Flashback of
Melisa masih melamun duduk di pantry sembari mengelap piring
"Mel" sapa Siska melambaikan tangan di wajah Melisa
Melisa terkejut melihat keberadaan Siska yang membawa beberapa catatan pesanan
"Mau mengelap piring dari air apa mau menghapus coraknya sih Mel ? tanya Siska heran melihat Melisa yang melamun
"Ah maaf ya aku malah melamun, mana pesanannya biar aku bikinin" timpal melisa
"Lu sakit ya Mel, kalau sakit mending pulang istirahat" mengecek kening Melisa
"Aku gak sakit kok" membantah ucapan Siska
"Yaudah kalaw gitu gue ke depan dulu mencatat pesanan udah banyak banget pelanggan berdatangan" tutur Siska
"Iya" Melisa bergegas memasak makanan yang di pesan pelanggan
Banyaknya pelanggan cafe malam ini membuat para pekerja kewalahan
Tepat jam setengah 12 Melisa sudah mulai beberes membersihkan piring kotor, alat masak serta membuang sampah di belakang cafe
Sedangkan yang lain ada yang membersihkan meja, lantai cafe, mengelap gelas serta piring dan juga menghitung penghasilan hari ini yang akan langsung di transfer ke pemilik cafe
"Apa udah selesai Mira ? tanya Siska
"Udah kok tinggal aku transfer nanti pas dijalan pulang" jawab mira
"Yaudah hati hati ya pulangnya apa lagi lu bawa duit banyak nanti bahaya ada banyak preman di jalan" timpal siska
"Iya Siska"
"Mel ayo pulang" ajak Siska
"Iya tunggu bentar ngambil tas di pantry" seru Melisa
"Aku tunggu di depan" timpal siska
Siska berjalan meninggalkan Mira menuju depan cafe menunggu Melisa untuk pulang bersama
"Lu belum pulang mir ? tanya Melisa
"Belum ini masih mau mengikat uangnya biar gak berserakan" terang Mira
"Ooo gitu yaudah kami duluan ya da" melambaikan tangan kearah Mira
"Hati hati" seru Mira
Sampai di luar Melisa melihat Siska yang sudah menunggunya sedari tadi dan merangkul tangan Siska
"Ayo pulang" ajak Melisa
Siska mengangguk mengiyakan tanda setuju
Belum jauh dari cafe Melisa melihat kebelakang seperti ada seseorang yang melintas di depan cafe
"Bagus dia sendirian sekarang" batin pria memakai jaket hitam
"Sis ayo balik ke cafe dompet aku ketinggalan rupanya" seru Melisa
"Ya ampun Mel kebiasaan deh lupa sama barang-barang penting, ya udah ayok " timpal siska
Melisa langsung menarik tangan Siska berlari secepat mungkin kembali menuju cafe
"Mel kok lari-lari sih aku dah capek ini" jelas Siska tangannya yang masih di tarik melisa
Di dalam cafe terlihat pria memakai jaket hitam sedang mengancam Mira dengan menodongkan senjata
"Serahin dompet lu kalau gak saya bakal tusuk kamu sekarang juga" ancam sang pria jaket hitam
"Gak aku gak bakal serahin dompet ini" seru Mira
"Kamu ya" mencoba menusuk Mira dengan senjata
Mira melihat kearah pintu masuk cafe melihat Melisa yang datang dengan berlari
"Mel tolongin aku" teriak Mira memangil Melisa yang sudah kembali lagi ke cafe dan melempar dompetnya kearah melisa
Melihat kedatangan Melisa sang pria menarik badan Mira membelakanginya mengarahkan pisau ke leher Mira
"Kalau kamu ikut campur saya bakal bunuh dia" ancam sang pria
"Bukankah yang kamu inginkan adalah dompet ini" menggoyangkan dompet milik Mira
"Mel jangan serahin dompet itu" seru Mira
Karena kecepatan larinya Siska lambat ia baru sampai di cafe dan melihat adegan yang saat ini terjadi ia menjadi ketakutan
"Mira" panggil Siska menutup mulutnya terkejut
"Jangan disini sis pergi ke ruang pantry sekarang juga" titah Melisa
"Terus lu sama Mira gimana, gue gak mau lu kenapa-kenapa Mel" tangis Siska
"Tenang aja biar aku yang mengatasinya, udah sana cepat kunci rapat rapat" terang Melisa
