Langka

Sifat dasarnya Delisa adalah gadis yang periang dan cepat berbaur. Maka dari itu Delisa sudah akrab dengan Diva teman barunya di kampus itu.

Setelah selesai sarapan pagi di kantin, merekapun pergi ke kelas yang ternyata kelas merekapun sama.

''Del! pulang nanti jalan-jalan mau?'' ucap Diva berbisik dikursinya karena kelas mereka sedang dimulai.

Baru saja Delisa akan menjawabnya, getaran ponselnya membuat ia membaca pesan masuknya dulu.

'Pulang kuliah langsung pulang Dek! kalau punya teman baru ajak saja kerumah, jangan pergi jauh-jauh! kamu tidak tahu keadaan ibukota seperti apa.'

''Emm…, maaf Div. Aku enggak bisa, kalau mau kerumah aku aja ya, aku punya banyak koleksi novel,'' ucap Delisa membuat Diva berbinar karena memang dia sangat suka membaca kisah novel.

''Oke kalau begitu!'' balas Diva.

*

Setelah selesai dengan mata kuliah hari itu, Delisa dan Diva pun segera bergegas meninggalkan kampus untuk mengajar bis pertama.

Tapi karena mereka terburu-buru sampai tidak terlalu memperhatikan jalan yang membuat Delisa menyenggol lengan seseorang yang berjalan didepannya.

Brukk!

Buku-buku berserakan di tanah, Delisa pun ikut terjatuh karena tabrakan yang cukup keras itu.

''Maaf, maaf! aku enggak sengaja!'' ucap Delisa yang langsung memunguti buku-buku tersebut tanpa melihat siapa pemiliknya.

Diva terpaku ditempatnya, ia hanya bisa menutup mulutnya karena menyadari forum wajah orang yang ditabrak Delisa, memasang wajah kesal.

''Sekali lagi maaf ya kak!'' ucap Delisa lagi setelah berhasil mengumpulkan buku-buku yang terjatuh karenanya.

''Lain kali hati-hati!'' ucap orang itu begitu dingin.

''Maaf,'' lirih Delisa merasa bersalah.

Orang itu sudah akan melangkah namun ter'urungkan karena sesuatu. ''Obati luka mu!'' ucapnya yang kemudian berlalu pergi.

Delisa melihat telapak tangannya yang terluka karena terjatuh tadi, Diva pun ikut melihatnya.

''Iya lho kau terluka. Eh tapi…, ini kejadian langka, sungguh!''

"Apanya yang langka?" tanya Delisa tidak mengerti.

"Kau tau siapa dia?"

Delisa pun menggeleng karena memang dia tidak tahu apa-apa, mengingat hari ini adalah hari pertamanya juga berkuliah.

"Dia salasatu mahasiswa lulusan terbaik di kampus ini dan dengar-dengar juga, dia anak dari pemilik yayasan yang memiliki saham terbesar di kampus kita,'' jelas Diva membuat Delisa bertanya-tanya.

''Lulusan terbaik? kalau dia udah lulus kenapa masih datang kekampus?'' pertanyaan Delisa tidak bisa Diva jawab karena dia sendiri tidak tahu betul alasan mahasiswa itu masih ada disini.

Diva menggedikkan kedua bahunya, lalu tangannya merogoh tasnya untuk mengambil sesuatu dari dalamnya.

''Berikan tangan mu! jangan biarkan luka mu terbuka begini,'' ucap Diva menarik tangan Delisa untuk ia tutup dengan plester. Tapi tiba-tiba…

''Hay! kalian sedang apa? Astaga! kau terluka?''

Seorang pria datang begitu saja dan dengan tiba-tiba mengambil tangan Delisa dari genggaman Diva yang akan mengobati luka Delisa.

''Kau mau apakan lukanya?'' tanyanya pada Diva.

''Ya di tutup plester, mau apa lagi?''

''Sudah di bersihkan?'' Diva menggeleng.

''Ck! kau ini bagaimana! luka ini pasti disebabkan karena terjatuh, bayangkan luka kotor ini pasti banyak partikel-partikel bakteri yang sudah bersarang disana,'' tuturnya begitu berlebihan membuat Delisa dan Diva saling menatap dengan heran.

Ya dia adalah Hary, mahasiswa yang waktu itu bertemu dengan Delisa di kelas musik. Hary mengambil tangan Delisa dari Diva lalu mengambil sebotol air kemudian mengambil sebuah alkohol untuk luka tapi belum saja ia menuangkan alkohol tersebut seseorang sudah datang lalu menepak tangan Delisa yang terluka.

Plak!

Hary menoleh begitu juga Diva. Dan Delisa? ia hanya meringis menahan sakit.

''Hary! siapa dia! kenapa kamu pegang tangannya?!'' pekiknya dengan mata yang menyalang tajam pada Delisa.

''Rika, jaga sikap mu! dia adik angkatan kita," ucap Hary begitu kesal.

"Maaf ya Del, sakit ya?" Delisa menggeleng dan Rika mendengus.

''Cih! sudah ayo! jangan pedulikan dia, kamu bukan pengasuhnya Hary!'' tangan Hary ditarik begitu saja. Mereka berlalu pergi tapi mata Rika tetap saja menatap tajam pada Delisa yang tidak mengerti apapun.

Diva menepuk jidatnya sendiri, Firasatnya buruk dengan apa yang akan terjadi pada Delisa esok hari. Pasalnya Rika adalah gadis perundung, ia akan membawa korbannya yang sudah membuatnya kesal sampai korbannya itu menyerah dan memilih untuk berhenti berkuliah, bahkan ada yang depresi karena ulahnya.

''Semoga enggak terjadi apa-apa besok,'' gumam Diva yang mengkhawatirkan teman barunya itu.

Merekapun pergi meninggalkan gedung kampus. Dan lagi-lagi tanpa mereka sadari sepasang mata indah terus memperhatikan mereka didalam mobilnya.

"Bodoh!" orang itu memukul kemudinya dan kemudian berlalu pergi dari sana.

Terpopuler

Comments

Rosmaliza Malik

Rosmaliza Malik

ke Alvin ni kawan Fauzan?

2023-09-21

0

Rosmaliza Malik

Rosmaliza Malik

hadap la KO wahyu, calon isteri idaman ibu mu...
silap2 Rika udah lobos dgn si hery

2023-09-21

0

Wiwin Winarsih

Wiwin Winarsih

semoga besok delisa gk kena amukan singa Betina peliharaan si hary itu 😀😀😀

2023-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!