Suami Titisan Iblis
"Selamat pagi, sayang."
Lilith membuka matanya perlahan, saat mendengar suara lembut yang berbisik di telinganya. Suara gumaman yang masih diwarnai rasa kantuk itu menguar dari bibir merah ranum pemiliknya.
"Ih, apaan, sih? Jangan lihatin aku kayak gitu, dong. Wajahku masih jelek banget, nih," protes Lilith, saat sadar bahwa lelaki di sebelahnya sedang memandangnya dengan senyuman manis. Wanita itu buru-buru mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Nggak, kok. Menurutku kamu itu cantik banget. Orang yang baru bangun tidur kok bisa secantik ini, ya?" goda Ellard sambil mengecup kening wanita bermata cokelat itu.
"Apa, sih? Bikin aku malu aja. Pinter banget ngegombalin orang," Lilith sontak mengalihkan wajahnya.
"Mau satu ronde lagi?" bisik Ellard seraya mengusap pipi Lilith yang merah merona.
"Satu ronde apaan? Ini sudah jam enam. Kamu harus segera pulang sebelum Anella curiga," tolak Lilith dengan lembut.
"Hahaha ... Aku cuma bercanda, kok. Tapi sebenarnya aku mau di sini terus sama kamu," ucap Ellard sambil tertawa kecil.
"Aku juga. Makanya cepat nikahin aku, dong," balas Lilith dengan manja. Kedua tangannya melingkar di pinggang pria itu.
"Iya, aku pasti akan meresmikan hubungan kita, kok," ujar Ellard tak mau kalah. "Mau sarapan di luar?" imbuh pria berkulit cokelat itu lagi.
"Hmm, boleh juga. Aku harus mencari tempat sarapan yang paling enak," balas Lilith sambil membuka HP-nya untuk mencari tempat makan yang enak. "Kamu mau makan bubur atau roti pagi ini?" tanya Lilith lagi.
"Bubur aja, deh," jawab Ellard. "Oh iya, jangan lupa sekalian singgah ke pengelola gedung, untuk komplain masalah air dari tadi dia tidak mengangkat teleponku," kata Ellard mengingatkan.
...***...
"Selamat pagi, Bu. Kami penghuni kamar 1313, mau komplain soal air yang kadang nggak lancar," ucap Lilith dengan senyuman mengembang di wajahnya.
"Ah, kalian pengantin baru yang minggu ini baru pindah, ya? Aku baru pertama kali bertemu. Ternyata kalian sama-sama rupawan serasi banget deh," cerocos pegawai pengelola gedung itu dengan ceriwis.
"Wah, terima kasih." Ellard dan Lilith saling bertukar pandang dengan canggung.
"Tapi bisa langsung diurus enggak? Kami harus cepat pergi," ujar Ellard dengan tegas.
"Oke, keluhan kalian sudah aku catat dan tinggal menyampaikan pada pengelola air. Lalu ini ada kunci tambahan untuk kalian, kartu cadangan akses gedung yang kalian minta," jawab pegawai wanita itu.
"Terima kasih," ujar Lilith sambil tersenyum manis.
"Duh, kamu bukan cuma cantik, tetapi juga baik, ya?" Puji pegawai itu dengan ramah.
"Siapa mereka?" tanya seorang satpam yang selisih jalan dengan Ellard dan Lilith.
"Ah, itu pengantin baru dari kamar 1313," kata pegawai tadi.
" Hmm ... Wajahnya kok mirip dengan pemilik apartemen tempat aku bekerja dulu, ya?" celetuk Pak Satpam.
"Hei, mana mungkin. Untuk apa orang kaya menyewa apartemen seperti ini?" bantah wanita tadi.
...***...
"Sayang, aku pergi dulu ya. Jaga dirimu kita bertemu lagi nanti malam." Ellard memeluk Lilith dengan erat, lalu mengecup bibirnya dengan lembut.
"Aku pasti akan merindukanmu." Lilith enggan melepaskan kepergian sang kekasih kembali ke rumahnya.
Setelah berkendara selama satu jam, Ellard akhirnya sampai di depan sebuah rumah mewah. Pintu pagar pun terbuka otomatis.
"Sayang, aku pulang."
"Syukurlah kamu udah sampai, sayang. Aku tadi sedikit cemas karena kamu sedikit terlambat. Gimana perjalanannya? Kamu udah sarapan?" Anella menyambut suaminya dengan sebuah pelukan manja.
