Senang rasa nya jika memiliki sahabat dekat, yang selalu ada, yang selalu mendukung, dan selalu menjaga satu sama lain. Begitu manis sekali bukan hubungan persahabatan itu. Namun, bagaimana jika memiliki sahabat yang begitu dingin seperti Seok Gwan, sahabat Hyun-ri. Apa masih bisa dibilang manis? Jika sahabatnya bermuka dingin dan datar seperti. Jawabannya tentu saja manis, bahkan sangat manis. Jika tidak, tidak mungkin kan persahabatan Hyun-ri dan Seok Gwan masih berjalan hingga mereka dewasa dan telah mampu untuk memimpi perusahaan keluarga mereka. Entah, manis seperti apa yang dirasakan Hyun-ri saat bersahabat dengan Seok Gwan hingga sekarang.
1jam telah berlalu, dan kini mobil mewah yang dikendarai Seok Gwan telah memasuki area mansionnya. Mansion Seok Gwan dan Hyun-ri tidak jauh berbeda. Sama-sama mewah dan juga sama-sama memiliki hutan buatan juga. Tapi, hutan buatan di mansion Seok Gwan jauh lebih luas dari hutan buatan di mansion Hyun-ri. Karena, mansion Seok Gwan berada di pinggiran Kota. Bahkan jauh lebih asri dan sedikit jauh dari lingkungan penduduk sekitar pinggiran kota.
"Wah.. padahal aku tidak kesini baru 1bulan lama nya. Tapi lihat oppa, tukang kebun dirumah mu sangat merawat pekerangan mansionmu dengan baik." Ucap Hyun-ri kagum karena keasrian area Mansion Seok Gwan.
"Tentu saja, aku membayar mereka mahal. Jadi, mereka harus bekerja dengan baik. Turun lah." Jawab Seok Gwan dan turun dari mobil.
"Ya, kau sangat kaya raya oppa, hingga mampu membayar mahal pekerjamu." sahut Hyun-ri saat sudah turun dari mobil dan berjalan beriringan dengan Seok Gwan.
"Kau juga kaya, jika kau lupa." ucap Seok Gwan mengingatkan.
"Tidak.. Aku belum kaya. maid dan pekerja di mansion appa yang membayar mereka. Bukan aku oppa." Jelas Hyun-ri.
"Terserah kau saja, nona muda Han." Sahut Seok Gwan jengah.
Ya, begitulah Hyun-ri. Selalu hidup dengan kesederhanaannya, seolah lupa jika dia anak orang kaya, seorang pewaris dan CEO di Han Group. Perusahaan yang ia pimpin.
"Duduk lah, aku ke atas dulu untuk menggantikan pakaianku." Ucap Seok Gwan, dan langsung berjalan pergi meninggalkan Hyun-ri di ruang tengah mansionnya.
"Dasar Es berjalan." Ucap Hyun-ri dengan memanyunkan bibirnya dan mendudukan dirinya di sofa.
"Nona muda Han, anda datang?" Ucap salah maid menghampiri Hyun-ri.
"Iya, baru saja tiba." Jawab ramah Hyun-ri.
"Mau saya buatkan minuman nona muda?"
"Hmm, seperti biasanya saja. Milkshake coklat." Jawab Hyun-ri dengan binar mata senang.
"Akan saya buatkan nona muda, saya permisi ke dapur dulu." Pamit sopan maid.
"Iya silahkan."
*******
*_*
"Kau dimana?" ucap Seok Gwan pada seseorang di sambungan telfon.
"Kau sehat? Kau bertanya kepada ku sedang dimana dijam ini?" sahut seseorang di sambungan telfon dengan decihan.
"Tentu saja aku di kantor. Memang dimana lagi." lanjut nya.
"Nanti siang ayo makan bersama"
"Nanti siang? Kau sudah kembali dari paris? Kapan kau sampai?"
"Tadi pagi. Nanti akan aku kirim tempat kita makan siang, ajak dia juga. Hyun-ri dan Gun-yo juga akan ikut." Jawab Seok Gwan dengan menyungginkan senyum. Walaupun orang yang disambungan telfonnya tidak dapat melihatnya.
"Gun-yo ya? Wah... Seperti nya akan seru.. Baiklah kabari aku dimana tempatnya nanti. Dan aku juga akan mengajaknya." sahut seseorang disambungan telfon.
*_*
Setelah mendengar jawaban dari seseorang yang tengah ia hubungi, Seok Gwan pun mematikan panggilannya sepihak tanpa mengucapkan apapun. Ingat Seok Gwan adalah pria dingin. Menaruh ponselnya di meja nakas di dekat ia berdiri, di pintu Balkon dan berjalan masuk ke arah kamar mandi untuk membersihan diri dan mengganti pakaiannya.
******
"Kenapa dia lama sekali di kamarnya. Aku bosan menunggunya." ucap Hyun-ri dengan dengusan kasar.
Sudah hampir satu jam Hyun-ri menunggu Seok Gwan untuk turun dari lantai atas kamarnya. Bahkan, milkshake yang dibuatkan maid tadi sudah tandas tidak tersisa. Dan Seok Gwan, masih tenang di dalam kamarnya.
"Apa dia tertidur? Waahh.. Keterlaluan sekali dia jika dia mengajakku kesini dan berakhir dia tinggal tidur nyenyak di kamarnya." Ucap Hyun-ri kesal.
"Akan aku gulingkan dia dari tempat tidur nyamannya itu. Berani sekali mengerjaiku dan mengabaikanku seperti ini." Ucap Hyun-ri kembali.
Hyun-ri pun beranjak dari duduknya dan berjalan dengan menghentakkan kakinya kesal ke arah tangga untuk naik kelantai atas tempat kamar Seok Gwan berada. Hyun-ri sudah bertekad, dia akan memberi pelajaran ke Seok Gwan karena meninggalkannya begitu saja di lantai bawah ruang tengah mansionnya.
Ceklek..
Tanpa mengetuk pintu atau apapun, Hyun-ri langsung membuka kasar pintu kamar Seok Gwan. Jangan tanya, bagaimana bisa Hyun-ri tahu letak kamar Seok Gwan. Karena Hyun-ri memang sangat tahu dan hafal setiap ruang yang berada di mansion Seok Gwan. Dan, betapa tercengangnya Hyun-ri setelah membuka pintu kamar Seok Gwan.
"aaaaaaaahhhhhhhhhh..."
Blaammm....
Setelah berteriak kencang Hyun-ri langsung menutup pintu kamar Seok Gwan dengan keras. Dengan wajah memerah bak kepiting rebus, Hyun-ri langsung berlari menuruni tangga. Dia langsung menuju dapur, mengambil gelas kosong dan membuka kulkas untuk mencari air.
"Nona muda Han, anda kenapa? Anda baik-baik saja?" tanya maid yang berada di dapur saat melihat Hyun-ri minum air dengan tergesa dan langsung menghabiskan nya dalam sekali teguk.
"Kau nakal sekali, Hyun-ri-a..."
Uhuk..uhuk...
Hyun-ri terbatuk-batuk tersedak, bukan karena air yang baru saja ia habiskan dalam sekali teguk tadi. Melainkan dia tersedak air liurnya sendiri. Dia sedikit terkejut karena ucapan tiba-tiba Seok Gwan. Bahkan, Hyun-ri sekarang bisa merasakan bahwa pipinya terasa panas. Bisa Hyun-ri pastikan, pipinya pasti sangat merah merona sekarang.
"Ak-aku.. Aku tidak nakal.." Jawab Hyun-ri dengan gugup dan tetap membelakangi Seok Gwan yang berdiri di ambang pintu dapur.
"Dasar masih bocah. Kenapa kau memunggungiku? Kemarilah. Kau ingin berada di dapur terus?" Ucap Seok Gwan dengan jengah.
"Tu-tunggu aku di ruang tengah. Aku.. Aku masih ingin minum dulu."
"Terserah kau saja." jawab Seok Gwan dan berjalan pergi meninggalkan area dapur.
Hufftt...
Helaan nafas lega Hyun-ri hembuskan. Dia akan berdiam didapur dulu, sampai pipinya tidak memerah lagi. Sungguh, dada Hyun-ri bahkan berdegup kencang setelah dia membuka paksa pintu kamar Seok Gwan.
"Haish... Kau terlalu lancang Hyun-ri-a.." ucap lirih Hyun-ri sambil memegang dadanya.
"Nona muda Han, anda baik-baik sajakan?" tanya maid yang sedari tadi masih di dapur dan melihat interaksi antara Hyun-ri dan Seok Gwan saat di dapur.
"aahh iya.. Aku baik-baik saja.. Bisa tinggalkan aku sendiri dulu, disini?" jawab Hyun-ri dengan mengatur nafas untuk tetap tenang.
"Baik Nona, jika butuh sesuatu. Nona bisa panggil saya."
"hmm tentu."
Maid tadipun meninggalkan Hyun-ri di dapur seorang diri. Hyun-ri kembali mengisi gelas di hadapannya dengan air lagi. Dia meminum airnya dengan pelan dan menetralkan degup jantungnya. Beberapa saat kemudian, degup jantungnya berangsur normal kembali dan rona merah dipipinya pun sudah kembali dengan warna kulit wajah putih yang di miliki Hyun-ri.
Dengan langkah pelan dan mengatur nafasnya, Hyun-ri berjalan keluar dari dapur dan menuju ke ruang tengah. Di ruang tengah sudah ada Seok Gwan yang duduk di tengah sofa panjang dengan tablet berada di tangannya. Seok Gwan sangat fokus pada tabletnya hingga tidak menyadari kedatangan Hyun-ri. Dengan perlahan Hyun-ri duduk di ujung sofa yang sama dengan Seok Gwan.
"Kau menghabiskan air di dapurku? Kenapa kau lama sekali berada didapur?" ucap Seok Gwan saat menyadari pergerakan Hyun-ri saat duduk di ujung sofa.
"Dan... Kenapa kau duduk jauh sekali? Tidak biasanya?" tanya Seok Gwan dengan menaikan sedikit alisnya.
"Aku tidak ingin menganggumu oppa. Sepertinya kau sedang ada kerjaan, hingga kau begitu fokus pada tab mu." Jawab Hyun-ri tenang.
"Begitukah? Bukan karena kau habis melihatku bertelanjang dadakan? Ap..."
"Berhenti berbicara oppa. Hentikan. Kau menyebalkan. Sangat menyebalkan." potong Hyun-ri dengan nada kesal dan pipi kembali merona.
"Lihat.. Pipimu merona Hyun-ri-a." Ejek Seok Gwan saat melihat rona merah pada pipi Hyun-ri.
"Kau menyebalkan. Aku akan kembali ke kantor." ucap Hyun-ri dan langsung beranjak berdiri.
Grep..
"Kau mau kemana? Kita akan makan siang bersama jadi kau akan pergi bersama ku, Hyun-ri-a." tanya Seok Gwan dengan menahan pergelangan tangan Hyun-ri agar tidak pergi meninggalkan mansionnya.
"Kalau begitu, berhentilah meledekku oppa. Aku tidak sengaja membuka pintu kamarmu tanpa mengetuk. Aku pikir kau tertidur, ja..."
"Aku mengerti, sudahlah. Kau banyak omong sekali." potong Seok Gwan dan menarik Hyun-ri duduk kembali tepat disampingnya.
Hyun-ri pun hanya menurut dan duduk manis di samping Seok Gwan, yang mulai fokus kembali pada tabnya. Seok Gwan memang pria yang gila kerja, dia tidak perduli walau dia sedang di mansionnya atau dimana pun. Dia akan tetap mengurus pekerjaannya, walau pun dia tidak sedang berada di kantornya. Dan Hyun-ri sudah biasa melihat pemandangan itu.
"Oppa.. Bisakah kau membiarkanku pergi berdua saja denga Gun-yo Oppa?" Ucap Hyun-ri dengan pelan dan hati-hati. Seolah sedang meminta izin ke orangtuanya.
"Tidak." Jawab singkat Seok Gwan.
"Kita bisa pergi makan bersama lain kali, oppa..hum.. Aku mohon, kali ini biarkan aku pergi berdua saja dengan Gun-yo oppa..huh.. aku mohon.." ucap memalas Hyun-ri dan memasang wajah imutnya untuk membujuk sahabatnya itu.
Seok Gwan yang sedari tadi fokus pada tab di tangannya itupun, langsung menolehkan kepalanya mengahadap wajah Hyun-ri dengan memasang senyum dipaksakan.
"TIDAK." Jawab Seok Gwan dengan penuh penekanan. Menandakan dia tidak ingin di bantah lagi.
Hyun-ri pun mendengus kesal. Sudah bisa Hyun-ri tebak, jika jawaban Seok Gwan tetap tidak. Walaupun dia telah merayunya sekalipun. Senyuman paksa yang Seok Gwan tunjukan itu, sudah menjadi tanda kalau dia tidak ingin di bantah dan tidak ingin membicarakannya kembali.
"Lalu, kau mengajaku ke mansion untuk apa, oppa?" tanya Hyun-ri jengah.
"Menemaniku."
"Kau bercanda oppa? Wah.. Kau benar-benar membuat ku kesal oppa."
"Aku tidak melihatmu selama sebulan. Apa salah aku minta di temani sahabatku sendiri?"
"Terserah kau saja oppa." Jawab Hyun-ri jengah, dengan muka tertekuk dan menyandarkan punggungnya ke sofa dengan bersendekap dada.
******
Tok..tok..
"Masuk.." sahut seseorang yang pintu ruangannya diketuk.
Ceklek..
"Kau masih belum menyelesaikan pekerjaanmu?" tanya seseorang yang baru saja memasuki ruangan.
"Kau datang kesini?"
"Ya, akan lebih baik kita berangkat bersama. Apa Seok Gwan sudah mengirim alamat restorannya?"
"Belum. Mungkin sebentar lagi."
"Aku tidak menyangka, Hyun-ri kita masih berhubungan dengan Gun-yo.. Gun-yo itu."
"Ya, akupun juga begitu. Tapi tidak heran, bukankah dulu, Hyun-ri pernah bercerita ke kita kalau dia menyukai Gun-yo."
"Ahh kau benar. Tapi, kita tidak bisa biarkan si Gun-yo brengsek itu untuk terus dekat dengan, Hyun-ri kan."
"Iya.. Maka dari itu kita buat si Gun-yo itu. Menjauhi Hyun-ri mulai hari ini." jawab si pemilik ruangan.
"Tentu saja."
******
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, sudah masuk jam untuk makan siang. Hyun-ri dan Seok Gwan pun sudah berada dijalan menuju restoran tempat Hyun-ri dan Gun-yo untuk bertemu dan makan siang bersama.
"Apa kau bilang ke Gun-yo, kalau aku juga ikut bersamamu?" tanya Seok Gwan memulai obralan saat hanya hening yang terjadi di dalam mobilnya.
"Tidak. Aku belum memberitahunya. Nanti saja, saat di restoran." jawab Hyun-ri lesu.
"Hyun-ri-a.."
"Hmmm"
"Kau masih menyukai Gun-yo?"
*****
Restoran Lily...
Disebuah ruangan VVIP, sedang duduk seorang pria tampan sedang membolak balikan buku menu. Dia adalah Gun-yo, Lee Gun-yo. Pria tampan, tinggi dan seorang pembisnis muda. Dia adalah pria yang disukai Hyun-ri sejak di bangku kuliah. Ya, Gun-Yo dan Hyun-ri berada di fakultas yang sama tapi berbeda tingkat semester. Hyun-ri mengenal Gun-yo saat mengikuti perkumpulan mahasiswa dan mahasiswi sefakultas. Mulai dari situlah mereka dekat dan menjadi teman. Dan Hyun-ri diam-diam menyukai Gun-yo walaupun Gun-yo adalah pria yang dingin tapi Gun-yo sangat perhatian sekali dengan Hyun-ri dan selalu melakukan hal manis kepada Hyun-ri. Dari situlah benih-benih suka untuk Gun-yo mulai tumbuh bahkan mungkin sampai sekarang. Mungkin...
Ceklek..
Suara pintu terbuka. Gun-yo pun mengalihkan atensinya ke arah pintu, dan melihat sosok wanita cantik yang sedari tadi dia tunggu. Dengan senyum tipis Gun-yo berdiri dari duduknya untuk menyambut Hyun-ri.
"Kau sudah datang?" Ucapnya sambil berjalan mendekati Hyun-ri. Baru tiga langkah, dia pun menghentikan langkahnya saat melihat sosok yang berjalan masuk dari belakang punggung Hyun-ri.
"Apa kabar Gun-yo-ssi? Sudah lama tidak bertemu." sapa Seok Gwan yang baru saja menyusul Hyun-ri memasuki ruangan.
"Kenapa dia disini? Kau mengajaknya, Hyun-ri-a?" tanya Gun-yo pada Hyun-ri dan mengabaikan Seok Gwan.
"Maaf, oppa. Seok Gwan oppa memaksa untuk ikut. Dan kau ta.."
"Apa aku menganggu rencanamu, Gun-yo-ssi?" Tanya Seok Gwan pada Gun-yo dan sela Seok Gwan saat Hyun-ri mau menjelaskan
"Oppa. Kenapa kau menyela ucapanku?" ucap Hyun-ri dengan sedikit kesal.
"Aku masih bertanya ke Hyun-ri. Bis.."
"Apa kami terlambat? Maaf jika kami datang sedikit terlambat." Ucap tiba-tiba seseorang memotong ucapan Gun-yo saat memasuki ruangan.
"Opp..oppa.. Kalian?" Ucap Hyun-ri dengan wajah tercengangnya saat melihat kedua orang yang tiba-tiba masuk.
"Kenapa kalian juga datang kesini?" tanya Gun-yo dengan geram. Seok Gwan dan kedua orang yang tiba-tiba datang telah merusak acaranya untuk makan siang berdua dengan Hyun-ri.
"Tentu saja bergabung untuk makan siang." Ucap salah seorang yang datang tiba-tiba.
"Aku tidak mengundang kalian. Aku hanya mengundang Hyun-ri untuk makan siang bersama." Jawab Gun-yo dengan nada dingin.
"Bisa kita hentikan perdebatan ini? Aku sudah lapar. Dan kau Gun-yo, jika kau tidak ingin kita bergabung disini. Maka kita akan pergi." Sahut Seok Gwan dingin.
"Bersama dengan Hyun-ri juga." lanjut Seok Gwan saat Gun-yo mau menjawab ucapannya.
"Oppa, kenapa kalian seperti ini? Gun-yo oppa, aku benar-benar minta maaf. Ak.."
"Sudahlah." potong Gun-yo sebelum Hyun-ri melanjutkan ucapannya.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪ˢ⍣⃟ₛ
wkwk ngakak, bisa aja ya nih sultan
2023-05-07
0