chap 3

Bab 3

"Tiara, bisa nggak sih kamu bangun lebih pagi lagi?"

"Tiara, bisa nggak sih kamu masak lebih layak buat suami kamu?"

"Tiara, bisa nggak sih kamu lebih perhatian ke suami?"

Setiap harinya Tiara terus dicecar oleh sang ibu mertua. Keluhan demi keluhan yang dilayangkan oleh Bu Ismiyati perlahan membuat Tiara lelah dan muak.

"Tiara, lain kali bangun lebih pagi lagi buat cuci baju! Lihat, nih! Cucian numpuk kaya gini," omel Bu Ismiyati saat ia melihat tumpukan baju kotor yang belum dicuci oleh Tiara.

"Maaf, Bu. Nanti Tiara cuci setelah pulang kerja," ujar Tiara.

"Kalau dicuci nanti malam, terus keringnya kapan? Nggak ada panas, kan? Kalau nyuci baju tuh pagi-pagi! Mumpung panas di luar, nanti cucian cepat kering," sahut Bu Ismiyati.

"Tiara, kamu lihat celana Mas yang warna navy nggak? Kok aku cari-cari nggak ada, ya?" tanya Dimas menghampiri Tiara dan menghentikan sejenak perdebatan antara Tiara dengan sang ibu mertua.

"Nggak ada? Bukannya celana navy Mas nggak cuma ada satu," timpal Tiara mengalihkan perhatian pada sang suami.

Dimas pun mulai melirik ke arah tumpukan pakaian yang belum dicuci oleh Tiara. Sepertinya celana yang dicari oleh pria itu masih kotor dan belum dicuci oleh sang istri.

"Masa sih kotor semua? Terakhir aku pakai celananya lusa kemarin. Belum kering, ya?" tanya Dimas.

Kemarahan Bu Ismiyati pun semakin menjadi. Karena Bu Ismiyati selalu mengomentari Tiara yang tidak pernah mencuci baju, akhirnya Tiara pun berusaha mengikuti kemauan sang ibu untuk mencuci pakaian sendiri di rumah. Tapi apa daya, Tiara terlalu lelah dan sibuk sehingga wanita itu tidak bisa mencuci setiap hari dan membiarkan pakaian kotor menumpuk berhari-hari.

"Belum kering apanya? Pasti belum dicuci celananya, kan? Ini udah berapa hari, Tiara? Kapan kamu mau cuci baju? Nunggu baju suami kamu habis dulu?" omel Bu Ismiyati.

Tiara hanya bisa diam. Ia tahu memang saat ini dirinya yang bersalah. Tapi Tiara berharap ibu mertuanya dapat memahami keadaannya saat ini. Tiara sangat lelah. Tiara hanya ingin mendapatkan lebih banyak waktu untuk beristirahat.

"Udah, Bu. Nggak apa-apa. Dimas masih ada celana lain," ujar Dimas mencoba melerai sang ibu dengan istrinya.

"Celana lain? Emangnya kamu punya celana berapa? Kamu punya celana selusin? Lihat ini, pakaian kotornya aja segini banyak! Baju kamu pasti udah hampir habis, kan?"

Dimas nampak dilema. Pria itu sudah berusaha keras untuk bersikap adil dan tidak berat sebelah. Tapi sepertinya agak susah.

"Tiara cuci sekarang!" sahut Tiara segera mengambil pakaian kotor menumpuk itu dan segera mencucinya.

"Eh, Tiara! Ini udah jam berapa? nanti kamu terlambat!" cetus Dimas. "Kamu belum masak sarapan juga, kan? Mendingan kamu masak sarapan aja. Nyuci bajunya bisa nanti."

"Salah sendiri nggak mau bangun pagi! Kerjaan terus yang dijadiin alasan!" sindir Bu Ismiyati, kemudian berlalu meninggalkan Tiara.

Tiara mengepalkan tangan kuat-kuat. Ingin sekali wanita itu berteriak. Tapi Tiara Masih menghargai dan menghormati Bu Ismiyati sebagai mertuanya.

"Aku masak dulu!" ucap Tiara segera berlalu dari hadapan Dimas.

Wanita itu membuka isi kulkas dan mengeluarkan semua bahan makanan yang sudah ia beli. Dengan manik mata berkaca-kaca, Tiara masih berusaha menjalankan tugasnya dengan baik.

"Tenang, Tiara! Gimanapun juga dia ibu mertua kamu. Ibu dari suami kamu. Sabar, Tiara!" gumam Tiara mencoba menyemangati dirinya sendiri agar tidak terjatuh hanya karena kata-kata dari ibu mertuanya.

Wanita itu tidak mengeluh sedikitpun. Tiara masih tetap patuh pada Bu Ismiyati. Walaupun sebenarnya mulutnya sudah gatal ingin membela diri, tapi Tiara masih berusaha bersabar demi sang suami.

"Sarapan dulu, Mas!" ucap Tiara pada Dimas yang masih bersiap di dalam kamar.

Tak hanya menghampiri sang suami, Tiara juga mendekati ibu mertuanya dan mengajak Bu Ismiyati untuk menikmati sarapan bersama meskipun sebenarnya Tiara masih jengkel.

"Kamu udah beres masaknya? Buruan kamu siap-siap juga," sahut Dimas.

Mereka pun segera berkumpul di meja makan dan menikmati sarapan bersama. Bu Ismiyati pun mencoba membuka perbincangan untuk memecah keheningan.

