" gimana kondisi papa ma " tanya arsen pada felicia yang baru saja keluar dari kamarnya
" gapapa sayang tadi kata dokter papa gak boleh stres biar badannya nggak drop lagi " jawab felicia
arsen tau papanya pasti terlalu memikirkan rencana perjodohan antara dirinya dan karin ia kini merasa sangat bersalah pada kedua orang tuanya apalagi melihat wajah felicia yang tampak sedih dan khawatir membuat hati arsen makin merasa bersalah
" maaf ma " ucap arsen lirih ia langsung memeluk tubuh felicia
" ini bukan salah kamu sayang " felicia tidak mau membuat arsen merasa bersalah ia mengelus punggung anaknya
" malam ini kamu tidur disini ya, besok berangkat ke kantor dari sini aja " ucap Felicia yang di jawab anggukan oleh arsen
" yaudah sekarang kamu ke kamar terus mandi sama istirahat mama tau kamu capek " perintah Felicia
" yaudah arsen naik ke atas dulu ya ma " pamit arsen pada mamanya
arsen berjalan menaiki tangga sampai di dalam kamar ia langsung melepas kemeja dan celana miliknya, ia masuk ke dalam kamar mandi, mengisi air hangat di bathtub setelah penuh ia langsung merendamkan dirinya
arsen memijat pelipisnya kepalanya terasa sangat berat ia bingung memikirkan perjodohannya dengan Karin, ia juga tidak bisa melepaskan laura semua ini sangat sulit untuk arsen
jika ia memaksa menikah dengan Laura ia akan kehilangan kedua orang tua dan seluruh kekayaannya namun jika ia menerima perjodohan dan menikah dengan Karin ia akan menghancurkan hati Laura wanita yang ia cintai
setelah berendam cukup lama arsen berdiri mengambil handuknya ia melangkah keluar mengambil baju gantinya di dalam lemari, setelah selesai ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya
arsen melihat layar ponselnya ia melihat pesan dari laura
" tidur yang nyenyak sayang " arsen tersenyum membaca pesan dari laura ia lalu melempar ponselnya sembarangan, ia mencoba untuk memejamkan matanya karena besok ia masih harus pergi bekerja
matahari sudah mulai memancarkan sinarnya tepat pukul tujuh alarm Karin berbunyi membuatnya terpaksa harus bangun dan mematikan alarmnya
" Hoaaammm..... " Karin menguap dengan lebar
" krekk... Krekk " suara renyah tulang Karin saat ia mencoba meregangkan tubuhnya
" kayaknya badan gue udah mulai rapuh " keluh Karin pada dirinya sendiri ia menyibakkan selimut dan pergi ke kamar mandi
setelah ritual paginya selesai Karin segera turun untuk sarapan, di meja makan sudah ada Agnes dan Anthony yang sedang menunggunya
" pagi pa ma " sapa Karin lalu ia duduk di kursi sebelah mamanya
" pagi sayang " jawab Agnes dan Anthony
" nih mama masak telur balado kesukaan kamu " ucap Agnes tangannya dengan lincah menyiapkan nasi dan lauk untuk Karin
" makasih mama "
" hari ini kamu mau kemana sayang " tanya Anthony pada Karin
" Karin nanti mau nyari buku pa sama netta "
" yaudah papa berangkat ke kantor dulu ya " pamit Anthony tidak lupa ia mencium kening istri dan anaknya
" hati hati papa " ucap Karin ia melambaikan tangan pada Anthony yang meninggalkan ruang makan Agnes pun ikut mengantar suaminya ke depan
setelah makan Karin mencuci piring yang tadi ia gunakan, meskipun ia putri dari keluarga kaya raya namun dari kecil Anthony dan Agnes selalu mengajarkan Karin untuk terbiasa mandiri
Kini karin berada di halaman belakang rumahnya, setiap pagi ia akan memberi makan ikan-ikan kecil yang ia pelihara, karin duduk di samping kolam ia senang karena sekarang ikannya sudah mulai tumbuh besar
Anthony sengaja membuat kolam ikan yang besar karena waktu itu Karin tiba tiba merengek ingin memelihara ikan, Karin terkekeh mengingat orang tuanya yang selalu sabar dan berusaha menuruti semua kemauannya, ia benar-benar merasa beruntung memiliki orang tua yang sangat menyayanginya
Agnes datang menghampiri Karin yang sedang asik duduk di pinggir kolam, ia mengelus lembut kepala Karin, rasanya baru kemarin ia memapah Karin kecil yang mencoba untuk berjalan kini putri kecilnya sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita
" ma liat deh ikannya udah pada gede " ucap Karin menoleh ke arah mamanya
" kamu juga gak kerasa sekarang udah gede perasaan mama, kemarin kamu masih kecil banget cengeng suka nangis kalo gak diturutin beli permen "
" mama bisa aja wkwk " jawab Karin sambil tertawa
" Karin, apapun yang mama papa lakukan itu semua karena kami berdua mau yang terbaik buat kamu sayang "
ucapan Agnes membuat Karin merasa kalut kembali, ia teringat dengan rencana perjodohannya dengan arsen
" huufffttt " Karin menghembuskan nafas panjang
Agnes masuk kedalam rumah meninggalkan Karin yang sedang bingung dengan isi otaknya, sekarang bagaimana cara memberi tau orang tuanya jika pilihan mereka itu ternyata salah, arsen sudah memiliki kekasih tidak mungkin Karin menikah dengan pacar orang yang ada nanti malah ribut.
Karin mulai bosan dengan drama hidupnya ia memutuskan naik ke kamar dan bersiap-siap untuk pergi menjemput netta
sebelum pergi Karin melihat pantulan dirinya di depan cermin terlebih dahulu, hari ini ia memilih menggunakan kemeja berwarna biru dan celana putih tak lupa ia menguncir rambut dan merapikan poninya.
setelah dirasa semua pas Karin mengambil tas hitam miliknya dan bergegas pergi tak lupa sebelum pergi ia berpamitan terlebih dahulu pada Agnes yang sedang menyiram tanamannya di pekarangan depan rumah
" mama karin pergi dulu ya " pamit Karin sembari mencium tangan agnes
" hati hati ya sayang, cantik banget anak mama " puji Agnes membuat Karin tersenyum
" iyalah anak mama wkwk " kekeh Karin ia pun segera pergi mengambil mobilnya yang masih terparkir di garasi
setiap kali pergi Karin memang lebih sering menggunakan taxi karena ia tipe orang yang malas ribet ia lebih suka pergi menggunakan transportasi umum atau nebeng dengan netta dari pada harus riweh mengeluarkan mobilnya dari dalam garasi.
setelah Karin merasa mesin mobilnya mulai terasa panas ia pun segera melajukan mobilnya pergi untuk menjemput netta, setelah menempuh perjalanan sekitar lima menit Karin pun sampai di depan rumah netta yang cukup mewah
" hahaha ngapain lo net " ucap Karin ia tertawa melihat netta yang sudah menunggunya di depan gerbang rumahnya seperti orang hilang
" Lo lama banget kampret, lo muter lewat Arab apa gimane " kesal netta karena lama menunggu Karin
" wkwk maap dah buruan masuk " ucap Karin ia memberi isyarat kepada netta untuk masuk ke dalam mobilnya
" brakk " netta terlalu keras saat menutup pintu mobil
" pelan pelan netta bisa copot pintu mobil gue! "
" hehe maap gak sengaja"
" Dasar Samson "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments