Chapter 2

Keisya berdiri di luar caffe berdinding kaca tepat di belakangnya adalah sebuah pesisir pantai dengan hamparan pasor putih nan indah juga terdapat banyak turis memakai bikini sedang bermain bola voli, menatap ke dalam kaffe ada sang kakak yang sedang melayani minuman kepada pengunjung.

Pandangan Kei terus mengarah mengikuti langkah sang kakak, di sisi lain Arsen menatap Kei dengan tatapan penasaran pada gadis cantik berperawakan tinggi sekitar 158 centi meter, dengan rambut hitam tergerai lurus panjang sedada, memiliki kulit putih bersih, bermata lebar, berwajah ayu natural, dan berpakaian sederhana hanya memakai jeans hitam di padukan dengan kaos abu abu berlengan pendek, tak lupa menggendong tas ransel dan juga memegang sebuah koper berwarna merah darah.

"Hei salsa, apa kabar?" ucap seorang pengynjung laki laki berumur sekitar 40 tahun itu kepada Salsabila, kakak Kei.

"Kau terlihat sangat cantik hari ini, Salsa." ucap teman laki laki yang tadi menyapa Salsa, lalu tangannya memasukan selembar uang di baju Salsa.

"Thank you!" Salsa tersenyum lalu berbalik arah membawa sebuah nampan kosong.

Keisya yang menatap adegan sang kakak di depan mata hanya bisa melongo tak percaya, melihat gadis yang sedari tadi mencuri perhatiannya terkejut Arsenpun menoleh ke arah Salsabila.

Ya, Arsen sering datang ke caffe ini. Jadi ini sedikit tau tentang Salsabila, karena Salsa selalu menyapa mengunjung dan melayani setiap pengunjung yang datang ke tempat ini.

"Hei Salsabila Kirani, apa tadi malam kamu sampai di rumah dengan aman?" tanya seorang laki laki menghadang jalan Salsa.

"Iya, tentu."

"Apa kau punya kesibukan malam ini? Bagaimana jika malam ini kau melayaniku lagi seperti semalam?" ucapnya.

"Malam ini?"

"Tentu saja aku terpesona dengan kehebatanmu bekerja melayaniku, bagaimana bisakah malam ini kau melayaniku lagi? Jangan membuatku memohon" ucap pria itu berjalan mengejar Salsabila.

Kei terus menatap perginya langkah sang kakak dengan ekspresi kecewa, ternyata sang kakak yang selalu di banggakan oleh ibunya bekerja sebagai perempuan kotor yang suka melayani pria pria berhidung belang.

"Haruskah aku menambah kopimu?" ucap Salsabila menghampiri Arsen.

Arsen tak menjawab, pandangannya fokus menatap ke arah gadis yang berdiri tepat di sampingnya namun tertabas dinding kaca. Salsa menuangkan segelas kopi lagi untuknya, melihat Arsen tak menjawab pertanyaan seperti biasanya Salsapun mengangkat pandangannya ke agar pandangan yang di tuju oleh Arsen kemudian meletakan teko kasar ke meja.

"Keisya Anindira." ucap Salsabila menemui adiknya.

"Apa yang terjadi di rumah? Kenapa kamu datang ke sini? Bagaimana dengan ibu? Apa ibu baik baik saja?" Salsa mencecar banyak pertanyaan kepada samg adik.

"Ibu? Bisa bisanya kata ibu keluar dari mulutmu sekarang? Saat semua sudah aku ketahui sendiri dengan mata kepalaku di sini." ucap Keisya dengan air mata yang akan meluncur, suaranya sudah bergetar menahan tangis.

"Kenapa kau datang ke sini?"

"Aku sudah mencoba menghubungi kakak tapi tidak bisa, kakak bilang di sini untuk kuliah?"

"Siapa yang memberi tahumu jika aku bekerja di sini?"

"Apa yang kamu maksud siapa? Tentu pria yang sudah memiliki kekasih, tapi hanya tinggal bersama kakak tanpa menikah."

"Kamu pergi ke rumahku?"

"Tentu saja aku pergi ke rumahmu. Sampai kapan kakak akan berbohong? Kakak bilang di sini untuk kuliah, bertemu dengan pria baik, lalu akan menikah? Apa sedikitpun kakak tidak merasa iba pada ibu yang bekerja siang dan malam sebagai pembantu? Lalu gajinya hanya untuk di kirimkan setiap bulannya kepada kakak. Dasar kau gila!" teriak Keisya tak tahan lagi dengan semua kebohongan sang kakak.

Tanpa menjawab lagi, Salsa berjongkok membuka koper yang Keisya bawa lalu mengobrak abrik semua isinya untuk mencari uang.

"Hentikan!" teriak Kei di iringi air mata yang meluncur cepat.

"Apa kau bawa uang?"

"Aku sudah datang jauh jauh ke sini yang kau tanyakan hanya itu, kak? Aku mendapat karma karena telah meninggalkan ibu sendirian untuk pergi mencarimu di sini, aku benar benar langsung mendapat karma." Keisya berbicara dengan suara parau.

Tak lama Salsa berhasil menemukan segebok uang di antara tumpukan baju yang berada di koper Keisya, hasil dari hasil penjualan rumah mereka.

"Kau harapan terakhirku untuk bisa kuliah, bagaimana kau bisa tega membiarkan aku makan sehari hari dengan makanan sisa yang ibu bawa dari rumah majikannya hanya demi hidup hemat agar bisa mengirimi uang rutin setiap bulan? Tapi kau di sini malah bersenang senang." teriak Keisya yang sudah tidak bisa menahan emosinya.

"Maafkan aku! Lindungi aku dari ibu untuk kali ini saja." jawabnya kemudian mengambil segepok uang yang ia temukan tadi.

"Jangan bawa uang itu kak" Kei menarik amplop berwarna coklat yang Salsa pegang.

"Cepat kembalilah ke Indonesia, aku akan menelpon ibu dan menjelaskan semuanya." ucap Salsa yang langsung berbalik badan untuk segera pergi, namun dengan sigap Kei menarik tangan sang kakak.

"Jangan mengambil uang itu! bagaimana kamu bisa setega ini pada ibu? itu adalah uang dari hasil penjualan rumah kita satu satunya."

"Cepat pergi dari sini." teriak Salsa mendorong tubuh adiknya, lalu berlari untuk segera pergi meninggalkan Kei.

"Kakak! Kakak! Kakak jangan pergi meninggalkan aku sendirian di sini! Kakak, hiks hiks.." teriak Keisya namun sudah tidak di hiraukan lagi oleh kakaknya.

Keisya ingin mengejar kakaknya untuk mengambil kembali uang yang ia bawa dari Indonesia, tapi ia berhenti saat melihat isi kopernya berserakan dijalanan kemudian ia segera memasukan kembali baju baju miliknya ke dalam koper dengan isak tangis yang masih terdengar jelas.

Di sisi lain, Arsen terus menatap adengan panjang kisah memilukan gadis ini. Hatinya merasa iba melihatnya jauh jauh datang ke Indonesia hanya untuk melihat kebohongan wanita pelayan caffe ini yang baru gadis itu ketahui, pandangannya sama sekali tak berkedip hatinya teringat pada dirinya sendiri yang di kirim ke tempat ini oleh keluarganya untuk di asingkan dan di buang. Hanya saja dia berasal dari keluarga kaya raya, yang beralasan menyuruhnya pergi bersekolah di luar negeri agar bisa bersekolah di tempat yang baik.

"Kakak, hiks hiks hiks hiks." ucap Keisya dengan lemahnya.

"Ombak di pantai sudah mulai menyenangkan, mari segera mengambil papan selancar." ucap Jhon yang tiba tiba duduk di hadapan Arsen.

"Huuussstt..." Arsen mengangkat telunjuknya tepat di depan mulutnya sendiri, memberi isyarat pada Jhon agar bisa diam namun tatapannya masih fokus pada Keisya.

"Kenapa? Ya ampun, gadis cantik itu kenapa menangis sendirian di sana?" ucap Jhon terkejut setelah menoleh ke arah luar caffe.

"Aku akan segera mengurusnya dan menenangkan gadis malang itu." imbuhnya bergegas pergi keluar untuk menghampiri Keisya.

Arsen yang tersadarpun segera menoleh mencari keberadaan Jhonnyang sudah tidak ada di depannya.

"Ah, benar benar pria gila!" desah Arsen mengacak rambutnya kesal.

"Apa kau baik baik saja, nona?" tanya Arsen membantu memasukan sepasangbsepatunke dalam koper Kei.

"Oh! Aku baik baik saja, terima kasih." ucap Keisya gugup sekaligus terkejut melihat pria asing tiba tiba datang di hadapannya.

"Apa ini untukku? Terima kasih." tanya Jhon meraih bingkisan plastik hitam dari tangan Kei, laku segera membawa kabur bingkisan itu.

"Hei pencuri, berhenti!" teriak Kei mengejar pria itu, bagaimana mungkin ia membiarkan musibah bertubi tubi datang menghampirinya begitu saja.

"Hei Jhon, berhenti. Itu bukan narkoba!" teriak Arsen pada temannya.

Tiba tiba saja Jhon tersandung dan jatuh tersungkur di pasir pantai.

"Kembalikan ini padaku, dasar kau pencuri!" Kei menarik kuat bingkisan plastik hitam itu.

Krek!

Bingkisan yang terbalut plastik hitam itupun sobek, membuat isinya berhamburan kemana mana mengenau tubuh dan wajah Jhon.

Kemudian Jhon kejang dan pingsan.

Terpopuler

Comments

Azzma Wati

Azzma Wati

kayak cerita film Korea,,

2023-05-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!