Sandiwara

" Kau mau berjalan jalan dengan ku?" Donzello yang dari tadi memperhatikan wajah dari Charlotte segera berbisik.

" Kau bosan?, Aku bosan di sini?" Jawabnya.

Donzello mengangguk dengan tersenyum. Charlotte bukan bosan tapi hatinya seakan menangis ketika mendengar lantunan nada yang begitu romantis. Seharusnya wanita cantik itu duduk di sana dengan kekasihnya menikmati momen romantis ini, bukan malah duduk dengan seorang teman baru yang dikenal di dalam kapal pesiar ini.

" Baiklah ayo kita jalan jalan."

Kini mereka berdua telah berjalan keluar restoran berjalan jalan mencari tempat yang enak untuk saling bertukar cerita ataupun hanya sekedar mengobrol.

" Kau mau naik ke atas sana?" Tanyanya.

" Kita tak akan boleh ke sana Don, bukankah itu tempat untuk para pemantau cuaca yang ada di sana?"

" Jika kau mau di sana maka aku bisa mengusahakan apapun agar kita ada di sana…" Tawarnya.

Charlotte berpikir sebentar sebelum akhirnya kepalanya mengangguk dengan pelan.

" Tunggu di sini."

Donzello dengan cepat naik ke atas seorang diri, nampaknya dia hanya sebentar untuk mengobrol dengan orang itu yang kemudian Donzello tersenyum.

" Ayo…" Ajaknya.

Charlotte tersenyum tak menyangka bahwa laki laki itu berhasil merayu orang itu agar mereka diizinkan untuk naik di atas.

" Kau memberikan uang kepadanya."

Donzello kini langsung menatap kearah Charlotte yang sedikit berbisik itu. Donzello hanya tersenyum menanggapi apa yang ditanyakan oleh wanita yang ada di sampingnya.

Kini mereka duduk di sebuah bagian kapal yang paling atas tak ada siapapun di sana hanya ada mereka dan satu orang yang tak akan mungkin berani menatap ke arah belakangnya.

Tak ada pembicaraan di antara mereka hanya ada suara ombak dan angin menjadi satu di sana. Suara nya seakan saling bersahutan dengan merdu. Kapal yang ada di tengah tengah lautan lepas itu kini hanya bisa terombang-ambing oleh ombak serta mesin dari kapal itu sendiri.

Udara yang dingin membuat suasana sunyi itu kini semakin menjadi suasana yang canggung. Angin yang berhembus kini membuat rambut wanita itu mengenai wajah Donzello dan sedikit menutupi wajah ayu Charlotte.

" Kau terjebak di sini dan kau meratapi nasibmu yang sedang terluka…" Tebaknya dengan benar.

Charlotte hanya tersenyum getir mendengar tebakan dari laki laki itu. Charlotte seakan hidupnya kacau tak karuan saat ini.

Dia yang begitu sempurna dengan segala kecantikannya, kekayaannya serta dia yang begitu terkenal di desainer di beberapa kota nampaknya kesempurnaan itu hanyalah omong kosong.

Wanita yang saat ini sedang lari dari masalah hatinya mencoba untuk menutup hatinya untuk laki laki masuk kembali. Pengkhianatan tunangannya membuat dia harus jauh kesini untuk menyembuhkan luka itu.

" Aku wanita yang paling bahagia ketika kekasihku melamarku, tapi aku juga wanita yang paling bodoh ketika pengkhianatan yang nyata di depan ku masih saja membuat hati ku tak bisa membencinya…" Entah sadar atau tidak Charlotte kini secara tiba tiba bercerita.

" Aku pengecut karena aku tak menyelesaikan masalahku tapi aku tak bisa untuk tak lari dari ini semua. Semakin aku melihat wajah tunangan ku, semakin membuat ku luluh untuk memaafkannya."

" Jangan pernah memaafkan orang yang sudah berkhianat, sekali dia berkhianat maka selamanya akan terus seperti itu…" Jawabnya dengan memandang lautan yang ada didepan mereka.

" Apa setiap laki laki seperti itu?"

" Tidak semua laki laki seperti itu Charlotte, yang seperti itu mungkin hanya beberapa tapi jangan samakan semua orang seperti itu."

" Kamu kenapa sendiri kesini?, Kemana kekasihmu?, Apa kau juga lari dari masalah?"

Charlotte memandang wajah Donzello dari samping, dia tahu laki laki itu begitu tampan meskipun dari arah samping pun wajah Donzello tetap tampan dan itu tak bisa di pungkiri.

Drt!! Drt!! Getaran yang ada di tas kecil Charlotte mengalihkan pandangan wanita cantik itu. Matanya kini memejamkan matanya sebentar sebelum dia mengembalikan ponsel itu.

" Ternyata disini banyak jaringan, harusnya aku tak ada disini tadi…" Ucapnya dengan menyesal.

Drt!! Drt!! Getaran yang hanya sebentar membuat Charlotte mengambil ponsel itu, satu pesan yang belum dibuka olehnya.

Barnard

Angkat telfon ku Charlotte kalau tidak aku akan datang ke kapal mu dengan membawa Jet pribadi dan menjemputmu paksa, aku bisa meminta izin kepada perusahan kapal itu.

Charlotte hanya menghela nafasnya dengan kasar ketika dia membaca pesan singkat yang dikirim oleh Barnard.

" Ada apa?"

" Bisakah aku meminta tolong sekali lagi?"

" Ada apa, katakan?"

" Pura puralah menjadi partner ku lagi disini, mantan tunangan ku akan mengganggu lagi terus jika aku tak menjawab teleponnya."

Drt!! Drt!! Drt!! Charlotte kini langsung menjawab sebuah panggilan video call dari mantan tunangannya.

" Kenapa kau tak mengabarimu jika kau ingin berlibur, jika aku tak melacak emil mu maka aku tak tau kau sedang ada dia Karibia Barat…" Barnard kini langsung mengatakan apa yang ada di pikirannya.

" Aku ingin sendiri Bar, tak bisakah kau membiarkan aku bernafas sedikit saja."

" Sayang aku memberimu waktu sendiri bukan untuk melarikan diri dariku, aku bisa menemukanmu dimanapun kamu berada…" Nadanya penuh kesombongan.

" Kita sudah berakhir Bar."

" Kita belum berakhir kita harus bicara lagi, kamu tak bisa tiba tiba memutuskan ini semua sendiri, jika aku tak mengiyakan hubungan ini berakhir maka kita belum berakhir."

" Charlotte sudah tak ingin bersamamu Bung…" Suara dingin dari Donzello membuat laki laki di seberang sana kini penuh tanda tanya.

" Kau dengan siapa di sana Charlotte jangan macam macam Sayang, aku bisa menjemputmu sekarang…" Ancamnya lagi.

" Barnard hentikan omong kosongmu itu, aku sedang bersama partner ku, jadi please jangan ganggu aku. Kamu bisa bersama wanita lain kenapa aku tidak bisa."

" Aku tak percaya, siapa dia?"

Donzello dengan berani sedikit memperlihatkan wajahnya dengan jarak wajahnya dengan Charlotte begitu dekat. Jika saja Charlotte menoleh kearah samping dapat dipastikan bibir itu akan mendarat sempurna di pipi Donzello.

" Dia bersama ku sekarang, milikku jadi jangan ganggi milik dari orang lain Bung, dia sudah tak ingin bersamamu…" Suara ketus dari Donzello membuat Barnard merasa geram.

" Kau pikir aku percaya dengan apa yang kau katakan?, Charlotte tak akan mau bersama laki laki selain aku, jadi hentikan sandiwara ini."

" Barnard apa kau pikir aku tetap setia dengan laki laki sepertimu?, Aku bisa sepertimu mencari kesenangan diluar."

Charlotte seakan hatinya tercabik ketika mengatakan hal itu, seakan dirinya menjadi ****** yang mencari kesenangan diluar sini. Nyatanya wanita itu lari dari masalah yang membuat hatinya terluka.

" Jangan ganggu Charlotte kau dengar dia milikku, sampai kapanpun dia akan menjadi milikku, kau terima saja nasibmu yang menyesal, jadi laki laki jangan bodoh."

" Aku tak percaya kau dengan laki laki seorang kekasih aku tak percaya, aku tau kamu sayang, sandiwara mu tak akan mempan bagi ku."

" Baik jika kau tak percaya."

" Tatap mata ku, please…" Bisiknya membuat Donzello langsung menoleh ke arahnya.

Tanpa disangka di saat mereka saling menoleh Charlotte malah menggapai bibir Donzello.

Donzello hanya terpaku tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh wanita itu tapi ketika Charlotte ******* nya kini dia sedikit tau apa yang terjadi.

Donzello tentu saja membalas ciuman itu, yang ada di pikirannya saat ini adalah ciuman yang membuatnya melupakan statusnya.

Mereka kini saling ******* saling menghisap satu sama lain, lidah mereka kini saling menarik satu sama lain.

Barnard yang melihatnya terkejut dia tak menyangka wanitanya bisa berbuat seperti itu di depannya.

" Charlotte apa yang kau lakukan?" Barnard gusar tak karuan semakin dilihat semakin ciuman itu dalam.

Mereka kini saling bergantian memiringkan kepala mereka agar lebih muda memperdalam ciuman tersebut. Kini mereka tetap saling membalas dengan mata Charlotte yang terpejam.

Ponselnya kini ia letakkan di pangkuannya agar semuanya terlihat dengan sempurna. Kini tangan Donzello sudah menahan tengkuk wanita itu, sedangkan tangan Charlotte kini berada di lehernya seakan mereka saat ini sedang menikmati ciuman tersebut.

Ciuman yang hanya sandiwara itu kini menjadi ciuman yang tak ingin mereka sudahi begitu saja. Aroma minuman kini saling menyapa akrab di dalam mulut mereka.

" Ugh…" lenguhan Charlotte kini tertahan ketika Donzello menghisap lidah itu dengan lembut.

" Hmm… Ugh… " ******* itu membuat ciuman itu semakin tak terkendali.

Ciuman yang awalnya sandiwara kini menjadi cumbuan mesra bagi mereka berdua. Nafas mereka kini seakan habis dan membuat mereka saling melepaskan ciuman itu dengan saling menempelkan kening mereka.

" Maafkan aku…" Kata mereka yang secara bersamaan dan saling menempelkan kening mereka dengan tetap memejamkan matanya.

Sandiwara yang membawa rasa debaran kecil itu semakin terasa nyata oleh kedua insan tersebut.

Pemanasan saja dulu besok besok lebih panas lagi seperti biasa cerita Mince tidak ada jaim jaimnya sedikitpun, karena setiap negara memiliki budaya dan pemikiran masing masing

Semua cerita yang Mince buat akan tetap membawa nuansa luar Negri dan akan tetap 21+

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Keren 👍😂

2024-05-21

0

Diii

Diii

duh panas ....untung dah buka puasa nih

2023-04-04

0

Habibah Atmaja

Habibah Atmaja

aku suka cerita mu min

2023-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Pertemuan Tak Sengaja
3 Perkenalan
4 Sandiwara
5 Kekasih Sandiwara
6 Terlalu Nyaman 1
7 Kenyamanan
8 Kebersamaan
9 Kecurigaan
10 Kemarahan Donzello
11 Apa Ini Cinta ?
12 Cinta atau hanya pelampisan ?
13 Berakhir
14 Kesalahan Terbesar
15 Cemburu 1
16 Cemburu 2
17 Berbeda
18 Sempurna
19 Lagi-Lagi Cemburu
20 Bertemu
21 Pulang 1
22 Pulang 2
23 Pulang 3
24 Pulang 4
25 Perubahan 1
26 Perubahan 2
27 Perubahan 3
28 Hancur 1
29 Hancur 2
30 Hancur 3
31 Terbongkar 1
32 Terbongkar 2
33 Terbongkar 3
34 Pertemuan 1
35 Pertemuan 2
36 Egois 1
37 Waktu Bersama 1
38 Waktu Bersama 2
39 Pertengkaran Suami Istri 1
40 Pertengkaran Suami Istri 2
41 Pertengkaran Suami Istri 3
42 Berusaha
43 Berusaha 2
44 Berusaha 3
45 Berusaha 4
46 Cinta Yang Rumit
47 Cinta Yang Rumit 2
48 Perdebatan Kecil
49 Undangan
50 Setia
51 Pesta 1
52 Pesta 2
53 Pesta 3
54 Pesta 4
55 Pesta 5
56 Pesta 6
57 Pesta 7
58 Pesta 8
59 Berusaha Memperbaiki 1
60 Berusaha Memperbaiki 2
61 Menolak
62 Ketahuan 1
63 Ketahuan 2
64 Ketahuan 3
65 Pagi Yang Panas 1
66 Pagi Yang Panas 2
67 Pagi Yang Panas 3
68 Pagi Yang Panas 4
69 Pagi Yang Panas 5
70 Pertengkaran Di Pagi Hari 1
71 Pertengkaran Di Pagi Hari 2
72 Pertengkaran Di Pagi Hari 3
73 Pertengkaran Di Pagi Hari 4
74 Bertemu 1
75 Bertemu 2
76 Terlalu Rumit 1
77 Terlalu Rumit 2
78 Ketahuan 1
79 Ketahuan 2
80 Ketahuan 3
81 Ketahuan 4
82 pesta 1
83 Pesta 2
84 Pesta 3
85 Pesta 4
86 Rencana 1
87 Rencana 2
88 Rencana 3
89 Rencana 4
90 Rencana 5
91 Rencana 6
92 Rencana 7
93 Rencana 8
94 Insiden 1
95 Insiden 2
96 Insiden 3
97 Insiden 4
98 Insiden 5
99 Insiden 6
100 Insiden 7
101 Sisi Lain 1
102 Sisi Lain 2
103 Rumah Sakit
104 Rumah Sakit_ Koma
105 Melepaskan
106 Bertahanlah
107 Bertahan Atau Pergi
108 Bahagia Atau Sedih
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Pertemuan Tak Sengaja
3
Perkenalan
4
Sandiwara
5
Kekasih Sandiwara
6
Terlalu Nyaman 1
7
Kenyamanan
8
Kebersamaan
9
Kecurigaan
10
Kemarahan Donzello
11
Apa Ini Cinta ?
12
Cinta atau hanya pelampisan ?
13
Berakhir
14
Kesalahan Terbesar
15
Cemburu 1
16
Cemburu 2
17
Berbeda
18
Sempurna
19
Lagi-Lagi Cemburu
20
Bertemu
21
Pulang 1
22
Pulang 2
23
Pulang 3
24
Pulang 4
25
Perubahan 1
26
Perubahan 2
27
Perubahan 3
28
Hancur 1
29
Hancur 2
30
Hancur 3
31
Terbongkar 1
32
Terbongkar 2
33
Terbongkar 3
34
Pertemuan 1
35
Pertemuan 2
36
Egois 1
37
Waktu Bersama 1
38
Waktu Bersama 2
39
Pertengkaran Suami Istri 1
40
Pertengkaran Suami Istri 2
41
Pertengkaran Suami Istri 3
42
Berusaha
43
Berusaha 2
44
Berusaha 3
45
Berusaha 4
46
Cinta Yang Rumit
47
Cinta Yang Rumit 2
48
Perdebatan Kecil
49
Undangan
50
Setia
51
Pesta 1
52
Pesta 2
53
Pesta 3
54
Pesta 4
55
Pesta 5
56
Pesta 6
57
Pesta 7
58
Pesta 8
59
Berusaha Memperbaiki 1
60
Berusaha Memperbaiki 2
61
Menolak
62
Ketahuan 1
63
Ketahuan 2
64
Ketahuan 3
65
Pagi Yang Panas 1
66
Pagi Yang Panas 2
67
Pagi Yang Panas 3
68
Pagi Yang Panas 4
69
Pagi Yang Panas 5
70
Pertengkaran Di Pagi Hari 1
71
Pertengkaran Di Pagi Hari 2
72
Pertengkaran Di Pagi Hari 3
73
Pertengkaran Di Pagi Hari 4
74
Bertemu 1
75
Bertemu 2
76
Terlalu Rumit 1
77
Terlalu Rumit 2
78
Ketahuan 1
79
Ketahuan 2
80
Ketahuan 3
81
Ketahuan 4
82
pesta 1
83
Pesta 2
84
Pesta 3
85
Pesta 4
86
Rencana 1
87
Rencana 2
88
Rencana 3
89
Rencana 4
90
Rencana 5
91
Rencana 6
92
Rencana 7
93
Rencana 8
94
Insiden 1
95
Insiden 2
96
Insiden 3
97
Insiden 4
98
Insiden 5
99
Insiden 6
100
Insiden 7
101
Sisi Lain 1
102
Sisi Lain 2
103
Rumah Sakit
104
Rumah Sakit_ Koma
105
Melepaskan
106
Bertahanlah
107
Bertahan Atau Pergi
108
Bahagia Atau Sedih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!