Penguasa Langit
"Lepaskan Ibuku!" Teriak Liiu Yaoshan kepada Liiu Yanhui yang bukan lain adalah Pamannya.
"Mimpi!" Dengus Liiu Yanhui.
Swosshhh...
Swosshhh...
Blarr...
Liiu Yaoshan menggila, dia menghancurkan setengah isi dari Istana kerajaan Langit.
"Berhenti! Atau aku akan membunuh Ibumu!" Teriak Liiu Yanhui marah.
Jika kemarahan Liiu Yaoshan tidak di hentikan, mungkin Istana Langit akan hancur sebentar lagi oleh kekuatannya.
Liiu Yaoshan menghentikan aksinya, dan berteriak kencang kepada Liiu Yanhui.
"Aku akan berhenti, tapi lepaskan Ibuku!"
"Tidak, aku tidak akan melepaskannya sebelum kau meminum air di botol ini!" Balas Liiu Yanhui sembari melemparkan botol porselen kepada Liiu Yaoshan.
Tanpa ragu, Liiu Yaoshan meminum air di dalam botol tersebut.
Melihat Liiu Yaoshan melakukannya, Liiu Yanhui tertawa dengan kencang.
"Bodoh! Kau memang pemuda yang bodoh!" Ejek Liiu Yanhui sembari mengencangkan cengkeraman tangannya di leher Permaisuri Langit.
Krakkk...
Suara tulang leher yang patah, terdengar nyaring di telinga semua orang yang ada di sana.
Permaisuri Langit meninggal seketika, setelah tulang lehernya di patahkan oleh Adik Iparnya sendiri.
"Bajingan! Akan 'ku bunuh kamu!" Liiu Yaoshan berniat untuk menyerang kembali Liiu Yanhui, namun dia terkejut karena tubuhnya tak bisa di gerakkan.
"Ha-ha! Anak bodoh, kau pikir aku akan membiarkanmu membuat onar di Istana baruku ini? Jangan mimpi kau! Sekarang, enyahlah!" Liiu Yanhui menendang tubuh Liiu Yaoshan yang sudah tidak berdaya dengan keras.
Tubuh Liiu Yaoshan melayang di udara dengan kencang, siapapun yang melihat, pasti akan mengira Liiu Yaoshan akan mati setelah mendarat.
Agghhh...
Liiu Yaoshan berteriak keras, dan langsung terbangun dari tidurnya.
Mimpi buruk itu, terus saja mengganggunya setiap malam.
"Kau sudah bangun, anak muda?" Tanya Kakek Dongyi kepada Liiu Yaoshan.
"Kakek, mimpi buruk itu datang lagi." Ucap Liiu Yaoshan murung.
"Itu hanya mimpi, jangan terlalu di pikirkan." Balas Kakek Dongyi tenang.
Liiu Yaoshan mengangguk, ucapan Kakek Dongyi benar. Itu hanya mimpi buruknya saja, bukan kenyataan, jadi tidak perlu di pikirkan.
"Ini makanlah!" Kakek Dongyi mengulurkan piring yang terbuat dari kayu.
Liiu Yaoshan 'pun menerima piring itu, dan langsung memakan-makanan yang ada di atas piring tersebut.
"Aku akan melatih ilmu beladiri padamu besok, jadi bersiaplah!" Ucap Kakek Dongyi.
Liiu Yaoshan menjadi bersemangat setelah mendengar hal itu, dia sudah lama meminta Kakek Dongyi mengajarinya tapi selaku di tolak dengan alasan Kakek Dongyi sangat sibuk.
Keesokan harinya, Kakek Dongyi mengajak Liiu Yaoshan ke puncak bukit di belakang gubuk mereka.
"Pukullah pohon kayu itu ...," Kakek Dongyi menunjuk pohon kayu yang sudah berusia ratusan tahun.
Liiu Yaoshan bergidik ngeri ketika melihat pohon tersebut. Bagaimana bisa, pemuda yang baru belajar ilmu beladiri sepertinya, bisa memukul pohon besar itu? pikir Liiu Yaoshan.
"Cepat lakukan!" Kakek Dongyi berteriak pelan, namun teriakannya mampu membuat bulu kuduk Liiu Yaoshan berdiri.
Dukk...
Dukk...
Dukk...
Liiu Yaoshan memukul pohon tua itu berkali-kali. Bukannya hancur atau roboh, pohon itu bahkan tidak bergerak sama sekali. Justru tangan Liiu Yaoshan sekarang terasa sakit, karena berbenturan dengan kulit pohon yang keras.
"Lemah!" Cibir Kakek Dongyi.
Dia lalu melompat dan langsung menggunakan tangannya untuk memukul pohon besar yang tadi di gunakan oleh Liiu Yaoshan.
Dukk...
Blarr...
