Bab 4 ( Perubahan sikap Rangga )

Kasih merasa heran karena saat ini Rangga terus diam mematung di depan pintu kamar Dita.

"Mas, Mas baik-baik saja kan?" tanya Kasih.

"Eh, iya Dita, Mas baik-baik saja," ujar Rangga yang sudah salah menyebut nama Kasih dengan sebutan Dita.

"Kenapa Mas barusan menyebut nama Dita?" tanya Kasih yang merasa heran.

"Maksud Mas, apa ini kamar Dita?"

"Oh iya Mas, itu kamar Dita, Kasih kira Mas lagi mikirin Dita," jawab Kasih dengan tersenyum.

Setelah berada di dalam kamar, Rangga langsung merebahkan tubuhnya, begitu juga dengan Kasih yang ikut tidur di samping Rangga, tapi tidak biasanya Rangga acuh kepada Kasih, bahkan Rangga langsung membelakangi Kasih.

Ada apa sebenarnya dengan Mas Rangga? tidak biasanya Mas Rangga tidur dengan membelakangiku? ucap Kasih dalam hati.

"Mas, apa Mas Rangga ada masalah?" tanya Kasih, tapi Rangga diam tidak menjawab dan lebih memilih untuk berpura-pura tidur.

"Sepertinya Mas Rangga sudah tidur, sebaiknya sekarang aku membersihkan diri dulu," ujar Kasih dengan berlalu ke dalam kamar mandi.

Maafkan aku Kasih, karena aku sudah mengacuhkanmu. Aku pikir setelah lama tidak bertemu dengan Dita, aku bisa melupakannya, tapi ternyata aku salah, karena setelah bertemu kembali dengannya, perasaan cintaku terhadap Dita malah semakin besar, batin Rangga yang saat ini berada dalam dilema.

Dua jam kemudian, Rangga memutuskan untuk membersihkan diri, sedangkan Kasih saat ini sedang membantu Bunda Cinta memasak untuk makan malam.

Setelah masakan matang, Kasih kembali ke kamar untuk memanggil Rangga makan malam.

"Mas ternyata udah bangun sama mandi juga, kenapa tidak memanggil Kasih untuk menyiapkan air untuk Mas mandi?

"Tidak apa-apa Kasih, aku bisa melakukannya sendiri, lagian kamu pasti sedang sibuk bantuin Bunda di dapur kan."

"Iya Mas, tapi sekarang sudah selesai, sebaiknya kita turun ke bawah, kita ikut Shalat berjamaah Maghrib di Mushala sebelum makan malam," ujar Kasih yang hendak menggandeng tangan Rangga, tapi Rangga berjalan lebih dulu, sehingga membuat Kasih bertanya-tanya dengan perubahan sikap Rangga.

Rangga dan Dita kembali diam mematung saat mereka berdua berpapasan ketika sama-sama ke luar dari dalam kamar.

"Dita, bagaimana keadaan kamu sekarang? apa sudah lebih baik?" tanya Kasih dengan menghampiri Dita yang masih berdiri di depan pintu.

"Alhamdulillah sekarang aku sudah lebih baik Kasih, kalau begitu sekarang kita ke bawah, semuanya pasti sudah menunggu untuk Shalat berjamaah," jawab Dita dengan menggandeng Kasih untuk turun ke bawah, dan Rangga mengikuti langkah dua perempuan yang berarti dalam kehidupannya.

Bunda Cinta merasa sedih ketika melihat Dita, Kasih dan juga Rangga turun dari tangga secara bersamaan, karena saat ini mereka harus terlibat cinta segitiga.

Saat ini perasaan Dita dan Rangga pasti sedang tidak baik-baik saja, apalagi kalau sampai Kasih mengetahui hubungan antara Dita dan Rangga, karena Kasih pasti akan merasa tidak enak sudah menjadi orang ketiga dalam hubungan saudaranya sendiri, ucap Bunda Cinta dalam hati.

"Dita sayang, bagaimana sekarang, Dita sudah merasa lebih baik kan?" tanya Bunda Cinta dengan merangkul tubuh Dita.

Mata Dita terlihat berkaca-kaca ketika menatap wajah Bunda Cinta, dan Bunda Cinta menghela nafas panjang karena beliau sangat mengerti perasaan Dita saat ini.

Semuanya melaksanakan Shalat Maghrib berjamaah dengan Ayah Ilham yang menjadi Imam nya, setelah itu mereka menuju meja makan untuk makan malam.

Rangga saat ini duduk di antara Dita dan Kasih, ketika Dita hendak mengambil nasi, Rangga hendak mengambil nasi juga, sampai akhirnya tangan mereka berdua saling berpegangan dengan memegang sendok nasi yang sama.

Netra mereka berdua saling bertemu, bahkan keduanya tidak berkedip karena baik Dita mau pun Rangga masih memiliki perasaan cinta yang sama dalam hati keduanya.

"Ekhem, ingat Kak Rangga, Kak Rangga sudah punya Kak Kasih," celetuk Iqbal, sehingga Rangga melepaskan tangan Dita.

"Maaf," ucap Rangga dengan lirih.

Kenapa aku melihat tatapan Mas Rangga kepada Dita terlihat berbeda? mereka seperti sudah saling mengenal lama, dan mata keduanya terlihat menyiratkan kerinduan yang mendalam. Mikir apa aku? Mas Rangga dengan Dita kan baru bertemu sekarang, mungkin itu hanya pikiranku saja, ucap Kasih dalam hati.

Setelah Dita mengambil nasi, Kasih mengambilkan Rangga nasi dan lauk, kemudian semuanya mulai makan malam setelah Ayah Ilham memimpin do'a.

Iqbal terus saja mengajak semuanya mengobrol, karena dari kecil Iqbal selalu saja cerewet.

"Nak, kalau lagi makan jangan bicara terus," ujar Ayah Ilham, dan akhirnya Iqbal berhenti bercerita.

"Jangan sedih Boy, nanti kita lanjutin ceritanya setelah makam malam. Malam ini kita begadang, sekarang kan malam minggu, jadi Om Dika bakalan tidur di kamar kamu," ujar Dika dengan merangkul tubuh Iqbal.

"Om Dika emang selalu mengerti Iqbal. Nanti kita tanding main game ya Om," ujar Iqbal dengan antusias.

Ilham terkadang merasa cemburu dengan kedekatan Dika dengan Anak-anaknya, tapi Cinta selalu menghibur Ilham, dan Ilham selalu merasa beruntung karena mempunyai istri yang begitu pengertian seperti Cinta, apalagi Ilham juga sudah tidak mempunyai keluarga setelah Ibu kandungnya meninggal Dunia lima tahun yang lalu.

"Semuanya, maaf ya Dita duluan,"

"Sayang, kenapa Dita buru-buru sekali?" tanya Dika.

"Dita belum membereskan baju Om," ucap Dita mencoba mencari alasan.

"Apa Dita perlu bantuan?" tanya Dika.

"Tidak perlu Om, Dita kan udah besar," jawab Dita, kemudian melangkahkan kaki menuju kamarnya.

Sejak Mbok Nah meninggal dunia, keluarga Pratama tidak memakai jasa Pembantu lagi, dan Cinta selalu mengajarkan Anak-anaknya untuk hidup mandiri dari semenjak mereka masih kecil.

"Tidak terasa ya, sekarang Anak-anak sudah besar, mungkin sebentar lagi kita bakalan dipanggil Kakek dan Nenek oleh Anak Kasih," ujar Dika, dan Kasih terlihat sedih ketika mendengar perkataan Dika, karena Dika masih belum mengetahui tentang penyakit Kasih.

"Kalau begitu Kasih ke kamar juga ya semuanya," ujar Kasih.

"Lho, kenapa jadi pada ke kamar sih? kalian pasti mau lembur bikinin Cucu kan buat kami," goda Dika, dan Kasih hanya tersenyum menanggapi perkataan Dika.

Setelah Kasih dan Rangga pergi, Iqbal pun pamit kepada kedua orangtuanya untuk ke kamar lebih dulu, dan Cinta memutuskan untuk mengatakan tentang penyakit Kasih kepada Dika.

"Kak, sebenarnya ada yang ingin kami bicarakan tentang Kasih," ujar Cinta.

"Memangnya ada apa dengan Kasih?" tanya Dika.

"Sebenarnya Kasih tidak akan bisa memiliki keturunan karena Kasih dinyatakan mandul, apalagi terdapat kista pada rahim Kasih yang sudah berubah menjadi penyakit miom, jadi mau tidak mau Kasih harus melakukan pengangkatan rahim sebelum sel tumor nya menyebar," jelas Cinta.

Dika begitu terkejut mendengar perkataan Cinta, dan Dika merasa bersalah karena sudah menyinggung masalah Anak pada Kasih.

"Kasihan sekali Kasih, Kakak jadi merasa bersalah karena barusan sudah menyinggung Kasih tentang masalah Anak. Apa Rangga sudah tau tentang penyakit yang saat ini Kasih derita?"

Terpopuler

Comments

Caca

Caca

semangka.... semangat kk

2025-01-20

1

@Kristin

@Kristin

Vote buat mu Thor semangat up nya 💪

2023-04-10

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Duhhhh Ranggga kamu ini, emang hrs keceplosan sih...

2023-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Mandul )
2 Bab 2 ( Istri untuk Suamiku )
3 Bab 3 ( Kejutan yang menyakitkan )
4 Bab 4 ( Perubahan sikap Rangga )
5 Bab 5 ( Lupakan Aku )
6 Bab 6 ( Orang Ketiga )
7 Bab 7 ( Cinta Segitiga )
8 Bab 8 ( Menjaga jodoh orang )
9 Bab 9 ( Cinta Suamiku bukan Untukku )
10 Bab 10 ( Antara Kasih dan Dita )
11 Bab 11 ( Perempuan bawel VS Lelaki mesum )
12 Bab 12 ( Senyum dibalik Luka )
13 Bab 13 ( Pura - pura miskin )
14 Bab 14 ( Mencintai tanpa memiliki )
15 Bab 15 ( Separuh hatimu bukanlah untukku )
16 Bab 16 ( Jodoh pasti bertemu )
17 Bab 17 ( Calon istri untuk Rangga )
18 Bab 18 ( Mendukung Rangga dan Dita )
19 Bab 19 ( Perkelahian Rangga dan Rizki )
20 Bab 20 ( Salahkah aku mencintaimu )
21 Bab 21 ( Salah paham )
22 Bab 22 ( Penolakan Dita )
23 Bab 23 ( Calon Suami Syifa )
24 Bab 24 ( Rencana licik Bu Susi dan Mayang )
25 Bab 25 ( Mencoba membuka hati )
26 Bab 26 ( Cemburu )
27 Bab 27 ( Lebih baik dicintai daripada mencintai )
28 Bab 28 ( Getaran aneh dalam dada )
29 Bab 29 ( Aku akan menikahimu )
30 Bab 30 ( Pernikahan dadakan )
31 Bab 31 ( Seperti Cinderella )
32 Bab 32 ( Jangan sentuh istriku )
33 Bab 33 ( Operasi pengangkatan rahim )
34 Bab 34 ( Kedatangan Ahmad )
35 Bab 35 ( Kenapa Dita mirip Tia? )
36 Bab 36 ( Nasib yang sama )
37 Bab 37 ( Ucapan adalah Do'a )
38 Bab 38 ( Menjadi Teman )
39 Bab 39 ( Acara pertunangan Dita dan Rizki )
40 Bab 40 ( Jauh di mata dekat di hati )
41 Bab 41 ( Membasmi bibit-bibit Pelakor )
42 Bab 42 ( Syifa Hamil )
43 Bab 43 ( Pernikahan yang gagal )
44 Bab 44 ( Nikahi Dita )
45 Bab 45 ( Orangtua Asuh )
46 Bab 46 ( Perdebatan pada malam pertama )
47 Bab 47 ( Hidup mempunyai pilihan )
48 Bab 48 ( Ciuman pertama )
49 Bab 49 ( Separuh jiwaku pergi )
50 Bab 50 ( Meminta cerai )
51 Bab 51 ( Berbagi Suami )
52 Bab 52 ( Menantu yang tidak di anggap )
53 Bab 53 ( Bertahan sakit, berpisah sulit )
54 Bab 54 ( Hasutan Bela )
55 Bab 55 ( Kepergian Kasih )
56 Bab 56 ( Apa salah kasih? )
57 Bab 57 ( Pengakuan cinta Ahmad )
58 Bab 58 ( Kontrak seumur hidup )
59 Bab 59 ( Meminta restu )
60 Bab 60 ( Semua akan indah pada waktunya )
61 Promosi Novel ( 1 Ranjang 3 Nyawa )
62 Promosi Novel ( Arjuna Mencari Cinta )
63 Bab 63 Season 3 ( Pernikahan kedua )
64 Bab 64 ( Senyum dibalik luka )
65 Bab 65 ( Hanya manusia biasa )
66 Bab 66 ( Berbagi Suami )
67 Bab 67 ( Luka cinta )
68 Bab 68 ( Orang ketiga )
69 Bab 69 ( Overthinking )
70 Bab 70 ( Drama di pagi hari )
71 Bab 71 ( Cinta itu buta dan tuli )
72 Bab 72 ( Rencana Tuhan selalu indah )
73 Bab 73 ( Berdebat )
74 Bab 74 ( Ancaman )
75 Bab 75 ( Antara adil dan tidak )
76 Bab 76 ( Dilema )
77 Bab 77 ( Nasi sudah menjadi bubur )
78 Bab 78 ( Pindah rumah )
79 Bab 79 ( Keluarga Toxic )
80 Bab 80 ( Hari pertama bekerja )
81 Bab 81 ( Kesalahan yang fatal )
82 Bab 82 ( Istri pertama VS Istri kedua )
83 Bab 83 ( Takdir cinta yang ku pilih )
84 Bab 84 ( Tes kesuburan )
85 Bab 85 ( Berubah )
86 Bab 86 ( Mandul )
87 Bab 87 ( Obsesi )
88 Bab 88 ( Khilaf terdalam )
89 Bab 89 ( Terlanjur kecewa )
90 Bab 90 ( Hidup memiliki pilihan )
91 Bab 91 ( Mimpi buruk )
92 Bab 92 ( Memperbaiki hubungan )
93 Bab 93 ( Bukan Menantu idaman )
94 Bab 94 ( Bertepuk sebelah tangan )
95 Bab 95 ( Sulit didekati )
96 Bab 96 ( Cinta satu malam )
97 Bab 97 ( Hamil )
98 Bab 98 ( Permintaan maaf )
99 Bab 99 ( Menantu yang tak di anggap )
100 Bab 100 ( Memutuskan hubungan )
101 Bab 101 ( Hanya sebatas angan )
102 Bab 102 ( Biarkan aku menyerah )
103 Bab 103 ( Aku pergi )
104 Bab 104 ( Menyerah )
105 Bab 105 ( Perceraian )
106 Bab 106 ( Tes DNA )
107 Bab 107 ( Jatuhnya talak )
108 Bab 108 ( Sudah berakhir )
109 Bab 109 ( Fakta yang terungkap )
110 Bab 110 ( Akhir semuanya )
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 ( Mandul )
2
Bab 2 ( Istri untuk Suamiku )
3
Bab 3 ( Kejutan yang menyakitkan )
4
Bab 4 ( Perubahan sikap Rangga )
5
Bab 5 ( Lupakan Aku )
6
Bab 6 ( Orang Ketiga )
7
Bab 7 ( Cinta Segitiga )
8
Bab 8 ( Menjaga jodoh orang )
9
Bab 9 ( Cinta Suamiku bukan Untukku )
10
Bab 10 ( Antara Kasih dan Dita )
11
Bab 11 ( Perempuan bawel VS Lelaki mesum )
12
Bab 12 ( Senyum dibalik Luka )
13
Bab 13 ( Pura - pura miskin )
14
Bab 14 ( Mencintai tanpa memiliki )
15
Bab 15 ( Separuh hatimu bukanlah untukku )
16
Bab 16 ( Jodoh pasti bertemu )
17
Bab 17 ( Calon istri untuk Rangga )
18
Bab 18 ( Mendukung Rangga dan Dita )
19
Bab 19 ( Perkelahian Rangga dan Rizki )
20
Bab 20 ( Salahkah aku mencintaimu )
21
Bab 21 ( Salah paham )
22
Bab 22 ( Penolakan Dita )
23
Bab 23 ( Calon Suami Syifa )
24
Bab 24 ( Rencana licik Bu Susi dan Mayang )
25
Bab 25 ( Mencoba membuka hati )
26
Bab 26 ( Cemburu )
27
Bab 27 ( Lebih baik dicintai daripada mencintai )
28
Bab 28 ( Getaran aneh dalam dada )
29
Bab 29 ( Aku akan menikahimu )
30
Bab 30 ( Pernikahan dadakan )
31
Bab 31 ( Seperti Cinderella )
32
Bab 32 ( Jangan sentuh istriku )
33
Bab 33 ( Operasi pengangkatan rahim )
34
Bab 34 ( Kedatangan Ahmad )
35
Bab 35 ( Kenapa Dita mirip Tia? )
36
Bab 36 ( Nasib yang sama )
37
Bab 37 ( Ucapan adalah Do'a )
38
Bab 38 ( Menjadi Teman )
39
Bab 39 ( Acara pertunangan Dita dan Rizki )
40
Bab 40 ( Jauh di mata dekat di hati )
41
Bab 41 ( Membasmi bibit-bibit Pelakor )
42
Bab 42 ( Syifa Hamil )
43
Bab 43 ( Pernikahan yang gagal )
44
Bab 44 ( Nikahi Dita )
45
Bab 45 ( Orangtua Asuh )
46
Bab 46 ( Perdebatan pada malam pertama )
47
Bab 47 ( Hidup mempunyai pilihan )
48
Bab 48 ( Ciuman pertama )
49
Bab 49 ( Separuh jiwaku pergi )
50
Bab 50 ( Meminta cerai )
51
Bab 51 ( Berbagi Suami )
52
Bab 52 ( Menantu yang tidak di anggap )
53
Bab 53 ( Bertahan sakit, berpisah sulit )
54
Bab 54 ( Hasutan Bela )
55
Bab 55 ( Kepergian Kasih )
56
Bab 56 ( Apa salah kasih? )
57
Bab 57 ( Pengakuan cinta Ahmad )
58
Bab 58 ( Kontrak seumur hidup )
59
Bab 59 ( Meminta restu )
60
Bab 60 ( Semua akan indah pada waktunya )
61
Promosi Novel ( 1 Ranjang 3 Nyawa )
62
Promosi Novel ( Arjuna Mencari Cinta )
63
Bab 63 Season 3 ( Pernikahan kedua )
64
Bab 64 ( Senyum dibalik luka )
65
Bab 65 ( Hanya manusia biasa )
66
Bab 66 ( Berbagi Suami )
67
Bab 67 ( Luka cinta )
68
Bab 68 ( Orang ketiga )
69
Bab 69 ( Overthinking )
70
Bab 70 ( Drama di pagi hari )
71
Bab 71 ( Cinta itu buta dan tuli )
72
Bab 72 ( Rencana Tuhan selalu indah )
73
Bab 73 ( Berdebat )
74
Bab 74 ( Ancaman )
75
Bab 75 ( Antara adil dan tidak )
76
Bab 76 ( Dilema )
77
Bab 77 ( Nasi sudah menjadi bubur )
78
Bab 78 ( Pindah rumah )
79
Bab 79 ( Keluarga Toxic )
80
Bab 80 ( Hari pertama bekerja )
81
Bab 81 ( Kesalahan yang fatal )
82
Bab 82 ( Istri pertama VS Istri kedua )
83
Bab 83 ( Takdir cinta yang ku pilih )
84
Bab 84 ( Tes kesuburan )
85
Bab 85 ( Berubah )
86
Bab 86 ( Mandul )
87
Bab 87 ( Obsesi )
88
Bab 88 ( Khilaf terdalam )
89
Bab 89 ( Terlanjur kecewa )
90
Bab 90 ( Hidup memiliki pilihan )
91
Bab 91 ( Mimpi buruk )
92
Bab 92 ( Memperbaiki hubungan )
93
Bab 93 ( Bukan Menantu idaman )
94
Bab 94 ( Bertepuk sebelah tangan )
95
Bab 95 ( Sulit didekati )
96
Bab 96 ( Cinta satu malam )
97
Bab 97 ( Hamil )
98
Bab 98 ( Permintaan maaf )
99
Bab 99 ( Menantu yang tak di anggap )
100
Bab 100 ( Memutuskan hubungan )
101
Bab 101 ( Hanya sebatas angan )
102
Bab 102 ( Biarkan aku menyerah )
103
Bab 103 ( Aku pergi )
104
Bab 104 ( Menyerah )
105
Bab 105 ( Perceraian )
106
Bab 106 ( Tes DNA )
107
Bab 107 ( Jatuhnya talak )
108
Bab 108 ( Sudah berakhir )
109
Bab 109 ( Fakta yang terungkap )
110
Bab 110 ( Akhir semuanya )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!