguk menanggapi ucapan Hary.

''Makanya tahun ini pastiin kalian lulus, bekerja lah di perusahaan.'' Alvin meletakkan gitar listriknya lalu beranjak.

''Bah! mau kemana kau rupanya?'' tanya Gery dengan logat tempat tinggal asalnya.

''Ada pertemuan penting setengah jam lagi, kalian belajar yang benar!'' Alvin pun berlalu pergi dari sana.

Ya Alvin adalah pria yang terbilang mapan diusianya yang masih muda, ia sudah memegang anak perusahaan yang ayahnya sendiri lah pemiliknya.

Dan ibunya lah penyalur dana terbesar di kampus itu sendiri, maka dari itu tidak ada yang melarang Alvin untuk pergi dan menghabiskan waktunya di kampus bersama teman-teman nya. Dan satu yang perlu kalian ketahui, Alvin lulus lebih dulu ketimbang dua temannya itu, walaupun usia mereka sebaya.

Sebelum dia pergi, dia berniat akan menemui rektor untuk membicarakan sesuatu, dan kebetulan ruangan rektor itu sendiri ada di lantai dua.

Ia berjalan berguru gagah melewati beberapa kelas yang seketika ricuh karena melihatnya melewati kelas mereka. Penampilan Alvin yang sangat berbeda dari dua temannya lah yang membuat para gadis meleleh dibuatnya.

Berbeda dari Hary dan Gery yang berpenampilan khas anak kuliahan, Alvin justru memakai setelan kemeja setiap harinya, yang lengan bajunya sengaja ia gulung sampai siku hingga menambah kesan gagahnya.

Saat ia melewati satu kelas yang dimana kelas itu terdapat seorang gadis yang tengah sibuk dengan bukunya, entah kenapa kepalanya menoleh dengan sendirinya membuat semua gadis yang ada disana menjerit kesenangan terkecuali Delisa.

Terpopuler

Comments

Bundanarti

Bundanarti

lanjut

2024-08-13

0

Nur Inayah

Nur Inayah

semoga delisah berjodoh sama kelvin

2023-04-23

0

Wiwin Winarsih

Wiwin Winarsih

Delisa Kyknya jodohmu udh otw dech 😛😛😛 msh muda mapan pula...
drpd Wahyu anak mama itu
terima kasih kakak udh up 😍😍

2023-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!