Bab. 5

Anindira masih sering kali menepuk keningnya yang tidak menyangka dengan keputusannya untuk mengikuti pria yang sama sekali tidak dikenalnya itu.

Pria yang menawarkan bantuannya dengan suka rela dan tanpa pikir panjang, Anindira segera mengiyakan dan menerima pertolongan pria yang cukup ganteng, tampan, berkarisma, penuh wibawa, bijaksana dan memiliki aura kepemimpinan yang sungguh tak terbantahkan diusianya yang baru menginjak usia ke 27 tahun itu.

Setelah berganti pakaian dengan pakaian lengkap yang disediakan khusus untuknya oleh seorang art yang tinggal di apartemen mewah itu yang mengurusi segala sesuatu keperluannya.

Anindira berjalan perlahan menuruni tangga dan melihat seorang pria yang sedang membaca surat kabar sore itu. Anin sedikit kikuk, grogi dan salah tingkah karena memakai pakaian yang cukup terbuka dengan mengurai rambut panjangnya yang masih sedikit basah itu.

Anin segera duduk tepat di hadapannya pria yang bernama Alzam Khair Mahawira. Pria single dan belum punya tunangan itu hanya mantan pacar saja yang sudah bertahun-tahun putus hubungan dengannya.

"Tuan Muda, makasih banyak atas bantuannya, semua ini kesalahanku yang sudah berjalan tanpa hati-hati dan tidak memperhatikan jalan sekitarku, maaf saya sudah merepotkan Anda Tuan Muda," imbuhnya Anindira.

Dengan duduk bersantai sembari menyimpan koran yang baru saja dibacanya itu segera mengalihkan perhatiannya ke arah Anin yang menikmati secangkir kopi hangat sore itu.

"Anindira Mahika Mahendra, usia 21 tahun, beberapa hari yang lalu papamu masuk penjara karena tersandung masalah korupsi, ibumu meninggal dunia karena terkena serangan jantung," tuturnya Alzam.

Anindira karena terkejut tubuhnya segera bereaksi di luar kendali,kopi yang diminumnya itu menyembur keluar hingga mengenai pakaian dan wajahnya Alzam. Anindira semakin salah tingkah dan panik dengan spontan berdiri dari duduknya sambil meraih beberapa tissue yang tergeletak di atas meja. Anin segera mengelap hingga noda kopi tersebut hilang tanpa bekas.

"Tidak perlu membersihkannya, aku masih sanggup untuk melakukannya," cegahnya Alzam yang memegangi kedua tangannya Anin yang masih memegangi beberapa lembar tissue.

"Tapi, Tuan Muda saya tidak berniat sedikitpun untuk mengotori pakaian yang Anda pakai ini, saya mohon jangan marah atau meminta ganti rugi padaku," rengeknya Anin dengan memperlihatkan wajahnya dan tingkahnya yang lucu itu.

"Stop! Kalau saya bilang hentikan yah tolong berhenti!" Bentak nya Alzam yang menatap tajam ke arah Anin.

"Maafkan saya Tuan Muda," lirihnya Anin seraya duduk kembali ke atas sofa.

"Cik, gadis yang ceroboh," bathinnya Alzam.

"Ucapanku benar kan, mengenai apa yang tadi aku katakan padamu tadi?" Alzam menatap intens Anindira yang raut wajahnya kebingungan dan keheranan saking tidak percayanya jika pria yang duduk di hadapannya mengetahui apa yang terjadi padanya.

"Siapa kamu sebenarnya? Kenapa bisa mengetahui apa yang terjadi pada keluargaku?" Tanyanya balik Anindira yang mulai serius.

"Saya adalah Alzam Khair Mahawira,"jawabnya Alzam.

"Dia kan bujangan dan pemuda yang memenuhi syarat dan low profile di kota Jakarta, kekasih sempura di mata semua kaum hawa," gumamnya Anin.

Alzam hanya memperlihatkan senyuman smirknya itu ke hadapannya Anin yang sungguh terkejut, karena akhirnya bisa bertemu dengan pria yang digandrungi oleh remaja-remaja dan gadis seusianya yang bahkan mengalahkan ketampanan dan popularitas aktor Korea Selatan oppa Lee Min-ho.

"Tapi,kita sama sama sekali tidak saling kenal, kalau gitu aku hanya bisa berterima kasih kepadamu Tuan Alzam Khair Mahawira yang sudah menolongku, aku pamit dulu dan tidak ada juga kepentingan di sini untuk berlama-lama dengan Anda, assalamualaikum," ucapnya Anin yang segera beranjak dari posisi tempat duduknya itu.

"Anindira jika kamu pergi dari sini, kamu akan menyesal, aku bisa membantu kamu untuk menjamin kebebasan papamu pak Mahendra," ucap Alzam.

Anin refleks menghentikan langkahnya dan berjalan ke arah pria yang masih duduk dengan posisi yang seperti sedia kala.

"Apa itu benar dan apa aku bisa menjamin dan memegang semua kata-katamu ini?" Tanyanya Anin dengan penuh selidik.

"Tentu saja semua yang aku katakan bisa kamu percaya,tapi ada permintaan aku yang harus kamu penuhi," pungkasnya Alzam dengan menangkupkan kedua tangannya di bawah dagunya dan sudut tangannya bertumpu pada kaca meja.

"Permintaan!" Beonya Anin yang masih berdiri seperti semula.

"Ternyata semuanya tidak gratis, benar sekali semuanya ada harga yang harus aku bayar, rasanya saya seperti sedang bernegosiasi dan melakukan kesepakatan dengan seorang penjahat saja," gumam Anin yang menunggu Alzam kembali melanjutkan perkataannya.

"Bagaimana,apa kamu setuju dengan permintaan aku yang dulu sederhana saja?" Tanyanya balik Alzam.

Anin mengeratkan genggaman tangannya itu," apa yang seharusnya aku lakukan agar Tuan Muda menolongku?"tanyanya balik Anin yang sudah tidak sabaran ingin mendengar perkataan dari Alzam selanjutnya.

Alzam tersenyum tipis," ahh itu bukan hal besar dan sangat mudah untuk kamu penuhi, yaitu menikahlah denganku!"

"Apa aku tidak salah dengar, kan? Menikah dengan siapa?" Raut wajahnya Anin semakin kebingungan.

"Saya!" Jawabnya singkat Alzam.

Anin terkejut mendengar jawaban dari pria yang sungguh indah ciptaan Allah SWT itu.

"Apa!? Jangan bercanda Tuan Muda Alzam yang terhormat, kita ini baru kenalnya dalam hitungan jam kenapa bisa-bisanya menawarkan pernikahan padaku, lagian menikah itu bukan persoalan yang mudah seperti membalik telapak tangan, lagian kenapa ngelamarnya caranya seperti ini juga," tampiknya Anin yang tertawa terbahak-bahak saking terkejutnya mendengar dirinya dilamar oleh seorang pria kaya raya tajir melintir.

"Menikahlah denganku dengan caraku maka aku akan membantumu untuk membebaskan papamu dari penjara," tukasnya Alzam.

"Kenapa aku? Kenapa kamu mau menbantuku?"

"Alasannya karena, kamu mempunyai latar belakang yang baik, mendapatkan pendidikan yang baik pula walaupun harus cuti kuliah karena masalah biaya, bisa dianggap dari keluarga yang ternama dan baik-baik, secara keseluruhan genmu sangat bagus, selama bisa melahirkan seorang putra untukku dalam jangka waktu dua tahun aku pasti akan memenuhi semua keinginanmu termasuk membebaskan papamu dari hukuman yang sama sekali tidak dilakukannya, jadi pikirkanlah baik-baik permintaanku yang simpel dan sangat mudah, tapi pernikahan perjanjian kita ini cukup kamu dan aku yang mengetahuinya, biarkan orang lain menganggap pernikahan kita ini normal seperti pernikahan kebanyakan orang lain," ungkap Alzam panjang lebar.

"Ya Allah… apa yang harus aku lakukan apa aku menerima permintaan dan memenuhi semua persyaratannya? Tapi saya tidak punya pilihan lain yang harus aku pilih, sepertinya Tuhan sudah menakdirkan aku untuk ikut dalam permainan pria ini," Anin membatin.

"Setelah dua tahun dan kamu bisa memberikan aku anak laki-laki maka kamu akan bebas dari perjanjian kita berdua dan kembali hidup normal seperti sebelumnya," ujarnya Alzam.

"Menurut aku permintaan Anda ini sungguh konyol

"Anindira, kamu tidak pikir kamu masih punya pilihan sekarang? Pikirkan masalah papamu, dia akan menderita di dalam penjara tanpa bantuanku dan papamu sudah tua, kamu harus tahu semua hal bisa terjadi di dalam tahanan," Alzam masih berusaha untuk bernegosiasi dengan Anin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!