5. Dua perempuan misterius.

"Kau pikir, aku akan percaya dengan perkataanmu itu?" Cibir Liiu Yaoshan keras.

Si ketua perampok memasang wajah memelas agar Liiu Yaoshan percaya padanya.

Tapi siapalah Liiu Yaoshan ini, dia adalah calon Penguasa langit yang kini telah mendapati kembali seluruh ingatan dan kekuatannya. Tentu saja, dia tidak akan dengan mudahnya mempercayai tipu daya siapapun lagi sekarang. Cukup dia tertipu oleh Pamannya saja yang dulu memberikannya minuman beracun, itupun juga dia lakukan karena di ancam Ibunya akan di bunuh jika Liiu Yaoshan tidak menuruti keinginan Pamannya itu.

"Aku bersumpah Tuan, aku tidak akan melakukannya lagi. Jika perlu, aku akan melakukan sumpah dao agar Tuan percaya, jika aku benar-benar serius dengan perkataanku." Si ketua perampok kembali memohon bahkan sekarang dia berani untuk bersumpah menggunakan sumpah dao.

Bagi seorang petarung, sumpah dao adalah sumpah suci, di mana bumi dan langit menjadi sumpah mereka. Dan jika suatu hari mereka mengingkari sumpah tersebut, mereka akan langsung mati tersambar petir surgawi karena telah berani melanggar sumpah dao tersebut.

"Coba saja, aku ingin lihat, sampai di mana keberanianmu itu." Tantang Liiu Yaoshan.

Si ketua perampok tadinya hanya ingin berbicara asal saja agar Liiu Yaoshan tidak membunuhnya. Tapi tidak di sangka, Liiu Yaoshan malah menganggap serius ucapannya.

Dengan terpaksa, si ketua perampok lalu melakukan sumpah dao bersama para anak buahnya.

Liiu Yaoshan tersenyum puas karena si ketua perampok melakukan apa yang dia ucapkan.

Meski begitu, Liiu Yaoshan tetap memberikan ultimatum kepada mereka semua.

"Kalian semua telah melakukan sumpah suci dao, jika kalian melanggarnya, bukan hanya petir surgawi yang akan menghukum kalian, tapi aku juga." Aura Keagungan langsung terpancar dari Tubuh Liiu Yaoshan ketika mengatakan hal itu.

Semua para perampok seakan tidak mempercayai apa yang mereka lihat sekarang.

"Apa dia seorang Dewa?" Gumam anak buah gerombolan perampok ketika merasakan Keagungan yang Liiu Yaoshan miliki.

"Aku rasa, dia memang benar-benar Dewa yang di utus oleh langit!" Balas salah seorang temannya.

Selain merasa takjub, mereka juga merasa bersyukur karena telah di beri kesempatan untuk hidup.

Mereka berjanji di dalam hati, jika mereka tidak akan melakukan perbuatan tercela lagi.

Selain takut dengan sumpah suci dao yang mereka lakukan barusan, mereka juga takut dengan ancaman dari orang yang memiliki aura Dewa.

"Karena kalian sudah berjanji untuk berubah, maka aku akan melepaskan kalian hari ini. Pulanglah, dan gunakan kekuatan kalian untuk kebajikan." Aura Dewa Liiu Yaoshan semakin terasa ketika dia mengatakan hal itu.

Semua para perampok mengangguk patuh, dan mengiyakan ucapan Liiu Yaoshan.

Setelah semua urusan di sana selesai, Liiu Yaoshan kembali melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

Sebentar lagi, dia akan keluar dan mencapai bibir hutan, dan mungkin juga akan menemui pedesaan di ujung hutan sana.

"Akhirnya, aku keluar juga dari hutan." Liiu Yaoshan menghela nafas lega ketika dirinya sudah bisa keluar dari hutan dengan selamat.

Beberapa saat berjalan, Liiu Yaoshan menemukan sebuah perkampungan yang terlihat tenang.

Para penduduknya juga tampak ramah, dan sopan ketika melihat dirinya yang sebagai orang asing.

"Aku harus mencari tempat makan. Perutku ini sudah protes minta di isi makanan sedari tadi." Gumam Liiu Yaoshan perlahan.

Di kejauhan, terdapat dua orang perempuan yang sedang mengintai Liiu Yaoshan.

"Sepertinya, kita kedatangan mangsa baru." Ucap salah seorang perempuan yang memakai baju berwarna hijau.