"Kamu nggak jadi nyuci tadi, ya?" tanya Bu Ismiyati sembari melirik ke arah sang menantu.

"Udah, Bu! Masalah nyuci bisa diurus nanti," timpal Dimas.

Tiara hanya diam. Wanita itu juga tidak ingin memberikan banyak komentar. Terserah ibu mertuanya mau berkata apa. Yang terpenting Tiara sudah melakukan yang terbaik demi mematuhi keinginan Bu Ismiyati.

"Kamu masak apa sih ini? Asin banget!" komentar Bu Ismiyati.

Setelah membahas cucian, Bu Ismiyati kini mendapatkan bahan omelan baru. Masakan Tiara pun tidak luput dari penilaian Bu Ismiyati.

"Masa sih, Bu? Nggak terlalu asin kok," tukas Dimas.

"Yang kemarin kurang garam. Yang sekarang keasinan. Ini kan cuma makanan sederhana. Masak yang gampang kaya gini aja kamu nggak bisa?" tanya Bu Ismiyati.

Tiara sudah tidak tahan. Habis sudah kesabarannya. Wanita itu pun langsung bangkit dari meja makan dan segera berpamitan pada sang ibu mertua.

"Udah siang, Bu. Tiara berangkat dulu. Kalau memang Ibu nggak suka karena keasinan, Ibu bisa masak makanan lain!" sahut Tiara tanpa ingin meladeni sang ibu mertua.

*****

Sore harinya, begitu Tiara pulang kerja, wanita itu langsung masuk ke dalam kamar. Tiara hanya menyapa Bu Ismiyati sekenanya lalu mengajak suaminya berbincang di kamar.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, Mas!" ucap Tiara pada Dimas.

"Kamu mau bahas soal Ibu?" tanya Dimas sudah tahu mengenai apa yang akan dikatakan oleh Tiara.

"Memangnya apa lagi masalah di antara kita kalau bukan karena Ibu?"

"Masalah kamu bilang? Kamu terlalu berlebihan," tukas Dimas.

Tiara sudah tidak mau memendam unek-unek dalam dirinya. "Aku nggak tahan lagi, Mas! Mungkin menurut Mas ini sepele. Tapi nggak buat aku! Aku capek mas! Aku udah kerja, tapi aku masih dituntut buat ngurus rumah dengan sempurna! Aku cuma manusia biasa, Mas! Aku juga butuh istirahat!"

"Tolong jangan diambil hati perkataan Ibu! Kalau kamu capek, kamu bisa istirahat. Mas juga nggak pernah maksa kamu, kan?"

"Mas emang gak pernah maksa aku, tapi ibu kamu terlalu menekan aku, Mas! Aku udah nggak sanggup lagi! Badan aku remuk! Pikiran aku capek! Tapi ibu kamu nggak pernah mau ngertiin posisi aku!"

Pertengkaran pun tidak lagi terelakan. Sepertinya Tiara sudah tidak bisa lagi memberikan toleransi pada tindakan Bu Ismiyati.

"Aku sudah berusaha sebaik mungkin buat nurut. Tapi semua hal yang aku lakuin selalu dikomentari. Semua yang aku lakuin nggak pernah bisa bikin ibu kamu puas! Aku udah nggak nyaman lagi tinggal di rumah ini!"

"Jangan bilang gitu, Tiara! Aku juga nggak mungkin ngusir Ibu, kan? Tolong jangan maksa aku buat milih antara kamu sama Ibu! Aku nggak akan bisa milih satu di antara kalian," ujar Dimas. "Tolong kamu lebih bersabar lagi, ya? Lagi pula semua yang dilakukan Ibu itu juga demi kebaikan kita."

"Kurang sabar apa aku, Mas? Udah berapa kali aja aku disalahin sama ibu kamu? Udah berapa kali aja aku dikomentari sama ibu kamu? Aku selalu diam, kan? Aku selalu bersikap sopan! Tapi ibu kamu nggak pernah menghargai semua usaha aku!"

Tanpa diketahui oleh Dimas dan Tiara, ternyata Bu Ismiyati mendengar pertengkaran antara pasangan suami istri itu. Bu Ismiyati mendengar dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan oleh Tiara mengenai dirinya.

"Tolong kamu bersikap tegas, Mas! Aku udah nggak mau lagi bersabar. Kesabaranku udah habis."

****

Terpopuler

Comments

Raudatul zahra

Raudatul zahra

dikomentar sebelum nya aku berusaha buat nggak nyalahin ibu mertua... tapi di bab ini aku jadi kesel sama bu Ismiyati🤣🤣
udah siih buk,, udah nurut loh mantu nya itu.. udah nyuci baju sendiri nggak laundry. udah mask sendiri nggak beli. keasinan atau hambar dikit nggak papa kali ah.. nggak bikin ibu meninggoy mendadak juga kok.. yaa sambil minum aja bu kalau keasinan.. atau nyuap nya nasi nya dibanyakin, sayur nya dikit aja biar nggak kerasa asin nya

2023-08-24

2

Riaaimutt

Riaaimutt

kalo mau istri full beresin rumah dan melayani suami mah gampang.. tanya dulu mas suami uda mampu kan full beresin urusan keuangan..

2023-04-02

1

K-Ji Percil

K-Ji Percil

Memang begitu tiara kalau tinggal sama orang tua, nggak ada benernya, harus punya stok sabar yang buanyaaak, saking banyaknya sampai nggak tahan

2023-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!