Pohon besar tadi, langsung roboh oleh pukulan Kakek Dongyi.
"Astaga!" Liiu Yaoshan berteriak kencang karena tak percaya dengan apa yang di lihatnya sekarang.
Dia lalu menghampiri pohon yang telah roboh tersebut, dan memperhatikan tempat bekas pukulan Kakek Dongyi.
"Ini ...," Liiu Yaoshan semakin takjub dengan Kakek Dongyi setelah melihat bekas pukulan di pohon tersebut.
"Kakek, bisakah kau mengajarkan jurus ini padaku?" Liiu Yaoshan sangat bersemangat sekali ketika mengucapkan hal ini.
"Berlatihlah dengan keras, kelak kau juga akan bisa melakukannya." Jawab Kakek Dongyi sambil melangkahkan kaki meninggalkan puncak bukit.
Liiu Yaoshan mengepalkan tangannya erat, dia berjanji akan bekerja keras untuk mencapai semua yang dia inginkan.
Dia kembali bangkit, dan langsung menuju pohon yang lebih besar untuk kembali berlatih seperti apa yang Kakek Dongyi ucapkan.
Tak terasa, hari mulai gelap. Liiu Yaoshan sudah berada di puncak bukit seharian ini, jadi Kakek Dongyi memintanya untuk segera pulang dan beristirahat.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan berganti bulan. Kemampuan Liiu Yaoshan kini telah meningkat, menjadi seperti apa yang dia harapkan sebelumnya.
"Ini, ambillah!" Kakek Dongyi memberikan sebuah kitab kepada Liiu Yaoshan.
Liiu Yaoshan menerima kitab yang di sodorkan oleh Kakek Dongyi.
"Simpanlah dulu kita itu. Sekarang, ikuti aku!" Kakek Dongyi bangkit dan pergi memasuki goa tempatnya biasa menunggu Liiu Yaoshan ketika berlatih.
Liiu Yaoshan menyimpan kitab itu di balik bajunya, lalu berjalan mengikuti sang Kakek.
Kakek Dongyi berdiri, menghadap ke dinding batu di dalam goa. Setelah Liiu Yaoshan berada di sebelahnya, Kakek Dongyi mengibaskan lengan.
Secara ajaib, dinding batu yang keras bergeser dengan sendirinya.
"Ayo!" Ajak Kakek Dongyi sambil masuk ke dalam celah yang berada di dinding batu tersebut.
"Berendamlah di kolam itu, untuk memulihkan tenaga dalammu!" Kakek Dongyi menunjuk sebuah kolam yang berwarna hitam pekat.
Dari kolam berair hitam itu, menguar bau yang membuat Liiu Yaoshan merasa mual.
Dengan menahan rasa mual, Liiu Yaoshan berjalan mendekati kolam.
Perlahan, dia membuka seluruh pakaiannya. Karena Kakek Dongyi bilang, jika Liiu Yaoshan tidak boleh mengenakan sehelai benang 'pun ketika berendam.
Bau yang menusuk penciuman, kini semakin santer di rasakan oleh Liiu Yaoshan.
Tapi anehnya, setelah tubuhnya memasuki kolam, bau itu seperti menghilang.
Yang Liiu Yaoshan sekarang adalah rasa sejuk yang menjalar ke setiap peredaran darahnya.
"Sebelum aku datang, kau tidak boleh keluar dari kolam hitam!" Kakek Dongyi berbicara keras kepada Liiu Dongyi.
Setelah menyelesaikan perkataannya, Kakek Dongyi segera keluar melewati celah dinding batu tadi.
Rasa sejuk yang Liiu Yaoshan rasakan tadi, kini di ganti dengan rasa hangat yang menyelimuti tubuhnya.
"Ajaib! Kolam ini benar-benar ajaib!" Gumam Liiu Yaoshan kepada dirinya sendiri.
Setelah rasa hangat, kini muncul sensasi dingin dari dalam kolam tersebut.
"Di-dingin sekali!" Ucap Liiu Yaoshan menggigil.
Karena rasa dingin tersebut, tubuhnya seperti di tusuk-tusuk oleh ribuan jarum. Seandainya saja, Kakek Dongyi tidak memintanya untuk tetap berada di dalam kolam, mungkin Liiu Yaoshan akan segera naik dan berpakaian karena kedinginan.
Agghhh...
Agghhh...
Liiu Yaoshan mengerang kesakitan karena rasa dingin yang menyerangnya semakin hebat.
Bahkan dari sudut bibirnya, menetes darah hitam yang kental.
Agghhh...
Agghhh...
Aagghhh....
Erangan Liiu Yaoshan berubah menjadi teriakan yang sangat kencang.
Dari mulutnya sekarang, Liiu Yaoshan memuntahkan darah hitam yang sangat banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments