Chapter 4

Malam penuh bintang sedang menyambut sang bulan yang bersinar dengan terangnya. Setelah pagi kota diguyur hujan dan matahari tertutup mendung, sekarang giliran bintang-bintang dan bulan yang bersinar terang untuk menghiasi langit malam tanpa ada awan mendung dan rintik hujan yang menguyur. Cuaca terang dimalam hari sangat menenangkan. Dan cocok untuk menghabiskan waktu diluar ruangan atau pun di dalam ruangan.

Seperti ketiga pria tampan ini, mereka sekarang sedang berada di salah satu club malam untuk kalangan teratas. Ketiga pria tersebut berada di lantai atas ruang VVIP. Di temani dengan beberapa botol anggur, wine dan juga camilan untuk menemani mereka minum. Apa kalian pikir mereka tidak ditemani para wanita? Tentu saja mereka ditemani dengan para wanita pekerja Club, yang sedang tergila-gila akan ketampanan ketiga pria yang menyewa mereka. Tapi...

"Singkarkan tanganmu dari tubuhku." ucap dingin Seok Gwan ketika wanita pekerja club malam mulai meraba dada bidangnya.

"Kenapa? Kau sangat tampan sekali tuan. Aku akan menemani mu untuk menghabiskan malam panas denganmu." Goda si wanita.

"Kau pikir aku mau menghabiskan malam dengan mu. Pergilah.. Aku tidak bernafsu denganmu." Usir Seok Gwan dingin.

Sang wanita pekerja club pun kesal mendengar ucapan Seok Gwan, ia berdiri dari duduk nya dan melangkah keluar dari ruang vvip club tersebut.

"Kalian juga pergilah. Kami disini hanya ingin minum bukan bermain dengan wanita seperti kalian." Ucap Seo Yoon dingin pada kedua wanita pekerja club yang masih duduk bergeleyot manja di lengan Seo Yoon dan Hwan-ki.

Kedua wanita tersebut pun juga kesal dan memilih meninggalkan ruang vvip yang telah di pesan oleh Hwan-ki. Mereka sengaja menghabiskan waktu di club malam, karena mereka sedang pusing memikirkan untuk membujuk Hyun-ri mereka, agar tidak lagi mengabaikan dan marah kepada mereka. Bagi mereka Hyun-ri adalah sahabat yang sangat mereka sayangi. Mereka tidak suka melihat Hyun-ri sedih, marah atau kecewa. Jadi, mereka harus bisa membujuk Hyun-ri. Bagaimanapun caranya, asal tidak menyuruh mereka meminta maaf atau membawah si sumber masalah, Gun-yo.

"Aku menyuruhmu untuk menyewa tempat di Club untuk minum bersama dan mencari cara untuk membujuk Hyun-ri, bukan malah menyewa ****** juga." Ucap dingin Seok Gwan.

"Mana aku tahu kalau sipemilik club juga menyediakan ****** untuk kita." Jawab Hwan-ki dingin.

"Sudahlah.. Mereka sudah pergi. Sekarang pikirkan, rencana apa yang harus kita buat untuk membujuk Hyun-ri agar tidak marah dan tidak mengabaikan kita lagi." Sahut Seo Yoon menengahi.

Seketika ketiga pria tampan itupun terdiam saling bergelut dengan pikirannya masing-masing. Sungguh, membujuk Hyun-ri yang sedang marah atau kesal sangat lah tidak mudah. Jika, Hyun-ri benar-benar marah. Maka seperti ini lah yang terjadi, dia tidak akan mau menemui atau berbicara pada mereka bertiga.

"Apa kita ajak Hyun-ri berlibur ke luar negeri?" Saran Hwan-ki.

"Aku tidak bisa ikut jika harus ke luar negeri. Kerjaan ku yang disini sudah menumpuk dan harus segera aku selesaikan." sahut Seok Gwan.

"Kita bisa pergi tanpamu. Benarkan, Hwan?" sahut Seo Yoon.

"Kau mau aku mematahkan kaki mu, sebelum kalian berangkat berlibur ke luar negeri. Seo Yoon-a?" Tanya dingin Seok Gwan dengan senyum menyeringai. Seo Yoon hanya menaikan kedua bahu nya acuh.

"Kau seperti tidak mengenal Seok Gwan saja, Seo Yoon-a. Dia tidak akan membiarkan kita membawah Hyun-ri liburan tanpa nya. Itu sudah jadi titahnya sejak kita kanak-kanak dulu." Sahut Hwan-ki mengingatkan.

