Bab 4 Ruang VVIP

Ruangan inap Gadis tersebut sudah di persiapkan 2 jam lagi baru ia bisa dipindahkan ke ruang inap

Dokter menyampaikan keadaan sang gadis yang sudah melewati masa kritisnya namun ia harus tetap tinggal di sana selama 2 jam lagi untuk pemantauan pasca operasi

"Syukurlah dia sudah melewati masa kritis" gumamnya

Anton berjalan menuju pria itu menyampaikan apa yang di perintahkan sudah dia laksanakan

"Ruangan 128 tuan" menyodorkan kartu penunggu pasien di ruangan inap

"Apa udah sesuai dengan yang saya minta ? tanyanya

"Sudah tuan" jawab Anton

"Ya sudah kalaw begitu kamu duluan saja bawa mobil saya pulang" pintanya

"Terus bagaimana tuan akan pulang nanti ? tanya Anton

"Saya akan jaga di sini untuk melihat perkembangannya"

"Baik Tuan kalau begitu saya permisi" pamit Anton

Dua jam sudah berlalu pasien akan di pindahkan ke ruangan inap VVIP yang berada di lorong ke 2

Suster yang berjaga membawa brankar menuju ruangan inap yang telah di siapkan begitu juga dengan pria itu ia mengikuti suster ke ruangan inap

Sampai di ruangan inap suster mengecek kondisi pasien dari selang infus dan juga tekanan jantung

"Maaf suster saya mau tanya, kapan dia akan sadar ?

"Kondisi tubuhnya masih sangat lemah mungkin akan sadar agak lama dari biasa pasien pasca operasi" terang suster

"Baiklah suster terima kasih"

"Jika ada sesuatu yang terjadi mas bisa menekan tombol merah ini sebagai peringatan untuk memanggil dokter yang berjaga" seru suster

Dia pun mengangguk mengerti dengan ucapan yang di sampaikan suster kepadanya

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam pria itu mencoba beristirahat sejenak memejamkan matanya bersandar di sofa panjang yang berada di dalam ruangan inap

Tiba tiba ada 2 orang yang mencoba masuk kedalam ruangan inap tentunya Siska dan Henry yang ingin melihat Melisa sahabatnya

Pasien yang mengalami kecelakaan itu ialah Melisa yang kejadian tersebut terjadi saat ia hendak pulang dari supermarket tempat ia bekerja

Namun kejadian naas menimpanya hampir saja merenggut nyawanya dan ia pun mengalami koma selama 3 hari penuh

Saat bangun ia merasakan kepalanya yang sangat sakit dan juga telinganya yang berdengung dengan kencang membuatnya berteriak kesakitan

"Aaa sakittttt kepalaku" teriak Melisa

Pria itu mendengar teriakan Melisa masuk kedalam ruangan segera memencet panggilan untuk dokter

Secepat mungkin dokter datang menangani pasien yang sudah koma selama tiga hari mereka berusaha menenangkan pasien memberikan obat penenang untuk sementara

"Bagaimana dok ? tanyanya

"Dia merasakan sakit kepala yang sangat berlebihan karena kepalanya yang banyak mengeluarkan darah dan juga menghantam keras badan mobil" jelas dokter

Setelah 5 jam kepergian dokter Melisa berangsur angsur membuka matanya dan melihat sekitar ia juga melihat wajah pria yang menatapnya

"Apa masih ada yang sakit ? tanyanya

Melisa tidak menjawab ia terus berusaha mengingat kejadian dan juga melihat sekitar di mana ia berada saat ini

Ia melihat seluruh badannya telah di pasangi alat alat rumah sakit untuk menstabilkan tubuhnya selama koma

Pria itu memanggil dokter kembali mengatakan bahwa gadis itu sudah sadar

3 hari pasca operasi Melisa sudah mau berbicara dengan pria itu dan dia mencoba menjelaskan kejadian yang terjadi

"Siapa namamu ? sembari menyodorkan buah yang telah di kupas nya

"Melisa" jawabnya singkat

"Oh ya saya El Barack Sebastian, kamu bisa panggil saya El" terangnya

Melisa hanya mengangguk dan memakan buah yang di sodorkan el kepadanya

Walaupun Melisa jarang berbicara kepadanya El selalu berusaha untuk dekat dengannya memberikan semangat untuk segera sembuh dan ia pun setiap malam selalu berjaga bersama sahabat melisa

Sedangkan Siska dan Henry selalu sempat datang sepulang kerja membawa makanan maupun buah buahan kesukaan Melisa

"Gimana keadaan lu Mel ? apa udah mendingan ? tanya Siska

"Sudah membaik tapi kadang-kadang aku sering mengalami sakit kepala akhir akhir ini" jawabnya bersandar di bahu Henry

"Bagus lah, kalau masalah sakit kepala lu nanti langsung gue Konsul dengan dokter ya" jelas Siska

"Mungkin aku lebih baik mati aja dulu, biar aku bisa ketemu ayah dan ibu di surga tanpa harus merasakan sakit lagi" Isak tangis melisa

"Ish kamu ngomong apaan sih Mel, kamu tega banget apa ninggalin kami berdua yang sayang ma kamu apa lagi aku udah anggap kamu sebagai adik aku" tutur Siska

"Bener Mel, kami tu sayang banget sama kamu jadi jangan harap mau ninggalin kami" mengeratkan pelukannya

Siska pun ikut memeluk Melisa dan Henry dengan erat dan mereka pun menangis terisak isak walupun Henry seorang laki laki ia pun ikut menangis mengeluarkan air mata tanpa Suara isak kan

Sedangkan di luar ruangan inap El mendengar ucapan Melisa yang ingin mati saja membuat ia merasa kasihan dengan kehidupan Melisa dan ia tahu sekarang bahwa Melisa seorang yatim piatu yang hanya memiliki sahabat yang sudah seperti keluarga baginya

Kedua sahabatnya pamit meninggalkan Melisa yang sedang tidur setelah nangis sejadi jadinya

"Kami pamit dulu ya El makasih udah jagain Melisa untuk kami" ucap Siska

"Iya itu memang udah tanggung jawab saya" timpal El dan tersenyum

Satu Minggu sudah Melisa berada di rumah sakit ia sudah merasa sangat bosan namun apalah daya dia harus berada di sana selama masa pengobatan

"Sus saya mau melakukan pembayaran atas nama pasien Melisa" seru El

"Baik mas tunggu sebentar" jawab suster

Suster mengecek biaya perawatan pasien

"Ini struknya mas nanti mas bisa langsung menemui dokter yang menangani untuk mengetahui kondisinya" terang suster

"Baik sus terima kasih" ucap El

El pun langsung berjumpa dengan dokter menanyakan perkembangan kondisi Melisa saat ini

Keluar dari ruang dokter El pun ia bergegas kembali ke ruang inap menemui Melisa

"Saya mau bicara sama kamu Melisa apa boleh ? tanya El

Melisa lalu mengangguk lalu berusaha untuk duduk dibantu El

"Besok pagi kamu sudah boleh pulang, namun tetap masih harus melakukan kontrol ke rumah sakit 1 bulan sekali dan kalau memang ada masalah dengan kondisimu boleh langsung segera datang sebelum masa kontrol" jelas El panjang lebar

"Baik terima kasih ya El sudah mau menjaga saya selama di rumah sakit" ucap Melisa

"Tidak masalah Melisa itu sudah tanggung jawab saya, oh ya satu hal lagi yang sangat penting untuk kita bahas" El menjeda ucapannya

"Apa ? tanya Melisa

El mencoba menetralkan jantungnya dan bersikap santai ingin mengutarakan keinginannya

"Aku tau mungkin ini terlalu cepat menurut kamu, tapi percayalah lah ini hal yang terbaik untuk kita berdua aku sudah memikirkan hal ini matang-matang. Aku harap kamu mau menikah denganku Melisa apa kamu setuju ? tanya El

Bersambung .......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!