"Ashkan, katamu?!" Tanya Valesha masih agak bingung.
"Ya, Ashkan Verhagh Wicaksono, putra kedua Mendiang Aeslen Wicaksono.." memperkenalkan dirinya sendiri.
*Orang yang tewas dan menumbuhkan dendam diantara keluarga kami*..
Dia tersenyum, senyuman itu memang sangat manis, bahkan lebih manis dari gula, namun sejujurnya, tak semanis senyuman Axelo yang memang selalu berhasil membuat Valesha kecanduan.
*Jadi pria ini Ashkan, ya? Kenapa wajah dia sangat mirip dengan Axelo? Dari bibirnya, matanya, semuanya terlihat sama, hanya sedikit berbeda di hidungnya, hidung Axelo sedikit lebih mancung dibandingkan dengan pria ini! Apa mereka saudara kembar? Putra kedua katanya? Apa mungkin, dia adik kandung Axelo*?
Senyuman itu seolah tersirat penuh arti yang mendalam, memperlihatkan wajah dingin yang memang di paksa tersenyum, entah hanya untuk membuat Valesha sedikit tenang dan tidak merasa takut, atau memang dia tak ada niat lain selain mencoba ramah pada Valesha.
Valesha hanya bisa menyambut tangan itu karena terdesak, melihat ketulusan dari tangan Ashkan padanya, ia jadi tak tega mengabaikan niat baik pria ini.
Bangkit saja tubuh Valesha dari jatuhnya, sampai akhirnya keduanya berdiri berhadapan dengan canggung. Ya, sejujurnya hanya Valesha yang canggung. Anak ini agaknya sepantaran dengan kakaknya, jadi jika memperlakukan dia sebagai seorang adik, apa itu tidak terdengar lucu?
"Apa kau adiknya Axelo?" Tanya Valesha pada adik iparnya.
"Ya, aku adiknya, hanya beda dua tahun," jawab Ashkan sambil berjalan meninggalkan meja makan, menuju ke ruang tengah, lalu kemudian menyalakan tv.
Orang itu santai sekali. Bisa dilihat dari cara berjalannya, memang agak dingin, tapi dia sedikit lebih baik daripada Axelo.
*Jadi benar dia adik kandung Axelo? Pantas saja keduanya sangat mirip, aku pikir Axelo tidak punya keluarga? Rupanya dia menyembunyikan keluarganya dariku selama ini*.
Valesha hanya bisa menatap kepergian pria itu dari kejauhan, meskipun ingin rasanya dia berterima kasih, namun, agaknya gengsi juga kalau harus mengatakannya pada adik ipar yang usianya jauh lebih dewasa.
Ya, dia berusia 23 tahun, sedangkan kalau Ashkan hanya berjarak dua tahun dari kakaknya, bukankah artinya sekarang Ashkan berusia 26 tahun?
Ini agak membuat dia risih.
"Aku melihat pertengkaran kalian beberapa saat yang lalu.."
Namun pria itu kemudian membangkitkan pandangan kosongnya, dan lekas lah dia bergeming dari posisinya, meski masih dalam kondisi diam membisu.
"Dia memang orang seperti itu, pendendam dan suka marah-marah, tapi hatinya, sebenarnya selembut sutra, hangat, dan tidak suka mengecewakan keluarganya.."
*Hangat? Cih! Aku pikir dia sedingin es balok, apanya yang hangat*?
Keluarga? Ya! Valesha baru ingat. Di dalam acara pernikahannya kemarin, ia bahkan tak melihat satupun keluarga Axelo, bahkan pria bernama Ashkan ini juga baru diketahui olehnya. Lalu apa yang dimaksud keluarga? Apa selain Ashkan, Axelo juga masih punya keluarga yang lain?
"Kenapa kalian tidak hadir di pernikahan kami? Apa Axelo yang melarangnya?" Tanya Valesha mencoba mengulik keluarga aneh dari Axelo.
"Tidak! Aku baru pulang dari Kota D, urusan pekerjaan, aku sudah menghubungi kakak dan mengatakan padanya kalau aku tidak sempat hadir di acara pernikahan kalian!" Jawab Ashkan dengan datar, sama persis seperti sang kakak.
"Lalu kenapa Axelo tidak pernah mengenalkan aku pada kalian semua? Kenapa kalian seolah sembunyi dariku selama ini?" Tanya Valesha semakin mencecar pria dingin itu.