"Hah, ya aku ingat. Lalu, bagaimana lagi cara nya membujuk Hyun-ri?" Jawab dan tanya Seo Yoon.

Lagi dan lagi, mereka bertiga pun kompak diam kembali. Entah, cara seperti apa yang mampu membujuk sahabat sedari kecilnya itu. Agar berhenti marah dan kembali mau berkumpul dan berbicara kepada mereka. Dan...

"Taman Hiburan." ucap dingin ketiga nya secara bersamaan. Setelah mengucapkan itu mereka langsung bersulang dan meminum anggur yang sudah tertuang di gelas masing-masing. Kompak sekali bukan, ketiga sahabat ini. Mereka seolah mampu bertelepati dengan satu sama yang lain, hingga memiliki ide yang sama.

*****

"Lihat siapa yang datang." Ucap seorang wanita menghampiri meja Hyun-ri dan Gun-yo.

"Kau.." Ucap Gun-yo saat melihat si wanita yang menghampiri meja mereka.

Gun-yo pun beranjak dari duduknya untuk menghadap si wanita yang tiba-tiba saja datang entah dari mana. Yang jelas dan terlihat, raut muka Gun-yo sedikit tidak suka karena kehadiran tiba-tiba si wanita.

"Iya oppa, ini aku. Kau bilang padaku sedang sibuk, tapi malah pergi makan malam bersama wanita lain." Ucap sang wanita dan menatap ke arah Hyun-ri yang masih duduk di kursinya.

"Maaf, anda siapa? Oppa kau mengenalnya?" Sahut dan tanya Hyun-ri, lalu ikut berdiri dari duduknya.

"Aku ad..."

"Hyun-ri-a, ayo kita pergi dari sini." Ucap dingin Gun-yo dengan cepat saat si wanita ingin memperkenalkan dirinya. Dan dengan cepat menarik kasar pergelangan tangan kiri Hyun-ri untuk keluar dari Restauran tersebut.

"Ah.. Kau sedang ingin bermain-main rupanya, Gun-yo oppa." Ucap sang wanita dengan menyunggingkan senyum, saat melihat Gun-yo menarik kasar Hyun-ri dan berjalan meninggalkan area Restauran.

******

Akh....

Ringis Hyun-ri saat Gun-yo masih menarik dan mencengkeram kuat tanganya. Hyun-ri bahkan susah menyamakan langkahnya dengan langkah lebar Gun-yo yang cepat. Entah, apa yang sebenarnya terjadi dan siapa wanita tadi. Berbagai pertanyaan bermunculan di kepala Hyun-ri.

"Akh.. Oppa. Kau menyakiti ku." Ucap Hyun-ri ketika sudah tidak bisa menahan sakit pergelangan tangannya.

Gun-yo yang mendengar ringisan kesakitan Hyun-ri itupun langsung menghentikan langkahnya dan melihat tangannya yang mencengkeram kuat pergelangan tangan Hyun-ri. Dengan cepat Gun-yo pun langsung melepaskan cengkeramannya pada pergelangan tangan Hyun-ri.

"Hyun-...Hyun-ri-a.. Ma-maafkan aku, aku tidak sengaja sudah menyakitimu." Ucap Gun-yo dengan nada bersalahnya dan mengelus pelan pergelangan tangan Hyun-ri.

"Ti-tidak apa, oppa. Aku mengerti, kau pasti tidak sengaja saat menarik tanganku tadi." Ucap Hyun-ri dengan tenang dan tersenyum hangat pada Gun-yo.

Gun-yo pun hanya mengangguk pelan dan membalas senyum hangat Hyun-ri. Betapa pengertiannya sekali Hyun-ri itu. Hingga memaklumi perbuatan Gun-yo yang telah membuat pergelangan tanganya sedikit memerah.

"Hyun-ri-a. Sepertinya kita tidak bisa makan malam bersama. Apa tidak apa, jika aku mengantarmu pulang sekarang?" Ucap Gun-yo dengan lembut dan menggenggam kedua tangan Hyun-ri.

"Tidak apa, Oppa. Kau bisa mengantarku pulang sekarang." Jawab Hyun-ri dengan tersenyum hangat.

"Terimakasih Hyun-ri-a, kau sangat pengertian. Maaf, tapi lain kali kita akan pergi makan bersama lagi. Ayo." Ucap dan ajak Gun-yo. Ia pun menautkan jemari tangannya dengan jemari tangan Hyun-ri dan berjalan menuju mobil.

*****

Hyun-ri sudah sampai di mansion, ia berjalan lesu menaiki anak tangga menuju lantai atas dimana kamar nya berada. Membuka pintu kamar perlahan berjalan lesu ke arah tempat tidur king size nya dan menjatuhkan diri ke kasur nya.

Huft....

Helaan nafas kasar, keluar dari bilah bibir Hyun-ri. Entah, apa yang sedang terjadi hari ini. Ia pikir rencana makan bersama dengan Gun-yo tidak akan gagal lagi, ternyata gagal lagi. Bukan ketiga sahabatnya yang mengusiknya, melainkan seorang wanita ya tidak ia kenal siapa. Namun, sepertinya Gun-yo sangat mengenal dekat si wanita. Apa dia kekasihnya? Orang terdekatnya? Atau mantan? Saudara?. Pertanyaan itu terus berputar dikepala Hyun-ri. Ia ingin bertanya langsung kepada Gun-yo, tapi ia tidak berani untuk bertanya. Melihat raut wajah Gun-yo yang datar dan semakin dingin, membuat Hyun-ri mengurungkan niat untuk bertanya tentang siapa si wanita yang tiba-tiba datang dan merusak acara makan malam mereka.

"Siap sebenarnya wanita tadi? Dia cantik sekali.. Apa dia memiliki kekasih Gun-yo? Dia seperti marah saat melihat Gun-yo bersamaku. Apa aku membuat Gun-yo dalam masalah? Bagaimana kalau wanita cantik tadi benar-benar kekasihnya? Dan.. Dan sekarang mereka tengah bertengkar.. Haissh..."

Ucap panjang kali lebar Hyun-ri dengan nada cemas dan sekaligus kesal. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia, harus melupakan kejadian tadi dan menunggu Gun-yo tenang baru ia akan menanyakan segalanya. Dan jika benar wanita cantik itu kekasih Gun-yo, maka Hyun-ri akan meminta maaf ke si wanita cantik tersebut.

Dengan pergerakan lesu Hyun-ri merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya. Masih posisi terlentang Hyun-ri menghubungi seseorang. Ia butuh melakukan sesuatu untuk menenangkan pikirannya dan tidak terlalu memikirkan si wanita cantik tadi.

*_*

"Oppa..." ucap Hyun-ri saat panggilannya sudah tersambung.

"Kenapa? Kau sudah tidak marah lagi?" jawab seseorang di ujung sambungan.

"Bisa kah kau menjemputku? Aku ingin minum." Jawab dan tanya Hyun-ri dengan lesu.

Bip...

*_*

Panggilan terputus begitu saja, tanpa ada jawaban dari pertanyaannya ataupun basa-basi. Tapi, ia sudah tahu, kalau seseorang yang dia hubungi akan segera datang dan menjemputnya. Ia sangat mengenal sekali dengan seseorang yang dia hubungi beberapa menit lalu. Dengan, lemas lesu Hyun-ri beranjak dari tempat tidurnya. Merapikan rambut berantakannya dan dress nya yang sedikit lecek karena ia pakai merebahkan diri, setelah Hyun-ri sudah terlihat rapi kembali. Hyun-ri pun mengambil tasnya kembali memasukan ponselnya dalam tas dan berjalan keluar dari kamar menuju pintu depan mansion. Untuk menunggu seseorang menjemputnya.

"Huft.. Sepertinya aku tidak akan kekantor besok pagi. Aku sangat tidak bersemangat sekali." ucap Hyun-ri dengan menundukkan kepalanya dan memainkan kakinya menendang-nendang udara seolah ada krikil dihadapan kakinya.

"Kau kenapa? Seperti anak kecil saja." Ucap Seseorang tiba-tiba.

Mendengar pertanyaan itupun, langsung membuat Hyun-ri mendongakkan kepalanya dan menghentikan pergerakan kakinya untuk menendang-nendang udara.

"Seok Gwan oppa.. Kau sudah sampai." Sahut Hyun-ri dengan senyum dan binar mata senang.

"Kau menyuruhku untuk menjemputmu bukan? Dan kau ingin minum kan? Jadi, aku menjemputmu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi ke club dan minum seorang diri." Jawab dingin Seok Gwan.

Tanpa menunggu jawaban dari Hyun-ri. Seok Gwan langsung menarik pergelangan tangan Hyun-ri pelan, untuk membawah Hyun-ri menuju mobilnya.

Akhh....

Ringisan kesakitan tertangkap indra pendengar Seok Gwan. Ia pun menghentikan langkah nya, dan menoleh cepat kearah Hyun-ri yang ada dibelakang nya. Seok Gwan mematai Hyun-ri dari atas hingga bawah. Hingga matanya tertuju pada tangannya yang menggenggam pergelangan tangan Hyun-ri yang tidak terlalu erat.

Dengan perlahan dan hati-hati Seok Gwan membuka genggaman tangannya pada pergelangan tangan Hyun-ri. Dan, Seok Gwan sunggu terkejut melihat pergelangan tangan Hyun-ri memerah.

"Kenapa bisa seperti ini, Han Hyun-ri?" Tanya Seok Gwan penuh penekanan dan sengaja menganggkat pergelangan tangan Hyun-ri agar jelas terlihat olehnya dan Hyun-ri.

"Ti..tidak apa.. Itu, itu hanya.."

"Ayo pergi.." potong Seok Gwan dingin dan berjalan lebih dulu meninggalkan Hyun-ri di belakangnya.

"Sepertinya malam ini kau akan dicerca oleh sahabat dinginmu itu, Han Hyun-ri." Ucap lirih Hyun-ri dan berjalan lesu mengikuti Seok Gwan menuju mobilnya.

******

Hening.. Itulah yang terjadi di dalam mobil Seok Gwan. Tidak ada obrolan apapun yang terjadi di antara Seok Gwan dan Hyun-ri. Kedua nya sama-sama diam. Hyun-ri bahkan tidak berani memulai obrolan karena ia takut akan sikap dingin yang semakin dingin yang dipancarkan oleh Seok Gwan. Hyun-ri sangat tahu, sahabatnya itu tidak suka jika Hyun-ri terluka sedikit saja. Tidak hanya Seok Gwan, kedua sahabat yang lainnya pun juga sama. Sungguh, overprotektif sekali sahabat-sahabatnya itu.

"Oppa.." panggil lirih Hyun-ri memecah keheningan dengan menundukkan kepalanya takut.

"Pergelangan tanganku memerah karena jam tangan yang aku pakai tadi." Bohong Hyun-ri.

Hening, Seok Gwan tidak menjawab atau merespon Hyun-ri. Seok Gwan tetap fokus dengan jalan yang di depannya. Dan perlahan menambah kecepatan mobilnya. Hyun-ri pun sedikit terkejut karena Seok Gwan dengan sengaja menambah kecepatan mobilnya. Hyun-ri pun merapatkan duduknya bersandar pada kursi dan memengang erat sabuk pengaman yang ia pasang pada tubuhnya. Hyun-ri tahu, jika sekarang Seok Gwan benar-benar marah padanya. Dan Hyun-ri tahu, jika Seok Gwan tahu, kalau yang Hyun-ri katakan adalah kebohongan. Tapi, Hyun-ri juga tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Bisa-bisa Gun-yo akan habis babak belur di tangan Seok Gwan... Tidak.. Tidak.. Bukan hanya Seok Gwan tapi Hwan-ki dan juga Seo Yoon.

"Turun." Ucap dingin Seok Gwan ketika mobilnya sudah terparkir di area gedung Club malam tempat yang sedari tadi ia kunjungi bersama Hwan-ki dan Seo Yoon.

Seok Gwan turun lebih dulu dari mobil dan berjalan masuk tanpa menunggu Hyun-ri. Dengan lesu Hyun-ri turun dari mobil dan menyusul Seok Gwan yang sudah hampir sampai di pintu masuk Club malam.

Suasana club sangat ramai, karena semakin malam club akan di penuhi dengan lautan manusi yang mencari kesenangan. Dengan, langkah pelan, Hyun-ri menerobos lautan manusia yang sedang menikmati dentuman musik yang sedang diputar. Sering kali Hyun-ri di senggol oleh lelaki genit saat berpapasan dengannya. Oh sunggu, Hyun-ri kesal sekali dengan lelaki seperti itu.

Grep...

Hyun-ri sedikit terkejut karena Seok Gwan tiba-tiba sudah berada di samping nya dan merangkul pinggang Hyun-ri posesif. Seolah memberitahu kepada semua orang, berani menyentuh dan menyenggolnya. Maka mereka akan berhadapan dengannya. (Bukan senggol Bac*k yak,ㅋㅋㅋㅋ)

Mereka berduapun berjalan berdampingan menuju tangga untuk kelantai atas, tempat vvip room berada. Dengan tangan kanan Seok Gwan yang melingkar manis dipinggang Hyun-ri.

"Kalian sudah datang.. Duduklah." sambut Seo Yoon.

"Oh.. Oppa.. Kalian berdua juga disini?" Tanya Hyun-ri saat masih berdiri di ambang pintu. Karena sedikit terkejut bahwa kedua sahabat lainnya juga berada di club malam itu.

"Kami bertiga sudah sedari tadi kesini." Sahut dingin Seok Gwan dan di angguki oleh Hwan-ki dan Seo Yoon membenarkan.

Seok Gwan pun melepas rangkulan tangannya pada pinggang Hyun-ri dan berjalan lebih dulu ke arah sofa untuk mendudukan diri. Hyun-ri pun juga ikut mendekat dan mendudukan diri di samping Hwan-ki.

"Kau mau anggur atau wine?" Tanya Hwan-ki pada Hyun-ri yang sudah duduk manis di sampingnya.

"Hmm... aku mau anggur." Jawab Hyun-ri.

Hwan-ki pun memberikan gelas kepada Hyun-ri dan mulai menuangkan anggur kedalam gelasnya. Hyun-ri pun menerimanya dan mulai menikmati anggurnya.

"Apa kau sudah tidak marah kepada kami?" tanya Seo Yoon memulai obrolan.

"Kenapa tiba-tiba ingin minum? Kau ada masalah di kantor?" Sahut dan Tanya Hwan-ki.

"Jelaskan juga kenapa pergelangan tanganmu bisa memerah seperti habis di genggam kasar." Sahut Seok Gwan juga. Dan membuat Hyun-ri tersedak anggur yang tengah ia nikmati. Terkutuklah mulut Kim Seok Gwan.

Seketika raut wajah kedua sahabat Hyun-ri lainnya menatap bingung dan tidak mengerti dengan ucapan Seok Gwan. Mereka pun menatap penuh tanya, dan Seok Gwan hanya bereksprei datar dan dingin. Sambil terus menatap Hyun-ri yang wajah nya sudah pucat pasi karena gugup.

Hwan-ki dan Seo Yoon yang melihat Seok Gwan terus menerus menatap Hyun-ri itupun, turut menatap penuh selidik juga ke arah Hyun-ri. Dan seketika ruangan vvip di club itu pun langsung diselimuti oleh hawa dingin yang mencekam. Hyun-ri yang ditatap penuh selidik akan pertanyaan itupun, menunduk gugup dan takut tidak berani menatap ketiga sahabatnya. Sungguh, ketiga sahabatnya sangat terlihat menyeramkan jika sedang seperti ini.

"Hyun-ri-a.. Kenapa kau hanya menunduk dan diam seperti ini? Katakan apa maksud dari ucapan Seok Gwan." Tanya Seo Yoon.

Hyun-ri masih diam tidak menjawab dan semakin menundukkan kepalanya. Hwan-ki yang melihat Hyun-ri seperti itupun dengan geram menarik kedua tangan Hyun-ri pelan tanpa menyakitinya. Dan.. Benar saja yang dikatakan Seok Gwan, pergelangan tangan kiri Hyun-ri memerah seolah habis digenggam kasar.

Seo Yoon juga melihat nya karena ia juga duduk di samping kanan Hwan-ki. Ketiga sahabat itupun menghela nafas kasar untuk tidak emosi saat menanyakan, kenapa dan bagaimana pergelangan tangan Hyun-ri memerah seperti itu.

"Hyun-ri-a.. Jawab pertanyaanku. Siapa? Yang membuat pergelangan tanganmu memerah seperti ini?" Ucap Hwan-ki dingin dan penuh penekanan.

"itu.. Itu.. Itu karena aku memakai jam tangan lamaku oppa." Jawab lirih Hyun-ri dengan kepala yang masih menunduk tapi masih bisa di dengar oleh ketiga sahabatnya. Ruang vvip yang mereka pesan kedap suara, omong-omong. Jadi, musik dari lantai bawah tidak terdengar dari ruangan mereka sekarang.

"Kau tidak pandai berbohong Hyun-ri-a. Jawab dengan jujur. Atau aku harus menyeret seseorang kesini sekarang juga." Ucap Hwan-ki dengan sedikit geraman.

"Oppa.. aku.. Aku akan jelaskan.. Sebenarnya.."

********

Terpopuler

Comments

dewidewie

dewidewie

wah...serasa lihat drakor kakak, imajinasiku langsung ke oppa oppa ganteng ..😅

2023-05-16

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

semangat Thor.

2023-04-15

1

Havizza Novellin letisya

Havizza Novellin letisya

di tunggu update selanjutnya kak💪

2023-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!