"Hualing, sebaiknya kali ini kau diam saja. Pemuda itu, akan aku jadikan Suami." Balas perempuan berbaju putih di sebelah perempuan berbaju hijau.

"Ini tidak adil Huifen, aku juga ingin memiliki Suami juga." Protes perempuan yang di panggil Hualing.

Huifen memelototkan matanya kepada Huifen yang saat ini sedang cemberut.

"Jadi kau ingin membantah ucapanku, Hualing? Kau berani melakukannya?" Bentak Huifen keras.

Hualing langsung mengerutkan badannya karena merasa takut.

"Maafkan aku, Huifen. Aku tidak akan mengulanginya lagi!" Ucap Hualing yang masih menggigil ketakutan.

"Aku akan menerima maafmu, kalau kau mau membantuku mendapatkan pemuda itu, bagaimana?" Hualing ingin menolak, tapi begitu melihat mata Huifen dia jadi terpaksa mengiyakan.

Di sebuah restoran, kini Liiu Yaoshan sedang menikmati makanannya.

"Tolong-tolong aku!" Suara perempuan minta tolong terdengar tak jauh dari tempatnya duduk.

Liiu Yaoshan tidak segera bertindak, dia malah semakin fokus kepada makanan yang ada di hadapannya.

Braakkk...

Meja di bagian depan, hancur tertimpa tubuh seseorang.

"Berani sekali kau ingin merebut perempuanku!" Teriak seorang pria bertubuh kekar, lalu dia menarik baju orang yang menimpa meja tadi.

"Dasar brengsek!"

Bugghhh...

Bugghhh...

Pria berbadan kekar memukul wajah orang yang di tariknya beberapa kali.

"Tuan muda Coi, sudahlah!" Cegah perempuan yang tadi meminta tolong.

"Aku tidak bisa tenang, sebelum bisa menghajar orang brengsek ini." Ucap Tuan muda Coi geram.

"Kakak, aku sudah mencarimu kemana-mana. Ayo kita pulang, Ibu sedang membutuhkan kita." Seorang gadis memasuki restoran dan langsung menarik si perempuan yang bersama Tuan muda Coi.

"Adik, aku belum bisa pulang. Kau pergilah dulu, nanti aku akan menyusulmu." Balas si perempuan tersebut.

Tuan muda Coi mengurungkan niatnya, untuk memukuli pria yang sudah terkapar di atas meja.

"Siapa dia? Apa dia ini Adikmu?" Mata Tuan Coi berkilat begitu melihat si gadis.

"Tuan muda, aku sudah bersedia untuk melayani anda. Jadi tolong, biarkan Adikku untuk pergi." Kata si perempuan tadi lalu berdiri di depan sang Adik untuk melindunginya dari pandangan Tuan Coi.

"Ha-ha! Aku berubah pikiran, aku tidak menginginkanmu lagi! Aku menginginkan kalian berdua sekaligus!" Ucap Tuan muda Coi dengan mata berkilat penuh nafsu.

"Adik, cepat pergi dari sini!" Teriak si perempuan mendorong Adiknya.

Si gadis berniat lari dari tempat itu, namun gerakannya kalah cepat oleh gerakan Tuan muda Coi.

"Lepaskan aku!" Si gadis meronta-ronta berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman Tuan Coi.

"Lepaskan Adikku! Lepaskan dia!" Si perempuan tadi berusaha menolong Adiknya, dengan cara memukul-mukul tangan Tuan Coi yang di pakai untuk menahan Adiknya tersebut.

Namun apa daya, tenaganya tidak cukup kuat untuk bisa memukul dengan keras dan membuat Tuan Coi melepaskan cengkeramannya.

Sadar usahanya telah gagal, si perempuan berusaha mencari pertolongan.

Dia 'pun berlari kesana kemari untuk meminta tolong kepada semua orang.

"Tuan, tolong aku! Tolonglah Adikku, Tuan!" Meja terakhir yang perempuan itu datangi adalah meja Liiu Yaoshan.

Perempuan tadi terus meratap memohon kepada Liiu Yaoshan agar dia mau menolong Adiknya.

Liiu Yaoshan yang semula acuh, menjadi tergerak hatinya. "Bebaskan dia!"

Suara Liiu Yaoshan yang berwibawa, bergema di dalam ruang utama restoran.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!