"Iya, maaf. Pesawatku tadi delay sebentar. Rasanya capek banget karena harus ke bandara pagi-pagi banget. Tapi aku udah sarapan di pesawat, kok," balas Ellard sembari mendaratkan hidung mancungnya di kening sang istri.
"Makanya lain kali kalau ke bandara di antar supir aja, jangan membawa mobil sendiri," kata Anella. "Ya udah, mandi aja lalu istirahat. Aku udah siapkan air hangat untukmu," balas Anella lagi.
"Nggak usah, aku tadi udah mandi di hotel. Aku mau langsung tidur aja sebelum ke kantor nanti," tolak Ellard.
"Tumben di musim gugur yang dingin gini dia udah mandi pagi-pagi banget?" batin Anella merasa heran.
"Kenapa kamu masih di sini?" ujar Ellard dengan nada agak tinggi.
"Menemani kamu, dong. Masa kamu baru pulang, aku langsung pergi?" balas Anella keheranan.
"Kamu ke kantor duluan aja. Hari ini kan kamu harus mengurus balik nama gedung, tanah dan saham? Lalu gantikan aku di meeting dengan investor pagi ini," perintah Ellard. "Nanti sekitar jam sepuluh, aku akan menyusulmu," sambungnya.
Senyum di wajah Anella langsung memudar, saat mendengar penolakan dari suaminya tersebut. Ini bukan pertama kalinya Ellard menolak pelayanannya.
Anella menutupi rasa sedihnya dengan berpikiran positif. Mungkin saja sang suami memang rasa kecapean, setelah perjalanan bisnis dari luar kota.
"Baiklah, aku akan pergi duluan. Aku set alarm jam sembilan, ya. Kalau kamu nanti mau sarapan lagi, di meja makan ada sup jagung daging sapi," balas Anella dengan lembut.
"Oke, sayangku," balas Ellard dengan senyum hambar.
Bruk! Ellard langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuk, setelah Anella pergi.
"Huh, memuakkan! Aku bosan dengan hubungan ini. Kalau saja dia bukan wanita kaya, aku pasti sudah menceraikannya dari dulu," umpat Ellard dengan kesal.
"Oh, iya. Dia nggak bakal curiga kalau kemarin aku nggak pergi keluar kota, kan? Aku sudah membayar seseorang untuk pura-pura check in pesawat dan hotel di sana, sih."
Pria itu khawatir, kebohongannya selama ini terbongkar.
...***...
"Duh, ini mobilnya Kok nggak bisa hidup, sih?"
Anella berulang kali menyalakan mesin mobilnya, namun tak juga menyala. Dia mulai cemas, karena meeting dengana para investor sebentar lagi dimulaia.
"Kalau begini terus aku bisa terlambat meeting. Kenapa Pak supir nggak bisa dihubungi, sih? Apa dia masih sakit?"
Anella buru-buru masuk ke dalam rumah dan mengambil kunci mobil milik suaminya. Ellard yang telah terlelap, tak sadar jika Anella mengambil kunci mobil miliknya di dalam kamar.
"Sudahlah, pakai ini saja dulu. Nanti aku akan meminta seseorang datang ke rumah dan mengecek mobilku," pikir Anella.
"Loh, apa ini? Kartu akses apartemen? Kok bisa ada di sini?" Anella mengerutkan keningnya.
Kedua matanya meneliti setiap inci kartu yang dia temukan di dasbor mobil tersebut. Perasaan curiga pun mulai menguasai dirinya. Anella lalu membongkar setiap satu mobil, namun tidak menemukan hal aneh lainnya.
"Tunggu! ada satu kejanggalan lagi. Jarak antara Bandara ke rumah kan hanya 11 km? Tapi ini kenapa selisih kilometernya bisa sampai 300 km dibandingkan hari kemarin? Ke mana saja dia membawa mobil ini?" gumam Anella, lalu memfoto semua kejanggalan tersebut.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Maria Magdalena Indarti
istri cerdas
2024-01-27
1
Alfarossa
Nopel.baru lagi thor? Seru kayaknya. Aku suka cewek karakter pinter ggak menye2
2023-04-04
5
Avril Qalesya Pratiwi
sepertinya menarik, lanjut
2023-04-03
4