"Aku tidak pernah sembunyi, kau saja yang tidak mencariku!"
Hahh!
Ucapan pria dingin memang selalu saja membosankan. Rasanya malas juga terus bercakap-cakap dengan pria ini.
*Hum! Tidak ada gunanya aku bicara dengannya! Lebih baik aku keluar saja cari udara segar*!
Selepas mendengar perkataan dan penjelasan dari Ashkan, akhirnya Valesha yang kacau memilih untuk keluar dari rumah itu, untuk sekedar mencari udara segar.
Namun dua bodyguard malah menahan langkah kakinya, membuat dia terhenti dan merasa bingung.
"Kenapa kalian mencegatku keluar? Aku juga butuh udara segar! Di dalam rumah ini seharian bisa membuat aku tewas mengenaskan!" Marah Valesha pada dua bodyguard tampan di depan matanya.
"Maaf, Nyonya! Anda lupa kalau anda sedang berada dalam masa hukuman!" Tegas salah seorang di antara mereka.
"Ah!? Hukuman?!"
Kemudian ingatannya berputar, mengulang kembali kejadian beberapa saat yang lalu saat suaminya mengatakan pada semua orang untuk memastikan dirinya di kurung di dalam kamar, dan tidak boleh keluar dari sana sampai waktu yang tidak ditentukan.
Aish!
Sial sekali nasibnya. Belum juga menghirup udara segar setelah semalaman bergelut dengan pikiran ruwetnya, lalu sekarang, dia harus kembali mendekam di dalam kamar isolasi?
"Hahh! Nikmati waktumu yang menyedihkan itu!"
*Ya, nikmati waktuku yang sangat menyedihkan, sayangnya aku memang harus melakukannya, aku tak lagi punya pilihan lain, selain menuruti maunya takdir, juga maunya pria brengsek itu! Aku harap suatu hari nanti bisa membalas semua yang dia lakukan padaku*!
Ia mulai terlihat menyerah, pasrah dengan takdir yang telah menjerat dan menuntunnya bahkan sampai ke tempat neraka seperti ini.
Ia hanya bisa mengeluh di setiap detik, dan juga menit, salahnya yang memilih pria seperti Axelo. Pria sialan yang telah membuat dirinya masuk ke jurang penyiksaan seperti ini.
Ditekuk saja wajah cantik Valesha, membentuk sebuah kesedihan yang bercampur dengan penyesalan di dalam hatinya.
*Orang baik? Orang baik macam mana? Apa dia buta*!?
Gumamnya dalam hati, membicarakan sosok Ashkan yang dingin itu.
Siapa pula yang akan mempercayai ucapan Ashkan, saat pria itu mengatakan Axelo sebenarnya orang yang baik? Bahkan Dewa pun tak akan mempercayai semudah itu, hanya dia saja yang mungkin sudah dibuat gila oleh sosok Axelo, kakak kandung yang pendendam itu.
Sekarang dengan langkah sedih, ia berjalan mengarah ke pintu kamar, lalu akhirnya masuk juga seluruh tubuhnya ke dalam kamarnya.
Blam!
Pintu ditutup, dan kemudian dikunci oleh dua orang bodyguard bawahan Axelo.
Sempat Ashkan melirik ke arah anak tangga, tempat yang barusan di lalui Valesha untuk menuju ke kamar Valesha, sambil membersitkan senyuman kecut di bibirnya, seolah ada perasaan yang mengganggu hatinya kala itu.
Dia terlihat kuat, tapi aku sungguh tidak tahu dimana letak kekuatan itu?
Memainkan remote tv di tangan.
*Semoga kakak tidak salah memilih wanita! Dendam? Jika dia ingin membalasnya, bukankah lebih baik melakukannya saat sebelum terlambat? Atau dia sendiri yang akan mendapat kesulitan di masa depan*!
Mematikan siaran televisi, lalu bergerak bangkit ke arah kamar tempat dia tidur, dan meninggalkan semua barang-barang miliknya saat menginap di rumah Kakak kandungnya.
Cklek!
*Huhh! Kenapa aku harus hidup di antara dendam keluarga? apa aku bisa menyelamatkan gadis itu dari kakak? Atau aku lebih baik diam dan tidak mengurus masalah mereka berdua*?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
hadir kka
2023-05-23
1