Siska mendengarkan ucapan Melisa dan berlari ke arah pantry melihat kearah melisa dan juga Mira
"Lempar kesini dompetnya atau teman anda bakal saya lukai" ancamnya kembali
Mira meringis ketakutan melihat kearah melisa dan menggelengkan kepalanya mengisyaratkan agar dompet itu tidak di serahkan kepada sang pria
"Baiklah saya akan melempar dompet ini ke sana tapi kamu harus melepaskan teman saya juga" seru Melisa membuat kesepakatan
"Baiklah, cepat serahkan dulu dompetnya baru saya akan lepaskan teman anda" timpal sang pria
"Saya akan mulai menghitung dalam hitungan ketiga saya akan lemparkan dompet ini dan kamu juga harus lepaskan teman saya saat hitungan ketiga juga" seru Sarah kembali
Melisa mencari ide agar Mira di lepaskan dengan baik baik tanpa melukainya sedikit pun
"Satuuuu, Duaaaaa, Tigaaaa" Melisa melempar dompet itu begitu juga dengan pria jaket hitam melepaskan Mira dan meraih dompet yang dibawah kakinya
Melisa sudah mengedipkan mata kepada Mira untuk segera menyusul Siska ke pantry
Saat sang pria lengah Melisa memukul kepalanya menggunakan kursi cafe membuat dia kesakitan lalu terduduk bersimpuh memegangi kepalanya
Melisa lalu mengambil dompet perlahan agar tidak di sadari sang pria namun naasnya sang pria sudah kembali berdiri melihat kearah melisa yang ingin mengambil dompet
Sang pria berusaha menikam Melisa dari belakang kedua sahabatnya berteriak di dalam pantry dengan sangat keras
"Awas Mel, dia udah bangun" seru keduanya
Melisa berusaha menghindari serangan hingga sang pria berhasil melukai tangan sebelah kirinya ia meringis kesakitan dan kedua sahabatnya menangis terisak Isak berusaha membuka pantry
"Melisa" teriak mereka
"Jangan dibuka tetaplah di sana aku baik-baik saja" tutur melisa berusaha bangkit memegang tangan kirinya
Tidak disadarinya sang pria berusaha kembali ingin melukainya dengan menusuk kembali pisau tajam tersebut
Melisa menghadang pisau dengan mengangkat tangan kirinya berusaha menutup wajahnya sembari menutup mata
Belum sempat sang pria menusuknya ada 2 orang pria yang datang membantu melumpuhkan pria jaket hitam
"Bangun lah" ajak El
"Kamu, kok ada disini ? tanya Melisa terkejut orang yang ingin dia hindari malah datang menyelamatkannya
Melihat situasi sudah aman dan ada 2 orang pria membantu mereka keduanya pun lalu keluar dari pantry menghampiri Melisa
"Kalau aku gak di sini, bakal gimana akhirnya" timpal El menarik lengan Melisa perlahan
"Aww sakit " lenguh Melisa
"Ya sakit lah, gak liat tuh luka kamu separah ini" tunjuk El
"Ya ampun Mel, maafin aku ya gara-gara aku kamu jadi terluka" seru Mira
"Gak papa mir, oh ya ini dompet kamu gagal deh aku jadi pahlawan untuk kamu mir" senyum Melisa dipaksakan
"Sudah sakit pun kamu masih bisa tersenyum Mel" timpal siska
"Gak separah itu kok sis, cuma luka sedikit ini" jelas Melisa
Anton menghampiri tuannya membisikkan sesuatu El pun mengangguk dan Anton pergi meninggalkan mereka di sana
"Makasih ya Mel, lu udah selamatkan gue" ucapan Mira
"Iya kalau pun bukan aku yang selamatkan kamu pasti ada orang lain juga yang bakal lakuin hal yang sama" terang Melisa
"Makasih ya El udah selamatkan Melisa dari pria tadi, untung ada kamu kalau gak aku gak tau gimana nasib Melisa" tutur siska
El mengangguk lalu tersenyum kearah Siska dan merubah ekspresi datar kepada Melisa ia mengambil sapu tangan yang ada di saku bajunya membalut luka Melisa untuk sementara
Bersambung ........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments