Aksa berjalan ke arah dapur, tapi baru saja hendak meraih gagang pintu lemari pendinginnya seseorang yang datang tiba-tiba memeluk erat tubuhnya dari arah belakang.
"Mas Aksa sudah hampir dua minggu tidak datang ke kamarku, aku sangat kesepian Mas," ucapnya perempuan itu dengan mengeratkan pelukannya itu ditubuh sispack nya Aksa.
Aksa berbalik badan menghadap ke arah perempuan itu yang tidak lain adalah istri keduanya sendiri. Aksa celingak-celinguk memperhatikan sekitarnya lalu membalas pelukan dari Avanti istri keduanya itu.
"Sayang kamu harus mengerti kalau Adina lagi hamil dan butuh perhatian ekstra, makanya aku belum sempat ke kamarmu, kamu harus ingat dan jangan pernah lupa jika kita berdua itu hidup dari belas kasih nya Adina, jika hubungan kita sampai ketahuan siapa yang akan menanggung biaya hidupmu dengan putra kita, jadi sabarlah dan tetap bermain cantik, karena tidak mungkin juga saya meninggalkan dia dan lebih-lebih aku mencampakkanmu karena posisi kalian dihatiku ini sama, cintaku terbagi dua sama besarnya," Aksa mengecup bibirnya Avanti dengan penuh kelembutan.
Avanti sudah mengalungkan kedua tangannya di lehernya Aksa suaminya yang dinikahinya secara siri itu.
"Kenapa sih mas enggak cari kerjaan? Kalau mas kerja kan saya tidak perlu tinggal seatap dengan maduku, aku itu tidak tahan melihat kalian setiap hari menunjukkan kemesraan dan keromantisan kalian, hatiku sangat sakit Mas, aku ini hanya manusia biasa, aku masih bisa bersabar menerima jika aku kekasih pertamamu menjadi istri simpanan, tapi bukan seperti ini juga caranya Mas," terangnya Avanti.
"Bukannya aku enggak cari kerjaan sayang,tapi setiap aku cari selalu saja ditolak oleh pemilik perusahaan dengan berbagai alasan yang menurut aku tidak masuk akal, kalau masalah rumah kamu tidak perlu khawatir karena Adina akan memberikan kamu pinjaman uang untuk cari rumah yang pantas kalian tinggali, sehingga kita lebih leluasa untuk bertemu sayang," ungkap Aksa yang sudah menggendong tubuhnya Avanti berjalan ke arah dalam kamarnya Avanti saking bersemangatnya sampai-sampai Aksa melupakan untuk menutup rapat-rapat dan mengunci pintu kamar Avanti.
Sedang di tempat lain masih dalam area lokasi yang sama, Adina terbangun dari tidurnya karena merasakan kehausan. Adina meraba-raba nakas meja ranjangnya itu.
"Haus banget, tapi ternyata teko airnya tidak ada, mungkin Mas sudah mengambil di dapur kalau gitu aku susul saja," gumamnya Adina yang berjalan perlahan-lahan dengan penuh kehati-hatian.
Adina meraih sebotol air mineral kemasan dari dalam kulkasnya, dia duduk di atas meja makan sambil menikmati segelas minuman air putih.
"Mas Aksa kok gak ada yah,dia ada fi mana?" Cicitnya sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling dapur tersebut dan tidak melihat keberadaan suaminya itu.
Adina berjalan ke arah kamar Avanti karena biasanya dia sering mengecek apa anaknya Avanti kehabisan susu formulanya apakah tidak. Kadang kala Adina membantu untuk menggendong Arfan putranya Avanti jika sedang rewel dan ibunya membuat susu.
Adina membuka pintu itu dengan sangat pelan tapi,kedua bola matanya melotot, terperangah dan membelalakkan matanya saking terkejutnya melihat apa yang sedang dilakukan oleh Avanti sang pemilik kamar.
"Astagfirullah aladzim," tubuhnya Adina terhuyung ke belakang saking shocknya sehingga punggungnya terantuk ke pintu dan tanpa disadarinya tubuhnya terduduk di atas lantai.
Kedua orang itu saking asyiknya terbuai dalam keadaan sampai-sampai tidak menyadari kedatangan Adina di dalam sana.
"Auh sakit!!" Teriaknya Adina.
Aksa dan Avanti segera menolehkan kepalanya ketika mendengar suara teriakannya Adina dan suara benda ambruk dengan terjatuh ke atas lantai.
"Mbak Adina," cicitnya Avanti yang segera meraih pakaiannya yang sudah tercecer di atas lantai dengan tergesa-gesa.
"Ya Allah… Adina istriku!" Teriaknya Aksa yang berlari terburu-buru ke arah Adina yang terduduk di atas lantai keramik dengan darah dan air ketuban yang bercampur menjadi satu sudah membasahi daster batik yang dipakainya hingga membasahi sebagian daerah lantai yang diduduki oleh Adina.
"Mas Aksa! Pakai pakaianmu dulu sebelum menolong Mbak Adina!" Cegahnya Avanti yang berteriak kencang menghalangi apa yang akan dilakukan oleh Aksa dalam keadaan tanpa memakai pakaian apapun yang membungkus seluruh permukaan kulitnya itu.
Mereka seolah seperti sedang berlomba memakai pakaian mereka masing-masing sedangkan Adina semakin merasakan sakit yang tidak tertahankan hingga kedua matanya terpejam perlahan.
"Mas Aksa tega padaku," lirihnya Adina sebelum memejamkan matanya.
"Adina tunggu Mas akan segera membawa kamu ke rumah sakit," ucapnya Aksa yang sudah menggendong tubuh istrinya itu dengan berusaha berjalan cepat.
"Cepat Mas! Mbak Avanti sudah pingsan,saya akan ke kamarnya untuk ambilkan perlengkapan melahirkannya Mbak Avanti," usulnya Avanti yang bergerak cepat sebelum terlambat.
Avanti memangku kepalanya Adina, raut wajahnya memancarkan ketakutan, kepanikan, kesedihan, kecemasan, rasa bersalah yang sangat mendalam yang berlebih-lebihan yang bercampur menjadi satu bagian di dalam hati dan pikirannya mereka berdua.
"Ya Allah… aku memang salah,tapi aku sangat mencintai istriku Adina saya tidak ingin terjadi sesuatu pada calon anakku dan istriku ya Allah," gumamnya Aksa yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi.
Avanti menatap ke arah suaminya itu," Mas Aksa terlihat begitu rapuh, takut, cemas dan merasa bersalah, ini semua gara-gara saya yang sudah tidak bisa menahan hasrat ku sendiri, maafkan aku Mbak Adina," gerutunya Avanti yang menyesalkan sikapnya sendiri yang terlalu gegabah dalam mengambil keputusan.
Avanti terus berusaha untuk menyadarkan Adina agar segera tersadar dari pingsannya.
"Mbak bangunlah maafkan saya, ini semua salahku yang sudah menyebabkan Mbak harus menderita," ucapnya yang terus-menerus menyesali kesalahannya itu.
Air matanya semakin menetes membasahi pipinya Avanti, apalagi melihat Adina madunya tidak sadarkan diri dan kondisi kesehatannya semakin memburuk.
"Suster! Dokter! Tolong cepat selamatkan istri dan bayiku," teriak Aksa yang suaranya cukup menggelegar memekakkan telinga memenuhi seluruh sudut ruangan rumah sakit dini hari itu.
Perawat yang menyadari kedatangan mereka segera bertindak cepat tanpa menunda lebih lama lagi. Bangkar sudah didorong oleh beberapa perawat ke arahnya.
"Sus! Persiapkan secepatnya ruang operasi, pasien butuh penanganan dan tindakan secepatnya sebelum terlambat!" Perintahnya dokter yang berjalan tergesa-gesa sambil memeriksa perutnya
Adina segera dilarikan ke dalam ruang operasi karena kondisinya sudah cukup parah. Aksa dan Avanti semakin merasa bersalah setelah mendengar perkataan dari dokter. Tubuhnya Aksa terhuyung beberapa langkah setelah mendengar perkataan dari dokter yang menangani kesehatannya Adina.
"Ya Allah… ini semua kesalahanku, aku sudah lalai dalam menjagamu istriku dan calon bayi kita," gumam Aksa yang tubuhnya terduduk di atas kursi sedangkan Avanti tidak menggubris apa yang terjadi pada Aksa suaminya itu,dia terus berjalan cepat mengikuti kemana perginya Adina dan rombongan tim medis.
"Saya harus segera menghubungi nomor hpnya Arsyana dan juga keluarganya yang lain untuk segera datang," cicit Avanti sambil merogoh saku celananya yang untungnya tadi masih sempat mengambil hpnya Adina yang tergeletak di tepi meja riasnya Adina sendiri.
Arvin dan Arsyana serta pak Gunawan serta Bu Citra sudah dijalan menuju rumah sakit. Mereka sangat terkejut mendengar berita duka tersebut.
Aksa berjalan mondar mandir di depan pintu ruang operasi. Dia sangat ketakutan dan dipikirannya bayangan perselingkuhannya terus menghantuinya. Aksa menyugar rambutnya dengan gusar, dia tidak tahu harus menjawab apa dan berbicara dengan bagaimana, jika Adina sadar dari operasinya.
Berselang beberapa menit kemudian, rombongan saudaranya dan kedua orang tuanya Adina sudah hadir di depan ruang operasi setelah mendapatkan informasi lebih jelas dari Aksa anak menantunya. Pak Adithama dan juga Istrinya Bu Ainun sudah berada di antara mereka.
"Aksa apa yang terjadi pada istrimu Nak, kenapa bisa dia seperti ini?" Tanyanya Bu Ainun yang berusaha untuk bertanya dan mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
suami laknat, bercinta drmh istrinya sndr
2023-05-28
1
niktut ugis
suami yg nganggur & madu yg benalu bener² pasangan laknat
2023-05-24
2
Zuraida Zuraida
laki laknat
2023-05-15
1