Chapter 5

Malam semakin larut. Biasanya malam identik dengan kehingan, tapi tidak jika sedang berada di club. Dentuman alunan musik semakin keras ditambah jumlah manusia yang semakin malam semakin bertambah berdatangan untuk bersenang-senang dan melepas penat mereka setelah seharian menjalankan rutinitas masing-masing. Jika di aula dansa club malam begitu riuh oleh dentuman musik dan sorakan pengunjung yang sedang menikmati tarian dari wanita pekerja club. Berbeda, dengan di vvip room lantai atas.

Hening dan juga hawa dingin yang sedang menyelimuti, karena aura yang dipancarkan oleh ketiga pria tampan yang berada di vvip room itu. Siapa lagi kalau bukan Seok Gwan, Hwan-ki dan Seo Yoon. Mereka bertiga masih belum mendapatkan jawaban apapun dari Hyun-ri. Karena Hyun-ri memilih untuk diam dan tidak memberitahu yang sebenarnya.

"Kau akan terus diam seperti ini, Nona Han?" tanya Seo Yoon.

"Sebenarnya apa, Hyun-ri-a? Katakan." Tanya Hwan-ki dingin.

"oppa, bisakah kita tidak membahas ini lagi. Aku berkata jujur, ini karena jam tangan lama yang aku pakai. Dan menekan kuat di pergelangan tanganku hingga membekas seperti ini." jawab bohong Hyun-ri lagi.

Hyun-ri akui, ia sangat tidak pandai sekali dalam berbohong. Tapi, mau bagaimana lagi. Daripada ada perang dunia ke empat, jadi lebih baik dia tidak mengatakan yang sejujurnya.

"Kau sangat buruk dalam berbohong, Hyun-ri-a." sahut Seok Gwan dengan decihan.

"Oh.. Ayolah oppa. Aku kesini ingin minum. Jika kalian terus seperti ini, aku akan turun saja dan minum di bar lantai bawah." Ucap kesal Hyun-ri dan ia beranjak untuk berdiri namun dengan cepat di tahan oleh Hwan-ki.

"Tetap diam di tempatmu, Nona muda Han. Berani keluar dari sini, aku patahkan kakimu." Ucap geram Hwan-ki.

Hyun-ri meneguk ludahnya kasar, dan menurut pada ucapan Hwan-ki. Bukan tanpa alasan Hwan-ki mengancam Hyun-ri seperti itu. Karena dia tidak ingin saat Hyun-ri minum di bar seorang diri, jika itu terjadi maka Hyun-ri akan di goda atau malah dilecehkan dengan pria-pria bajingan dan hidung belang di club malam ini. Siapa yang tidak bakalan tergoda dengan wanita cantik dan polos seperti Hyun-ri. Apalagi jika tahu Hyun-ri minum seorang diri. Hidangan yang sempurna bagi pria bajingan dan hidungbelang yang berkeliaran di lantai bawah.

"Minumlah. Kau ingin minum kan? Kami akan menemanimu." Ucap Hwan-ki sambil menyodorkan kembali gelas yang sudah terisi anggur untuk Hyun-ri minum.

"Terimakasih oppa."

Hyun-ri pun menerimanya, dan mulai meminum kembali anggur nya. Ketiga sahabatnya juga ikut menikmati minuman berakohol mereka. Tanpa ada pembahasan tentang pergelangan tangan Hyun-ri lagi.

******

aaaaaaaaaaaa....

Prang..

Brak...

Suara riuh teriakan, pecahan dan barang-barang yang di jatuhkan ke lantai itu, terdengar disebuah kamar apartemen.

"Kau berani bermain-main dengan ku, pria brengsek bajingan..aaaaaa...!!!!" Ucap lantang seorang wanita dan berteriak penuh kekesalan dan emosi yang mengebu.

Sungguh, kamar apartemen tersebut sudah tidak seperti kamar yang dihuni. Semua barang-barang berserakan di lantai, pecehan kaca dimana-mana dan tempat tidur yang juga sudah berantakan tanpa ada seprai ataupun bantal selimut. Entah, apa yang membuat si pemilik kamar begitu marah hingga memberantakkan kamar nyamannya.

"Akan aku tunjukkan seperti apa caranya untuk bermain." Ucap si wanita pemilik kamar dengan menyunggingkan senyum tipis.

