Tentang Si Pria Misterius

Sudah mengganti pakaiannya dengan yang baru, seorang pria berjalan menuju sebuah ruangan di ujung lorong. Rumah besar tersebut memiliki pilar yang tinggi kokoh dengan ukiran-ukiran megah berwarna emas. Banyak penjaga berpakaian serba hitam dengan celana motif militer berjaga di sepanjang jalan.

Begitu sang pria itu membuka pintunya, sebuah suara segera berteriak nyaring memekakkan telinga.

“Vee, bangsat! Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa dua polisi berpangkat rendahan itu menemukan dermaga itu?” tanya sang pria kesal.

“Aku juga tidak tahu tentang itu, Tuan Darco. Mereka tiba-tiba saja ada di sana dan memberondong kami dengan tembakan. Tapi, aku bisa pastikan bahwa pengiriman itu tetap berhasil.” Vee coba mencari alasan.

“Berhasil katamu?” Pria bernama Tuan Darco itu memukul dengan sangat kencang hingga bibir Vee berdarah.

Vee yang tersungkur, hanya berdiri kembali ke posisi siap istirahatnya.

“Apa kau tidak tahu kerugian yang kau ciptakan dari semua kekacauan itu? Kita harus kehilangan dermaga itu. Itu berarti kita butuh tambahan waktu dan biaya untuk mencari yang baru. Kau pasti mengerti kan setiap detik dan dolar itu sangat berarti bagi kelancaran bisnis kita. Apa kau bisa mempertanggungjawabkannya?” tanya Darco kesal.

“Tuan, kau tahu bagaimana kesetiaanku padamu selama ini. Aku pasti akan melakukannya. Aku akan bertanggungjawab dengan semua yang terjadi,” ucap Vee.

“Lalu bagaimana dengan dua polisi bodoh itu? Kenapa kau membiarkan mereka terus mengikutimu? Kenapa tidak kau bunuh saja keduanya sejak awal?” tanya Darco kesal.

“Aku akan menyingkirkan mereka juga nantinya, Tuan Darco!”

Darco yang masih emosi, tidak bisa berhenti. Ia kembali memukul perut dan dada Vee membuatnya tersungkur kali ini.

“Alasan! Kau itu lemah! Aku tahu di lubuk hatimu yang terdalam, satu-satunya alasan untuk tidak membunuh mereka adalah karena kau beranggapan mereka adalah orang yang baik. Picik sekali!” Darco menegaskan.

“Aku … akan bertindak lebih baik lain kali.”

“Sebaiknya kau memang melakukannya, Vee. Aku harap kau tidak lupa siapa yang membawamu dan merawatmu dengan sangat baik. Aku harap kau bisa membayarku setelah semua yang aku berikan padamu!” Darco menegaskan.

Vee akhirnya memilih pergi dari sana. Ia tahu pria yang memiliki ruangan itu sedang berada dalam kondisi hati yang sangat buruk. Jelas ada hal yang lebih menyiksanya karena Vaa mendengar bahwa musuh bebuyutannya yang sudah lama menghilang, mulai menunjukkan batang hidungnya lagi dan membuat gara-gara. Hal itu ia ketahui lagi dari sang kepala pelayan, Bibi Maria.

Sebelum ia pergi menemui Darco di ruangannya, Vee menemui Bibi Maria di dapur. Di sanalah wanita yang selama ini merawatnya itu selalu berada. Ia juga sosok yang selama ini selalu merawat Vee. Termasuk setelah Vee mendapatkan luka-lukanya karena perkelahian ataupun dihajar oleh Darco.

“Aku harap kau tidak terlalu ambil pusing dengan semua celotehannya. Kondisi hatinya memang sudah buruk sejak beberapa hari yang lalu setelah Darco mendengar bahwa musuhnya, Shancez, berniat meluncurkan aplikasi judi online.” Bibi Maria menjelaskan.

“Judi online?” tanya Vee meratap.

Judi online jelas merupakan ancaman bagi Darco yang memiliki bisnis judi paling besar di negara mereka. Kalau selama ini judi tersebut bisa dilakukan secara konvensional di mana para pelakunya harus datang ke satu titik, judi online bisa meminimalisir hal tersebut. Tentu saja hal itu bisa membuat bisnis judi milik Darco terganggu.

“Ya. Itu sebenarnya adalah ide brilian dari seorang Shancez. Dia pandai sekali memanfaatkan situasi. Aku rasa dia sudah menunggu waktu ini untuk membalas dendam. Shancez dan Darco itu, punya hubungan yang sangat amat rumit. Semua bermula dari seorang gadis bernama Clarissa.” Vee terlihat menerawang.

“Clarissa. Bisakah kau mengatakannya padaku tentang gadis itu?” tanya Darco.

“Clarissa sebenarnya adalah kekasih Darco. Ia sangat mencintainya dan tak pernah rela gadis itu dimiliki oleh pria lain. Tapi, rupanya hal tersebut didengar hingga ke telinga, Boirez, yang merupakan kakak Shancez. Boirez yang penasaran dengan sosok Clarissa, mendadak ingin memilikinya juga.” Bibi Maria mengingat masa lalu.

“Aku tidak ingat apa yang terjadi setelahnya. Yang aku tahu, Clarissa hilang dan ada seseorang yang menculiknya. Darco segera mencari sosok tersebut, tapi bahkan satu tahun, ia juga tidak bisa menemukan Clarissa. Ketika itu, bahkan keseluruhan bisnis ini terdampak. Semua usahanya mengalami defisit.” Bibi Maria menyentuh wajah Vee yang terlihat begitu pilu.

“Bibi Maria, lalu apa yang terjadi dengan Clarissa?” tanya Vee ingin tahu.

“Entah bagaimana, pada akhirnya kami mendengar bahwa Boirez dan Clarissa ditemukan tewas di sebuah rumah megah di tepian pantai. Selama ini mereka ternyata telah hidup bersama. Aku ingat … waktu itu Darco pergi cukup lama. Setelah sekitar satu bulan, kau yang berusia enam tahun datang di pelukannya. Aku hanya ada di sini untuk merawatmu sejak itu.”

Vee bertanya dalam hati, apakah mungkin ia ada kaitannya dengan sosok Clarissa? Sejujurnya, di dalam lubuk hati terdalam, ia masih sangat ingin tahu siapa orangtuanya. Ia sangat ingin tahu kenapa dia berada di dalam pelukan Darco. Pria yang selama ini ingin sekali Vee anggap sebagai ayahnya, tapi selalu terasa salah.

Bibi Maria jelas bisa melihat Vee yang tampak tak nyaman dan segera mengusap kepalanya. “Apa yang kau pikirkan?”

“Hm, tidak banyak.” Vee dengan cepat mengelak.

“Aku masih ingat dengan jelas bagaimana kau saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah ini. Kau diduga amnesia saat itu karena trauma yang cukup berat. Tubuhmu cukup kurus dan kau punya beberapa luka di tubuhmu. Sejak saat itu, aku bertahan di sini karena sangat ingin menjagamu.” Bibi Maria mengusap kepala Vee.

“Terima kasih banyak, Bibi Maria.”

“Jadi … karena aku adalah salah satu dari mereka yang berjasa merawatmu hingga sedewasa ini, kau harus katakan padaku siapa yang membalut lukamu itu?” tanya Bibi Maria yang dengan matanya menunjuk ke arah sisi perut Vee.

Entah kenapa Vee sedikit tersenyum saat kembali membayangkan tentang sosok Jeni.

“Ah … aku tahu senyum ini.” Bibi Maria menggoda.

“Bibi Maria! Tolong jangan berspekulasi sembarangan!” Vee dengan cepat memberi isyarat.

“Ayolah, Vee. Katakan padaku siapa namanya, atau bagaimana wajahnya. Dia cantik kan?” Bibi Maria masih menggoda.

“Bi …! Kau terlalu cepat menyimpulkan. Aku akan pergi saja dari sini!” Vee siap berdiri masih menyembunyikan wajah tersipunya.

“Vee, melihatmu tumbuh besar, sungguh aku berharap pada akhirnya kau akan menemukan kebahagiaan. Aku percaya bahwa gadis manapun yang membuatmu jatuh cinta adalah gadis yang sangat spesial. Aku juga berharap, gadis itu akan membawamu keluar dari dunia yang kelam ini.” Bibi Maria menambahkan sebelum pria itu benar-benar pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!