" Jangan menangis karena laki laki brengsek seperti dia tak pantas kau tangisi…" Sahabat dari Charlotte kini memberikan semangat untuk sahabatnya yang sedang bersedih.
" Aku tak menangisi nya, aku menangisi diriku sendiri yang terlalu bodoh tidak tau jika selama dia berbohong tentang dirinya yang setia."
" Sudahlah jangan menangis oke, di luar sana banyak laki laki yang akan mengantri dengan mu. Aku sebenarnya mau memberimu ini dengan Bar. Kado sebelum kalian menikah tapi dia mengacaukan semuanya, dan aku tak bisa pergi karena aku ada pekerjaan…" Sahabatnya mengeluarkan dua tiket holiday kapal pesiar yang sangat langkah di jaman sekarang.
Charlotte yang menangis kini langsung terdiam dengan mengambil tiket tersebut. Dia membacanya bahwa kapal itu akan menuju Karibia Barat.
" Aku akan ambil satu tiket saja, aku akan berlibur untuk menghilangkan kesialan ku di sana."
" Buang sial keperawanan mu itu di pantai."
Charlotte memukul sahabatnya dengan kasar membuat wanita itu hanya bisa meringis kesakitan tapi setidaknya biarkan dia seperti ini daripada harus menangis tak jelas gara gara laki laki brengsek tersebut.
Charlotte kini dengan segera menyiapkan semua keperluan dirinya selama berada di kapal. Dia tak lupa juga mematikan ponselnya untuk menghindar dari laki laki brengsek.
" Kau akan membawa ponsel mu yang ini saja?"
" Hemm.. aku tak ingin diganggu oleh siapa pun. Termasuk kamu."
" Baiklah sahabat ku yang kurang ajar aku tak akan mengganggumu tapi kau harus bercerita setelah kembali."
Kini malam ini mereka tidur bersama dengan menghabiskan waktu untuk mengobrol semuanya, tak ada kesedihan yang dia rasakan oleh Charlotte. Mungkin rasa sakit itu masih ada tapi dia berusaha untuk tetap kuat dan menerima nya.
Kini mereka tertidur dengan sisa cerita yang mereka bawa di alam tidurnya. Malam terakhir di mana wanita itu akan memulai hidupnya dengan status dia yang menjadi Single. Kini mereka berdua terlelap dalam tidurnya.
Sedangkan Zello kini yang malas berada di dalam kamarnya sendiri lebih menghabiskan malam di ruang kerjanya. Zello yang pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan sifat istrinya selama ini.
Zello menekan nomor seorang dia menghubunginya dengan bicara secara perlahan. Tak lama mereka saling mengobrol. Zello kini yang sudah mematikan panggilan itu kini langsung berdiri dan merebahkan tubuhnya di sofa.
Sofa itu begitu panjang tapi tak cukup untuk menampung tubuh laki laki tersebut. Zello yang enggan kembali kekamar kini terpaksa dia merebahkan tubuhnya di sana, dia tak peduli dengan tubuhnya yang terasa sakit setelah bangun nanti.
Sinar mentari pagi kini menerobos masuk ke sela sela setiap jendela setiap rumah. Cahaya panas itu kini menyingsing membuat wajah seorang wanita cantik yang tertidur merasakan silau.
Wanita itu kini menggeliat pelan sebelum membuka matanya dengan pelan. Lentik matanya yang indah kini terbuka dengan menatap sekelilingnya. Dia yang segera bangun dan menyelesaikan urusannya.
Sedangkan laki laki itu kini sudah rapi dengan pakaian nya dia kini sudah siap untuk datang ke kapal miliknya, dia ingin ikut serta dalam perjalanan kali ini. Zello yang memakai dasi sendiri kini masih memasang wajah dingin nya, rasa kecewa itu kini masih menyelimuti hatinya.
" Kamu jadi ikut mereka berlayar?"
" Hem…" Gumamnya.
" Ya sudah…" Jawabnya dengan tenang. Zello berharap bukan itu jawaban yang dia nantikan dia ingin mendengar satu kalinya saja dia mencegah dirinya tapi sepertinya sang istri memang tak peduli dengannya.
" Aku harus pergi, jaga dirimu…" Zello kini tak memberikan sikap manisnya dia yang setelah mengatakan hal itu kini langsung keluar dari kamarnya yang membawa koper kecil miliknya. Sedangkan sang istri hanya bisa melihat tanpa mau menyusul suaminya.
Istri Zello hanya mengangkat kedua bahunya merasa acuh oleh sikap dingin yang diberikan oleh suaminya, dia kembali dengan selimut tebalnya, memejamkan matanya kembali menikmati masa sendiri yang tak ada suaminya.
Sedangkan Charlotte kini sudah berada di pelabuhan melihat kapal besar itu yang masih bersandar di sana. Mereka semua yang akan menikmati kapal pesiar itu menatap kagum kapal besar yang masih bersandar. Kemewahan kapal itu kini masih menjadi pertanyaan kepada para orang orang yang menatapnya di luar.
" Baiklah kau harus hati hati jika ada apa apa kau hubungi aku, ingat jangan bersedih nikmati liburanmu yang gratis…" Godanya.
" Baiklah terima kasih sahabat cerewet ku…" Mereka berpelukan dengan erat.
" Aku pasti akan merindukanmu, perjalananmu pasti akan menyenangkan jadi jangan berpikir yang membuatmu sedih."
" Aku juga akan merindukanmu…" Kini mereka saling melepaskan pelukan itu.
Kini mereka berdua hanya bisa melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan mereka. Sahabat itu kini juga meninggalkan tempat ketika melihat sahabatnya yang sudah mulai masuk ke dalam kapal.
Charlotte kini berjalan dengan sedikit berlari dia terlalu gembira ketika melihat pertama kemewahan yang disajikan oleh kapal tersebut.
"Aduh…" Charlotte dan seorang itu kini saling bertabrakan dan mereka saling terpental dan terjatuh.
" Maafkan saya Nona, saya tidak sengaja."
"Tidak apa saya juga minta maaf yang tidak sengaja menabrak anda juga…" Mereka saling berdiri dan kedua orang itu kini saling bertatapan. " Maafkan saya, saya permisi…" Charlotte memberikan senyuman tipisnya tapi masih dapat tergambar jelas senyuman manis itu terukir.
Laki laki itu terpanah bahkan dia masih tak bergerak dari berdirinya. Laki laki itu menatap punggung Charlotte dengan senyum tipis. Laki laki itu kini tersadar ketika sebuah sentuhan pada bahunya kini dia rasakan.
" Sir anda di sini, kami mencari anda?" Seorang staf nya yang dari tadi mencari bos nya kini melihat bosnya yang termenung dengan menatap kedepan.
" Ah iya ayo…" Laki laki itu adalah Donzello Fausto. Laki laki yang sempat terpanah oleh senyum tipis yang diberikan oleh Charlotte wanita cantik yang periang padahal hatinya saat ini masih dibalut rasa sedih dan kecewa.
Siapa wanita itu kenapa dia begitu cantik, cantiknya polos. Batin Donzello yang masih memikirkan wanita yang bertabrakan dengannya tadi.
Hatinya sedikit memiliki rasa ingin sekali berkenalan tapi hatinya tau bahwa hal itu tak akan mungkin terjadi. Statusnya yang memiliki istri tak mungkin dia hapus begitu saja.
Astaga sadar Don kau sudah memiliki istri dirumah. Batinnya yang berusaha membuang pikiran tentang wanita itu.
Apakah ada pertemuan yang membawa mereka ke dalam cinta?, Atau malah ada sosok laki laki lain yang akan membuat Charlotte membuang kesialan perawananya?, Atau malah dia yang ingin membuang sial nya?,
Temukan jawaban di bab berikutnya. Seperti biasa cerita Mince gak ada yang nama nama nya naif ya setiap orang memiliki budaya dan pemikiran masing masing, sudah gak jaman pacaran hanya berpegangan tangan jadi jangan judge orang dengan apa yang mereka lakukan di jaman sekarang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Uthie
lanjut 💪
2024-05-21
0
Else Widiawati
aku lanjut di bab selanjutnya yah mak....
2023-04-06
0
Habibah Atmaja
lanjut
2023-04-02
0