*****

Tidak ada yang bisa menebak sifat asli seseorang. Terkadang kita selalu mempercayai bahwa seorang yang kita kenal cukup dekat dan cukup lama adalah orang baik atau buruk, namun sebenarnya orang itu juga menyembunyikan sifat aslinya yang lain. Entah kapan dan waktu apa sifat asli lainnya iya munculkan dan ia perlihatkan. Yang pasti, sifat asli lainnya bisa menjadi boomereng tersendiri untuk orang-orang terdekat.

"Oppa.. Terimakasih kalian sudah menemani ku minum." Ucap Hyun-ri saat akan turun dari mobil Hwan-ki.

Jika tadi Seok Gwan yang menjemput Hyun-ri maka sekarang, Hwan-ki yang mengantar Hyun-ri untuk pulang. Hwan-ki tidak membawah mobilnya sendiri, ada supir yang menyetir untuknya, karena ia terlalu banyak minum alkohol. Mobil Hwan-ki sudah terparkir di halaman depan Mansion Hyun-ri 5 menit lalu.

"Hmm.. Turunlah, segera masuk dan istirahat ini sudah terlalu larut." sahut Hwan-ki.

Sekarang sudah terlalu larut memang, karena jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Sudah cukup terlambat untuk istirahat, tapi setidaknya Hyun-ri masih memiliki beberapa jam untuk istirahat dan menghilangkan sedikit pusingnya karena anggur yang dia minum selama di club tadi. Hyun-ri hanya meminum beberapa gelas saja, jadi tidak terlalu mabuk dan masih cukup sadar.

"Hmm.. Kau juga oppa, sampai langsunglah beristirahat. Aku turun dulu, hati-hati oppa." pamit Hyun-ri di jawab anggukan oleh Hwan-ki dan turun dari mobil.

Setelah Hyun-ri turun, supir Hwan-ki menjalankan kembali mobilnya meninggalkan halaman depan mansion. Hyun-ri belum masuk, ia masih menunggu mobil Hwan-ki meninggalkan halaman depan mansionnya lebih dulu. Setelah mobil sudah melaju ke arah pagar depan, Hyun-ri pun memasuki mansionnya.

Klekk...

Hyun-ri membuka pintu depan mansionnya, ia berjalan pelan karena mansion sudah dalam keadaan gelap. Pasti ahjumma dan maid lainnya yang sudah mematikan lampunya.

Klik..

Tiba-tiba lampu ruang tengah mansion menyala saat Hyun-ri akan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas. Hyun-ri sedikit terkejut akan lampu yang menyala tiba-tiba, ia pun membalikan badannya dan melihat sekelilingnya.

"Appa.." Panggil Hyun-ri dengan senyum dan binar mata senang melihat sosok appa yang sedang berjalan ke arahnya.

Grep...

Hyun-ri langsung memeluk sang appa erat. Hyun-ri rindu sekali dengan appa nya, sudah dua bulan lamanya ia di tinggal sang appa dan eommanya keluar negeri untuk mengurus perusahaan cabang Han.

"Putri appa yang cantik ini dari mana saja, hmm? Appa dan eomma nya pulang, malah tidak disambut." Ucap appa Hyun-ri gemas dan membalas pelukan sang putri tak kalah erat.

"Maaf appa, Hyun-ri habis bertemu dengan ketiga sahabat pria dingin Hyun-ri. Appa tahu kan siapa mereka?." jawab Hyun-ri masih memeluk sang appa.

"Hmmm... Baiklah, sekarang pergi ke kamarmu dan istirahat. Appa juga mau istirahat, kita lanjutkan mengobrolnya besok saat sarapan."

"Baik lah appa, aku kemar dulu. Appa istirahatlah." jawab dan pamit Hyun-ri sambil melepaskan pelukannya pada sang appa.

Tersenyum hangat untuk sang appa dan Hyun-ri pun menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya. Hyun-ri sudah sangat mengantuk sekali, iq tidak bisa menahan kantuknya lagi. Ia akan langsung menidurkan dirinya ke kasur empuk nan nyamannya. Tanpa membersihkan atau mengganti pakaiannya.

Brukk...

"Kenapa dia tidak jujur padaku." Ucap Hyun-ri pada diri nya sendiri saat menjatuhkan badannya di tempat tidur.

"Aku mengantuk sekali, selamat tidur Hyun-ri-a."

Hyun-ri pun langsung terlelap ke dalam tidurnya.

********

Kicau burung dengan riangnya menyambut pagi hari. Hari yang cerah untuk memulai segala aktivitas. Namun, disebuah kamar mewah bernuansa baby blue berpadu putih tulang, ada sosok wanita cantik yang masih berbalut nyaman dengan selimut tebalnya. Seolah ia tidak perduli jika sang surya sudah menyapa dari balik tirai kamarnya. Siapa lagi, kalau bukan Han Hyun-ri. Dia masih terlalu malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Iya semakin menenggelamkan dirinya dalam selimutnya saat mendengar suara ketukan pintu kamarnya.

Ceklek..

Suara ketukan pintu berubah menjadi suara pintu terbuka. Samar-samar Hyun-ri mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Namun, Hyun-ri masih enggan untuk membuka matanya dan masih menyembunyikan dirinya di balik selimut tebalnya.

"Hyun-ri-a... Bangun sayang? Kau tidak ingin pergi ke kantor?" ucap seorang wanita begitu lembut saat sudah duduk di tepi tempat tidur Hyun-ri, sambil mengelus permukaan selimut yang menutupi kepala Hyun-ri.

Hyun-ri yang mengenali suara itupun langsung membuka matanya dan menyikap selimutnya. Saat ia melihat seseorang yang membangunkannya, Hyun-ri langsung di sambut senyum hangat yang sangat cantik sekali bagi Hyun-ri. Wajah yang teduh, senyum yang hangat dan mata yang memancarkan segala rasa cinta dan kasih sayang. Hyun-ri sangat menyukai itu.

"Eomma.." Panggil lirih Hyun-ri dengan suara khas bangun tidurnya.

"Hmm.. Ini eomma. Kau tidak mau bangun sayang?"

Seseorang itu adalah eomma Hyun-ri. Han Sora, wanita yang berumur hampir kepala lima istri dari Han Jong-un appa Hyun-ri. Walau, umurnya sudah hampir menginjak kepala lima, Han Sora masih terlihat awet muda dan cantik. Sora adalah sosok ibu yang baik, penuh kasih sayang dan kehangatan.

"Eomma.. Hyun-ri sangat merindukan eomma." Ucap Hyun-ri sambil memeluk sang eomma.

"Hmm.. Eomma juga merindukan Hyun-ri. Maaf karena meninggalkanmu terlalu lama sayang." Jawab Sora sambil membalas pelukan putrinya.

"Tidak apa eomma. Ahjumma, maid dan ketiga sahabat tampanku itu selalu menjagaku dengan baik."

"Begitukah? Bagus kalau begitu. Anak eomma jadi tidak merasa kesepian."

"Eomma.. Aku merindukanmu." Ucap manja Hyun-ri dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Apa putri appa, tidak merindukan appa nya juga?" sahut tiba-tiba Han Jong-un appa Hyun-ri.

"Appa.." Teriak Hyun-ri melingking sesaat setelah melepaskan pelukan dari sang eomma.

"Putri appa tidak pernah berubah. Selamat pagi sayang." Ucap Jong-un sambil memeluk hangat sang putri.

"Selamat pagi juga appa."

"Sudah.. Ayo kita turun dan sarapan. Hwan-ki sudah menunggu di bawah." Ucap Sora menghentikan anak dan appa nya yang tengah melepas rindu.

"Ah.. Eomma mu benar. Cepat mandi dan turun, Hwan-ki sudah menunggu dari tadi di bawah untuk sarapan bersama."

"Hwan-ki oppa? Dia disini? Dari tadi? Dan akan ikut sarapan bersama kita?" tanya beruntun dari Hyun-ri.

"Iya sayang. Sudah cepat mandi. Eomma dan appa tunggu di ruang makan." Ucap Sora.

"Ayo Yeobo." ajak Sora pada sang suami. Jong-un pun mengangguk dan ikut keluar bersama sang istri. Meninggalkan Hyun-ri dengan wajah bingungnya.

"Kenapa Hwan-ki oppa kesini pagi-pagi? Apa ada yang ingin dia beritahu? Atau dia masih ingin bertanya tentang pergelangan tanganku yang memerah memar ini?" Ucap Hyun-ri sambil memandang pergelangan tangan kirinya dan pertanyaan tentang kedatangan Hwan-ki ke mansionnya pagi-pagi.

*****

"Jong-un appa.. Bagaimana perusahaan cabang yang bermasalah? Apa sudah sepenuhnya membaik?" tanya Hwan-ki memulai obralan saat ia dan Jong-un sudah berada di meja makan, menunggu Hyun-ri untuk sarapan bersama.

"Ya. Semuanya sudah appa selesaikan, walaupun membutuhkan waktu lama." Jawab Jong-un.

Hwan-ki memang memanggil Jong-un dengan sebutan appa juga, seperti Hyun-ri. Bukan hanya Hwan-ki saja yang memanggil Jong-un dengan sebutan appa. Seok Gwan dan Seo Yoon pun juga sama. Mereka semua memanggil para orang tua dari masing-masing mereka berempat dengan sebutan appa dan eomma. Karena, memang mereka semua sangat dekat sudah seperti keluarga.

"Kau sudah bekerja keras, appa. Tidak heran, bisnis appa selalu sukses besar."

"Kau pun juga sama Hwan-ki-a.. Appa dengar kau membangun resort baru di jeju? Sudah sampai tahap mana?"

"Baru 75% appa. Aku pikir akan sangat menguntungkan jika aku membangun resort disana."

"Tentu saja. Disana adalah tempat yang menjanjikan. Bagus kau punya pemikiran untuk membangun resort di negara sendiri."

"Apa kita akan sarapan dengan obrolan tentang bisnis dan pekerjaan?" Sahut tiba-tiba Hyun-ri yang baru saja memasuki ruang makan.

"Kau sudah turun sayang. Duduklah." Ucap Jong-un.

Hyun-ri pun mengangguk dan langsung mengambil tempat duduk disamping kiri kursi sang eomma.

"Eomma dimana?" Tanya Hyun-ri saat tidak melihat sang eomma di ruang makan.

"Eomma masih di dapur membantu ahjumma, sebentar lagi juga akan bergabung." Jawab Jong-un.

"Hmm.. Dan kau oppa? Kenapa pagi-pagi kau sudah muncul disini? Apa kau cukup istirahat setelah mengantarku pulang semalam?" Tanya Hyun-ri sambil menatap Hwan-ki penuh pertanyaan.

"Aku khawatir kau mual saat pagi. Karena, semalam kau menghabiskan tiga gelas anggur. Jadi, aku kesini untuk melihat keadaanmu. Dan aku juga tidak tahu kalau appa dan eomma sudah pulang. Kalau tahu appa dan eomma sudah pulang, aku tidak akan repot datang kesini." Jawab tenang Hwan-ki sambil meminum kopi yang telah disiapkan Sora.

Hyun-ri mendengus kasar mendengar ucapan terakhir Hwan-ki. Siapa juga yang menyuruhnya untuk repot-repot kesini, ia bisa meminta bantuan ahjumma untuk mengurusnya jika ia mual di pagi hari. Lagian tiga gelas tidak terlalu banyak hingga membuat nya mual dipagi hari. Dan kalau Hyun-ri ingat. Anggur yang ia minum semalam memiliki kadar alkohol yang rendah, bahkan Hyun-ri hanya sedikit merasa pusing tidak sampai kehilangan kesadaran juga. Hwan-ki terlalu berlebihan. Pikir kesal Hyun-ri.

"Dan Hwan-ki membawahkan sup pengar untuk mu, sayang." Sahut tiba-tiba Sora datang dari arah dapur. Dan meletakkan semangkuk sup pengar dari Hwan-ki.

"Sup pengar?" tanya Hyun-ri seolah tidak percaya.

"Iya, Hwan-ki yang membawakan tadi." Sahut Jong-un membenarkan.

"Benarkah? Terimakasih oppa. Maaf merepotkanmu lagi." Ucap Hyun-ri sedikit tidak enak hati.

"Tidak apa. Makanlah dan setelah itu kita pergi." Jawab Hwan-ki.

"Pergi? Kemana?" tanya Hyun-ri.

"Taman Hiburan."

*****

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

iklan meluncur.

2023-04-15

1

vevel

vevel

semangat update kakak🤗💪🏻

2023-04-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!