Perang Dimulai

“Aleksa’’teriak salah satu pemilik emblem yang sama dengannya. Purna OSIS yang saat ini hanya menjabat sebagai kakak kelas.

“Ya kak?’’sahut Aleksa menoleh ke arah sumber suara. Ia menghentikan langkahya.

“Shiiitt!’’sentaknya. Ia mendorong Aleksa hingga terjatuh. ‘’Kamu jadi cewek enggak usah keganjenan!’’sentaknya kesal. Ia menarik kuat rambut Aleksa hingga terpekik. “Kalau kamu deketin Bastian, aku hajar kamu!’’ucapnya lagi dengan kasar. Gadis itu tak peduli dengan sorotan warga sekolah kepadanya.

“Lepasin!’’teriak Aleksa. “Jangan karena kamu kakak kelas jadi belagu!’’bentak Aleksa kasar.

“Eh, kamu punya malu enggak! Tamengnya aja ketua OSIS tapi kelakuan najis.’’makinya kasar dengan menekan setiap kata yang terlontar dari mulutnya.

Bastian berlari sekencang-kencangnya menghampiri pusat kerumunan. Andreas salah satu timnya melaporkan secara utuh kejadian yang sedang menjadi pusat perhatian sekolah. Di koridor sekolah itu. Aleksa tersudut. Aleksa diserang satu geng kakak kelas yang terkenal dengan sebutan Demon Chaser.

Cukup kewalahan Bastian membelah lautan siswa yang di hadapannya. Tubuhnya yang masih belum sehat tergopoh-gopoh.

“Leksa.’’panggilnya lembut. Ia menyodorkan tangannya untuk membantu Aleksa “Bisa berdiri?’’tanyanya. Ia menundukkan tubuhnya. Kemudian merapikan rambut Aleksa yang berantakan. “Kamu bisa berdiri?’’tanya Bastian lagi.

Aleksa mengangguk. Ia berupaya untuk berdiri. Sementara itu sang Purwa memundurkan langkahnya. Bastian menggenggam tangan Aleksa kuat.

‘’Ternyata di sekolah ini masih ada juga perundungan kayak gini.’’ujar Bastian dengan mulut setengah terkatup. ‘’Demon Chaser, apa yang salah?’’tanyanya dengan tatapan tajam.

Gadis itu terdiam. Ia tak mengira Bastian beneran hadir di hadapannya. DIlihat dari dekat Bastian memang sangat tampan. Wajahnya seperti blasteran cindo.

“Kalian juga, harusnya sedikit berpikir, ini bukan tontonan yang harus disaksikan!’’bentaknya kesal. ‘’Kamu! ’’tunjuknya ke arah rombongan gadis itu. ‘’Urusan kita belum selesai.’’ancamnya.

“Eh Bas’’panggil Theo. ‘’Jangan beraninya ngancam perempuan.’’

Bastian menaikkan alis kiri menatap Theo tajam. Tak lama juga Deren datang.

“Kamu masih anak baru di sini. Enggak usah sok paling tahu keadaan sekolah di sini.’’ucapnya lagi. ‘’Belagu amat sih, mau jadi pahlawan kesiangan ya.’’

“Kamu yang enggak tahu apa-apa!’’sentak Bastian.

“Oh, aku, atau kamu? Yang nyerobot gebetan teman sendiri?’’sindiri Theo, ia melirik ke genggaman Bastian dengan Aleksa.

Deren menyaksikannya juga. Seketika Bastian melepaskan genggamannya. ‘’Ini enggak seperti yang kamu pikirikan.’’ucapnya menurunkan nada suaranya.

Aleksa yang berdiri di samping Bastian langsung pergi meninggalkan mereka semua. Sementara itu Theo masih mengarogansi Bastian.

‘’The, yuk kita pergi!’’ajak Deren. Theo menurut. Begitu juga penonton yang perlahan bbar menyebarkan informasi yang baru saja mereka lihat.

Bastian ikut menghilang di tengah kerumunan itu. Setelah jam istirahat Bastian balik ke kelas. Aleksa duduk di situ. Wajahnya masam. Tatapannya juga sinis. Aleksa menyadari sesuatu hal.

“Hm, aku kira tadi ada adegan romantis.’’bisik dari salah satu teman sekelas mereka yang tadi turut menyaksikan. Mendengar itu Bastian kikuk serba salah. Keadaan membalikkan dirinya.

“Hehe iya sih, padahal tadi di awal adegannya udah seperti di film-film.’’ledek salah satunya lagi. “Taunya dua sejoli itu enggak ada hubungan apa-apa.’’

Bastian tak menyahut. Ia tahu Aleksa pasti marah besar kepadanya. Aleksa benar-benar malu dengan kejadian itu. Parahnya lagi ucapan Theo menyadarkannya kalau Bastian seolah-olah ada kesepakatan dengan Deren.

“Huft.’’Bastian menghela nafas panjang. “Leksa, aku minta maaf.’’bisik Bastian perlahan.

“Diem Bast, aku enggak mau bicara apapun sama kamu.’’ucapnya tajam. ‘’Aku benci sama kamu Bas.’’ujarnya lagi.

“Okeh Leksa. Aku minta maaf.’’ulangnya sekali lagi.

Aleksa mengabaikannya. Ia tutupi wajahnya dengan rambut panjangnya, agaria tak melihat Bastian.

Sepulang sekolah, Aleksa langsung keluar tanpa pamitan seperti biasanya. Seketika suasana berubah. Bastian pun turut berjalan keluar kelas. Ia mengamati gerak-gerik Aleksa. Secara perlahan ia mengikuti Aleksa, hingga tepat di belakang sekolah Bastian dapata menghentikan langakahnya.

“Leksa.’’panggilanya lembut Ia menarik tangan kanan Aleksa, tetapi ia menepisnya.

“Apa lagi?’’ketusnya kesal.

Bastian mengahalangi langkah Leksa. “Aku minta maaf.’’ucapnya.

“Udahlah Bas, aku lagi enggak mau ngomong sama kamu!.’’sentaknya. Mimik Aleksa berubah drastis.

“Leksa. Aku enggak ada maksud….’’

“Bajingan kamu tau enggak Bast! Harusnya kamu tadi bela aku Bas, bukan ngelepasin. Kamu memang benar-benar brengsek tau enggak. Sengaja ngedektin aku buat Deren kan?’’bentaknya bertubi-tubi. “Kamu sengaja mainin perasaan akukan Bas?’’

“Dengerin aku dulu!’’

‘’Ah udahlah Bast! Aku ikutin permainan kamu!’’ujarnya sambil berlalu. Kali ini Bastian tak mengejar. Posisinya serba salah. Ia membalikkan badannya tak mengikuti Aleksa lagi, dan mencari para gadis yang mempermalukannya tadi pagi. Ia beranikan diri masuk ke kelas XII MIPA 5. Bastian langsung menghampiri Tere ketua geng mereka.

“Ehm, kak’’. sapanya.

“Bastian?’’sapanya ramah. “Kenapa sayang? Kamu mau minta maaf soal tadi?’’tanyanya dengan antusias. Ia sengaja mengibaskan rambutnya di hadapan Bastian.

Seketika wajah Bastian berubah sinis. Ia menatap tajam Tere, dan tak hentinya alis kirinya naik setengah mengancam. ‘’Kak, aku mohon jangan ganggu Aleksa lagi.’’pintanya dengan sedikit menekan.

“Tergantung perlakuan kamu ke aku.’’ucap Tere tak mau kalah.

“Bas, kamu ngapain ke sini?’’tanya Raka salah satu teman Bastian di sepak bola. Ia sekelas dengan Tere. Raka beneran tahu kalau Tere dan gengnya beraksi pasti tidak akan semudah itu untuk menghentikannya.

“Ehm kak Raka, akua da urusan sama teman kakak ini.’’

“Bas, udah, mendingan enggak usah diperpanjang lagi.’’bisik Raka sembari merangkul Bastian, membimbingnya untuk jauhi teman sekelasnya itu. Namun dengan cepat Tere menarik tangan Bastian, kemudian mengenggamnya.

“Mau ke mana sayang? Urusan kita belum selesai.’’ujar Tere menahan Bastian. Ia membelai pipi Bastian lembut. ‘’Kalau kamu mau kita enggak gangguin Aleksa yang kecentilan itu, kamu harus selalu di sisi aku.’’ucapnya nakal.

Bastian menghempaskan tangan Tere. Raka mencoba menahan bastian agar tidak anarkis.

“Bas, kayaknya setelah ini kita harus ngomong!’’bisik Raka lagi. “Udahla Re, lepasin Bastian, lagian harusnya kita sebagai kakak kelas harus memberikan kenyamanan kepada adik kelas kita. Apalagi Bastian masih baru beberapa bulan di sekolah ini.’’

“Gimana Bas? Karena kakak enggak akan bisa janji enggak bisa ngusilin Aleksa kalau kamu enggak di sisi Kakak. ?’’Tanyanya mengabaikan larangan Raka. Tere berdiri dari mejanya dan kembali menggenggam tangan Bastian.’’Tapi kalaupun kamu enggak mau selalu di sisi kakak, aku akan buat kamu selalu di sisiku.’’ujarnya lagi.

Bastian terdiam. Ia menatap kakak kelasnya dengan penuh keburukan. ‘’Sekali lagi tolong ya Kak.’’ucapnya lagi sambil meninggalkan Tere dengan teman-temannya.

Raka mengikutinya. Bastian terlihat kehilangan arah. Ia melangkahkan kakinya secepat mungkin untuk melepaskan kepenatannya. Raka tetap mengikuti.

“Bas,’’ucapnya memecah keheningan sekolah, karena sedari tadi hanya terdengar suara sepatu mereka berkejar-kejaran.

“Astaga!’’Bastian memukul keningnya dan menghentikan langkah kakinya. “Maaf Kak Raka, aku lupa.’’ucapnya terengah-engah. Ia duduk di parkiran kereta diikuti Raka.

“Bas, harusnya kamu enggak usah jumpai Tere tadi. ‘’jelas raka sembari merapikan tali sepatunya. Raka merupakan mantan kapten mereka sebelumnya. Kulitnya yang sawo matang dan tubuhnya yang mungil juga termasuk bintang lapangan pada masanya.

“Hm, habisnya aku enggak mau ada yang korban gara-gara aku Kak.’’ucap Bastian. ‘’Aleksa selama ini terkenal dengan kebaikannya dan enggak ada berita buruk tentangnya selama ini.’’sambung Bastian lagi.’’Aku enggak mau reputasi Aleksa rusak gara-gara aku.’’

“Hm, tapi harusnya kamu pura-pura tidak tahu Bas.’’

Bastian tak menjawab. Aleksa sudah banyak menolongnya selama ini. Mulai dari ia menginjakkan kakinya di sekolah ini hingga sampai saat ini. Gadis itu benar-benar tulus padanya. Ada rasa penyesalan ketika Bastian tak membelanya sampai akhir.

Sepulang sekolah Bastian menghubungi Aleksa. dari dua puluh tiga panggilan tak satu pun diangkatnya. Baru kali ini Aleksa semarah itu, biasanya juga hatinya cepat luluh. Bastian pun berinisiatif mengirimkan pesan kepadanya.

Aleksa aku minta maaf karena enggak bisa membelamu sampai akhir. Aku menyesal Leksa. Please maafin aku. Kasih aku kesempaatan Leksa.

Ia juga mengirimkan pesan suara.

“Leksa, maafin aku ya.’’ucapnya penuh sesal.

Terpopuler

Comments

Dyah

Dyah

caper dah dia

2023-05-03

0

lil'sky

lil'sky

ghibah aja terus

2023-05-01

0

Zaya Oya

Zaya Oya

hadeh kepedean

2023-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!