chap 5

Bab 5

Pagi-pagi sekali, Bu Ismiyati sudah sibuk menyiapkan bahan makanan di dapur dan juga membersihkan rumah. Wanita paruh baya itu sudah tidak mau lagi berharap pada Tiara.

Selama beberapa hari terakhir, Bu Ismiyati yang turun tangan sendiri mengurus rumah dan juga memasak untuk putranya.

"Aku tinggal bersih-bersih dulu, deh!" gumam Bu Ismiyati sembari melirik ke arah kamar putranya yang masih tertutup rapat.

Tiara dan Dimas sepertinya masih menikmati tidur nyenyak disaat bu Ismiyati sudah sibuk memegang sapu dan centong nasi. Ibunda dari Dimas itu bergegas membereskan seluruh rumah hingga bersih dan rapi. Tak lupa ia juga memasak banyak lauk untuk Dimas setelah Bu Ismiyati berbelanja keperluan dapur di warung komplek.

Semua pekerjaan rumah sudah terurus sebelum Tiara bangun. Tidak ada cucian piring. Tidak ada pula cucian baju. Lantai sudah bersih dan semua barang-barang tertata dengan rapi. Bahkan meja makan pun sudah penuh dengan hidangan makanan untuk sarapan.

"Ini udah jam berapa, sih? Kenapa belum ada yang bangun juga?" geram Bu Ismiyati sembari melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjuk pukul 08.00 pagi.

Bagi Bu Ismiyati ini sudah kelewatan. "Udah dibiarin malah ngelunjak!" sungut Bu Ismiyati jengkel.

Namun, wanita paruh baya itu hanya memilih untuk diam. Alih-alih membangunkan, Bu Ismiyati lebih memilih untuk tidak mempedulikan. Bu Ismiyati sudah masa bodoh pada tindakan menantunya. Baginya, Tiara hanyalah menantu yang malas. Apa pun yang dilakukan oleh Tiara tidak akan bisa mengubah pandangan Bu Ismiyati yang sudah terlanjur kecewa pada menantu yang sulit dididik itu.

"Ah, bodo amat mau bangun jam berapa juga!" Bu Ismiyati pun memilih untuk bersantai sejenak dan menikmati waktunya sendiri.

Tak lama kemudian, tiba-tiba pintu kamar putranya pun terbuka dan Tiara serta Dimas keluar dari sana. Keduanya memang sengaja bangun siang, karena hari ini adalah hari libur. Tiara ingin menikmati waktu istirahatnya.

Keduanya langsung melihat keadaan rumah yang sudah bersih dan rapi. Ditambah lagi mereka juga melihat makanan yang sudah siap disantap di meja makan.

"Kenapa gak bangun sore aja sekalian?" sindir Bu Ismiyati pada Tiara.

"Enak ya bangun-bangun rumah udah bersih, tinggal duduk terus makan!" sambung wanita paruh baya itu.

Tiara yang baru saja membuka mata tentu agak terkejut mendengar perkataan sang ibu mertua. Wanita itu menangkap jelas sindiran dari Bu Ismiyati mengenai dirinya yang bangun tidur saat matahari sudah tinggi.

"M-maaf, Bu! Mumpung lagi libur, Tiara pengen istirahat," ujar Tiara dengan suara lirih.

"Ini kan hari libur, Bu? Nggak masalah dong sekali-sekali bangun siang?" imbuh Dimas.

Bu Ismiyati hanya diam dan tidak ingin memberikan tanggapan. Suasana pun menjadi canggung dan tidak nyaman.

Padahal hari ini Tiara dan Dimas berniat mengajak Bu Ismiyati untuk pergi berlibur demi memperbaiki hubungan mereka yang sempat renggang. Tapi baru bangun tidur saja mereka sudah disambut sindiran dan suasana tidak nyaman.

"Kamu buruan siap-siap! Biar aku yang ngomong sama Ibu," bisik Dimas pada Tiara.

"Bu, mumpung libur, Ibu mau nggak pergi ke tempat wisata sama kita?" ajak Dimas pada Bu Ismiyati.

Bu Ismiyati yang tadinya memasang tampang cemberut, mulai luluh begitu ia mendengar ajakan dari sang putra. "Tempat wisata? Di mana?"

"Ada banyak tempat wisata yang cocok buat piknik di sini, Bu. Ibu mau, kan? Ibu pasti bosan juga kan di rumah terus," sahut Dimas benar-benar berniat ingin menyenangkan sang ibu mengingat Bu Ismiyati lebih banyak menghabiskan waktu di rumah selama wanita paruh baya itu pindah ke Tangerang.

"Kita pergi sekarang?" tanya Bu Ismiyati dengan manik mata berbinar.

Dimas mengangguk sembari melempar senyum lebar pada Bu Ismiyati. "Iya sekarang, Bu. Ibu siap-siap, ya? Sebentar lagi kita berangkat."

Bu Ismiyati segera mempersiapkan diri sebelum berangkat piknik. Tidak hanya sekedar berganti pakaian saja, Bu Ismiyati bahkan sibuk menyiapkan bekal untuk dibawa berwisata bersama dengan putranya.

"Ibu ngapain?" tegur Dimas pada Bu Ismiyati yang tengah sibuk menyiapkan makanan dan camilan untuk dibawa pergi piknik.

"Ibu lagi siapin bekal. Ibu bawain banyak makanan buat kamu," ujar bu Ismiyati.

"Buat apa, Bu? Kita beli di jalan aja nanti. Kita bisa juga jajan di tempat wisata sekalian nyicipin makanan di sana," sahut Dimas.

"Buat apa jajan di tempat wisata? Biasanya makanannya mahal, udah gitu nggak enak. Mendingan bawa makanan sendiri. Lebih enak, lebih sehat, dan juga lebih hemat juga, kan?" cetus Bu Ismiyati tak mau mendengar perkataan Dimas.

"Tapi mendingan waktunya dipakai buat santai aja, Bu. Ngapain ibu repot-repot segala? Nanti capek duluan sebelum berangkat," sahut Dimas.

Pria itu hanya berusaha memberikan perhatian pada sang ibu. Tapi sayangnya Bu Ismiyati tetap teguh pada pendiriannya sendiri, dan tidak ingin mendengarkan saran dari sang putra.

"Kamu jangan ngandelin makanan di jalan! Kalau nanti di tempat wisata ternyata nggak ada yang jualan gimana? Kamu juga harus rajin berhemat!" omel Bu Ismiyati tak ingin kalah.

Dari kejauhan, Tiara melihat dengan jelas suaminya yang tengah beradu argumen dengan Bu Ismiyati. Wanita itu hanya bisa memaklumi dan meminta sang suami untuk mengalah.

"Udah, Mas! Biarin aja," bisik Tiara pada Dimas.

Tiara pun segera menghampiri Bu Ismiyati dan membantu ibu mertuanya itu mempersiapkan bekal. "Tiara bantuin ya Bu biar lebih cepat selesai?" tawar Tiara pada Bu Ismiyati.

Selesai mempersiapkan bekal, mereka pun segera berangkat ke lokasi tujuan wisata. Bu Ismiyati terlihat antusias sekali dalam perjalanan menuju ke tempat piknik mereka. Nampaknya sudah lama Bu Ismiyati tidak menikmati waktu santai seperti ini.

"Ternyata ada banyak tempat bagus di sini, ya?" gumam Bu Ismiyati sembari melihat tempat-tempat yang ia lewati selama dalam perjalanan.

"Iya, Bu. Maaf ya Dimas baru sempat ngajak Ibu keluar sekarang," sahut Dimas. "Ibu pasti bosen banget ya di rumah sendiri dan tiap hari cuma nungguin Dimas sama Tiara pulang kerja?"

"Nggak perlu ditanya lagi harusnya kamu juga tahu, kan? Di sini ibu nggak punya banyak kegiatan. Ibu juga nggak bisa pergi ke ladang," timpal Bu Ismiyati.

Dimas dan Tiara merasa senang sekali bisa meluangkan waktu untuk menghibur Bu Ismiyati yang kesepian. Terlebih lagi selama beberapa hari terakhir mereka juga terus berdebat hingga membuat hubungan mereka hampir renggang.

"Dimas akan lebih sering ngajak Ibu jalan-jalan keluar," ujar Dimas kemudian.

Tentu saja Bu Ismiyati menyambutnya dengan sukacita. "Ibu jadi keingat sama almarhum bapak kamu. Almarhum bapak kamu jarang banget ngajak Ibu jalan-jalan kaya gini. Padahal Ibu pengen banget sekali-sekali jalan-jalan sama bapak kamu," ungkap Bu Ismiyati mengenang sang mendiang suami.

"Ibu masih punya Dimas sama Tiara, kan? Dimas sama Tiara bakal luangin waktu lebih sering buat Ibu di hari libur dan ngajak Ibu ke banyak tempat," sahut Dimas.

****

Terpopuler

Comments

Puspa Trimulyani

Puspa Trimulyani

nah gini dong akur Bu.....kan enak....tenang.....ga kesel terus

2023-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!